I Love You

-HunKai For You-

Cast: Kim Jongin, Oh Sehun, Baekhyun, Others.

Disclaim: Yang pasti cast bukan milik saya, plot asli dari pemikiran saya.

Inspired by Yoon Mi Rae – I Love You

-DLDR-

And

-Happy Reading-

.

.

.

"Jong, kau tidak tidur lagi?" tanya Sehun memandang wajah sahabat dari kecilnya yang sedikit berantakan. Mata pandanya bahkan sudah menyaingin Zitao, teman meeka yang memang dari lahir sudah bermata panda.

"Tidur... setengah jam," balas Jongin dengan lesu.

"Kau ini, sudah kubilang jika kau memiliki masalah maka berbagilah denganku. Kita ini bersahabat sudah sangat lama, bahkan hampir seumur hidup kita. Jadi jangan sungkan membagi bebanmu," ucap Sehun. Ia jadi gregetan ingin mengetahui ada apa dengan sahabatnya ini. Sudah beberapa hari Jongin terlihat tidak normal. Jarang tidur, wajah kusut, penampilan berantakan. Bukan Jongin sekali.

"Iya, cerewet. Sudah, ayo berangkat sebelum kelas pertama dimulai," Jongin berjalan melewati Sehun dan masuk ke dalam mobil Sehun tanpa permisi. Sudah biasa. "Ayo, kau ingin terlambat?" teriak Jongin dari dalam mobil.

"Masih 40 menit," ucap Sehun tapi Jongin seolah tak mendengar. Sehun menggeleng-geleng pelan lalu masuk ke dalam mobilnya. Ia melirik Jongin di sampingnya, matanya terpejam tapi kernyitan-kernyitan di dahinya seperti saat Jongin sedang merajuk menandakan bahwa Jongin memang tidak bisa tidur.

"Jong_"

"Jalankan saja mobilnya," potong Jongin sebelum Sehun melanjutkan kata-katanya.

Sehun mendengus pelan dan menuruti perkataan sahabatnya itu tanpa berkata-kata lagi.

Sepanjang perjalanan ke kampus, Sehun terus melirik-lirik Jongin. Sahabatnya itu terus bergerak tidak nyaman dan sesekali mengumpat dengan suara kecil sehingga Sehun hanya mendengar sedikit umpatannya. Ada apa dengan anak itu?

"Kita sudah sampai," ucap Sehun, memberitahu Jongin bahwa mereka sudah sampai di kampus.

"Hm," gumam Jongin.

Sehun mendesah malas, lalu keluar lebih dulu dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Jongin. "Ayo."

DUK

"Hmff," Sehun menahan tawa geli saat Jongin mengaduh sambil mengelus-elus kepalanya yang baru saja terbentur dengan atap mobil.

"Apa yang kau tertawakan?" bentak Jongin. Kepalanya nyut-nyutan dan Sehun malah mentertawainya.

"Tak ada. Sudah, ayo keluar. Lain kali hati-hati," Sehun dengan gentlenya menarik tangan Jongin keluar dari mobilnya.

Mereka berjalan beriringan di koridor menuju kelas mereka. Banyak tatapan kagum para penggemar Sehun yang mengiringi perjalanan mereka. Sehun itu populer, ngomong-ngomong. Banyak wanita dan pria manis yang tergila-gila dengan ketampanan Sehun, termasuk Jongin. Iya, Jongin.

"Nanti malam kau harus tidur! Jika besok pagi aku masih mendapatimu dengan keadaan seperti ini, aku akan memaksamu bercerita tentang masalahmu," ucap Sehun sambil sesekali melempar wink yang membuat para penggemarnya menjerit heboh.

"Jika aku tidak mau bercerita?"

"Kubuang monggumu."

"Yak!" protes Jongin, tak terima anjing lucunya akan dibuang Sehun.

Sehun melirik Jongin dan melempar smirk-tampan-nya kemudian mempercepat langkahnya, membuat Jongin tertinggal beberapa langkah di belakangnya.

'Kau pikir ini semua karena siapa, bodoh? Karena kau. Karena kau tidak peka. Kau yang membuatku gila. Kau yang membuatku frustasi, Oh Sehun sialan,' dumel Jongin dalam hatinya sambil menatap tajam punggung Sehun yang berjalan di depannya.

