Shin sung ah present

.

.

.

.

.

.

.

"buahahaha!" monyet itu tertawa terbahak-bahak saat melihatku yang baru masuk kafe. Tangan kanannya menunjuk-nunjuk diriku dengan tidak sopan dan tangan kirinya memgang perutnya. Kenapa sih dengan dirinya?

Onepiece baby blue dan sepatu flat putih perpaduan yang bagus. Ckk,monyet ini matanya rabun,tak bisa lihat yeoja cantik seperti ini apa? Aigo- kurasa dia butuh periksa mata ke dokter.

Tak tahan dengar suara tertawanya yang lama-lama terdengar menyeramkan seperti suara kuntilanak. Aku melempar serbet makan ke arahnya. Got cha! Lembaranku tepat mengenai mukanya. Giliranku yang tertawa. Monyet itu memberengut kesal.

"kenapa kau tertawa seperti itu?" aku duduk di sebelahnya.

"Cho kyuhyun! Kau kemanakan rambut panjangmu itu eoh? Aigo- kau tahu. Kau terlihat seperti bocah high school saja dengan potongan rambut pendek itu. Hahaha" hyukie kembali tertawa.

Aku memang memotong rambut panjangku menjadi potongan pendek bob rata sebahu dan pertama kalinya aku memakai poni. Uri eomma bilang,kalau aku terlihat cantik dengan rambut ini. Kenapa monyet satu ini malah menertawakanku?

Hyukie menghapus air mata akibat tertawanya itu. Tertawa dengan nistanya. "ah,mereka datang"

Aku menatap dua namja berbadan tegap dan kekar yang baru memasuki sebelah young woon oppa ada seorang pangeran. Aniya,mirip pangeran. Wajahnya yang terpahat sempurna begitu tampan dan sangat maskulin. Aku tak bisa berbohong,jujur aku sangat terpesona akan namja itu.

Youngwoon oppa tersenyum padaku,"mian,kami telat" dia duduk di depan hyukie dan otomatis choi siwon -namja sempurna- duduk di depanku.

Jamkkaman! Apa-apaan sikapnya itu? Choi siwon hanya melirikku sebentar lalu menatap ke arah lainnya. Maksudnya apa itu?

"hyung,"

"eoh? Waeyeo wonnie?"

"kau ingin memperkenalkan yeoja high school padaku?"

Mwo?

Choi siwon kembali melirikku,menilai. Lalu mendengus."meski aku begini,aku bukan seorang pedhofil hyung. Apa kau tak ada yeoja lain yang bisa kau kenalkan padaku?"

Wuah,namja ini benar-benar.

Young woon oppa tersenyum minta maaf padaku,"woonie,kyuhyun ini bukan anak high school. Dia seusia hyukie. 22 tahun dan hanya beda 5 tahun darimu. Jadi kau bukan seorang pedhofil"

"benarkah? Dia seusia hyukie? Aku tak percaya" bagaimana dia mau percaya? Namja itu sama sekali tak mau menatapku.

Kedua tanganku sudah mengepal dan sangat gatal. Ingin sekali ku ayunkan salah satu tanganku ini kearah mukanya yang menyebalkan itu. Okey,aku akan ralat kata-kataku yang tadi memujinya bagai pangeran. Cih,pangeran apanya? Mana ada seorang pangeran yang begitu menyebalkan seperti namja bernama choi siwon ini.

"oh,geure? Menurutmu usiaku ini berapa tahun ahjussi?"

Tangan hyukie langsung menggenggam erat tanganku.

Choi siwon menyeringai. Dia bersandar dan kedua tangannya terlipat di dadanya dengan angkuhnya. "kau tanya menurutku? Hmm,yang pasti kau belum cukup umur untuk mendapatkan kartu tanda penduduk kan?"

Dia mengibarkan bendera perang padaku eoh? Akan kuladeni. Jangan sebut aku cho kyuhyun,kalau tak membalas semuanya!

"woah,muda sekali umurku menurut pandanganmu. Belum mendapatkan kartu tanda penduduk? Berarti yeoja semuda ku ini sangat sangat tak cocok untuk ahjussi tua seperti dirimu,ya" ku condongkan tubuhku ke depan,senyum manis terpasang di wajahku.

