Malam ini matahari tidak bersinar di langit —ya jelas, karena yang ada hanyalah bulan dan juga bintang-bintang yang bersinar indah di atas sana. Seorang pria tambun —oh ralat, maksudnya pria tinggi semapai dengan bahu lebar serta wajah tampan sedang tidur di sebuah ranjang queen size bersama seorang anak remaja yang berusia sekitar lima belas tahun. Yah, mereka adalah Ayah dan sang anak.
Tidak, tidak, —ini bukan cerita incest, kawan. Mari kita lihat apa yang sebenarnya mereka lakukan di atas ranjang —berdua saja.
"Appa, kalau aku dapat peringkat kelas… apa aku akan dapat hadiah?" Tanya si anak remaja sambil menatap pria yang lebih tua —Ayahnya.
Sang Ayah berpikir sebentar seraya masih menggeluti mengusap rambut halus sang putra dengan sayang. Lalu membalas, "Tergantung. Kalau peringkatnya peringkat satu, nanti appa akan memberimu hadiah."
Si putra berkilah, "Kalau hanya masuk sepuluh besar?"
"Appa kasih peluk dan cium."
DUAGH —sebuah bantal mampir tepat di wajah tampan sang Ayah.
"'KOK APPA MESUM 'SIH? KOOK-IE BILANGIN EOMMA 'NIH. EOMMA! APPA BILANG MAU CI —" Sebelum menyelesaikan kalimatnya, si anak yang kita ketahui bernama 'Kook-ie' —aslinya Kim Jung Kook— dibekap terlebih dahulu oleh tangan sang Ayah yang mulai memperlihatkan gejala-gejala mesum pada si anak.
"Nak, appa ga mesum oke. Dan jangan berteriak memanggil eomma mu atau —"
"Atau apa?"
GLUP —Sang Ayah meneguk ludahnya gugup.
'Oh tidak, singa betina sudah datang.' Batinnya saat melihat sang 'istri' yang kini sedang menatapnya jengkel.
"Eomma!" Jung Kook langsung saja beranjak bangkit dari ranjang dan menghampiri 'eomma'.
Sang Ayah —atau mulai saat ini kita panggil Seokjin, menatap sang 'istri' seraya menampilkan cengiran lebar.
"O-oh… Ha-hai yeobo, sudah selesai cuci piringnya?" Tanya Seokjin dengan kikuk.
Sang 'istri' —yang kita tahu bernama Kim Taehyung masih menatap 'suaminya' dengan pandangan menyelidik. "J-jangan menatapku begitu, yeobo. Kau terlihat menyeramkan.'" Ujar Seokjin setelahnya.
Taehyung hanya mendengus kasar dan mengalihkan pandangannya pada Jungkook. " Kau belum tidur, eoh? Ini sudah malam." Taehyung berkata sambil memeluk si putra. "Aku ngantuk, tapi appa malah mengajakku mengobrol terus." Balas Jungkook dengan wajah —pura-pura— mengantuk sambil menguap kecil. Dan Taehyung pun percaya saja pada anak satu ini.
"WHAT THE HECK —PADAHAL DIA SENDIRI YANG MINTA DITEMENIN TIDUR. DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI—" Batin Seokjin besumpah serapah pada anaknya. Oke, ini tidak patut ditiru, untuk para orang tua sekalian.
Kemudian Taehyung memicingkan matanya kembali pada suaminya itu. "Kau! Menyingkirlah dari ranjang Kook-ie!" Perintahnya galak dan hanya bisa dipatuhi oleh Seokjin. Sesekali Jungkook memeletkan lidahnya untuk mengejek sang Ayah —tentu saja tidak ketahuan oleh Taehyung.
"Nah, appa sudah tidak ada. Sekarang kau tidur, nde." Taehyung mengecup dahi sang anak sebagai ucapan tidur dan menyuruh Jungkook untuk segera tidur. Lalu setelah itu ia menyeret Seokjin keluar dari kamar sang anak dan membawanya ke kamar mereka.
Tidak lupa Jungkook memberi 'hadiah' selamat malam untuk sang Ayah, yaitu dengan tawa keras yang ia tahan karena melihat Ayahnya yang begitu nista.