"Wow. Wajahmu semakin kusut saja Jong," ucap Baekhyun saat Jongin memasuki kelas.

Jongin menatap Baekhyun memelas dan berjalan semakin lunglai menuju bangkunya di samping Sehun. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menempatkan kedua lengannya di atas kepala, berpura-pura tidur padahal sedang melirik-lirik Sehun yang kini bermain dengan para penggemarnya. Bila biasanya Flower Boy akan bersikap dingin yang menambah daya tariknya di depan para penggemar, maka Sehun sebaliknya. Dia itu playboy. Ketika ada seorang yang menggodanya, maka Sehun akan balik menggoda dengan smirk setan yang sialnya sangat tampan itu.

Jongin kembali merutuki Sehun di dalam hatinya. Lihat, sekarang Oh bungsu itu sedang memangku gadis cantik dari gedung sebelah. Shit, untuk apa perempuan dari fakultas lain datang ke kelas ini. Oh, tentu saja untuk menggoda Sehun, dasar bitch. Jongin mendengus sebal karenanya, rasanya ia ingin menangis melihat pria yang disukainya malah bermain dengan orang lain tepat di depan matanya. Lebih sialnya lagi kenapa ia dan Sehun harus bersahabat. Bukannya ia membenci persahabatan ini hanya saja jika dipikir-pikir, mungkin bila mereka bukan sahabat, maka Jongin juga dapat menggoda Sehun tanpa takut akan penolakan lelaki pale itu yang akan merusak kata sahabat di antara mereka. Jongin menggigit bibir bawahnya memikirkan itu. Sialan, Kim Jongin, kau bukan bitch seperti mereka. Jadi, berhentilah berfikiran untuk menggoda Sehun. Batinnya serasa tersiksa memikirkan ini itu tentang Sehun.

.

.

.

"Kau tahu resikonya bila dia menolakku, Baek. Aku tak ingin dia menjauh dariku. 16 tahun itu bukan waktu yang sebentar, aku sudah terbiasa selama 16 tahun ditemani Sehun," ucap Jongin dengan handphone yang menempel di telinga kanannya.

"Bila kau terus memikirkan resiko yang satu itu, maka jangan berani-berani menyukai Sehun. Kau belum mencoba, Jong."

"Baek...," rengek Jongin.

"Coba dulu."

"Kalau dia menolakku?"

"Ya kan belum dicoba."

"Tapi..."

"Jongin, ayo bayangkan. Ketika Sehun menolakmu dan menjauh darimu, apa yang akan kau lakukan."

Jongin terdiam untuk beberapa lama membuat Baekhyun memanggil namanya beberapa kali. "Me...minta maaf, mungkin memohon agar dia kembali seperti sebelumnya," jawab Jongin ragu.

"Nah, sekarang bayangkan ketika kau terus memendam perasaanmu, melihat Sehun terus bermain seperti tadi_"

Jongin mulai membayangkan Sehun yang bermain dengan wanita dan pria-pria manis di pangkuannya, kemudian memberikan smirk menyebalkan kepadanya. Jongin menggeleng keras.

"_lalu kau yang terus-terusan tidak bisa tidur karena memikirkan Sehun_"

Jongin kembali membayangkan dirinya yang sendirian di kamarnya, memandangi foto Sehun di handphonenya. lalu ketika ia mengecek aku SNS Sehun dan melihat postan Sehun dengan para mainannya, matanya mulai berkaca-kaca. Jongin kembali menggeleng keras.

"_lalu penampilanmu yang semakin berantakkan, kesehatanmu mulai menurun, lalu kau sakit, orangtuamu sangat khawatir, kemudian kau dibawa ke Rumah Sakit, harus dirawat inap, kau semakin kritis, Ibumu menangis, kau koma, lalu mati."

"BAEKHYUUUUUNNN... AKU TIDAK AKAN MATI HANYA KARENA PATAH HATI~" teriak Jongin, tak peduli orangtuanya yang mungkin mendengarnya seperti orang gila. Jongin mendengar Baekhyun mendengus di seberang telepon sana. "Bayanganmu terlalu berlebihan, Baek."

