Reach You
DaehyunxYoungjae
by:wil_dj
sorry for typo
aku mengerjap pelan ketika merasakan kecupan-kecupan kecil menghujani pipi ku bergantian, benda kenyal itu menyambut pagi ku.
"pagi pemalas~" suara merdunya menyapa ku manja, ia tersenyum lembut dengan jarak sekian centi. Hazel coklat itu terpancar jelas penuh cinta.
"hmm.. pagi" ujarku serak sembari mengumpulkan seluruh nyawaku
Ia menarik kedua tangan ku agar aku terduduk. aku menurut tanpa banyak protes, menguap pelan dan dihadiahi tepukan sayang di kedua pipi ku.
"cepatlah mandi dae.. aku sudah menyiapkan sarapa—" aku mengecup bibir kissablenya "morning kiss" ucap ku pelan. Ia menyentil dahi ku dan menggerutu sebal, jangan lupakan kata mesum menghias tiap gerutuannya.
Ugh dia manis sekali. Dalam hati ingin meminta jatah pagi tapi ia sudah berlari cepat menghindari pelukan maut ku.
"tidak ada jatah morning seks dasar mesum! " bentak nya kencang. Tak lupa pintu gading dibanting keras olehnya.
Aku terkekeh pelan. Semua tingkah kekasih ku selalu saja mengurai senyum di wajahku. Dari dulu, kehidupan inilah yang aku inginkan.
Youngjae-ah.. kau tau aku mencintai mu kan?
Fantasi Otak
"jadi anak baik hm.. nanti appa jemput" aku mengusap surai hitam bocah di depan ku. ia mendengus kecil,
"appa sudah mengatakan hal itu empat kali." ucapnya tanpa melihat ku. ia masih dalam mode merajuk karena pagi ini aku menyita gadget nya.
"hey, pria sejati tidak boleh merajuk!"tegur makhluk manis di samping ku
"biar saja! appa menyebalkan.. dan papa! berhenti membela monster chesscake ini!" malaikat kecil kami menghentakkan kaki nya sebal
"monster chescake ini ayah mu bocah. sepulang sekolah nanti, kita main ke game center"
"yatta! aku sayang appa~!" lihat? dia memiliki mood yang mudah berubah, tubuh ku sedikit oleng akibat terjangan maut putra kecil kami. aku bisa merasakan youngjae tersenyum tipis.
"jaa~ kalau begitu masuklah.. appa bisa terlambat" intrupsi youngjae. Leon -anak kami- mengangguk semangat. ia berlari menjauh setelah mengecup pipi ku dan youngjae.
"jung daehyun. kau tidak boleh terlalu memanjakannya"
"kenapa? jangan bilang kau juga ingin aku manjakan? ahh apa yang semalam masih kuran- ishh!" aku mendesis ngilu kala tangan mungil youngjae menghantam kepala ku. wajah nya memerah hingga telinga 'cute!'
"ugh! sepertinya aku harus pergi sekarang, sebelum aku lepas kontrol.. sampai jumpa di sekolah seosaengnim!" aku mengecup kilat pipi chubby youngjae, ia berteriak kencang memaki ku.
kehidupan ini sangat menyenangkan! aku bisa terus menikmati wajah nya yang tersipu, makian nya yang menggemaskan dan juga menikmati kebersaman kami bersama putra semata wayang ku -Leon-
hidup di 'dunia' ini... membuat ku tamak dan ingin memiliki kalian. hanya untuk diriku tanpa ada -dia-
Fantasi Otak
tawa senang leon membuat hatiku menghangat. jagoan kecil kami tengah asik menembak puluhan zombie disebuah layar dua puluh satu inchi didepan nya. disamping leon ada kekasihku yang asik menyemangati putra kecil kami. aku sungguh tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya kebahagiaan yang terus memenuhi hatiku.
semoga ini tidak cepat berlalu.
"ishh!" aku memegangi telinga ku yang berdenging nyaring, aku segera memejamkan mata ku. ratusan gambar melintas cepat memenuhi otakku. suara itu lagi-lagi memberi peringatan untuk segera meninggalkan tempat ini
"siaga satu. dalam kurun waktu tiga puluh detik mesin akan dimatikan. dimohon segera mungkin -"
"appa! gwaenchana?" aku membuka mata, raut cemas terpancar jelas dari iris gelap putra semata wayang ku. tiba-tiba perasaan sesak dan perih merasuk memenuhi rongga dadaku.
