Seperti biasa, di ruang Sket Club yang sedang tidak ada kegiatan. Fujisaki Yuusuke sang ketua klub atau yang bisa di panggil Bossun itu sedang melipat kertas origami nya, sementara di meja sana Usui Kazuyoshi atau bisa kita panggil Switch sedang sibuk bermain otome game favoritnya. Sementara aku, Onizuka Hime, satu satu nya anggota wanita dalam klub ini hanya bisa menikmati permen lollipop kesukaan ku sambil mengelap stick hokey ku yang biasa ku gunakan untuk bertarung sembari memperhatikan tingkah laku kedua laki-laki tersebut. Mereka sungguh sibuk dengan dunia mereka sendiri. Aku merasa jenuh jika tidak ada bahan obrolan, biasa nya aku selalu ber tsukkomi dengan Bossun. Tetapi kali ini aku memutuskan diam saja. Karna ia sedang dalam mode konsentrasi nya untuk membuat origami. Sejujurnya aku tidak suka dengan keheningan ini.
"oy Himeko…" Bossun yang tadi nya sedang melipat origami nya itu menghentikan kegiatannya.
" Ada apa Bossun?" Tanya ku dengan tenang.
"Tolong buatkan teh untuk ku ya" pinta nya dengan senyumaan yang menawan.
Aku belum pernah melihat nya tersenyum seperti itu padaku. Tidak! Aku harus bersikap normal! Dia hanya sahabat ku!
"Himeko.. mengapa kau diam saja huh?" ia berdiri dari kursi nya lalu menghampiri ku.
Ini membuat ku kacau. Aku tak tahu apa ini. Tanpa ku sadari muka ku memerah.
"Bu..bukan urusan mu bodoh!" ku pukul dia dengan stick hokey yang ku genggam.
"Huwaaa… Himeko.. mengapa kau kejam pada ku? Padahal kan aku meminta dengan baik-baik. Hiks" Bossun mulai merengek. Dia ini memang cengeng sekali.
Aku beranjak dari kursi ku, aku berdiri dan mengelus kepalanya untuk menenangkannya.
"Sudahlah jangan cengeng! Akan ku buatkan, jangan menangis lagi ya Bossun"
"hm." Ia menatap ku dengan cemberut dan wajah nya memerah. Yaampun dia sungguh seperti anak kecil.
Aku langsung menuju meja tempat biasanya aku menaruh teh hijau. Ku tuangkan teh tersebut ke cangkir. Lalu ku serahkan pada Bossun.
Tiba tiba, Switch melirik kearah ku dan berkata dengan suara komputernya tersebut
"Hohoho, Himeko kau hanya membuatkan teh nya untuk Bossun, punya ku mana?"
Gawat.. aku hari ini sedang tidak konsentrasi…
"Hah! Kau juga merepotkan Switch! Sebentar, akan ku buatkan lagi"
Setelah ku berikan teh nya pada Switch, tiba-tiba pintu ruang klub terbuka
Braaak!
"Kyaa!" aku dan Bossun berteriak kaget karna pintu di buka secara kasar
Terlihat sosok anak perempuan berkuncir dua. Ia adalah Agata Saaya, adik dari mantan ketua Osis SMA Seika yang sudah lulus tahun kemarin. Kami mempersilahkan ia masuk. Setelah ia masuk ia duduk menghadap Bossun, hampir semua orang tahu Saaya memiliki rasa yang lebih terhadap Bossun. Tapi sepertinya Bossun tidak memiliki rasa yang sama pada nya. Ya aku harap begitu. Aku membuatkan teh untuk nya. Lalu aku duduk di sebelah Bossun
"Yo Saaya chan! Ada perlu apa ke sini?" kata Bossun sambil tersenyum padanya. Ia membuat senyuman yang indah"
"umm…baik… ini tidak seperti aku mengharapkan apapun dari mu bodoh!" ku lihat wajah Saaya memerah melihat Bossun tersenyum seperti barusan. Lalu sisi Tsun tsun nya langsung tampak. Sepertinya ia salah tingkah.