Namja menyebalkan itu ikut mencondongkan badannya,"apa kau sudah minta izin orang tuamu untuk datang ke sini? Jangan sampai orang tuamu mnelepon mencarimu. Atau bahkan mereka akan langsung buru-buru datang kesini,menyeretmu pulang" dia tersenyum mengejek.

Kejengkelanku sudah di ambang batas. Tanganku terulur ke arahnya,senyum manis masih kutunjukkan padanya.

"grep!" kujambaki rambut hitam tebalnya.

"aw! Yak!"

"kau benar,aku belum meminta izin ke orang tuaku untuk datang kemari. Terima kasih telah mengingatkanku" ku hempaskan jambakan pada rambutnya. "hyukie-ya,kalkke!"

.

.

.

.

.

Ku hempaskan diriku di atas ranjang dengan kasar. Ku acak-acak rambutku kesal. Mengingat semua perkataan dan tingkah namja menyebalkan itu tadi.

"yak! Choi siwon pabo! Percuma saja jabatan tinggimu itu! Percuma saja kau punya orang tua kaya raya! Percuma saja kau memiliki mobil mewah! Tapi tingkah lakumu seperti itu! Arg! Aku tak akan pernah mau mempunyai kekasih sepertimu! Jauh-jauh dariku,sialan!"

Arg! Sumpah. Aku kesal sekali. Menjambak rambutnya tadi kurang. Kenapa tadi aku tidak mencakar-cakar wajah menyebalkannya ya? Ah,kau begitu bodoh cho kyuhyun. Kenapa kau hanya menjambak rambutnya? Kenapa tidak sekalian kau tendang saja dia.

Lamunanku yang menganiaya choi siwon buyar saat ponselku berdering -Hyukjae calling- ish,untuk apa sih dia menelepon?

"wae?" tanyaku langsung

"yak,kau masih kesal?"

Aku memutar bola mataku,"berfikir saja sendiri" ucapku ketus.

Monyet satu itu malah tertawa kencang.

"yak,monyet! Kau fikir ini lucu?"

"tentu saja ini sangat lucu cho kyuhyun. Kau tadi tak lihat sih bagaimana wajah siwon oppa yang sangat syok setelah kau pergi"

"itu masih kurang hyukie. Aku masih dendam ingin mencakar-cakar muka menyebalkannya itu"

"yasudah,kau cakar-cakar saja mukanya nanti saat bertemu kembali"

"kau kira aku sudi apa untuk melihat muka dia? Ih,sampai mati pun aku tak mau melihat batang hidungnya lagi"

"jadi kau tak mau meneruskan ini? Kau tak mau melangkah ke jenjang selanjutnya?"

"meneruskan ke jenjang selanjutnya dengan choi siwon itu? Bermimpi pun aku tak mau. Aku tak mau melanjutkan apapun itu dengannya"

"sebegitu emosinya kah dirimu?"

"tentu saja aku emosi lee hyukjae! Dia sangat sangat menghinaku"

"jujur saja kyunie,tadi kau memang terlihat seperti pelajar high school"

"LEE HYUKJAE!"

.

.

.

.

.

"wuah,tampan sekali namja itu"

"mobilnya wow sekali,audy"

"namja itu berdiri disana menunggu siapa ya kira-kira?"

Hyukjae yang melihat ada kerumunan orang langsung menggeretku untuk ikutan masuk. "eoh? Kyunie-ya,itukan siwon oppa"

Yah,disana berdiri choi siwon di samping mobilnya berwarna putih. Jas hitam-kemeja putih-dasi putih-celana panjang hitam-sepatu kulit hitam yang mengkilat. Seperti bayanganku kemarin,dia terlihat sangat eksklusif. Tapi,sekarang tak terlihat eksklusif,tapi terlihat menyebalkan.

"sepertinya dia menunggumu"

"aku? Tak mungkin"

"mau bukti? Ayo kita hampiri dia"

"yak,lee hyukjae. Aku tak mau!" meski aku berontak-berontak dan berteriak penolakkan,monyet satu ini tetap menyeretku hingga di depan mobil mewah putih itu.