"daehyun-a.. ada apa? kau terlihat kesakitan" pria manis berbaju formal itu bertanya tak kalah khawatir. mata bulatnya yang terbingkai indah dibalik frame hitam terlihat sendu. aku memeluk keduanya. mengusap punggung ramping youngjae "aku tidak apa-apa"
yeah.. aku tidak apa-apa. semua akan baik-baik saja. aku tidak keberatan meski harus terkurung disini bersama kalian... orang-orang yang aku cintai
Fantasi Otak
sinar temaram lampu kamar kami berpendar redup. bukan karena lampu tersebut akan mati seperti hati ku, melainkan karena aku sengaja menurunkan intesitas cahaya di ruangan ini. di atas ranjang besar itu, dua makhluk yang paling aku sayang tertidur pulas menggapai mimpi. aku turut berbaring nyaman disamping kiri leon, berhadapan langsung dengan youngjae, ia menggeliat pelan ketika tangan ku dengan lancang mengusap pipi chubby miliknya.
suara dengingan itu kembali menyerbu seluruh kepala ku, ratusan gambar abstrak saling berdesakkan masuk memenuhi kepala ku
"siaga dua. dalam kurun waktu dua puluh detik mesin akan dimatikan. dimoh-"
"kau sudah pulang dae?"
aku tersentak kaget mendengar suara serak youngjae, menghiraukan suara mesin yang terus memperingati ku.
"uhmm... tidurlah lagi, kau pasti lelah" aku mengusap lembut surai hitamnya
"kau juga, jalja daehyunie" ia mengecup lembut kening ku. tersenyum manis seperti biasanya.
"aku mencintai mu" lirihnya sebelum menutup kelopak matanya. dalam diam, aku kembali menangis. menangisi semua yang terjadi pada ku. jauh didalam hati ku... sebait kalimat tanya terus menghantui fikiran bodoh ini
'sampai kapan kau akan melakukan ini?'
entah lah.. aku sendiri juga tidak tau. meskipun ini menyakitkan, tapi disini aku bisa bersama nya. terus bersama bayangan orang yang ku cintai.
"siaga tiga. dalam kurun waktu sepuluh detik mesin akan dimatikan secara otomatis. sepuluh..-sem"
#Zinnngggggg!
"SUDAH KU BILANG JANGAN BIARKAN BOCAH BRENGSEK INI MENGGUNAKANNYA LAGI!" teriakan marah dari seorang berjubah putih menggema memenuhi ruang serba putih yang dipenuhi alat-alat canggih.
dua orang yang nampak seperti perawat gemetar takut melihat kearah dokter muda berparas tegas tersebut. wajahnya yang memang sudah sangar nampak makin menyeramkan dengan wajah memerah menahan amarah.
"ishh! "
"wake up fool! Your fairytale has to end!" dokter bername tag Bang Yongguk menendang bangsal berbentuk tabung yang di tempati sang pasien.
"jika kau ingin mati, jangan gunakan alat ku! mati saja dengan dongeng bodoh mu itu pengecut"
pasien itu turun dari ranjang, memandang datar sosok dokter muda pemilik klinik tersebut. atau lebih tepatnya tempat mewujudkan mimpi sementara.
"berikan daehyun aspirin. dan jangan izinkan lagi dia memakai mesin ini untuk tiga bulan kedepan. kalian mengerti?!" yongguk melenggang pergi setelah menerima anggukan gugup dari dua perawatnya.
daehyun duduk tenang diatas bangsal, menunggu kedua perawat itu memberikan dua aspirin kepadanya. "daehyun-ssi, lebih baik kau dengarkan dokter Bang, mulai sekarang kami tidak mau lagi membantu mu. kau tau ini demi kebaikan mu kan?" perawat cantik meski sudah berumur bertutur lembut pada daehyun.
"apa aku tidak boleh kesini dan memakai alat ini lagi?" daehyun bertanya lirih
"minumlah ini dulu. ren-ssi, tolong kau matikan mesin itu dan segera crosscheck data kesehatan daehyun." wanita paruh baya itu memberikan daehyun dua pill putih dan segelas air.
"berhentilah. jika memang kau mempunyai impian, gapailah mimpi mu" perawat itu duduk nyaman disamping daehyun
"mimpi ku terlalu tinggi untuk di gapai" daehyun menerawang jauh. rasa sakit dikepalanya sedikit berkurang. ini memang efek dari alat yang baru saja ia gunakan. alat fantasi otak, dimana daehyun bisa menyusun imajinasinya sendiri. bermain peran menjadi kekasih orang yang sulit ia miliki. namanya youngjae, pria manis berusia dua puluh empat tahun yang tak lain adalah wali kelasnya. pria manis itu sudah berkeluarga, memiliki anak tampan bernama leon dan istri cantik berasal dari negara seribu pulau.
jantung daehyun berdenyut sakit ketika wajah bahagia mereka melintas di benaknya. andai saja ia tega, daehyun pasti akan dengan senang hati merebut lelaki manisnya. tapi ia masih memiliki nurani, ia tak ingin menghilangkan senyum bahagia leon. bocah yang tahun lalu baru masuk kindergarten. bukannya daehyun tidak suka melihat mereka bahagia, ia hanya sedih karena mereka bahagia bukan karena dirinya. daehyun kekanakan? yeah.. sangat. namun bagi seorang jung daehyun kekanakan untuk youngjae dan leon tak masalah.
