K-Popers
AUTHOR : HUANG AND WU
GENRE : ROMANCE, SCHOOL-LIFE
LENGTH : ONESHOT
CHARACTER : BYUN BAEKHYUN, PARK CHANYEOL
POINT OF VIEW : AUTHOR
RATE : T
SUMMARY :
Siapa yang tidak suka K-Pop. Dengan dramanya, dengan para aktor dan aktrisnya, dengan lagu-lagunya, dan dengan paras rupawan mereka rupanya memenuhi hati gadis tersebut. Dan akan menjadi tantangan berat bagi sang pemuda, untuk menaklukan hati gadis itu yang notabene adalah seorang penggemar kelas berat. Terinspirasi dari kisah nyata, inilah K-Popers.
WARNING! IT IS GENDERSWITCH!
Holla!
Well, Huang and Wu kembali dengan FF keempat dari EXO's Special Oneshot Birthday Project! HAPPY BIRTHDAY BACONNN! Sorry postingnya H+1, kemaren ada hajatan keluarga hehe
Inspirasi FF ini dateng begitu aja, pas Huang and Wu inget kasus kawan-kawan cowok Huang and Wu yang nanya ini-itu soal kawan Huang and Wu yang perempuan terus kpopers. Gak tau nih, cuman Huang and Wu masih menjomblo padahal kpopers lain udah dapet hiks T_T
Yaudah yuk! Gak usah banyak basa-basi, cekidot!
.
-K-Popers-
.
.
Start
"KYAAAAAAAAAAAA!"
Teriakan-teriakan membahana di dalam ruang kelas itu, tepatnya dari ujung ruang kelas yang notabene adalah tempat berkumpulnya terminal stopkontak kelas. Tiga orang yeoja, menatap laptop di hadapan mereka dengan penuh minat sekaligus dengan wajah berbinar.
"Oh My God, mereka manusia atau bukan, siihhh!?"
"Orangtua mereka makan apa saat ngidam sampai mereka bisa setampan ituu!?"
"Menikahlah dengankuuuuuu!"
Mereka berteriak tidak jelas, dengan sebuah video yang diputar di laptop itu. Orang-orang yang berada di kelas itu hanya menghela nafas berat, cukup paham kenapa ketiga yeoja itu berteriak keras dan tidak jelas di depan laptop mereka.
They all are K-Popers. And they are watching K-Pop.
"Cukup sudah. Lain kali akan aku sumpal mulut mereka."
Seorang namja menatap ketiga yeoja itu dengan sebuah pulpen yang ia tusuk-tusukan dengan tidak berperikepulpenan di sana. Seorang namja yang sedang duduk di atas meja pun mengangguk, sedangkan hanya satu namja yang menyenggol pundak namja pemegang pulpen tadi.
"Hey, apa masalahmu, Yeol?"tanyanya, dengan wajah heran.
"Kau sumpal mulut mereka, aku sumpal kau, Kai."ucap namja yang dipanggil Yeol itu–dia yang tadi menyenggol pundak kawannya.
"Aku tidak serius."ucap namja pemegang pulpen bernama Kai–Kim Jongin–itu.
"Kenapa kau bisa suka dengan yeoja di sana, Yeol? Sangat tidak masuk akal."ucap namja yang duduk di atas meja itu.
"Entahlah, Hun. Jangan tanya aku. Tanya saja pada yang menciptakan rasa suka itu."jawabnya, dengan suara yang yang terdengar agak sinis dan jari telunjuk yang menunjuk arah atap.
Namja yang duduk di meja–Oh Sehun–itu hanya menggeleng-geleng prihatin, sedangkan namja yang menjadi pusat pembicaraan mereka–Park Chanyeol–itu hanya menghela nafas pelan dan menatap kerumunan tiga yeoja yang masih ber-fangirling ria pada laptop itu.
Mata Chanyeol tertuju pada yeoja di tengah yang memakai bandana.
Kau gila, Yeol..
-XOXO-
TING TING TING
Bel berbunyi nyaring, dengan murid-murid yang mulai berjalan keluar menuju kantin dan untuk urusan-urusan lain. Beberapa anak dari kelas itu mulai berhamburan keluar, dengan beberapa anak dari kelas lain datang ke kelas itu.
"Kau tak mau ke kantin, Yeol?"tanya Kai, digelengi Chanyeol.
"Aku mau mengerjakan perbaikan nilai Jung ssaem dulu."jawab Chanyeol, diangguki mereka.
"Ayo, Hun!"
Kedua kawan itu pun pergi, meninggalkan Chanyeol yang hanya menghela nafas berat dan mengeluarkan buku matematikanya. Ia menatap kertas soal di hadapannya, lantas menghela nafas berat.
"Damn it."
Chanyeol meraih pensilnya. Sekilas, ia menengok ke arah yeoja yang tadi fangirling ria dengan kedua kawannya.
Yeoja itu tengah menulis di sebuah buku catatan–semacam binder–dengan aksen pink yang menghiasi mejanya. Chanyeol tersenyum kecil. Yeoja yang tengah memakai varsity bertuliskan So Nyeo Shi Dae itu menulis dengan pulpen bergambar seorang yeoja berambut gelombang yang ber-eye smile ria–tak lain adalah Tiffany–dengan buku binder bernuansa pink pula. Bandana yeoja itu adalah bandana polos berwarna pink dengan garis-garis putih.
Manis? Ya, Chanyeol akui dia manis.
Tapi, Chanyeol menghela nafas berat. Fakta bahwa yeoja itu adalah tipe gadis yang cukup ekstrem untuk didekati–read, tiada hari tanpa K-Pop–membuat Chanyeol dihadapkan pada kenyataan pahit seperti itu.
Oh, ayolah, Park Chanyeol!
Chanyeol adalah seorang idola di sekolah itu. Banyak yeoja yang terpikat oleh ketampanannya, dengan segala kesempurnaan dari bakat basket dan musiknya–pengecualian untuk pelajaran akademik. Siapa yang tidak mau bersama Chanyeol?
Ada satu orang.
Dan dia adalah yeoja itu.
"I have no idea."gumamnya, lebih kepada diri sendiri.
"Kau kenapa?"
Chanyeol mendongak, mendapati seorang yeoja dengan wajah sedikit kebulean, dengan aksen Korea yang sangat tidak kental. Chanyeol memaksakan senyumnya, kemudian menggeleng dan lebih memilih untuk menunduk dan mengerjakan tugasnya.
"Ada masalah?"yeoja itu malah memilih untuk duduk di hadapan Chanyeol, dengan sebuah buku di tangannya.
Chanyeol berjengit ngeri.
Buku itu adalah buku tulis, namun dengan tempelan stiker Super Junior di segala sisinya. How disturbing, bagi Chanyeol dan sifat skeptiknya.
"Kenapa kalian, para K-Popers, bisa suka dengan K-Pop? Apa spesialnya mereka?"tanya Chanyeol, dengan tangan yang digerakkan seolah-olah menggambarkan kata-katanya.
"Well, karena K-Pop itu hebat. Di negara asalku, K-Pop adalah trend!"jawab yeoja itu, dideliki Chanyeol.
"I appreciate your answer, Nona Scarlett."ucap Chanyeol dengan nada yang sinis, kemudian kembali menaruh perhatian kepada tugas-jahanam-dari-guru-neraka miliknya.
"Thank you. Kenapa kau.. tidak suka dengan K-Pop, Chanyeol? Itu musik negaramu sendiri."ucap yeoja bernama Scarlett–yang lebih fokus pada isi bindernya–itu, membuat Chanyeol mendongak jengah.
"Dengar, ya. Aku tidak tahu apa yang membuatku tidak suka, tapi aku memang tidak suka. That simple."ucap Chanyeol, kemudian kembali fokus pada soal-soal matematikanya.