。。。
"Kau mau tidur sekarang?"
"Tidak, aku mau mengunci pintu depan dulu. Hyung tidur duluan saja." Jawab Taehyung seraya berniat keluar lagi dari dalam kamar mereka —namun Seokjin mencegahnya. "Biar aku saja, kau diam saja disini."
"Tapi hyung —" Kalimatnya terpotong oleh sebuah bibir yang menciumnya tiba-tiba. Seokjin tersenyum kecil lalu melesat keluar kamar. Tapi sebelum benar-benar keluar —"Yeobo~ kau harus sudah 'siap' di ranjang, nde."
BRAK! —"KAU TIDUR DI LUAR JIN MESUM!"
.
.
.
Our Absurd Life.
Main Character(s) : Kim Seok, Kim Taehyung with kid!Jungkook.
Other Character(s) : Park Jimin and Jung Hoseok.
Genre(s) : Family, Humor(fail), Romance(fail).
Disclaimer : Semua cast yang ada disini milik mereka masing-masing. Saya hanya meminjam namanya saja, untuk kelangsungan cerita.
Warning(s) : OOC, Typo(s), Marriage!AU, Yaoi. I told you, guys! Be the nice readers :)
HAPPY READING~ :)
-000-
.
.
.
At Morning, Monday.
—Hari pengambilan rapot—
。。。
Seokjin duduk seraya menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Di hadapannya ada sesosok siluman —maksudnya manusia, yang mempunyai postur tubuh pend —ehem, kurang tinggi lebih tepatnya, dan mata sipit. Sebutlah ia, Jimin. Si wali kelas.
"Ekhem, jadi— anda orang tua Kim Jungkook?" Tanya Jimin pada salah satu wali murid yang kini duduk di depannya dengan tampang —sok— keren.
"Ya, saya Ayahnya." Jawab Seokjin.
Banyak terdengar teriakan tertahan dari arah belakangnya. Semacam para fangirl yang ga tahan buat teriakkalau ketemu bias. Jimin diam-diam iri. Kok salah satu wali muridnya ini bisa menggaet banyaknya ibu-ibu di belakang. Well, karena rata-rata yang mengambil rapot sang anak adalah seorang ibu. Namun —Seokjin malah ga suka. YA MASA YANG TERPESONA AKAN KETAMPANANNYA ADALAH IBU-IBU?!
Tapi —kalau yang ambil rapot Taehyung juga sama aja 'kan? Walaupun Taehyung statusnya 'istri'.
"Baiklah, ini rapot anak anda. Nilainya cukup bagus di semester ini. Prestasinya juga semakin baik." Jimin mulai berceloteh layaknya bapak-bapak guru dengan kumis tebal seraya memperlihatkan isi buku rapot pada Seokjin. Coret. Jimin ga punya kumis, kok.
Seokjin hanya mengangguk kalem sambil mendengarkan guru di depannya menjelaskan tentang nilai sang anak .
"Dan selamat, Jungkook mendapat peringkat kedua!" Seru Jimin ramah sambil tersenyum. Seokjin membalas senyuman si guru sipit itu dan mengucapkan terimakasih.
"Silahkan, ini rapot anak anda." Jimin menyerahkan buku rapot pada Seokjin yang tentu saja langsung diterima oleh si empunya. Seokjin pun beranjak bangkit dari bangku dan membungkuk sopan lalu melesat pergi keluar dari dalam kelas.
Risih, vroh. Diliatin ibu-ibu itu rasanya nano-nano.
Sang Ayah kelebihan hormon keluar dari dalam kelas. Kepalanya celingak-celinguk ke arah sekitar. Mencari Jungkook. 'Kemana 'sih anak itu?' Batinnya bertanya-tanya. Tak sengaja seseorang menabraknya —membuat buku-buku yang dibawa orang itu berceceran.
Oke, kok rasanya ini jadi makin mirip sinetron 'sih?
"APPA!"
Teriakan sang anak mengganggu acara slow motion Seokjin dengan salah satu guru yang berwajah lumayan manis —tapi tetep Taehyung lebih manis— yang saling berpandangan. Seokjin menoleh ke asal sumber suara dan menemukan sang anak dengan seorang anak lain yang bergender sama.
