Nggggg... Now, gue mau bikin cerita apalagi, yah?
Yang penting,,, jangan kayak chap 2 fandom NCIS lah... Cis, tuh fanfic apalah... (WOY! Inget itu fanfic elo)... haresretlah,,,
JANGAN! JANGAN FIC LAGI! (Kayak fic elo udah banyak aja,,, Inget fic elo MASIH 1 dan Cuma 2 CHAP! Dan lebih parah lagi, SETIAP CHAP,, CERITANYA DIKIT WOY! Lo lupa, di chap 1 lo Cuma nulis sebanyak ± 400 KATA, terus di chap 2, lo Cuma nulis sebanyak 223 KATA! NYADAR DIRI DONG WOY!)
Jleb...
Sumpah,,,
Kalimat itu terasa menyakitkan. Langsung nusuk ke hati.
Crap, Hell, Damn, Blyat, Baka, Bastard, Goverdome, Kuso, Yaro *semua sumpah serapah dari berbagai negara dikeluarkan* (kok, Cuma segitu? Katanya, sumpah serapah itu dari berbagai negara) Itu Cuma contoh! Sumpah... asli lo tuh ngeselin banget ! (Emang gue gini adanya, mau DIAPAIN LAGI?)
Lebih baek, gue nulis fic di fandom NCIS ajalah... (KATANYA, ELO GAK MAU NULIS FIC? SUMPAH,,, ELO TUH ANEH BANGET!) Emang gue gini adanya, mau DIAPAIN LAGI? *tersenyum nista* (*speechless*)
HAVING BABY? YOU READY?
Disclaimer : NCIS by FOX Company
Pairing : Tony D and Ziva D
Rated : T
Warning : Canon, IC Typo, OC, OOC dan oknum-oknum yang membenci fic ini (Termasuk Viizu dan Hyuna yang selalu menunggu dan mendesak gue untuk bikin yaoi fic).
Genre : Family and Romance
Summary : Gimana yah? Di sini diceritakan kalau misalnya Tony dan Ziva menikah dan akan memilki yang disebut... BABY..
DON'T LIKE? DON'T READ
Author PoV...
Prolog..
Maukah kau menjadi istriku?" Kata Tony kepada Ziva. "(menutup mata) Aku mau."
xxxxXXXXxxxx
Setelah mendapat restu terakhir dari Gibbs, (jika tidak, mereka tidak akan pernah bisa menikah) yah, meskipun pertamanya Gibbs ngamuk-ngamuk, tapi ternyata hatinya luluh juga... Mereka menikah 2 bulan yang lalu (Mana undangannya?). Dan pagi ini Ziva terlihat lamaaaa banget di kamar mandi (berapa abad? Lebih lama dari gue gak?).
"What's the matter to you honey ?" tanya Tony.
Ziva hanya menggelengkan kepala dengan pelan.
xxxxXXXXxxxx
"Tony. Ada yang salah dengan Ziva," bisik McGee.
"Aku sudah tahu itu, Pemula," balas Tony agak berbisik.
"Apa kau tahu apa penyebabnya?" tanya McGee. Tony hanya terdiam membisu.
"Tak ada waktu untuk membahas itu sekarang, karena sekarang kita mendapat kasus. Seorang Perwira AU ditemukan tewas di hanggar pesawat," kata Gibbs.
"DiNozzo, McGee. Ikut aku. Dan kau, Ziva, sebaiknya kau sekarang ke ruangan Abby. Tanyakan kepadanya apa yang bisa dibantu."
xxxxXXXXxxxx
"Ziva. Tumben kamu kesini," sambut Abby.
"Entahlah. Gibbs menyuruh aku untuk menemuimu," kata Ziva.
"What's the matter to you? Apa kau sakit?" tanya Abby.
"Nggg... Entah kenapa tadi pagi aku mual-mual dan muntah-muntah hebat. Padahal aku tidak demam dan aku rasa kemarin aku tidak salah makan. Jangan beri tahu Tony, aku tidak mau dia jadi cemas berlebihan hanya gara-gara aku seperti ini," kata Ziva.
"Tunggu dulu. Kau bilang tadi kau muntah-muntah. Jangan-jangan kau...,"
"Apa?" tanya Ziva tidak sabar.
"Hamil," bisik Abby. "A-apa? Hamil?" kata Ziva tidak percaya.
"Yah. Jika tidak percaya, kau bisa memeriksanya melalui alat tes kehamilan," kata Abby.
"Di mana aku bisa mendapatkan alat itu?" tanya Ziva.
"Apa saja ada diruangan Abby," kata Abby tersenyum sambil memegang suatu benda.
xxxxXXXXxxxx
"Entah kenapa hari ini aku senang sekali," kata Tony.
"Jangankan hari ini. Setiap hari saja kau tersenyum senang seperti entahlah, mungkin orang gila," sahut McGee.
"Diam kau. Probie," sungut Tony.
"Apa yang kaudapatkan, DiNozzo?" tanya Gibbs.
xxxxXXXXxxxx
"Selamat. Kapan kau akan memberitahukan hal ini kepada Tony?" Tanya Abby.
"Secepatnya. Dan kuminta jangan beri tahu hal ini kepada siapa-siapa. Biarkan mereka tahu dengan sendirinya," kata Ziva.
"Tidak termasuk Tony, bukan?" Tanya Abby.
"Tony. Biar aku saja yang urus," kata Ziva.
xxxxXXXXxxxx
Malamnya, setelah kasus hari itu selesai... (Kasus apaan?)
"Akan ada surprise besar untuk Tony pada malam hari ini," bisik Abby kepada McGee. "Maksudmu?" tanya McGee dengan muka-yang-sungguh-sangat-polos-sampai-author-pengen-banget-ngejotosnya.
"Kau akan tahu nanti." Abby tersenyum penuh arti (senyum laknat, gitu?). McGee hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
xxxxXXXXxxxx
Di sebuah restoran/cafe/apalah yang berbau tempat makan...
"Apa ini?" tanya Tony heran melihat kado yang dia pegang.
Ya, tidak salah lagi, kalau kado itu adalah kado pemberian Ziva.
"Hari ini bukan hari ulang tahunku."
"Buka sajalah," pinta Ziva. Tony membuka kado itu perlahan-lahan-lama-sekali-sampai-sampai-author-bosen-nunggunnya.
Setelah kado itu terbuka lebar...
Hanya ada 1 alat yang tertera di sana *kalian tahulah apa*. Hanya dengan alat itu, Tony tersenyum sangat-teramat-lebar.
"Kau tahu, ini adalah hadiah terindah dalam hidupku," kata Tony sambil memeluk Ziva.
Ziva hanya tersenyum. Dia sudah menduga reaksi Tony seperti apa. Sekarang ini Ziva dan Tony merasakan hidup mereka telah sempurna karena mendapat anugrah terindah dari Tuhan (Beuh, kalimatnya... gak nahan bacanya, bo).
TBC-an...
xxxxXXXXxxxx
A/N : Yeah, entah dapet wahyu darimana, gue ngebet banget pengen bikin cerita ini. Gue hanya pengen nuangin imnajinasi gue kalo akhirnya Ziva dan Tony... Yah, menikah... Meskipun itu Impossible banget terjadi karena... kalian tahulah kalo Tony itu... Womanizer...
Akhir kalimat,,, Review