"Kau juga sebenarnya bisa menjadi bagian dari K-Pop, Chanyeol. Kau tahu bahwa kau itu tampan."ucap Scarlett–jujurnya minta ampun, kemudian menengok ke arah Chanyeol.
"How disgusting."sahut Chanyeol.
Scarlett mendengus, kemudian kembali fokus pada buku binder Super Junior di tangannya. Kemudian, ia agak terdiam. Ia menoleh ke arah Chanyeol, yang tengah berusaha sekuat tenaga untuk menjawab soal no. 1.
"Apa kau pernah menyukai K-Popers, Yeol?"tanya Scarlett.
DEG!
Gerakan pensil Chanyeol terhenti, dan Chanyeol mendongak. Ia menatap Scarlett, dengan tatapan yang sulit diartikan. Scarlett tersenyum miring, kemudian kembali beralih kepada bindernya–yeoja satu ini benar-benar menyebalkan.
"Dari ekspresimu, itu artinya kau pernah. Siapa? Aku?"tanya Scarlett.
Siapapun, tolong, berikan Chanyeol sebuah tong sampah karena yeoja di hadapannya ini minta untuk dibuang ke tong sampah oleh Chanyeol.
"How come."gumam Chanyeol, kembali kepada soal matematikanya–walau sebenarnya jantungnya berdetak tak karuan karena kelakuan Scarlett yang terkutuk–bagi Chanyeol–itu.
"Oke, ayo main tebak-tebakan! Kau menyukai Baekhyun, kah?"
BRAK!
Scarlett terkaget, ketika Chanyeol menggebrak mejanya dengan keras–membuat tempat pensil Chanyeol melayang dan jatuh ke lantai. Chanyeol menatap Scarlett dengan wajah menahan emosi, kemudian mengusap wajahnya kasar.
"Dengar, ya! Aku harus mengerjakan tugas matematika ini sebagai perbaikan nilai tengah semesterku! Aku harus menyelesaikannya hari ini, dan kau bahkan tidak membantuku sama sekali!"pekik Chanyeol, kepada Scarlett yang kini menatap cukup takut ke arah Chanyeol.
"Kau kenapa, Yeol?"
Chanyeol terdiam. Ia menoleh ke samping, begitu mendengar sebuah suara yang bagaikan slow motion di telinganya. Suara itu menggema, indah terdengar. Matanya menangkap sosok seorang yeoja berbandana pink, dengan varsity pink menyelimuti tubuh mungilnya, dan sebuah pulpen Tiffany di tangan kirinya. Ia mengerjap ke arah Chanyeol, dengan bibir pink manisnya yang sedikit dimajukan–agak cemberut, sepertinya.
"Jangan berteriak pada Scarlett."ucapnya, dengan mata yang menatap tepat ke arah mata Chanyeol.
Chanyeol membeku. Scarlett menangkap pemandangan itu, lantas hatinya mengangguk setuju. Ia lebih memilih untuk diam, daripada memperkeruh suasana. Tapi, satu hal yang pasti.
Park Chanyeol–seorang anti-K-Pop–benar-benar menaruh hati pada seorang K-Popers–dengan catatan, kronis–penggemar girlband SNSD bernama Byun Baekhyun.
-XOXO-
"SIALAAAANNNN!"
BRAK!
Chanyeol melempar bola basketnya ke ring dengan emosi, kemudian membiarkan bola itu memantul keras dan tinggi ke udara. Chanyeol terduduk di tengah lapangan, kemudian merebahkan dirinya di sana. Ia tak peduli jika seragamnya kotor–toh, dia memang terbiasa kotor.
"Scarlett sialan. Baekhyun jadi tidak mau mengobrol denganku hari ini! Ugh! Kau benar-benar harus diberi pelajaran, Scarlett!"gumam Chanyeol, dengan tangan terkepal yang terus memukul aspal lapangan yang ia tiduri.
"Aku minta maaf."
Chanyeol mengernyit, kemudian menengok dan mendapati Scarlett yang tengah duduk sila di sampingnya, dengan bola basket di tangannya.
"Mau apa kau kemari?"tanya Chanyeol, dengan mata yang ia pejamkan.
"Aku tidak bermaksud untuk menjatuhkan image-mu di depan Baekhyun. Aku hanya penasaran padamu, Yeol."ucap Scarlett, membuat Chanyeol mengernyit.
"Penasaran? Apa?"tanya Chanyeol.
"Soalnya kamu kelihatan sekali kalau suka dengan Baekhyun."
Chanyeol membelalakkan mata, kemudian langsung terduduk dan menghadap yeoja itu. Scarlett menatap Chanyeol, masih dengan duduk bersila dan tas punggung biru muda Super Junior di punggungnya.
"Bagaimana.. kau tahu?"tanya Chanyeol, dengan suara yang mengecil.
"Kami K-Popers, Yeol. Kami punya hobi menonton drama. Kami sudah banyak menatap adegan-adegan menyukai atau apapun itu di drama, dan sudah sangat jelas terlihat olehku bahwa kau menyukai Baekhyun. Kau menunjukkan tanda-tanda seorang namja menyukai yeoja, persis seperti drama-drama yang sering aku putar ulang di laptop."jelas Scarlett.
Chanyeol terdiam. Scarlett mengangguk, membuat rambut gelombang pirangnya ikut bergerak. Ia menatap Chanyeol dengan mata birunya, kemudian memantul-mantulkan pelan bola basket di tangannya.
"Tapi, akan sangat sulit untuk mendapat balasan rasa dari Baekhyun, kalau kau mau tahu."ucap Scarlett, membuat Chanyeol mengernyit.
"Kenapa? Aku pasti diterima olehnya. Tidak ada yeoja di sekolah ini yang tidak mau denganku. Mereka bilang aku mirip aktor-aktor laga di serial drama action."ucap Chanyeol, membuat Scarlett memutar bola matanya malas–pikiran Chanyeol ternyata dangkal sekali.
"It is not that simple. Kau harus tahu kriteria-kriteria namja Baekhyun. Apa kau sudah mengetahuinya?"tanya Scarlett.
Chanyeol terdiam, kemudian menggeleng.
"Sudah kuduga.."gumam Scarlett, dengan wajah masam.
"Apa kriteria-kriterianya?"tanya Chanyeol.
Scarlett membuka tas punggungnya, kemudian mengeluarkan binder Super Junior miliknya dan sebuah pensil warna biru muda. Ia menuliskan beberapa kalimat di sebuah halaman, kemudian merobek halamannya dan menyerahkannya pada Chanyeol.
"Baca saja sendiri."ucap Scarlett.
Kriteria Lelaki Baekhyun
Manly, seperti Lee Minho
Baby-face, seperti Song Joongki
Atletis, seperti Rain
Bersuara berat aksen serak sepert Yesung, bisa menari seperti Donghae, dan multi-tasking seperti Taecyeon
Cerdas, seperti Siwon
Mengidolakan SNSD, seperti Ryeowook
Kaya, seperti PSY
Berjiwa muda seperti Kim Bum
Suka musik klasik, seperti Henry
Rapi dan bersih, seperti Leeteuk
Konyol, seperti G-Dragon
Suka ber-aegyo, seperti Sungmin
Chanyeol menganga, membaca setiap kata demi kata yang ditulis oleh Scarlett di kertas biru muda itu. Ia menatap Scarlett dengan pandangan mata tidak percaya, dan Scarlett hanya mendelik.
"Namja yang sempurna hanya ada di drama, namun Baekhyun sangat mempercayai bahwa namja itu ada di dunia nyata."ucap Scarlett, membuat Chanyeol mengusap wajahnya kasar.
"Lalu aku harus apa? These are sucks!"ucap Chanyeol, rasa-rasanya ingin menghancurkan kertas di tangannya.
Sayangnya, kertas itu adalah kertas terpenting dalam sejarah kehidupan Park Chanyeol.
