Ryan : Yo, Ohayou/Konnichiwa/Konbanwa, minna! Ryan wa koko dezu! Ini pertama kalinya aku terjun ke fandom ini! Salam kenal. m(_ _)m
Baiklah, Mizuko, disclaimer!
Mizuko : Hak cipta Pokemon dimiliki oleh Game Freak dan Nintendo, RyanusHunter9 hanya meminjam kumpulan-kumpulan Pokemon tersebut hanya untuk diubah ke dalam bentuk manusia, dengan tujuan membuat Fanfic ini. Fanfic ini ada tidak untuk kepentingan komersil.
Happy reading, minna! (^ ^)/
Poke-Human, adalah sekumpulan-sekumpulan Pokemon yang telah berevolusi mengikuti tubuh dan intelijen manusia. Evolusi ini terjadi secara perlahan perlahan-lahan dimulai dari 1.000 tahun yang lalu. Saat itu, ketika manusia masih ada, sebuah bencana dimana matahari menjadi sangat terang benderang terjadi, menghilangkan siklus malam, sehingga mengakibatkan kekeringan dengan cepat, dan membuat ketinggian air laut mengurang sedikit demi sedikit.
Bencana ini memakan satu demi satu korban, tak peduli itu manusia atau Pokemon, hingga bumi menjadi gersang. Beberapa bulan kemudian, bencana matahari terang benderang ini telah berhenti, tapi secara bersamaan membunuh semua manusia di muka bumi, tanpa kecuali. Hanya beberapa Pokemon saja yang dapat bertahan hidup, dan mereka mulai mempermainkan otak mereka untuk bertahan hidup.
Tahun demi tahun berlalu, para Pokemon mulai memiliki fisik bagaikan manusia purba, termasuk mereka yang tidak memiliki tangan seperti Koffing, Magneton, dan Onix, dan demikian juga intelijen mereka. Ditambah dengan kemampuan yang mereka miliki dari generasi sebelum mereka, mereka mulai menciptakan peradaban kecil yang setara dengan suku. Bahkan beberapa dari mereka menciptakanalat purba untuk membantu mereka dalam bertahan hidup.
1000 tahun pun berlalu, menuju masa dimana sang tokoh utama hidup. Adalah Mizuko Zoa, seorang gadis Vaporeon muda yang hidup di kota Pallet, sebuah kota kecil makmur yang terletak di Kanto. Ia bekerja mengelola Lost & Found, sebuah tempat pengaduan tentang barang atau orang hilang. Dulu, semasa dia masih kecil, masih seorang Eevee, Lost & Found merupakan organisasi yang besar, yang dikelola oleh kedua orang tua mereka, seorang Lapras dan seorang Vaporeon. Tetapi, sebuah organisasi gelap telah menghancurkan Lost & Found hingga menjadi debu, dan juga merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Sekarang, bersama kakak dan adiknya, Umizaki sang Blastoise dan Kori sang Glaceon, mereka mencoba membangun Lost & Found kembali. Kita mulai saja cerita tentang gadis Vaporeon yang baik dan pemberani ini!
Suatu hari, di siang yang sayangnya sangat buruk, hujan badai terjadi. Badai ini memliki tiupan yang sangat kencang, membuat semua orang tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, termasuk Mizuko. Gadis bermata dan berambut biru itu menatap jendela, melihat keadaan luar yang sangat kacau ditiup angin. Bahkan, sekarang ini ia melihat seorang Meowth sedang terbang ditiup angin dari jendelanya.
"Haaah," hela Mizuko, "cuacanya sangat buruk. Coba kalau cerah, minimal gerimislah!"
"Mau gimana lagi," kata Umizaki, pria dengan rambut biru dan berkacamata, sedang memperbaiki sebuah kulkas, "memang begini cuacanya."
"Padahal aku ingin pergi bermain sama teman-temanku," kata Kori, gadis berumur 12 tahun dengan rambut twintail berwarna biru keputihan, sedang duduk dengan kepala dibawah.
"Hei, Kori," kata Mizuko, "jangan duduk dengan posisi seperti itu. Tidak baik untuk gadis sepertimu!"