"Menurutmu mana yang lebih buruk?" tanya Baekhyun.

"Tentu saja aku yang memendam perasaanku," jawab Jongin sebal. Tentu saja, mana yang lebih buruk daripada mati karena hal seperti itu.

"Nah, kalau begitu cepat kau ungkapkan perasaanmu," titah Baekhyun.

"Tapi aku tak berani, Baek."

"Please, Jongin. Jangan bersikap seperti gadis perawan. Oh iya, kau 'kan uke, wajar saja," Baekhyun mencibir dengan sangat jelas, membuat Jongin gregetan ingin menjambak rambut permen kapas si Byun itu.

"Aku tetap laki-laki, Byun."

"Kalau kau laki-laki ya buktikan. Bukan karena kau seorang uke maka kau hanya menunggu sang seme menjemputmu, kau juga harus berani menjadi yang memulai. Wanita saja banyak yang berani, masa kau kalah dengan mereka."

Sepertinya provokasi Baekhyun mulai bekerja. Jongin terlihat merenung. Benar juga, wanita saja banyak yang berani, masa aku tidak. Kemana harga diriku sebagai pria.

"Hahh... baiklah, akan kucoba."

"Hari ini?"

"Tidak, Baek. Ini sudah malam."

"Baru jam 8. Hanya perlu keluar pagar dan belok kanan 5 langkah, dan tada... rumah Sehun di depan mata. Ketuk pintu, lalu saat pintu terbuka tinggal katakan I Love You. Beres."

"Wow... simpel sekali, Baek. Saranmu, bagus sekali," cibir Jongin. Mulutnya monyong-monyong merutuki Baekhyun.

"Tentu. Aku menunggu kabar baik darimu, Jong. Selamat malam."

Dan sambunganpun terputus dengan Jongin yang mulai memasang wajah merana.

"Hahhh... bagaimana ini," gumam Jongin sambil menggigiti bibir bawahnya. Menoleh ke sana ke mari, dan pandangannya jatuh pada kemejanya yang menggantung di pintu. Cepat-cepat Jongin menghampiri kemeja itu.

"Okay! Kuharap kau menunjukkan keberuntungan padaku," gumam Jongin. Ia mulai menghitung kancing dan terus bergumam pergi-tidak-pergi-tidak hingga berhenti dikata_

Pergi.

"Habis? Kancingnya habis?" Jongin berseru panik sendiri, membolak-balik kemejanya berharap ada kancing lain yang dapat dihitungnya. Tak ada. Kancingnya benar-benar habis.

"Hahhh~ baiklan, kau laki-laki, Kim. Kau harus berani! Ya, aku berani," Jongin mensugesti dirinya sendiri, tangannya terkepal di depan dada. Ia siap.

Mengambil jaket yang sudah ada di depan mata, pelan-pelan Jongin membuka pintu kamarnya. Ia akan pergi untuk menyatakan perasaannya.

"Jongin, mau ke mana malam-malam begini?" tanya Ibu Jongin, yang sedang menonton drama bersama Ayahnya.

"Ke rumah Sehun sebentar, ada yang tertinggal," alibi Jongin tanpa menghentikan langkahnya.

'Sehun, I Love You. Sehun, I Love You. Sehun, I Love You...' dan seperti itu seterusnya yang Jongin gumamkan hingga saat sadar ia sudah di depan pintu rumah Sehun.

"Baiklah, hanya tinggal mengetuk pintu lalu katakan I love You," gumam Jongin mengingat saran Baekhyun tadi.

Tok tok tok.

Pintu belum terbuka, tapi Jongin dapat mendengar suara Bibi Oh, Luhan Hyung, dan Sehun tentang siapa yang harus membuka pintu. Jongin jadi dag dig dug.

"Sebentar," itu suara Sehun. Jongin jadi semakin dag dig dug.

Cklek.

"Ya? Jongin?"

TBC

Semoga kalian suka. Mohon reviewnya

Oh iya, tolong baca juga ff pertama saya yang "Our Forbidden Love". Terima kasih yang sudah mereview, maaf tidak disebutkan satu persatu.

'Review dari kalian adalah penyemangat'

Sampai Jumpa di chap depan