"Akan menjadi mudah jika kau adalah seorang K-Popers, Park Chanyeol. Mungkin kau harus mulai membiasakan diri dengan segala hal berbau K-Pop."ucap Scarlett, digelengi Chanyeol dengan tegas.
Saking tegasnya, ada suara krak kecil dari gelengan kepala Chanyeol.
"Tidak! Tidak! Dan, tidak! Aku tidak akan pernah sudi untuk menyukai K-Pop! Tidak akan pernah! Itu tidak akan terjadi!"ucap Chanyeol, membuat Scarlett mendelik bingung.
"Lalu kau tahu harus apa? Ada ide?"tanya Scarlett.
Chanyeol terdiam, kemudian menghela nafas berat dan menenggelamkan kepalanya pada lipatan kakinya yang ditekuk. How childish.
"Mau kubantu?"
Chanyeol mendongak, menatap Scarlett yang tengah tersenyum ke arahnya. Chanyeol menatap Scarlett penuh minat, kemudian matanya memancarkan beribu pertanyaan dari benaknya.
"Aku bisa membantumu. Itu, jika kau mau mendengarkanku. Sia-sia jika kamu tidak mau, karena apa yang aku beritahukan adalah rahasia-rahasia kecil Baekhyun yang berkaitan dengan namja."ucap Scarlett.
Chanyeol mengerjap, kemudian sedikit mempertimbangkannya. Scarlett memasukkan binder Super Junior-nya ke tas, kemudian kembali memakai tas itu. Chanyeol menatap Scarlett, kemudian mengangguk.
"Deal."ucap Chanyeol, kemudian menyodorkan tangan kanannya.
Scarlett tersenyum miring, kemudian menyodorkan tangan kanannya dan membalas jabat tangan Chanyeol.
"Deal. Kau berhutang satu album Super Junior terhadapku."ucap Scarlett, membuat Chanyeol memutar bola matanya malas.
"Whatever."
-XOXO-
Hari yang berbeda.
Chanyeol menatap ke arah Baekhyun, yang kini tengah menulis-nulis di atas binder–lagi-lagi–SNSD-nya. Chanyeol menghela nafas berat, kemudian menengok ke arah Scarlett.
Scarlett mengangguk, dan Chanyeol ikut mengangguk. Scarlett pun mendatangi Baekhyun.
"Baek, kau tahu tidak!? Park Chanyeol sudah mulai menerima K-Pop! Sebaiknya kamu sebarkan saja virus SNSD-mu itu!"ucap Scarlett, membuat Baekhyun berbinar-binar.
"Benarkah? Kau serius?"tanya Baekhyun, dan Scarlett mengangguk mantap.
Chanyeol dibuat gugup. Ia pun memilih untuk fokus pada buku teksnya, ketika Baekhyun–sesuai perkiraan–menghampiri Chanyeol dan duduk di depannya yang kosong–di samping bangku Kai.
"Kau benar-benar mulai memperhatikan K-Pop?"tanya Baekhyun.
Kai dan Sehun–yang duduk di samping dan depan Chanyeol–menatap Baekhyun dengan kernyitan heran. Mereka saling bertatapan, kemudian mempersiapkan posisi. Mulut mereka bahkan sudah hampir terbuka, mau membela Chanyeol sebagai petinggi anti-K-Pop.
"Ya, aku mulai memperhatikannya."
Sehun dan Kai menoleh kaget, sedangkan Baekhyun memancarkan senyum lebar. Chanyeol mendongak, memperhatikan Baekhyun yang tersenyum lebar. Senyum yang indah, bahkan jantung Chanyeol pun berdetak tak karuan.
"Aku tak salah dengar, Yeol? Kau mulai semakin gila!"pekik Sehun, kemudian ia mendorong kepala Chanyeol dengan jari telunjuknya–saking kesalnya.
"Hey! Jangan kasar pada Chanyeol!"ucap Baekhyun, membela Chanyeol.
Sehun menatap Baekhyun, kemudian mendengus kesal dan memilih untuk bangkit dari duduk dan berjalan keluar kelas. Kai menatap Chanyeol dengan tatapan tak percaya, kemudian memilih untuk mengejar Sehun keluar kelas.
Meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun di sana.
Chanyeol tersenyum–paksa–ke arah Baekhyun, dan Baekhyun membalas senyum itu.
Jika saja Chanyeol bisa, ia ingin membuat senyum Baekhyun tanpa disertai kebohongan apapun di sana.
-XOXO-
"Kau oke, Yeol?"
Scarlett bertanya pada Chanyeol, yang kini tengah menghela nafas berat. Mereka menikmati waktu sisa mereka di atap sekolah, dengan pemandangan sunset di sana. Chanyeol menoleh, menatap Scarlett yang menatapnya prihatin.
"Tidak. Kai dan Sehun adalah sahabatku dari sekolah menengah pertama, dan aku membenci diriku yang justru membuat mereka menjauh seperti ini."ucap Chanyeol, dengan wajah lesu yang kentara.
"Kalian benar-benar anti-K-Pop yang solid, ya?"tanya Scarlett, dideliki Chanyeol.
"Menurutmu?"
"Well, Baekhyun membicarakan banyak hal tentangmu tadi. Kurasa rencana kita berhasil."ucap Scarlett, membuat Chanyeol menoleh.
"Membicarakan.. apa?"tanya Chanyeol, disenyumi oleh Scarlett.
"She said that you were an amazing fanboy."ucap Scarlett, membuat Chanyeol terdiam.
Namja itu terkekeh, kemudian menatap sunset di hadapannya. Ia menghela nafas berat, kemudian tersenyum kecil.
"Thanks. I ain't amazing."ucap Chanyeol.
"You are indeed."sahut Scarlett, membuat Chanyeol menengok.
Scarlett menepuk pundak Chanyeol, memberinya semangat. Chanyeol mengangguk mantap padanya, dan yeoja itu juga ikut tersenyum melihat semangat membaca Chanyeol. Seberapa besarkah cinta namja itu pada Baekhyun? Scarlett sendiri belum mendapat jawaban yang tepat.
"Plan 2?"tanya Scarlett, membuat Chanyeol mengangguk.
"Ayo!"
-XOXO-
"Are you really fucking kidding me?"
Chanyeol menatap nanar pada laptop di hadapannya, dengan Scarlett yang berdiri di belakangnya. Mereka sedang berada di rumah Scarlett, dan saat memasuki kamarnya tadi, Chanyeol serasa nyaris muntah.
Tentu saja. Super Junior ada dimana-mana.
"Aku bahkan tak mengerti cara untuk membuat ATM, bagaimana aku.. melakukan online shop?"tanya Chanyeol, membuat Scarlett menggaruk kepalanya dengan raut wajah bingung.
"Well, not that hard, actually. Kau hanya harus mencari item yang sangat kamu ingin beri pada Baekhyun, dan nanti tunggu beberapa hari sampai item itu di rumahmu. Ulangtahun Baekhyun terhitung seminggu lagi. Kau tak mau memberinya hadiah?"tanya Scarlett, membuat Chanyeol menghela nafas berat.
"2 tahun aku menyukai Baekhyun, aku baru menyadari bahwa yeoja itu sangat ingin hal-hal seperti ini."ucap Chanyeol, dideliki Scarlett.
"Peka sedikit, dong!"
Scarlett men-scroll layar laptop di hadapannya, memperlihatkan begitu banyak stuff bertemakan K-Pop, dengan harga bervariasi. Chanyeol melihat semuanya dengan serius, kemudian terdiam.
"Bukankah dia suka So Nyeo Shi Dae?"tanya Chanyeol, diangguki Scarlett.
"Bukan suka lagi. Aku khawatir kecintaannya yang besar pada SNSD membuatnya berubah orientasi seksual. You know, lah."ucap Scarlett, membuat Chanyeol mengernyit ngeri.