"kalau mimpi mu terlalu tinggi, bukan berarti kau harus menariknya turun agar bisa menggapai nya dengan mudah seperti yang kau lakukan sekarang. setidaknya, melompat lah lebih tinggi agar mimpi itu bisa kau raih"
daehyun tertegun dengan apa yang dipaparkan perawat Moon "Terima kasih bibi" senyum tulus terpantri jelas diwajah sendu daehyun. ia membungkuk singkat dan memeluk tubuh berisi perawat moon.
"aku pulang dulu"
"uhm~ pastikan kau tidak kesini untuk memakai jasa kami selama tiga bulan kedepan" perawat moon menepuk bahu daehyun.
"aku mengerti bi"
perawat moon menatap kepergian daehyun, memandang bahu rapuh saudara jauhnya. "semoga tuhan memudahkan mimpi anak tampan mu eonnie" kedua tangan perawat moon bertaut erat. memanjatkan do'a untuk keponakannya.
untuk kesekian kalinya, daehyun menghela nafas berat "sampai jumpa tiga bulan lagi youngjae dan leon ku" pesannya lirih.
Daehyun berjalan pelan menuju halte di seberang klinik hyung-nya, hingga sebuah suara anak kecil menghentikan langkah Daehyun
"Daehyun Hyung!" Bocah berseragam kindergarten berlari menghampiri nya.
Pria yang di panggil sang bocah tersenyum senang, ia berjongkok guna mensejajarkan tinggi nya dengan sang bocah "aku merindukan mu Hyung!"
"nado, tapi maaf leon-a hyung harus pergi sekarang" daehyun memasang wajah meyakinkan, karena memang apa yang ia ucapkan hanyalah omong kosong
"tap-"
"leon! jangan merengek. Daehyun Hyung pasti ada urusan penting" tegur wanita berbaju formal.
daehyun mengenal nya sebagai ibu dari leon dan secara tidak langsung dialah pasangan hidup youngjae, pria yang ia cintai. wajah wanita itu ada diatas rata-rata, tidak cantik ataupun jelek. kulitnya berwarna lebih gelap dari daehyun, tapi tidak mengurangi daya tarik wanita tersebut. jika ia tersenyum, sepasang lesung pipit tercetak jelas dikedua pipinya.
"ish mama menyebalkan!" leon menghentak kakinya, mendekati sang mama meminta gendong.
"daehyun-ssi apa yang kau lakukan disini?" kini youngjae yang bersuara
"hanya bertemu teman" daehyun tersenyum tipis
"aku tidak yakin.. apa kau baru mengunjungi klinik diseberang itu?" ilas -ibu dari leon memincing curiga.
daehyun memandang bengis pada gadis pendek didepannya "not your business"desis daehyun tak suka. setiap kali ia bertemu dengan ibu leon, daehyun memang tidak pernah menunjukan hawa persahabatan atau pun sekedar sopan pada wanita tersebut. rasa tidak suka pada wanita asia itu sulit daehyun tutupi. ia merasa begitu kalah telak oleh ilas.
" saya duluan. sampai jumpa leon-a" daehyun pamit pergi tanpa menunggu jawaban kedua nya. siswa senior high school itu bahkan mengabaikan panggilan leon. dan hal tersebut membuat hati daehyun ngilu. pasalnya, daehyun memang tidak pernah mengabaikan bocah mungil itu. namun apa boleh dikata, jantung daehyun selalu berdetak menyesakkan ketika melihat mereka bertiga sedang bersama.
"tsk! mama menyebalkan. mama membuat daehyun hyung marah. bahkan dia mengabaikan ku" leon menggerutu sebal.
ilas menganga tak percaya "hei! sebenarnya kau ini anak siapa hah?!"
"tentu saja putra papa youngjae. ugh! papa.. jika daehyun hyung tidak menjadi pendamping mu kelak, tunggu aku sampai besar ya! papa akan menjadi istri ku!" leon berucap lantang. youngjae memandang horor pada putra nya. ia mendelik seram mendengar gelak tawa ilas.