"Nee, Saaya chan, ada perlu apa ke sini?" Tanya ku dengan ramah.
"jadi begini himeko chan…" ia memintaku mendekatkan telingaku pada nya. Lalu ia membisikan sesuatu padaku.
"Ooh begitu. Baik lah aku mengerti" kata ku dengan senyum se ada nya.
Lalu aku menatap Switch, sepertinya ia tahu apa yang ku maksud. Lalu aku berdiri dari tempatku dan meninggalkan ruang sket bersama dengan Switch. Bossun menatap ku dengan Switch dengan heran. "Heeei… kalian mau kemanaaaa?" Tanya Bossun pada kami.
"Sudahlah, nikmati waktu kalian berdua hohoho" kata Switch pada Bossun.
Braaak. Aku membanting pintu klub dengan kencang. Aku sungguh tak tahu aku sedang kenapa. Aku merasa ada sesuatu yang janggal. Tak biasanya aku merasa aneh seperti ini.
"Himeko… daijoubu ka? (apa kau baik baik saja?)" Tanya Switch padaku.
"ummm… hai. Daijoubu ya (ya aku baik baik saja)" aku berbohong pada nya dan tersenyum seadanya.
Lalu ia mengamati ku sekali lagi. "Sepertinya kau berbohong Himeko. Aku tahu apa yang kau rasakan, jangan bersedih"
"a…aku tidak sedih! Aku biasa saja kok haha" ku coba meyakinkannya
"hoho, kau tak perlu berbohong, Bossun sungguh lelaki yang tak peka"
"mengapa kau membicarakan dia?" Tanya ku penasaran
"Sebenarnya aku menguping pembicaraan mereka lewat speaker rahasia yang ada di ruang klub kita" kata switch dengan suara computer nya tersebut
"sasuga Switch! (kau hebat switch!)" kata ku. "umm mereka sedang membicarakan apa?"
"Saaya ingin mengajak Bossun untuk pergi ke festival Tanabata bersama"
"ooh begitu" mendengar kata kata Switch barusan membuat ku semakin merasakan sesuatu yang menyesakan.
"mereka sudah selesai berbincang, kita bisa masuk sekarang" kata Switch datar.
BRAAAK! Ku buka pintu klub dengan kasar.
"Jangan keras-keras Himeko! Kau bisa menghancurkan pintu nya!" teriak Bossun dari ujung sana.
"ya.. aku tahu." Aku duduk di meja ku.
Saaya tampak bahagia setelah berbicara dengan Bossun, lalu ia menghampiri ku dengan tampang ceria nya itu "Arigatou Himeko chan!" seru nya antusias. Lalu ia meninggalkan ruang ini.
"Bossun, Himeko. Aku ingin pulang duluan ya, aku harus menonton futari wa nervous episode baru! Daah semuanya!" Switch pun langsung pulang meninggalkan kami berdua di ruangan ini. Sial…kali ini aku dan Bossun hanya duduk dalam keheningan. Mengapa keadaan ini malah mirip judul anime aneh tersebut?
Aku tidak punya alasan untuk tetap diam di sini. Aku ingin pulang. Aku segera beranjak dari kursi ku lalu berjalan mendekati pintu. "Bossun, aku ingin pulang dulu. Sampai jumpa"
Belum sempat ku membuka pintu, tiba tiba ia menarik tanganku "Jangan pulang dulu himeko!" perintah nya.
Aku tak punya pilihan lain selain menoleh dan bertanya " Ada apa huh?"
"tidak ada apa-apa…." Ku lihat ia menggaruk kepala nya yang sepertinya tidak gatal. Ku tahu dia pasti berbohong.
"baiklah,jika tidak ada apa-apa aku akan pulang sekarang" ku lepas kan tangan ku dari nya dan ku langkah kan kaki ku menjauhi ruangan klub. Sungguh merepotkan.