"oppa,sedang apa disini?"

Aku sama sekali tak melihatnya,terlalu malas.

"aku ingin mengajak kyuhyun makan malam"

Makan malam? "makan malam apa? Inikan masih sore"desisku yang kutahu di dengar olehnya dan aku tak peduli.

"geure? Yasudah,silahkan bawa saja" dengan kurang ajarnya,hyukie mendorongku hingga membentur badan choi siwon.

"yak,lee hyukjae!"

Hyukie hanya melambaikan tangannya dan pergi.

Diraihnya tanganku,"ayo kita pergi"

Kusentakkan tanganku,"siapa yang bilang aku setuju ikut denganmu!"

"siapa yang mengatakan aku minta persetujuanmu?" dia kembali meraih tanganku dan menarikku. Memaksaku menaki mobilnya.

Cho kyuhyun,ini impianmu. Menaiki audy r8. Tapi ini tak semenyenangkan kemarin saat aku membayangkannya. Ini sangat menyebalkan!

"pakai seltbelt,jangan bilang kau tak tahu cara pakainya?"

Kulirik dia dengan kesal. Kenapa sih setiap kata yang dia ucapkan padaku membuatku jengkel?

.

.

.

.

.

"Katanya ingin makan malam? Kenapa kau membawaku kesini?"

Namja itu tertawa dengan menyebalkannya,"sebegitu inginnya kah dirimu makan malam denganku? Ini masih sore,belum saatnya kita makan. Ayo,turun"

Nyut! Aku kesal setengah mati.

"ckk,aku tahu mobilku sangat nyaman untuk di naiki. Tapi,saat ini kita harus masuk ke dalam"

Kulepas seltbelt dengan kasar,lalu keluar tak lupa menutup pintu mobilnya dengan kencang. Siapa tahu,engsel pintu mobil ini lepas. Oh,betapa menyenangkan membayangkannya. Aku menyeringai.

"rusakkan saja pintu mobilku. Aku bisa membeli mobil baru dengan mudah"

Aigo~ Aigo~ Aigo~ betapa congkaknya namja ini. Cho kyuhyun,kau begitu pabo bisa terpesona dengan namja seperti ini kemarin.

"cepat masuk" dia mulai berjalan memasuki rumah.

Rumah? Pantaskah bangunan megah ini di sebut rumah? Eoh? Apa ini rumahnya? Kenapa dia membawaku ke rumahnya?

"yak,kenapa kau tak bergerak dari tempatmu eoh? Kau tak mendengar kataku untuk masuk?" teriaknya di depan pintu.

.

.

.

.

.

"jadi namamu cho kyuhyun? Namamu secantik dirimu sayang"

Aku kini duduk di ruang tamu. Di sebelahku duduk choi siwon dan di depanku duduk sepasang suami istri paruh baya yang tersenyum ramah padaku. Aku bisa melihat di mata mereka ada sinar kebahagian. Entah kenapa ada sinar kebahagian,aku tak mengerti. Sama sekali. Situasi macam apa ini? Aku melirik ke sampingku,choi siwon duduk dengan tenang. Meminum teh dari cangkir porselin -yang pastinya sangat mahal- dengan perlahan. Kenapa dia diam saja? Kenapa dia setidaknya memmberitahukanku,situasi macam apa ini? Kenapa aku di ajak ke rumahnya? Kenapa aku dipertemukan dan di kenalkan ke orang tuanya? Kenapa kedua orang tuanya menatapku dengan pandangan bahagia? Oh,tuhan aku tak tahu apa-apa.

"jadi,kapan kalian ingin menikah?"

.

.

Ne?! Menikah? Siapa? Aku? Dengan siapa? Dengan namja ini? Dengan CHOI SIWON?

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

Makasih untuk - Shin Min Young - Shin Min Hyo - Dazzledaisy - - Augesteca - Rikha-chan - Ermagyu - Atas riaviewnya. Itu sangat berarti untukku :D

Ini aku buat sequelnya.

Jangan bosen untuk ngeriview ya :D