Before the Wedding Translated

DISCLAIMER :

Masashi Kishimoto

DemonicXaliv (for the original fic, she permitted me to translate it)

Pairing : Absolutely Sasuke and Hinata

Sasuke memutar matanya saat ia memasuki bar. Dia tidak ingin berada di sana. Namun ia ingin menjadi orang baik untuk pernikahan temannya berarti dia harus. Dia baru saja selesai mengantar temannya yang pengantin pria ke tempat tidur dan sekarang dia harus melakukan itu untuk pengantin wanita.

Dia melangkah ke bar counter. "Kankuro, di mana dia?" Sasuke bertanya. Kankuro adalah seorang teman lama yang mendirikan bar dengan dua saudaranya.

Pria itu menyeringai padanya. "Semuanya di sana." Katanya menunjuk ke satu set meja dekat sudut. Berteriak, semua teriakan datang dari semua wanita yang ada di sana memanggilnya. "Kamu hanya perlu membawanya, aku sudah punya orang lain untuk naik.." Dia memberitahu.

"Siapa yang membiarkannya minum terlalu banyak?" Sasuke mempertanyakan memelototi pria itu.

"Hanya mencoba untuk menjalankan bisnis di sini!" Kankuro mengangkat tangannya tanda menyerah. "Cukup buruk aku harus memberi mereka minuman setengah dari seharusnya karena mereka semua teman-temanku." Dia mengeluh.

"Baik." Sasuke mendengus. Dia memandang ke kelompok perempuan.

Hinata mabuk.

Dia tahu itu. Dia tidak pernah banyak untuk minum dan bahkan harus yakin dalam pesta lajang yang di adakan oleh teman-temannya. Masing-masing punya alasan untuk berpesta seperti gila-gilaan dan minum sampai mereka muntah.

Hinata bahkan tidak berencana untuk minum alcohol ketika mereka pertama kali tiba. Tapi setelah ia minum satu gelas dia menjadi ketagihan dan akhirnya ia minum 5 gelas alcohol serta 2 Margarita.

Kemudian ia menambah 4 gelas lagi dan minuman alcohol lainnya seperti 'sex on the beach', minuman yang membuatnya penasaran dan ia harus meminumnya.

Hinata menyukainya. Hinata tidak menduga apa yang akan terjadi karena tindakannya. Hinata akan melakukan apa pun yang ingin dia lakukan.

Dia adalah orang pertama yang melihat Sasuke masuk ke bar. Matanya memandang padanya setiap beberapa saat. Dalam keadaan normal dia akan gugup dan takut dengan tindakan apapun yang mungkin mengganggu orang itu.

Penyebabnya tidak hanya Sasuke orang terbaik di pernikahannya yang akan diadakan, ia adalah bosnya.

Saat ini ia hanya tampak seperti dewa seks. Sebuah gambaran dari sebagian besar wanita di sekelilingnya berbicara secara bebas tanpa perlu kegugupan, Hinata menggigit bibirnya saat ia berjalan tepat ke arahnya.

Pikirannya terguncang dengan heran betapa hebatnya dia bila berada di tempat tidur.

Dia berada di depannya. Bahkan sekilas ia menoleh ke arah wanita lain.

"Bangunlah." Ia memerintahkan menunjuk ke atas dengan tangan sebagai petunjuk.

"Bukankah pesta ini hanya untuk pihak perempuan saja?" Ino berceloteh serta tawa yang mengejek lalu di ikuti tawa dari gadis-gadis yang berada di meja itu kecuali Hinata.

Hinata masih terfokus pada tubuhnya. Dia mengenakan jeans dan t-shirt. Sesuatu yang jarang ia pakai, sebenarnya ia belum pernah melihatnya mengenakan pakaian kasual seperti ini

"Hinata!" Bentak pria di depannya telah menarik perhatiannya kembali ke wajahnya.

"Hmm?" Dia bersenandung dengan heran. Tidak mengingat apa yang telah diperintahkan dari sebelumnya.

"Bangunlah, aku akan membawamu pulang." Ia memerintahkan lagi kali ini dengan lebih detail.

"Apakah kau akan menyeretku ke tempat tidur?" Hinata terkikik. Gadis-gadis bersorak menanggapi pertanyaan Hinata.

Sasuke hanya memutar matanya. Ia meraih lengannya dan membimbing tubuhnya berdiri.

Lututnya sudah tidak bisa menopang berat badannya karena mabuk berat. Hinata tidak mampu untuk berdiri sendiri. Sasuke merampas minuman dari tangan Hinata.

Suatu tindakan yang mungkin ide yang buruk karena tangan Hinata sekarang bebas untuk menangkup pantat Sasuke dan memberi meremas agresif. Para gadis lainnya berteriak keras setuju atas tindakannya Hinata pada Sasuke. Keberaniannya berlanjut saat ia mencoba mencium Sasuke, tapi dengan cepat Sasuke memiringkan kepalanya sehingga bibirnya Hinata hanya berhasil mencium sudut mulutnya Sasuke.