Ku menelusuri koridor sekolah, lalu akhirnya aku sudah berada di gerbang sekolah. Aku sebenarnya penasaran mengapa ia bilang begitu padaku. Tapi apa boleh buat? Memang tidak ada apapun.
"Himekooo! Chotto matte yo!" ku dengar suara seseorang memanggil ku dari kejauhan.
Lalu ku menoleh kearah belakang. Ku lihat seorang pemuda bertopi popman sedang berlari mengejarku.
"ada apa lagi?" aku bertanya padanya.
"umm Himeko.. apa kah kau ada waktu sebentar?" Tanya nya tergesa-gesa.
"ada, memang kenapa? Kau ingin mentraktir ku makan malam kah? Haha" ku tertawa.
"iya! Tepat sekali! Dari mana kau tahu itu?" Tanya nya antusias.
"entahlah, aku hanya menebak saja" jawab ku seadanya.
"aku tahu kau pasti lapar. Dari tadi perut mu berbunyi keras haha" lalu ia menepuk perut ku dengan nakal.
Urggh… dasar kurang ajar.
"kuso!" lalu ku tampar dia.
"duuuh sakit Himeko… kau jahaat.."Ia terlihat kesakitan. Terlihat bekas merah di pipinya
"biarkan saja! Itu kan salah mu sendiri huh!" lalu ku silangkan kedua tanganku di depan dadaku.
Aku dan Bossun melangkah kan kaki menuju restoran terdekat. Ya ini bukan lah restoran mewah. Ini hanyalah kedai kari yang cukup popular saat ini. Tak ku sangka ia mengajak ku ke sini. Ada gerangan apa ia mengajak ku? Ini adalah pertama kali nya ia mengajak ku kesini.
Suasana langit sore yang indah memuat atmosfer di sekeliling kita menjadi sunyi. Berkas cahaya merah mentari yang terbenam kini berganti dengan sinar kerlap kerlip dari bintang yang mulai bercahaya.
"Himeko.." ia memanggil ku. Itu membuyarkan pikiran ku.
"ah iya, ada apa Bossun?" Tanya ku dengan kaget.
"mengapa dari tadi kau diam saja?"Tanya nya penasaran
"umm tidak apa apa." Aku tak tahu apa yang harus ku bicarakan sejujurnya.
Seketika tercipta di antara kami. Aku dan Bossun masing masing hanya menatap datar terhadap buku menu sambil memutuskan apa yang akan di pesan. Tiba tiba, mengalun sebuah bunyi musik yang sangat indah.
Konna ni, konna ni chikaku de mitsumetemo
Doushite? Doushite tada no tomodachi na no?
Donna ni, donna ni tsuyoku omotteitemo
Tsutarerarenai, You don't Understand. I'm so in love with you
[Sedekat ini, sedekat ini aku melihat mu
Mengapa? Mengapa kita hanya berteman
Bagaimanapun juga sekuat apapun perasaan ku padamu
Itu tak akan menggapai mu.
Kau tak akan mengerti. Aku sungguh mencintaimu]
–Konna ni chikaku de di populerkan oleh Crystal Kay-
Yaampun…lirik lagu ini….benar benar sesuai dengan keadaan ku. Aku tidak tahu harus apa lagi, ku rasakan sesuatu yang sangat menggelora dalam dadaku. Karna aku telah menyadari bahwa aku menyukai sahabat ku. Kita sudah sedekat ini tapi kita hanya teman. Dan bagaimanapun perasaan ku pada nya ia tidak akan tahu.
Ku rasakan air mata ku mengalir, aku tak dapat membendung perasaan ku saat ini. Aku tak tahu mengapa saat ini aku sangat lemah. Emosi menguasai diriku. Sebagaimana pun aku ingin mengesampingkannnya, aku tak sanggup. Karna aku juga memiliki perasaan yang sensitif di balik imej ku yang kuat.