"Iya, iya," kata Kori sambil memperbaiki posisi duduknya. "Aku lapar, kak. Ada makanan apa?"
"Kakak masih belum masak, Kori. Jadi, belum ada apa-apa."
"Kalau gitu masak dong, kak!"
"Baiklah, Kori. Kakak, mau makan apa?"
"Apa saja boleh," kata Umizaki, masih fokus memperbaiki kulkas, "asal kamu yang masak, apa saja bakal kakak makan."
"Tapi wajah kakak masih terlihat seperti orang yang belum mau makan."
"Baik, baik," kata Umizaki sambil meletakkan obengnya, "sekarang cepatlah pergi memasak. Kamu tidak ingin mendengar Kori merengek lebih dari ini, kan?"
"Iya, kak! Cepat!" teriak Kori.
"Iya, iya. Sabar, Kori," kata Mizuko sambil beranjak menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Mizuko mengambil sebuah celemek yang menggelantung, lalu mengikatkannya di pinggangnya. Kemudian ia membuka kulkas yang ada di pojok ruangan. "Hm... telur... bosan. Sayur... yang ada cuma kentang. Buah... tidak mungkin, kan? Terus... daging... habis. Ah, ada ikan!" kata Mizuko mengambil seekor ikan. "Ah, gurame hasil tangkapan kakak kemarin masih belum dimasak. Baik, hari ini makan gurame!"
Disaat Mizuko sedang memperhatikan gurame yang ada di tangannya, dari luar tiba-tiba terdengar teriakan. "AWAS YANG ADA DI SANA!"
PRAAANNGGG
Seorang Charizard tiba-tiba masuk ke dapur itu, memecahkan jendela yang ada di sana. Mizuko pun langsung kaget dan mendekati pemuda yang terlentang di lantai penuh beling itu.
"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Mizuko.
"La... la...," kata pemuda berambut orange itu.
"Ada apa?"
"A... aku lapar," kata dia,
"Ya ampun," kata Mizuko sambil ber-sweatdrop ria.
Tak lama kemudian, semuanya berada di meja makan, memakan gurame masakan Mizuko. Anehnya, pemuda Charizard yang tadinya lesu mendadak segar kembali.
"Ikannya kurang enak," kata pemuda itu, "ada daging, gak, sih?"
"Eh, masih enak kau diselamatkan, dikasih makan," kata Mizuko marah-marah, "malah protes kurang enak segala, mana minta daging pula! Dasar kurang tahu terima kasih!"
"Jangan marah-marah dulu, Mizuko," kata Umizaki. "Jadi, siapa nama kau? Dari mana kau berasal? Dan bagaimana kau bisa ke sini?" tanya Umizaki terdengar seperti interogasi.
"Oh, ya benar," kata pemuda itu, "namaku Kasai Akaryuu,
"Namaku Mizuko," kata Mizuko.
"Aku Umizaki."
"Dan aku Kori," kata Kori. "Jadi, kakak berasal dari mana?"
"Aku berasal dari pulau Glen."
"Pulau Glen?" tanya Kori. "Bukannya kota di pulau itu sudah musnah dua tahun yang lalu karena bencana gunung meletus?"
"Ya, memang benar, tapi aku masih tetap tinggal di sana dua tahun ini, sampai itu terjadi."
"Apa itu?" tanya Mizuko.
"Sampai seorang nelayan yang kebetulan juga tinggal disana, jenis Tentacruel, terpaksa meninggalkan pulau itu karena tidak ada lagi yang mesti dilakukan, dan aku terpaksa pergi karena tidak ada lagi yang bisa diminta makanan."
"Ya elah, kirain apaan," kata Kori sambil ber-sweatdrop.
"Tapi, di saat aku terbang disekitar kota ini, seorang Liepard menyerangku dengan cakarnya, membuat sayapku sedikit terluka. Beruntung aku masih selamat."
"Apa?" tanya Umizaki. "Katamu seorang Liepard?"
"Ada apa, kak?" tanya Kori.