"Separah itukah?"tanya Chanyeol, diangguki Scarlett.
"Mungkin lebih parah."
Scarlett terus men-scroll online shop itu, mencari barang-barang yang sangat diinginkan Baekhyun–menurut Scarlett, tentunya. Ia menatap setiap barang yang ada di sana dengan seksama.
"Ini bagus."
Chanyeol menunjuk sebuah item, yaitu sebuah benda berbentuk kotak dengan cover dan beberapa rincian lainnya. Scarlett menganga, kemudian menatap Chanyeol dengan tidak percaya.
"LOVE&PEACE DVD TOUR? Kau yakin? Kau tak lihat harganya?"tanya Scarlett.
Scarlett mengklik item itu, kemudian membaca rinciannya. Chanyeol ikut membacanya, kemudian mendelik. Isi dari package itu sangatlah bagus dan lumayan. Baekhyun pasti suka; batin Chanyeol.
"Ya, aku yakin. Memangnya kenapa dengan harga itu? Biasa saja."ucap Chanyeol, kemudian mengklik pilihan add to chart.
Scarlett menganga, mendengar jawaban Chanyeol. Selagi Chanyeol fokus dengan hadiahnya untuk Baekhyun, Scarlett mengusap wajahnya saking tidak percayanya akan jawaban Chanyeol tadi.
"How easy."gumam Scarlett.
Kalau aku sekaya kamu, aku pasti sudah membeli banyak album Super Junior; batin Scarlett, nestapa.
Scarlett yang malang..
-XOXO-
Sekolah begitu ramai. Dengan sebuah tas jinjing, Chanyeol berjalan penuh percaya diri ke kelas. Ia mendekap tas itu, dan tak bisa menghentikan senyumnya. Kelasnya masih sepi, hanya ada beberapa orang.
Termasuk Sehun dan Kai.
Sehun dan Kai menatap kedatangan Chanyeol, dan Chanyeol hanya tersenyum samar ke mereka. Ia menaruh tasnya di bangku sebelah Sehun, kemudian meraih tas jinjingnya. Ia menatap kedua sahabatnya itu. Keduanya pura-pura tidak menyadari kehadirannya.
"Kalian benar-benar anti-K-Pop yang solid, ya?"
Chanyeol mengangguk singkat, kemudian menatap ke arah bangku Baekhyun. Baekhyun dan Scarlett sudah tiba di sana, dan Baekhyun membelakangi dirinya–tidak menyadari kehadirannya. Scarlett menatap Chanyeol, kemudian matanya agak membelalak ketika melihat paket di tangan Chanyeol.
Chanyeol berjalan pelan, mendekati Baekhyun. Baekhyun masih tertawa-tawa, tidak menyadari kehadiran Chanyeol.
"Baek-baekhyun?"
Baekhyun menoleh, kemudian tersenyum manis dan berdiri. Ia menyapa Chanyeol, dan Chanyeol hanya membalas sapaannya. Chanyeol menatap paket dalam dekapannya, kemudian menyodorkan tas jinjing itu pada Baekhyun.
"Selamat ulangtahun."ucap Chanyeol.
Baekhyun menatap paket Chanyeol dengan berbinar, kemudian tersenyum lebar dan langsung menerimanya. Ia menatap Chanyeol, memancarkan beribu terimakasih dari matanya yang indah.
Jantung Chanyeol serasa berhenti berdetak melihat Baekhyun tersenyum seperti itu.
"Terimakasih banyak, Yeol! Ini apa?"tanya Baekhyun.
"A-aku beli itu. Semoga kamu suka, soalnya aku tidak tahu apa yang kamu suka."ucap Chanyeol.
Baekhyun mengeluarkan paket itu dari tas jinjing, kemudian dihadapkan pada sebuah kotak yang dibungkuk oleh kertas putih. Baekhyun merasa antusias, lantas dirobeklah kertas putih itu.
Chanyeol berubah gugup.
"A-apa.."
Baekhyun menganga, menatap paket di tangannya. Ia menatap Chanyeol, yang kini tengah menahan senyumnya dan menatap Baekhyun dengan lembut. Baekhyun menangkup mulutnya, tangannya mulai bergetar ketika memegang paket itu.
GIRLS' GENERATION LOVE&PEACE DVD TOUR
"Ka-kau tidak bercanda, kan? Cha-chanyeol, ini mahal sekali!"ucap Baekhyun, dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Aku tidak bercanda. Tidak begitu mahal, dan aku tidak tahu apalagi yang harus aku beli untuk hadiahmu."ucap Chanyeol.
Chanyeol menatap Scarlett, dan yeoja itu hanya tersenyum lebar disertai dua acungan ibu jarinya.
GREP!
"TERIMAKASIHHHH!"
Baekhyun langsung mendekap tubuh tinggi Chanyeol, kemudian melompat-lompat riang. Ia mengeratkan dekapannya, sedangkan namja itu hanya melongo dengan jantung yang berdegup 10x dari normal. Baekhyun menatap wajah Chanyeol, kemudian tersenyum manis.
Airmata mengalir di situ.
Chanyeol mengerjap, agak kaget dengan kehadiran airmata Baekhyun. Baekhyun mengusap airmatanya, kemudian mendekap paket di tangannya. Ia menatap Chanyeol, kemudian tersenyum dan terkekeh di atas tangisnya.
Tangis bahagia.
Seberapa besarkah cinta Baekhyun pada SNSD?
"Aku tak tahu harus bilang apa. Dari dulu aku ingin sekali membeli ini, tetapi tidak bisa karena tabunganku tidak pernah cukup. A-aku.. aku.. te-terimakasih, Chanyeol."
Chanyeol tertegun, kemudian tersenyum dan mengangguk. Baekhyun menatap cover dvd itu dengan penuh haru, kemudian mendekap paket itu dengan erat. Chanyeol menghela nafas pelan–berusaha mengontrol detak jantungnya, kemudian menatap Scarlett.
Scarlett hanya tersenyum, kemudian mengangguk.
Terimakasih, Scarlett..
-XOXO-
Chanyeol menulis beberapa kalimat dari papan tulis dengan serius, kemudian menyalin beberapa kalimat dari buku cetak di hadapannya. Waktu istirahat tengah berlangsung, dan hampir semua murid di kelas itu pergi makan keluar.
"Chanyeol!"
Chanyeol menoleh, lantas tersenyum ketika mendapati Scarlett dan Baekhyun. Scarlett duduk di samping Baekhyun, dan Baekhyun duduk di depan Chanyeol.
"Kau ada waktu hari ini? Aku dan Scarlett mau pergi membeli eskrim dari toko yang baru buka seminggu lalu. Tadinya aku mau mengajak Minu, tetapi dia sibuk dengan kekasihnya!"ucap Baekhyun, dengan wajah yang antusias.
Chanyeol mengerjap, kemudian tersenyum dan nyaris tertawa. Baekhyun tersenyum manis menatap Chanyeol, dan namja itu hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ini apa?"tanya Scarlett, menatap buku-buku di hadapan Chanyeol.
"Tugas perbaikan Kang ssaem."jawab Chanyeol.
"Mau aku bantu?"
Chanyeol menoleh cepat, dan mendapati Baekhyun yang langsung merebut buku tulis dan pulpennya. Chanyeol menatap kelakuan Baekhyun, kemudian beralih pada Scarlett. Dan Scarlett mengangguk saja.
"Ini mudah, Yeol."
Chanyeol terkekeh pelan, kemudian menatap apa yang Baekhyun lakukan. Rasa-rasanya, semua hanyalah mimpi. Chanyeol tak pernah menyangka bahwa akhirnya Baekhyun akan menganggapnya ada.
Chanyeol benar-benar berhutang album Super Junior pada Scarlett.
-XOXO-
"Ahh, hari yang menyenangkan."
