Reina mencoba membalik badannya, pose tidurnya yang kurang nyaman membuatnya terbangun, walau badannya terasa segar, tapi rasa lelah setelah pesta kemarin masih terasa, lehernya masih terasa pegal, punggungnya berat seperti ditindih sebongkah batu besar.

"Uuugh..." Reina mengangkat punggungnya, tidak tahan berlama-lama rebahan dengan pose tidurnya.

Percobaan pertama, gagal. Ia bahkan tidak mampu mengangkat punggungnya lebih dari 1 cm. Reina kemudian mencoba lagi.

Percobaan kedua kali ini lebih berhasil, Reina mampu menggerakkan badannya lebih tinggi, akn tetapi itu tidak bertahan lama, beberapa detik kemudia Reina kembali ke posisi awalnya.

Reina tidak menyerah ia kemudia mulai mencoba lagi, dengan nafas berat ia kembali mengangkat badannya disokong oleh kedua tangannya, kali ini berhasil badannya terangkat tinggi sekitar 4 cm lebih tinggi dari yang sebelumnya. Akan tetapi, 'brukk' tak lama ia kembali ke posisinya yang semula.

"Apa yang kau lakukan Nyonya Zhang?" sebuah suara lembut menyapa telinganya disertai dengan erangan berat. Reina mencoba mencari sumber suara tadi. Kiilasan pesta kemarin terbayang dalam ingatannya. Ia yang mengenakan gaun putih cantik duduk bersebelahan dengan seorang pemuda dengan tuxedo yang juga berwarna putih yang tersenyum manis menatap ke arahnya. Yixing.

Tiba-tiba beban berat yang sejak tadi menindih punggungnya menghilang, sebuah tangan mengangkat dan membalikkan tubuhnya. Reina mendapati Yixing tersenyum ke arahnya, rambutnya terlihat acak-acakkan karena baru bangun tidur.

"Maaf tadi aku menindihmu," ujar Yixing. "pasti rasanya berat." yang kemudian melingkarkan lengannya di tubuh Reina dan merebahkan kepalanya di dada Reina. Memeluk Reina hingga wajahnya merona merah.

"Jantungmu tiba-tiba berdetak kencang." ucap Yixing ketika mendengar suara degupan di dada Reina yang semakin bertambah cepat. "Kau tidak apa-apa kan Nyonya Zhang?" tanyanya, suaranya terdengan khawatir.

'Nyonya Zhang...' Ah... Reina hampir lupa kalau sekarang ia adalah milik pria yang memeluknya dengan erat ini.

"Aku tidak apa-apa. Tidurlah lagi." ujar Reina berusaha meredakan degup jantungnya yang bertambah kencang tadi. 'Tidurlah lagi Tuan Zhang...' bisik Reina dengan pipi memerah setelah Yixing memejamkan matanya.