"Menurut informasi imigrasi, seharusnya tidak ada seorangpun dari Unova yang pernah berimigrasi ke Kanto, dan kota ini tidak punya bangungan tinggi lain selain rumah ini, sementara gedung ini tingginya 5 lantai. Tidak mungkin seorang Liepard bisa menyerang Charizard yang sedang terbang tinggi dengan cakarnya, bahkan dengan serangan jarak jauh saja sudah tidak memungkinkan dalam cuaca seperti ini."
"Oh ya, aku lupa bilang. Dia terbang dengan Jetpack di punggungnya."
"APA KAU BILANG!?" tanya Umizaki yang mendadak kaget. "JETPACK KAU BILANG!?"
"Ada apa lagi, kak?" tanya Mizuko.
"Seharusnya teknologi itu masih belum dibuat, bahkan konsepnya masih belum jadi. Tidak mungkin seorang dari region lain bisa memiliki teknologi Silph co. yang bahkan masih belum membuatnya."
"Bisa saja, kan, Unova memilikinya jauh sebelum kita?" tanya Kasai.
"Tidak. Proyek Jetpack itu dipimpin oleh Silph co.. Sangat melanggar hukum jika region lain, terutama Unova yang sangat menghargai peraturan, membuatnya tanpa komunikasi dari region lain. Pasti ada sesuatu yang aneh tentang ini."
Oh, itu benar sekali.
"Apa?" kata Mizuko terkejut. "Siapa itu?"
"Jangan halangi aku membunuh kadal bersayap itu, senorita," kata seorang pria berambut ungu dan bertopeng pink muncul dari arah belakang mereka. "Aku sedang terburu-buru. Lagipula, aku tidak begitu tertarik bermain-main dengan wanita seperti anda."
"KELUAR DARI RUMAH KAMI!" teriak Umizaki. "HYDRO PUMP!"
Dari meriam yang terletak di tas Umizaki yang tidak pernah dilepas, keluar meriam air dengan tekanan tinggi, mendorong Liepard itu keluar dari ruangan itu yang terletak di lantai 4. Tapi, karena Jetpack yang terletak di punggungnya, Liepard itu tetap berada di atas udara.
"Sial!" umpat Umizaki. "Dia masih memakai Jetpack itu."
"RRAAAAA!" Teriak Kasai sambil berlari, keluar dari ruangan itu lewat jendela. "Flamethrower!"
Kasai membuka mulutnya, lalu menyemburkan api dari mulutnya. Jika dalam kondisi cerah, seharusnya serangan itu dapat membunuh sang Liepard, tapi karena di luar sedang ada badai, Flamethrower yang Kasai keluarkan ditiup oleh angin badai.
"Hahaha, sayang sekali, tapi nampaknya badai ini tidak mendukungmu sama sekali, naga api," kata Liepard. "Sekarang giliranku! Aerial Ace!"
Dengan kecepatan tinggi, Liepard itu terbang menuju Kasai, cahaya mengelilinginya yang terbang dengan cepat, dan dengan sekejap dia menebas Kasai dengan cakarnya, membuat Charizard itu tumbang.
"Si... sial...," umpat Kasai, lalu tumbang, tak sadarkan diri.
"Hahaha, sekrang tidurlah seperti anak baik, dan biar aku bawa kau ke markas," kata Liepard sambil menarik kerah leher baju Kasai.
DUASH
"Tidak secepat itu," kata Umizaki, habis menembak Hydro Pump ke arah Liepard, hampir mengenainya. "Aku tidak tahu apa alasan kau membawa Charizard itu, tapi nampaknya itu tidak bagus."
"Oo, mau cari mati, ya? Baiklah kalau begitu," lalu Liepard itu mengambil sebuah pistol di sakunya, dan menembakkan jaring kawat ke arah Umizaki, menangkapnya.
"Si... sial... ini jaring listrik," umpat Umizaki, terperangkap di jaring itu.
"Apa yang kau lakukan terhadap kakakku, macan!?" teriak Kori. "Ice Beam!"