Chanyeol merebahkan dirinya, di atas kasur di kamarnya. Setelah sekolah dan pergi ke kedai eskrim baru bersama Baekhyun, semua terasa bagaikan mimpi–sudah berapa kali dia merasa ini mimpi?
"Chanyeol, kau benar-benar terlalu jatuh pada pesona Baekhyun."gumam Chanyeol, lebih kepada diri sendiri.
PIP PIP
Ponsel Chanyeol berdering. Chanyeol mengernyit, kemudian meraih ponselnya yang ada di dekat bantal, kemudian membuka lockscreen-nya.
PIP
To : Dobi
From : Bacon
Hai, tuan yoda! Sudah pulang?
Chanyeol terduduk seketika, menatap ponselnya dengan perasaan campur aduk. Chanyeol menganga, matanya membulat saking kagetnya. Ia meng-close aplikasi pesan miliknya, kemudian kembali membukanya–berharap sms tadi hanyalah fatamorgana.
Tetapi, sms itu ada di sana, dikirim 2 menit lalu.
Chanyeol mengusap kepalanya dengan perasaan membuncah, dan tangannya langsung bergerak lincah di atas keypad. Ia menatap sms itu dengan sangat tidak percaya, tetapi senyum tak hentinya berkembang di bibirnya.
To : Bacon
From : Dobi
Sudah, nona. Terimakasih untuk eskrimnya
Chanyeol tidak bisa percaya bahwa dia sedang ber-sms-an dengan seorang Byun Baekhyun!
"Goddamn it!"pekik Chanyeol.
PIP PIP
Chanyeol buru-buru meraih ponselnya, kemudian menghempaskan tubuh besarnya ke kasur. Ia menatap penuh minat pada layar ponselnya, senyumnya tak berhenti berkembang.
Chanyeol benar-benar seperti seorang gadis muda yang kegirangan karena disms gebetan. Faktanya, Chanyeol memang benar-benar disms gebetan–tetapi dia bukan seorang gadis.
To : Dobi
From : Bacon
Aku senang sekali, Yeol! Aku baru saja update di twitter, dan ternyata SNSD akan konser! Tapi, itu masih rumor. Tapi, aku akan sangat senang, karena aku bisa streaming!
Chanyeol tersenyum, menatap sms Baekhyun. Terlihat sekali bahwa yeoja itu sangat senang untuk menanti konser SNSD. Chanyeol tak tahu bahwa Baekhyun bisa semenggemaskan ini.
Sangat menggemaskan.
To : Bacon
From : Dobi
Wah, selamat! Pasti akan sangat seru
Chanyeol tersenyum, dan ia hanya bisa membayangkan Baekhyun yang tersenyum-senyum di ujung sana. Baekhyun memang pribadi yang unik, dan hanya Chanyeol yang menyadari keunikan itu di balik sosoknya yang merupakan K-Popers kronis.
PIP PIP
To : Dobi
From : Bacon
Tentu saja! Yoona eonnie dan Tiffany eonnie akan sangat cantik!
Chanyeol terkekeh. Ia tahu siapa itu Yoona dan Tiffany. Scarlett pernah memberitahunya bahwa Baekhyun sangatlah terobsesi oleh Yoona dan Tiffany. Baekhyun juga sangat suka membicarakan mereka, terkadang meniru style pakaian mereka.
Untung Baekhyun cantik, jadi dia bisa menyesuaikan pakaian dengan idola-idolanya itu.
To : Bacon
From : Dobi
Pastinya
Chanyeol terkekeh sendiri, kemudian keluar dari aplikasi pesan itu. Ia mengklik sebuah icon, dan muncullah sebuah jendela. Itu adalah instagram.
Chanyeol membuka akun instagram Baekhyun, men-scroll seluruh foto-foto yang ditampilkan yeoja itu. Banyak sekali foto-foto Baekhyun yang ber-selca ria, berfoto fashionable dengan gaya idola-idola yeoja, juga dengan banyak make-up tutorial. Followers Baekhyun benar-benar sepadan seorang artis.
Chanyeol sangat menyadari, bahwa di balik sosok Baekhyun yang K-Popers kronis, ia adalah orang yang asyik, menyenangkan, dan juga easy-going.
Chanyeol benar-benar tak bisa berhenti tersenyum.
-XOXO-
Chanyeol terduduk di depan kelas, dengan sebuah buku di sana. Kelas itu masih sepi, dengan murid-murid yang sepertinya akan jarang datang–sudah tiba musim liburan, bahkan banyak guru yang mengambil cuti.
"Huft, integral benar-benar menyebalkan."gumam Chanyeol, kemudian membuka halaman selanjutnya buku itu.
"Yeol."
Chanyeol menoleh, dan terdiam.
Kai dan Sehun berdiri di sana, dengan wajah yang menyiratkan keheranan, kebingungan, dan kecemasan–semua campur aduk. Kai dan Sehun duduk di masing-masing sisi Chanyeol, kemudian menatapnya dengan intens.
"A-ada apa?"tanya Chanyeol.
"Kau berubah, bro. Kau berubah semenjak bergaul dengan para jalang K-Popers itu."ucap Sehun, dengan nada sarkastik yang kentara–memang sudah gaya bahasa Sehun.
"Kenapa kau bisa terjerat oleh mereka, Yeol? Semua itu bullshit! Kau akan membuang waktumu! Fokuskan saja dirimu pada pelajaranmu yang anjlok!"ucap Kai.
Chanyeol terdiam, kemudian menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sehun menggeleng-geleng lelah, kemudian berdiri dan melambai pada Chanyeol.
"Whatever keputusanmu. Jika kamu masih tetap menjadi K-Popers, maka persahabatan kita berakhir!"
"Tunggu!"
Chanyeol menarik tangan Sehun dan Kai yang baru beberapa langkah menjauh, dan kini keduanya dihadapkan pada wajah kebingungan Park Chanyeol. Chanyeol sedikit berpikir bagaimana menjawab kawan-kawannya ini.
Dan ia pun memilih untuk jujur.
"Aku tidak benar-benar menyukai K-Pop. Aku hanya berpura-pura menyukainya dan beberapa kali meng-update beritanya, karena aku sangat mencintai Baekhyun. Aku ingin memiliki Baekhyun, dan satu-satunya cara adalah dengan menjadi seorang K-Popers."jelas Chanyeol.
Sehun dan Kai saling berpandangan, kemudian menatap Chanyeol heran. Mereka mempertanyakan jawaban Chanyeol, dan Chanyeol tak tahu lagi harus bilang apa.
"Itu saja. Aku masih seorang anti-K-Pop. Aku tidak benar-benar menyukai K-Pop. Aku hanya ingin mendekati Baekhyun."ucap Chanyeol.
"Apa aku terlihat semurah itu?"
Chanyeol menoleh kaget, ketika mendapati Baekhyun–dengan tas dan varsity-nya–yang menatap Chanyeol dengan pandangan sendu. Chanyeol mendekati Baekhyun, sedangkan yeoja itu menahan airmatanya.
"Kukira kita sahabat, Yeol. Kukira kau memang menyukai Sooyoung, tapi ternyata aku salah. Kau hanya seorang pengecut! Kau mempermainkan perasaanku! Aku sudah sangat bahagia ketika tahu bahwa kau menjadi seorang K-Popers, tapi ternyata aku salah. Kau bukan manusia! Kau menginjak-injak harga diriku sebagai K-Popers, itu sama saja menginjak harga diriku sebagai seorang manusia! Kau menginjak-injak SNSD, sama saja kau membunuhku!"
Baekhyun terus berteriak di hadapan Chanyeol, menunjuk-nunjuk namja tinggi itu dengan brutal. Chanyeol tak bisa berkata apa-apa. Mulutnya kelu, seiring dengan wajah Baekhyun yang semakin menguraikan airmata.