Si guru yang kebetulan cuma pemain figuran itu tiba-tiba saja menghilang. Meninggalkan Seokjin, Jungkook, serta bocah asing yang tidak Seokjin kenali.
"Ini siapa?" Seokjin bertanya pada sang putra.
"Kenalkan appa, ini Hoseok hyung, pacarku."
"WUAPAAAAA!?"
Oke, Seokjin syok berat. SEJAK KAPAN ANAKNYA YANG IMUT-IMUT POLOS UDAH PUNYA PACAR?! Rasanya Seokjin belum pernah mengajari Jungkook tentang pacaran. OMG! ANAKKU SUDAH TIDAK POLOSSS! Batin Seokjin absurd.
"Jin hyung! Kook-ie! Kalian dimana!?" Seokjin yang masih syok segera tersadar saat mendengar suara sang istri tercinta. Ia menoleh ke arah belakangnya dan menemukan Taehyung yang terengah-engah menghampiri mereka berdua —ah tidak, bertiga dengan bocah lain yang katanya 'pacarnya' Jungkook. Oh, apa Taehyung baru saj berlari?
"Kalian ayo foto dulu untuk kenang-kenangan! Dan —hei, kau Hoseok 'kan?" Ucap Taehyung yang ternyata sudah tahu nama bocah asing tersebut. Seokjin menatap horror Taehyung saat sang istri mengetahui nama bocah yang mengaku-ngaku sebagai pacar anaknya.
"Iya, ahjumma. Sudah lama tidak bertemu dan kau makin cantik saja~"
WOY WOY! APA-APAAN KALIMAT ITU?! GA LIAT INI SUAMINYA ADA DISINI, HEH, ANAK BAWANG! —Inner Seokjin.
Taehyung sedikit tersipu malu mendengar kalimat pujian dari bocah yang masih berusia enam belas tahun —dan mengundang amarah dari sang suami yang melihatnya. "A-ah begitukah? Gomawoyo Hoseok-ah," Taehyung membalas dengan malu-malu kodok.
Tanduk-tanduk iblis mulai bermunculan dari kepala Seokjin. Gezz… Kok rasanya pengen bunuh orang, ya.
"Ayo ayo! Kita foto bersama! Hoseok kalau mau ikut juga boleh," Taehyung tersenyum lebar. Jungkook dan Hoseok juga malah lebih lebar.
Seokjin? Jangan ditanya. Ia badmood. Pengen pulang terus pundung.
Tapi hei, ini masih di sekolah. Dan Seokjin tidak mau meninggalkan momen berfoto —karena dia termasuk orang yang narsis.
Yah, keluarga mereka memang absurd. Sebenarnya Jungkook bukan anak kandung mereka, karena ya, Taehyung lelaki tulen. Tidak bisa mengandung. Jadi, Seokjin yang emang ngidam banget ingin merasakan punya anak —jadilah mereka mengadopsi Jungkook yang saat itu berusia sepuluh tahun.
Tidak terasa, sudah lima tahun mereka membangun keluarga yang harmonis. Walaupun Seokjin yakin Jungkook hanya cinta pada Taehyung. Paling-paling dirinya hanya dapat seperempat cinta dari sang anak. Tapi Seokjin cinta Jungkook, dan tentu saja Taehyung.
Dan sekarang bertambah satu, Hoseok, sebagai pacar Jungkook yang katanya sangat mencintai anaknya dan berniat untuk menikahinya suatu hari nanti.
Bermimpilah nak Hoseok, butuh perjuangan untuk mendapatkan restu dari Seokjin. Bagaimana dengan Taehyung? Oh —ia setuju saja asal Jungkook bahagia.
Keluarga absurd, itulah mereka.
。。。
FIN
A/N: HAOHAA~ UDAH BERAPA LAMA KAY HIBERNASI?! AKHIRNYA KAY KEMBALI YEAYYY! /slapped/
MOHON MAAF LAHIR BATIN BUAT READERS-NIM SEMUAAAA! ^^ /bagi-bagi THR/
Oke, ini hanya cerita gaje dari saya. Untuk fic Stalker maupun Nobody Knows sedang dalam masa pengetikan, mohon menunggu /bow/
Mind to review, please?
Salam!
-Kay-