"Hinata, berhenti." Sasuke memerintahkan Hinata agar berhenti melakukan hal-hal yang memalukan

Hinata tidak menuruti perintahnya bahkan dia bersikap seolah tidak mendengarkan perintah Sasuke. Tubuhnya menempel erat ke Sasuke, lengannya dilingkarkan di pinggang untuk membantu menjaga keseimbangan. Dia mendorong serta meletakkan kepalanya pada telinga dan leher Sasuke.

Sasuke menyerah dan berpendapat kalau melawan dia hanya akan lebih merepotkan, jadi dia hanya membiarkan Hinata melanjutkan apapun yang ia suka.

Setidaknya itu ide yang baik untuk saat ini, sehingga Sasuke tidak melawan apapun yang Hinata perbuat padanya karena ia sangat ingin membawanya keluar dari kerumunan gadis-gadis sekarang juga.

Dia berjalan ke Kankurou lagi. Dia mendudukkan Hinata di bangku bar. Sasuke harus melawan tangannya Hinata saat dia meraih dompetnya.

Tangannya dengan cepat mengambil dompet dalam saku belakang celananya.

"Di sini, semuanya selesai." Dia mengatakan sambil menyerahkan kartu kredit pada Kankurou. Sasuke mencoba mengabaikan gerakan tangan Hinata yang sedang memijat pantatnya.

Kankuro mengambil kartu itu. Alis terangkat dan seringai muncul di wajahnya begitu melihat wajah kesal Sasuke.

Tapi Sasuke masih diam sambil menunggu. Dia tidak melawan tangan Hinata sampai dia mencoba melepas ikat pinggangnya Sasuke.

Dan Sasuke tidak mau ditelanjangi di tengah-tengah sebuah bar dengan tunangan temannya dan di depan teman-teman mereka yang lain.

Hinata bersandar pada Sasuke dan mencoba untuk menciumnya lagi, tapi dia hanya bisa mencium pipinya.

Hinata memasang wajah cemberut saat Sasuke terus menggagalkan tindakannya.

"Tidak" Kata Sasuke tegas dan Sasuke diam lagi tanpa melakukan apa-apa. Hinata cemberut sebentar sebelum dia melanjutkan kegiatan yang menjadi kesenangannya saat ini.

"Kau boleh pergi." Ucap Kankurou dengan menyerahkan kembali kartu itu pada Sasuke. Mata Kankurou melihat ke wajah Hinata yang tenggelam di leher Sasuke, dan Kankurou melihat ada sedikit memar pada kulitnya.

"Kau baik-baik saja Sasuke?" Kankurou bertanya serta memberikan seringai ingin tahu kepada Sasuke.

"Aku baik-baik." Sasuke merengut dan mengambil kartu itu kembali. Dia memasukkannya kembali ke dalam dompetnya.

Kemudian harus mendorong tangan Hinata untuk pergi dari pantatnya sehingga ia bisa meletakkan dompet kembali ke dalam celana jinsnya.

Sasuke menghela ketika ia berbalik menghadap kepada Hinata. Ini tidak akan mudah.

Sasuke meletakkan lengannya di pinggangn Hinata lagi. Mengangkat dirinya dari kursi Sasuke bisa mendengarkan cekikikan saat mereka keluar dari bar dan menuju mobilnya.

Dia mengerang kesal saat ia mencapai SUV hitam besar. Dia menarik kunci dari sakunya menggunakan remote control untuk membuka pintu kendaraan tersebut. Dia meraih pintu penumpang.

Dia membiarkan mobilnya terbuka, dan dia senang karena tidak memarkir mobilnya disebelah siapapun sehingga Sasuke bisa memastikan tidak ada yang melihatnya saat Sasuke akan mengajak Hinata masuk ke dalam mobil.

"Hinata, masuk ke mobil." Sasuke mencoba untuk melepaskan pelukannya.

"Kenapa tidak kita berdua masuk ke kursi belakang?" Hinata bertanya dengan suara yang sedikit mendesah ke telinga Sasuke.

"Tidak" Sasuke menolak dengan tegas dan menyakinkan jika gadis ini sedang mabuk berat.

Butuh beberapa menit agar Hinata mau masuk ke kursi penumpang. Sasuke Berjalan memutari mobil dan dia masuk ke sisi pengemudi.

Sasuke kembali menghela nafas sambil memutar kunci kontaknya ini akan menjadi malam yang panjang ...

To Be Continue

Author Note : Saya mencoba buat mentejemahkan sebuah fic dari DemonicXaliv dan dia dari negara lain entah aku juga tidak tau dia dari negara mana.. tadi aku sudah PM dia minta ijin agar aku translate ficnya yg teks aslinya bahasa inggris jadi bahasa indonesia di akunku, dan dia mengijinkan untuk aku translate ke dalam bahasa indonesia... Thanks ya...

Maaf kalau bahasa masih sedikit kaku atau malah ancur untuk next chapnya aku akan berusaha lebih baik lagi...

...Mohon Direview...