Penasaran
By Rakshapurwa
Warning: Drabble, Hint!VictorYuuri/YuuriVictor, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat, dan OOC.
Disclaimer : Yuri ! on Ice milik MAPPA, Mitsurou Kubo dan Tadashi Hiramatsu
"Cerita ini dibuat hanya untuk hiburan semata."
Enjoy
.
Victor penasaran, sudah seminggu ini ia penasaran.
(Bagaimanakah rasanya jika sebuah penis memasuki lubangnya?)
Pasti sakit. Dulu ia menebak demikian, namun begitu melihat reaksi yang sering Yuuri berikan—
(Ketika mereka berhubungan badan tentunya.)
—Victor jadi ragu dengan asumsi yang ia buat. Mungkin bukan sakit, tetapi enak, dan membuat ketagihan. Ia pun berpikiran tuk mencoba.
Sudah berulang kali Victor menyusun kata untuk meminta, namun tak pernah sekalipun berhasil disuarakan. Malu katanya. Bagaimana reaksi yang akan Yuuri berikan—bagaimana kalau pemuda itu langsung menatap aneh dan merengut jijik kearahnya?
Victor tidak mau itu terjadi—tapi sumpah—ia sudah terlanjur penasaran.
Berbekal pengetahuan seadanya dari internet, dan sebotol pelumas kecil, Victor akhirnya memutuskan untuk melakukannya sendiri.
Dengan jari tentu saja.
Jika memang 'menyenangkan', mungkin akan digantikan dengan benda yang lebih gemuk dan besar.
Penis Yuuri misalnya—(kalau yang bersangkutan mau itu juga).
"Oke semua siap…"
Victor tersenyum puas. Persiapan sudah selesai. Pintu kamar aman terkunci, jendela juga tertutup dengan rapat—dan ia amat yakin Yuuri sedang tak ada di rumah saat ini. Berbelanja katanya, Kebetulan bersama Makkachin juga.
Sempurna.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Yuuri jika melihatku saat ini…"
Perlahan cairan dalam botol ia tuang ke tangan. Mencoba membuat jarinya licin dan basah. Menurut pengalaman, saat pertama terasa aneh. Yuuri yang bilang.
(Tapi tak lama kemudian, kekasihnya itu berteriak keenakan.)
"Ini dia…"
Setelah menarik nafas dalam-dalam dan memastikan jarinya telah siap, Victor pun mulai merilekskan tubuh. Menyenderkan punggung pada pinggir kasur, kaki juga mengangkang lebar—dan penis belum apa-apa sudah sedikit menegang. Ia takut dan terangsang di waktu yang bersamaan.
"Hgnn—"
Jari tengah mendobrak masuk. Sulit memang, namun Victor tetap memaksa. Benar kata Yuuri, rasanya aneh, sedikit perih juga.
(Ia merasa bersalah dulu sempat memaksa Yuuri tuk bertahan.)
"—AAhn—"
Tapi—hei—lama-kelamaan perih mulai menghilang. Sudah leluasa maju-mundur pula. Nafas Victor sekarang malah berubah memburu, keringatnya perlahan menuruni dahi. Dibilang enak sebenarnya belum juga—hanya saja entah mengapa Victor enggan untuk berhenti.
Malah menambah satu jari lagi.
(Dari sini Victor mulai mengeluarkan erangan kecil)
"Yu-Yuuri…"
(Tentu saja sambil membayangkan jari Yuuri tengah bermain dilubangnya.)
Luar biasa.
Kepala Victor terasa berputar, pandangannya tak fokus. Apalagi saat kedua jari itu tak sengaja menyentuh prostatnya—Victor hampir mencapai puncak.
Apa itu barusan? Mengapa rasanya bagai tersengat tapi nikmat? Bolehkah ia menekannya lagi? Lebih keras lagi? Berulang kali?
"Aaakh—Si-Sial—"
Ini akan membuatnya ketagihan.
.
Tamat.
.
Terima kasih sudah membaca cerita ini dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows*
Victor...Victor—maaf membuatmu begini (uhuk)
Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.