"Kau menjijikkan. Aku membencimu!"
Setelah berteriak di depan Chanyeol, Baekhyun langsung berlari ke dalam kelas. Chanyeol menatap kepergian Baekhyun, sedangkan Kai dan Sehun saling berpandangan. Kai dan Sehun menghampiri Chanyeol, dan masing-masing mengusap pundaknya.
"A-aku tak tahu bahwa ternyata serumit itu, Yeol."ucap Kai, dengan nada yang lirih.
"Get off."
Chanyeol mendelik–dia tidak mau tangan Sehun dan Kai menyentuhnya–kemudian berjalan cepat ke dalam kelas. Tanpa memandangi Baekhyun yang tak hentinya memancarkan tatapan penuh kebencian pada Chanyeol, Chanyeol merapikan semua barang-barangnya dan berjalan keluar kelas.
"Chanyeol! Chanyeol!"terdengar pekikan Kai dan Sehun yang berusaha mengejar Chanyeol.
Menatap kepergian Chanyeol seperti itu, membuat sudut hati Baekhyun memekik nyeri. Dan yeoja itu hanya menangkup wajahnya di atas meja, menangis dalam diam.
-XOXO-
Chanyeol terdiam. Kini, dia ada di taman kota. Persetan dengan sekolah, dia sedang tidak ada mood untuk sekolah. Dia lebih memilih untuk membolos dan menjauh dari Baekhyun.
Simpel. Chanyeol tidak suka melihat Baekhyun menangis.
"Apa yang sudah aku lakukan.."gumam Chanyeol, dengan tangan yang mengusak-usak rambutnya sendiri secara kasar–ia mulai frustasi.
Kai dan Sehun berusaha menahan Chanyeol untuk pergi, tapi pada akhirnya kepalan tangan Chanyeol menghantam pipi kanan Kai. Chanyeol kalut, dan kedua sahabatnya menatap tak percaya pada Chanyeol. Chanyeol hanya bisa mematung, kemudian berlari secepat yang ia bisa. Menjauh dari sekolah.
Chanyeol menengadah, menatap langit biru yang sendu–seperti hatinya. Chanyeol menyalakan ponselnya, kemudian membuka lockscreen-nya.
Banyak sms.
Chanyeol men-scroll seluruh sms itu. Semua dari Kai dan Sehun. Kedua sahabatnya itu tidak pernah kapok jika mendapat perlakuan kasar dari Chanyeol yang emosi. Mereka sudah saling kenal lama sekali, dan baik Kai maupun Sehun sama-sama paham, bahwa Chanyeol sedang tidak ada mood untuk sekolah.
Bro, sekolah!
Bro, hari ini ada latihan basket, kan?
Kau dipanggil Kang ssaem
Yeol, kau dimana?
Banyak guru menanyakanmu
BRO!
Chanyeol mematikan ponselnya begitu saja, kemudian menghela nafas berat. Ia menatap layar ponselnya yang berwarna hitam, kemudian menunduk dengan lesu. Ia sudah berbuat banyak kesalahan, dan hari ini adalah yang paling fatal.
"Aku harus minta maaf pada Baekhyun."
-XOXO-
"Baek, kumohon."
Scarlett menghampiri Baekhyun, yang kini menggeleng-geleng dengan airmata terus mengalir dari matanya. Mata indah yang selalu dipuja Chanyeol dalam hatipun berubah sembab dan agak kemerahan, hidungnya pun tersengal-sengal dalam mengambil nafas.
"Berhentilah menangis."ucap Scarlett, digelengi Baekhyun.
"Aku tidak percaya bahwa dia berbohong padaku, Scarlett. Dia tidak menyukai SNSD. Dia hanya berbohong. Dia menganggapku apa selama ini? Barang murahan yang bisa didekati hanya dengan barang-barang K-Pop?"tanya Baekhyun, dengan nada penuh emosi dan suara yang agak tersendat di tenggorokan.
Scarlett menghela nafas, kemudian mengusap tangan Baekhyun. Baekhyun menyeka airmatanya kasar, kemudian menatap Scarlett yang memilih untuk melemparkan senyumnya–untuk menghibur sahabatnya ini.
"Pernahkah kau mendengar dari fanfiksi-fanfiksi yang kamu sering baca, bahwa seorang namja yang menerima yeoja-nya yang seorang K-Popers? Namja seperti itu sangat sempurna, ingat? Kau pernah membicarakannya denganku."ucap Scarlett, diangguki Baekhyun.
"Bukan fanfiksi. Hanya sebuah cerpen singkat dari web."elak Baekhyun, membuat Scarlett terkekeh pelan.
"Ya, seperti itu. Tidakkah kau menyadari sesuatu, Baek?"tanya Scarlett, membuat Baekhyun mengernyit.
"A-hiks! Apa?"tanya Baekhyun, sesekali sesenggukan.
"Bukankah namja itu mirip sekali dengan Chanyeol? Dia menerimamu sebagai seorang K-Popers, mau belajar K-Pop walau tidak ikhlas, membelikanmu barang-barang itu agar kau senang."ucap Scarlett, digelengi Baekhyun.
"Dia membeliku dengan barang-barang itu. Aku bukan yeoja murahan, Scarlett."ucap Baekhyun, diangguki Scarlett.
"Aku tahu itu, Baek. Tapi dia rela membelikanmu barang-barang itu. Apa kau pernah membelikannya barang harga setara dengan itu? Belajar tentang olahraga demi mendekatinya? Demi bisa mencari bahan obrolan dengannya, yang bertemakan basket atau Chicago Bulls, klub favoritnya? Pernahkah kau, Baek?"tanya Scarlett.
Baekhyun terdiam, menatap sahabatnya yang tengah duduk di depannya. Scarlett tersenyum, menggenggam tangan Baekhyun yang mungil dan halus seraya mengusapnya dengan lembut. Scarlett menatap Baekhyun dengan intens, membuat Baekhyun perlahan memikirkan semuanya.
"Chanyeol melakukan ini semua bukan bermaksud untuk membohongimu, Baek. Dia hanya ingin mendekatimu. 2 tahun dia menyimpan rasa padamu, tidakkah kau menyadarinya selama ini? Bukalah matamu, Baek! Lihatlah betapa beruntungnya dirimu, seorang K-Poper kronis, yang mendapat hati seorang namja yang anti-K-Pop tetapi menerima dirimu sebagai seorang K-Poper. Janganlah kamu terpaku pada khayalan-khayalan namja sempurnamu. Ini realita. Di saat kau mendapat yang terbaik yang bisa kau dapat, ambil!"
Baekhyun mendengarkan kata demi kata dari mulut Scarlett. Baekhyun sedikit terpana. Sahabatnya ini lebih dewasa darinya, dan dia–tampaknya–berhasil membangunkan Baekhyun dari mimpinya dan khayalannya.
"Chanyeol mencintaimu tulus. Bukankah itu seperti drama-drama yang kau tonton, Baek? Sekarang, kaulah pemain utamanya!"
-XOXO-
"Barang-barang ini sangat tidak berguna."
Chanyeol men-scroll layar ponselnya, menatap satu demi satu barang K-Pop bertemakan SNSD yang ada di ponselnya. Chanyeol tak lagi mendapat ide untuk memberikan Baekhyun sesuatu–dan karena dia adalah pribadi yang agak telat mikir–semuanya jadi serba buram.
"Argh, aku harus beli apa!?"pekik Chanyeol.
Chanyeol menatap sekelilingnya, kemudian terdiam ketika melihat sebuah banner besar, tergantung di sebuah toko dvd kota. Chanyeol memperhatikan banner itu, otaknya berusaha mencerna segalanya.
SNSD Phantasia World Tour in Seoul – Coming Soon
"World Tour?"
-XOXO-
PIP PIP
Scarlett melirik ponselnya, lantas memekik dalam diam ketika melihat siapa yang sedang menelponnya.