"tapi mama tidak suka incest uri leonnie~~"
"jangan panggil leon dengan nama menjijikan itu! leon tidak suka " leon mendengus
"papa bulu kuduk leon bangun semua setiap mendengar nama menggelikan dari mama" bocah empat tahun itu mencoba meraih youngjae agar bisa lepas dari gendongan ibunya. dengan sigap, youngjae meraih tubuh mungil putranya
"tapi youngjae-a, apa kau merasakan aura nya? saat mata hitamnya menatap ku dingin, dia seperti ingin menelan ku hidup-hidup. dia terlihat sangat membenci ku" ilas menggunakan intonasi penuh dramatisir, youngjae hanya memutar iris indahnya jengah. jari telunjuknya mendorong kepala sang istri kebelakang agar menajuh dari wajahnya.
"jangan berlebihan please" ucap youngjae datar. dan diangguki oleh leon penuh semangat.
"ahh! atau jangan-jangan dia cemburu pada ku? ish..! kau bisa memanfaatkan ku untuk membuat murid tampan mu cemburu jae! ak- yakkkk!" ilas berteriak kesakitan karena ide menggebunya di patahkan oleh pukulan telak youngjae tepat di kepalanya.
"berhenti mengada-ada dan lupakan ide konyol mu nona pula bukannya kau yang selalu memanfaatkan ku" youngjae tersenyum miring, leon sendiri sudah bertepuk tangan senang melihat ibu nya mendapat geplakan dari sang papa.
"kalian kejam! ini namanya KDRT! akan ku adukan kalian pada appanim!" ilas mengeluarkan air mata buaya di ikuti hentakan kakinya diatas beton. mirip seperti bayi besar tengah merajuk
youngjae dan leon tergelak senang. hobby mereka memang mempermainkan wanita tersebut. beberapa pejalan kaki yang tak sengaja melihat kejadian itu, turut tersenyum geli.
keluarga yang harmonis bukan?
dan keharmonisan mereka meluluh lantakan hati seorang jung daehyun yang berdiri jauh di ujung jalan. mengamati interaksi mereka dalam diam penuh kepiluan.
"kapan aku bisa membuat mereka berdua tertawa lepas seperti itu? sepertinya mustahil kan" daehyun bergumam dalam hati. ia tersenyum miris sebelum berbalik pergi.
"tenang saja daehyun-a... besok kau akan menemui 'youngjae dan leon' mu dalam mimpi" bibir penuh daehyun bergetar pelan menaha isak. ia yakin jika besok berkunjung ke klinik hyung nya, akan mendapat lemparan meja receptionist bahkan lebih parahnya, yongguk akan menghancurkan alat berharga itu.
daehyun menggeleng pelan, ia tidak bisa kehilangan alat kebahagiaan semu nya.
ia bisa mati rindu pada sosok semu yang diciptakan otaknya. namun, bertemu didunia buatannya sendiri juga tidak menutup kemungkinan merenggut nyawa daehyun. efek fatal dari alat tersebut memang bisa membuat nyawa melayang jika menggunakan nya terlalu sering. karena radiasi akan sering di terima oleh syaraf di otak si pasien.
untuk itulah pemakaian alat fantasi otak diberi batasan minimal satu bulan sekali, dan daehyun...? dia hampir seminggu empat kali menggunakan alat canggih hyung-nya.
"lebih baik bertemu sampai mati kan dari pada bertemu setiap hari tanpa bisa memiliki... walaupuin hanya bertemu dalam angan ku...?" lirih daehyun dibarengi tangis serta tawa bersamaan. bentuk ekspresi kepiluannya melawan hati nurani atau rasa ego yang kian meninggi.
perang paling sulit dimenangkan adalah ketika kita melawan ego. mungkin hanya segelintir orang yang bisa melakukannya, dan.. bisakah daehyun menjadi salah satu orang diantara mereka yang bisa menaklukan rasa ego mereka sendiri?
***TBC(?)***
or
End?
***R&R Please?***
mau dilanjut kah? ini sebenernya ff udah lamaaaa banget, tapi masih belum tau mau dibikin multi chap atau oneshot. kalo ada readersnim yang mau next, mungkin bisa di pertimbangin.. tapi kalo gak ada yang minat, yaa aku bikin oneshot aja ya hihi.
btw nih ff ke inspirasi dari kartun Tom&Jerry. pasti ada yang pernah nonton pas episode si tom ngimpiin spike takut sama dia, begitu juga ama si jerry. dan ternyata... itu semua cuma angan-angan mereka di bantu sebuah mesin. aku lupa sih nama mesinnya, wkwkwk maaf ocehan ku gak guna banget. tapi readersnim tenang aja.. kalo pun nanti dijadiin ff multichap, endingnya gak bakalan se-ngenes kartun Tom&Jerry kok. hihi
Makasih yang udah R&R di ff ku...
hope you enjoy and see you^^
