CALL
Kuroko no Basket Fujimaki Tadatoshi's
A/N : Awalnya fanfic ini pingin saya jadiin chapter 3-C for… di fanfic "Just a Drabble", tapi karena beberapa alasan saya tidak jadi memasukkannya ke fanfic tersebut..
Selamat menikmati~
…
Suara decit sepatu dan bola mengiringi latihan pagi yang sedang dilakukan oleh para tim basket Seirin. Aroma keringat dan semangat menjadi satu, tampak botol-botol air yang terisi penuh telah terjejer rapi ditemani beberapa handuk kecil di atas bangku yang ada disana.
PRITTTT
Bunyi peluit pertanda selesainya latihan telah berkumandang, membuat para anggota tim berjalan menuju bangku panjang disana dan mengistirahatkan otot-otot yang pegal.
"Oi, Kuroko," seorang lelaki bermata crimson bernama Kagami Taiga menghampiri pemuda yang tengah terlentang di atas lantai dingin, sepertinya pemuda itu sudah kehabisan energi untuk sekedar bangkit—bahkan menolehkan kepala pun dia sudah tidak mampu "Dari tadi ponselmu bergetar," setelah melanjutkan ucapannya lelaki bermata crimson tersebut menaruh sebuah ponsel di atas tangan kanan sang pemuda yang tepar
"Arigatou, Kagami -kun," Kuroko Tetsuya—pemuda yang tepar—berusaha duduk dan melihat ponselnya, tanpa berpikir dua kali ia menekan beberapa tombol yang ada di ponselnya dan menempelkan benda elektronik tersebut di telinga
Tak berapa lama sebuah suara yang sangat Kuroko kenali terdengar dari seberang dan membuat sebuah senyum tipis muncul di wajah datarnya
"Moshi-moshi, Akashi -kun. Maaf aku baru bisa mengangkat panggilanmu, aku baru saja selesai latihan pagi." Kuroko member jeda "Apakah ada sesuatu yang sangat penting, Akashi-kun?"
"Hm, kali ini kau kumaafkan Tetsuya. Lain kali, pastikan kau akan langsung menerima panggilanku ketika aku menghubungimu. Ya, aku ingin kita mengadakan pertemuan dengan kalian. Sekarang juga di sebuah café yang ada di dekat stasiun." Balas seseorang dari seberang
"Baik Akashi-kun. Jaa." Dan setelahnya telepon tersebut terputus, meninggalkan Kuroko yang menghela nafas dengan teman satu timnya yang memasang wajah tak suka. Terbakar api cemburu mungkin.
"Tadi itu si Akashi Seijuuro dari Rakuzan kan? Mau apa dia?!" Tanya Kagami dengan penuh emosi, takut-takut kalau si ketua boncel itu memerintahkan sesuatu yang aneh pada sahabatnya yang manis ini
"Akashi -kun hanya memerintahkan untuk berkumpul sekarang juga di café yang ada di dekat stasiun." Ucap Kuroko jujur, ia segera membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi. Ia sama sekali tidak punya niatan untuk mengganti pakaian yang ia kenakan—Kuroko mengenakan kaos berwarna hitam dan celana training
"Apa?! Sekarang?! Jangan gila, kita kan masih ada pelajaran setelah ini! Apa kau harus benar-benar memenuhi perintahnya yang seenaknya sendiri itu?!" lagi, Kagami bertanya dengan emosi yang tidak bisa ditahan
Kuroko memandang Kagami sekilas, setelah itu ia tersenyum tipis dan berkata "Karena itu adalah kewajiban kami para kesatria Kiseki no Sedai untuk memenuhi semua panggilan dan perintah sang raja. Dan kami tak ada hak untuk membantah perintah Akashi-kun." Kuroko memasang wajah datarnya lagi dan segera berlalu pergi 'Dan aku tak ingin mengecewakan Akashi-kun, lagi pula aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya. Pertemuan kali ni mungkin saja bisa dihitung sebagai kencan kami.'
Ya, karena bagi seorang Kuroko Tetsuya Akashi Seijuuro adalah segalanya—mataharinya yang paling bersinar di jagat raya dan ia tak ingin membuat sang raja yang ia cintai merasa kecewa.
Karena sesungguhnya Kuroko Tetsuya mencintai Akashi Seijuuro bahkan melebihi rasa cintanya pada Vanilla Milkshake.
-Call_End-