Park Chanyeol
PIP
"Bodoh sekali! Kau kemana? Ini sedang jam istirahat, jadinya aku bisa menjawab telponmu!"
"Scarlett, aku butuh bantuanmu. Aku akan membuat momen minta maaf untuk Baekhyun."
"Apa yang akan kau lakukan? Baekhyun akan memaafkanmu asal kamu datang ke sekolah dan bertemu dengannya!"bisik Scarlett pada teleponnya.
"Aku tahu aku membolos. Kumohon, Scarlett. Aku butuh bantuanmu."
"Baik, baik! Hanya untuk sekali ini, karena aku akan segera mengikuti ujian susulan Kim ssaem!"ucap Scarlett.
"Nice work! Oke, Scarlett. Hari ini aku ke rumahmu."
PIP
Scarlett menatap layar ponselnya, dan kemudian menghela nafas berat. Namja yang barusan menelponnya ini benar-benar bodoh.
Benar-benar bodoh.
-XOXO-
"KAU GILA!"
Scarlett meneriaki Chanyeol, yang kini duduk di kasurnya yang berselimutkan Donghae Super Junior. Chanyeol menutup telinganya, kemudian mengintip dari celah matanya. Wajah Scarlett memancarkan kekagetan yang luar biasa.
"Kau gila, apa!? Kau akan membelikan Baekhyun itu? Kau tahu! Jika kau melakukannya, yang ada adalah dia tidak akan terfokus padamu! Jika aku yang menyerahkannya, semua terkesan bahwa akulah yang membelikannya! Tidak akan berdampak apa-apa padamu!"pekik Scarlett, digelengi Chanyeol.
"Kau belum menyadari rencana garis besarnya, tapi aku memang ingin agar Baekhyun tidak berpikir bahwa akulah yang membelikannya. Sungguh. Aku tidak ingin dia menyadari bahwa akulah yang membelikannya."ucap Chanyeol, berusaha menenangkan yeoja di hadapannya.
"Aku jadi kesal sama Baekhyun! Dia tidak menyadari bahwa betapa beruntungnya dirinya bertemu dengan namja suportif sepertimu!"ucap Scarlett, kemudian mengacak-acak rambut pirangnya dengan frustasi.
"Aku minta maaf. Kau bisa membantuku, kan?"tanya Chanyeol.
Scarlett menghela nafas, kemudian menatap Chanyeol yang tengah menunjukkan jurus puppy eyes-nya. Demi varsity SNSD Baekhyun, itu benar-benar menjijikkan.
"Kau menjijikkan."ucap Scarlett, dan Chanyeol memekik senang.
"Terimakasih, Scarlett!"
-XOXO-
"BAEK!"
Baekhyun menoleh lesu, dan mendapati Scarlett yang berlari ke arahnya dari koridor arah lapangan belakang. Scarlett menyadari wajah lesu Baekhyun, dan kemudian mengernyit heran.
"Kau kenapa?"tanya Scarlett.
"Uangku tidak cukup untuk membeli tiket Phantasia, hueeeeeeee!"pekik Baekhyun, kemudian mendekap sahabatnya itu.
"EH!?"
Baekhyun menangis tersedu-sedu di atas pundak Scarlett, dan yeoja itu berusaha menenangkannya. Baekhyun menyeka airmatanya, dengan mulut yang sesenggukan–parah sekali keadaannya.
"Aku punya berita bagus!"ucap Scarlett.
Baekhyun tampak sangat tidak tertarik.
"Hiks, apa?"tanya Baekhyun.
Scarlett menarik sesuatu dengan cepat dari kantung varsity Super Junior-nya, kemudian menempatkannya tepat di hadapan wajah Baekhyun.
"Congratulation, Baek!"
Baekhyun melongo selama beberapa detik, kemudian ia menatap Scarlett tidak percaya. Scarlett tersenyum manis, sedangkan Baekhyun merebut benda berbentuk kertas persegi panjang itu.
"AHHHHHHH! TERIMAKASIH, SCARLETTTTT!"
Baekhyun langsung mendekap sahabatnya itu, kemudian menatapnya dengan berbinar. Baekhyun menatap benda di tangannya, kemudian mengusap keningnya dengan tidak percaya.
Tiket konser Phantasia, pink spot.
"KYAAAAAAAAAAAAAA!"
Dan gema teriakan girang Baekhyun bisa terdengar hingga ke koridor lapangan depan yang notabene jauh dari koridor tempat mereka berada sekarang.
-XOXO-
"KYAAAAAAAAAAA!"
Suasana di sana meriah sekali, dengan banyak namja dan yeoja–tetapi didominasi namja–yang berkumpul di area itu. Baekhyun–dengan segala amunisi yang ia punya–menatap gedung di hadapannya dengan sejuta antusiasme. Baekhyun tersenyum lebar, kemudian menatap tiket konser di hadapannya.
Dengan tas merek MCM warna pink, topi wings SNSD pada era I Got A Boy, dengan varsity SNSD, support banner SNSD yang Baekhyun beli H-1–ia rela pulang pergi Kangwondo-Seoul hanya untuk mendatangi admin yang memasok support banner itu–dan t-shirt pink bertuliskan SNSD itu melekat dalam dirinya. Rambut Baekhyun yang bergelombang panjang ia ikat dua–seperti gaya rambut Hyoyeon dalam music video Oh!, membuatnya tampak semakin cantik dan manis untuk ukuran fangirl.
Dan jangan lupakan, lightstick pink pemberian Scarlett yang diberikan Scarlett H-2 konser.
Baekhyun berjalan ke arah antrian, lantas mengantri dengan antusias di sana. Ia berkenalan dengan banyak SONE, dan itu membuatnya semakin excited untuk menonton konser. Persetan dengan semua tugas dan kerja kelompoknya, Baekhyun ingin menikmati waktunya bersama SNSD tercinta terlebih dahulu.
Setelah memasuki concert venue, Baekhyun segera berlari menuju seat terdepan dan terdekat dengan main stage. Baekhyun rela menerobos antrian-antrian seat, demi mendapat posisi yang paling dekat dan paling mudah melihat panggung.
Setelah di posisi, Baekhyun pun menunggu konser dimulai dengan sabar.
-XOXO-
"KYAAAAAAAAAAAA!"
Teriakan membahana, bersamaan dengan SNSD yang terus menyanyikan lagu-lagu andalan mereka. Dengan berurai airmata, Baekhyun tak hentinya melakukan fanchant, tak peduli apakah tenggorokkannya ngilu atau kering.
"Bagaimana penampilan tadi, kawan-kawan!?"
SNSD melakukan fantalk, membuat Baekhyun berteriak semakin keras karena–akhirnya, setelah penantian bertahun-tahun–ia bertemu dengan SNSD dalam sebuah konser. Baekhyun selalu menantikan momen ini, dan ia akan sangat berterimakasih pada Scarlett–atau mungkin bukan pada Scarlett–yang telah memberikannya tiket konser gratis.
"Kami sangat berterimakasih kepada para fans yang telah mendukung kami di sini. Siapkah kalian untuk mendengar lagu selanjutnyaa?"
"YAAAAAAAAA!"
SNSD sudah memulai formasi, tetapi kemudian Taeyeon–leader dari girlband itu–menghentikan gerakannya.
"Kami lupa memberitahu satu hal. Ini sangat rahasia."ucap Taeyeon, dengan suara yang sangat misterius.
"Ada salah seorang fans kami yang ingin menyampaikan sesuatu lewat konser ini!"ucap Tiffany–yang berdiri di samping Taeyeon–membuat gemuruh fans menjadi-jadi.
"Ayo, kita sambut dia, girls!"ucap Sunny, member lainnya.
