I am feel good when I with you…

Lagu Lee Hi memutar sepenjuru mini market, udara hangat menemani di belakangnya. Sore ini entah mengapa aku sangat ingin makan ice cream rasa matcha. Mungkin karena dipanas-panasi Soonyoung , dia bilang ice cream ini rasanya enak. Uhhh… jika ingat dia aku ingin sekali menendang wajahnya. Dua hari lalu dia makan ice cream ini sendiri tanpa mengajakku, dia bilang waktu itu aku tidak mau diajak kemana-mana, karena dia tidak bilang mau mengajakku kemana, aku kan jadi malas. Soonyoung ini tipe orang yang tiba-tiba. Pernah suatu kali dia mengajakku keluar tanpa mengatakan akan pergi kemana, dan kami berakhir di Mokpo dan tertinggal bus terakhir. Pernah juga Soonyoung tiba-tiba mengajakku makan di sebuah restoran mahal, dia bilang sekali-sekali ingin makan makanan mahal. Dan kami berakhir hanya makan sup cream yang isinya sedikit sekali dengan segelas air putih seharga 10.000 won.

"Matcha… matcha… kau dimana?" Kubuka tempat penyimpanan ice cream. Uhhh sejujurnya aku tidak terlalu menyukai rasa matcha, hanya beberapa jenis makanan seperti permen matcha dan cake matcha yang di jual di toko roti tuan Bang di dekat sekolah, selebihnya aku tidak suka rasanya yang pahit dibalik rasa manisnya, kamuflase. Namun aku suka warna hijaunya yang lembut. Ngomong-ngomong soal hijau. Dua minggu yang lalu aku dan Soonyoung baru saja mengganti warna rambut kami. Kini warnanya menjadi coklat. Warna rambut kami sebelumnya cukup unik, warna rambutku ungu dan rambutnya biru. Jangan bilang aneh, aku pun berfikir seperti itu awalnya, namun karena Soonyoung ini orangnya pemaksa dan menyebalkan aku pun mengganti warna rambutku. Namun lama kelamaan warna itu cocok juga buat kami, "kau tambah imut dengan warna itu Jihoon, uhhh aku jadi gemas. Kecup ya!" itu katanya.

"Sekarang sudah musim semi, ayo kita ganti warna rambut!" saat itu aku minta warna hijau seperti warna matcha, namun Soonyoung melarang keras. "Jihoon, aku takut jika kau tak akan sampai pada musim gugur nanti." Ahhh dan aku kesal dengan alasannya, dia takut dia akan menjilatiku setiap saat. Ihhh menjijikan Soonyoung.

"900 won" kuserahkan uang 1.000 won ku, lalu duduk di kursi menghadap kaca yang telah disediakan. Langit berwarna biru, ahhh atau merah muda? Entahlah, mungkin mataku belum terbiasa. Musim dingin lalu berjalan cukup cepat. Yahhh… semua yang kulalui dengan Soonyoung berjalan sangat cepat, kata orang karena aku menikmati dan menyukainya. Namun ada yang kusesalkan, Soonyeong tidak menyanyikanku lagu Winter Child lagi di musim dingin kemarin lalu. Meyebalkan, "Jihoon aku tidak bisa menyanyi," itu katanya di musim dingin dua tahun lalu, musing dingin pertama kami setelah menjadi sepasang kekasih. Aku bahkan tidak memintanya menyanyikan dengan suara merdu.

"Baiklah musim dingin tahun depan, aku akan menyanyikannya untukmu." Itu janjinya. Kujilat ice cream matcha ku. Selama mengenal Soonyeong aku tau dia orangnya menyebalkan, dan terkadang suka melupakan hal-hal kecil. Namun menyanyikan lagu Winter Child bukan hal kecil bagiku. Tapi Soonyeong melupakannya. "Jihoon kau tau satu tahun belakangan bagaimana sibuknya kita. Bahkan tahun ini saja aku lupa hari ulang tahun ibuku." Soonyeong gila! Ingatkan aku untuk berteriak padanya jika nanti aku bertemu dengannya.

Lalu dimusim dingin lalu, ketika aku menagih janjinya, "Jihoon…" dia menatapku, "bolehkah aku berjanji sekali lagi? Kali ini aku berjanji di depan langit malam dan sungai Han." Ujarnya menjijikan dengan gaya sok puitis. Aku sangat ingin kekasihku menyanyikan lagu Winter Child untukku di musim dingin. Ahhh tapi aku lebih suka mendengar alasan Soonyeong untuk tidak menyanyikannya. Ingatkan kau untuk menendangnya jika aku bertemu dengan Soonyeong.

Aku terus menjilati ice cream matcha ini, rasanya lumayan. Sepertinya aku akan menambah daftar hal-hal yang aku sukai, mungkin di nomor 3, ahhh… atau 4, karena Soonyeong yang ke-3. Hehehe, eh.

END!