Seorang namja dengan tuxedo hitam berjalan masuk ke panggung. Ia menghampiri kesembilan yeoja cantik itu. Tubuhnya yang sangat tinggi, sangat kontras dengan SNSD yang bertubuh mungil.
Baekhyun tak bisa berhenti menganga.
ITU CHANYEOL!
"Halo, semua!"ucap Chanyeol, dengan suara bass-nya.
Seluruh stadion itu menyambutnya, dengan pink ocean yang tak hentinya bergoyang dan membentuk gemerlap yang indah di antara kegelapan.
"Nama saya Park Chanyeol, dan saya di sini ingin menyampaikan sesuatu."ucap Chanyeol.
Baekhyun menangkup mulutnya, dengan airmata yang telah mengalir kembali. Ia tidak percaya bahwa kawannya–mantan kawan?–ada di sana.
"Saya ingin menyampaikan minta maaf, kepada seorang yeoja yang kini memenuhi hati saya. Saya berbuat salah padanya, dan saya harap dia menerima pemberian tiket konser saya dan berdiri di sini, menatap saya. Saya tidak tahu dimana dia, tetapi saya yakin dia ada di sini, menonton saya."
Baekhyun membelalak tidak percaya. Ditataplah tiket konser di tangannya yang telah terpotong, dengan lightstick pink yang ia genggam. Baekhyun menatap Chanyeol dan tiket konsernya bergantian.
Jadi.. Chanyeol membelikannya tiket konser?
"Saya terlalu takut untuk menemuinya, makanya saya menitipkan tiket konser beserta lightstick itu pada kawannya. Saya mohon maaf, jika perkataan saya ini membuat kamu kaget."
Chanyeol menarik nafas, berusaha menetralisir detak jantungnya. Sooyoung–member tertinggi–mendekati Chanyeol, kemudian mengusap pundaknya. Hal itu membuat gemuruh fans semakin membahana.
"Saya hanya ingin dia tahu, bahwa saya melakukan semua hal yang menyakitkan itu karena saya mencintainya. Saya tak perlu menjelaskan, hal apa yang telah saya perbuat. Saya hanya ingin dia tahu, bahwa saya mencintainya, menyayanginya, dan menerimanya sepenuh hati. Saya memang tidak layak untuk diterima, tetapi saya tahu bahwa saya sudah melakukan yang terbaik untuk dapat diterima. Jika kamu masih belum bisa menerima saya, saya paham. Saya sudah menyakiti kamu, dan saya tak tahu lagi harus meminta maaf seperti apa."
Airmata perlahan mengalir dari mata Chanyeol. Jessica mendekati Chanyeol, kemudian mendekap lengannya untuk menenangkannya–gemuruh fans menjadi-jadi. Chanyeol terkekeh pahit, dengan airmata yang tak henti mengalir.
"Terimakasih atas confess-nya, Chanyeol-ah. Adakah lagu yang kamu ingin kami nyanyikan untuknya?"tanya Taeyeon.
Chanyeol mengangguk. Ia menatap seluruh member SNSD itu, kemudian tersenyum di atas tangisnya.
"Dia suka lagu Into The New World. Tolong, nyanyikan lagu itu untuknya."ucap Chanyeol.
"Siapa nama yeoja beruntung itu?"tanya Yoona.
.
.
"Dia adalah Byun Baekhyun."
Teriakan para fans membahana, seiring dengan Baekhyun yang tak hentinya mengeluarkan airmata. Ia menangkup wajahnya, berusaha menahan teriakannya. Chanyeol mengangguk, disusul oleh anggukan Taeyeon.
"Into The New World, untuk semua fans, khususnya untuk Byun Baekhyun yang ada di sini."
-XOXO-
Chanyeol telah masuk sekolah, dan dia menjadi perbincangan hangat di antara para K-Popers. Chanyeol memang mendapat album terbaru SNSD lengkap dengan tandatangan dan juga poster plus tambahan photocard. Chanyeol menaruh semua benda itu dalam satu paket berwarna cokelat, dengan pita pink.
Ketika ia berjalan ke kelas, ia melihat Baekhyun yang berdiri di depan kelas, menghadap dirinya.
Chanyeol terdiam. Baekhyun menatapnya dengan pandangan berkaca-kaca, sedangkan Chanyeol hanya menunduk takut. Ia berjalan perlahan, dengan kotak cokelat itu di tangannya.
"Ba-baek..."gumam Chanyeol.
Chanyeol mendongak, menatap takut pada Baekhyun yang kini tak lebih dari dua langkah darinya. Chanyeol perlahan mencengkram kotak itu–dia tidak bisa memperkirakan reaksi Baekhyun.
GREP!
Chanyeol terkaget bukan main, ketika ia merasakan sepasang tangan mungil yang mendekapnya erat. Ia menatap Baekhyun, yang kini tengah mendekapnya erat. Karena Chanyeol terlalu tinggi, Baekhyun pun harus berjinjit sedikit.
"Kenapa kau lakukan semua ini, Yeol? Kau sudah mengorbankan segalanya.."gumam Baekhyun, lirih.
Chanyeol menaruh kotak cokelatnya di lantai, kemudian mendekap balik Baekhyun. Baekhyun menangis di atas pundak Chanyeol, dengan Chanyeol yang mendekap pinggang ramping dan mengusap rambut panjangnya yang indah.
"Aku akan lakukan apapun untuk mendapat maaf darimu, Baek."ucap Chanyeol.
Chanyeol melonggarkan dekapannya, menatap Baekhyun yang menatapnya balik. Chanyeol menunduk untuk meraih kotak cokelat berpitanya, kemudian menatap Baekhyun dan menyodorkannya.
"Ini untukmu."ucap Chanyeol.
Baekhyun meraih kotak itu dengan gemetar, kemudian menatap Chanyeol lekat. Chanyeol mengangguk seraya tersenyum, membiarkan yeoja itu membuka kadonya sendiri.
Seketika, Baekhyun menangkup mulutnya tak percaya. Ia kemudian menaruh kotaknya di lantai–tak ingin kotaknya terjatuh karena tangannya bergetar.
CHU!
Seketika, Baekhyun langsung mencium bibir Chanyeol.
Chanyeol terkaget bukan main. Chanyeol mendekap Baekhyun spontan, dan yeoja itu mendekap leher jenjang Chanyeol dan sedikit meremas rambutnya. Baekhyun menggeleng di antara ciumannya, dan Chanyeol semakin memperdalam ciuman itu.
Mereka melepas tautan mereka, saling bertatapan dengan sayu dan–tentunya–penuh cinta.
"Maafkan aku, Yeol."ucap Baekhyun, lirih.
Chanyeol menggeleng.
"Tidak. Aku yang harusnya minta maaf."ucap Chanyeol.
Baekhyun terkekeh pelan, kemudian mendekap Chanyeol dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidangnya. Chanyeol tersenyum, kemudian membalas dekapan Baekhyun dan menyalurkan kehangatan di sana.
Momen itu dilihat oleh begitu banyak pasang mata, yang langsung menyoraki mereka dan memberi mereka dukungan.
"Well, happy ending."gumam Scarlett, menatap pemandangan di hadapannya dengan senyum merekah.
Kau berhutang satu album Super Junior padaku, Chanyeol. Satu album..
.
Menjadi K-Popers adalah untuk menunjukkan betapa kita mencintai mereka sebagai idola kita. Meski begitu, adakalanya kita harus membuka mata kita lebih lebar dan melihat betapa dunia nyata itu menyimpan cerita yang jauh lebih indah dibanding hanya mimpi-mimpi belaka.
Mimpilah setinggi mungkin, namun tetaplah berpijak pada tanah..
.
THE END
Note :
HUANJEERRR!
Ini lebih cocok disebut sebagai twoshoot yang dipaksa jdi oneshoot wkwkwk. Butuh 3 hari pengerjaan, semoga feelnya dapet!
READ and REVIEW, please!
HUANG AND WU