Dengan gaya seperti Goku yang mengeluarkan jurus Kame Hame Ha-nya (ga yakin ini mengejanya benar), Kori menembakkan es ke arah Liepard, yang sayangnya dapat dihindarinya.
"Merepotkan," kata Liepard, lalu menembakkan roket yang berbentuk seperti sarung tinju ke arah Kori, tepat mengenai perutnya, kemudian mementalkannya ke arah dinding rumah. "Siapa lagi yang berani menyerangku?"
"Aku!" teriak mahluk dari air dibelakangnya, yang ternyata itu adalah Mizuko. "Water..."
Sebelum Mizuko berhasil melancarkan serangan, tiba-tiba jaring listrik meluncur ke arahnya, menangkapnya dan membuatnya berubah ke wujud semula.
"Sial... jaring listrik!"
"Hahaha, semuanya berani sekali menyerangku! Semuanya lemah! Tidak sepadan denganku! Kalau begini, lebih baik aku bawa kakakmu yang seorang Blastoise ini!"
"Ja... jangan..." kata Mizuko. "Jangan bawa kakakku..."
"Terus apa yang mau kau lakukan, Vaporeon gendut?"
"Apa kau bilang?" tanya Mizuko, yang mulai memperlihatkan aura gelapnya.
"Oho, aku tidak akan berani mengatakannya jika aku jadi kau," kata Umizaki.
"Ya... lebih baik kau lari saja," kata Kori, mencoba untuk bangkit.
"Apa yang...," sebelum menyelesaikan kata-katanya, Liepard terkejut karena melihat Mizuko yang seorang Poke-Human tipe air memutuskan jaring listrik itu dengan tangan kosong. "Ti... tidak mungkin! Seharusnya tipe air yang lemah terhadap listrik tidak bisa melakukan apa-apa di jaring itu!"
"Kau...," kata Mizuko yang mulai terlihat seperti setan air, "coba katakan apa yang kau katakan barusan sekali lagi."
"A... apa sudah telat untuk lari?"
"WATER PULSE LEVEL MAXXXX!"
Tetesan hujan dari badai itu mulai mengumpul di satu tempat, membentuk pusaran air yang lama kelamaan membentuk jadi besar, menenggelamkan Liepard itu, dalam keadaan berputar-putar di dalamnya.
"BERANI-BERANINYA KAU MENGATAIKU GENDUT!"
Berkat kemarahan Mizuko, terjadilah pusaran air yang sangat besar, sangat besar hingga penduduk di Johto, Sinnoh, Hoenn dan Unova dapat melihat pusaran itu dengan jelas.
"Wah, besar sekali," ujar seorang Pidove kecil sambil melihat pusaran air itu.
"Hebaattt..." ujar seorang Shinx terpana melihat karya Mizuko ngamuk itu.
"Uwo... Limit Break...," kata seorang Chikorita kecil bersama temannya seorang Tottodile, yang kebetulan sedang bermain FF VII disaat melihat pusaran itu.
"Hebat... Lunatic Last Word," kata seorang Zigzagoon terpana melihat hasil dari kata 'gendut' itu.
Tak lama kemudian, pusaran itu akhirnya berhenti. Beruntung tidak ada korban harta dan jiwa dalam peristiwa itu, kecuali seorang Liepard pusing dan Jetpack hancur. Umizaki pun akhirnya dapat dibebaskan, Kori dapat berdiri kembali dan Kasai pun akhirnya kembali sadar.
"A... ada apa ini?" tanya Kasai yang baru kembali sadar.
"Hei, kau sudah bangun?" tanya Mizuko.
"Ya... kurasa begitu," kata Kasai sambil menggaruk kepalanya. "ada apa ini?"
"Entahlah," kata Mizuko, "aku juga tidak tahu. Begitu sadar, tau-taunya sudah seperti ini."
"Oke," kata Kasai ber-sweatdrop, "jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Kalau itu biar aku jelaskan," kata Umizaki, "tapi, bisakah kita berbicara di sana?" katanya sambil menunjuk pohon yang ada di belakangnya.
"Baiklah," kata Kasai, lalu mereka pergi menuju pohon yang ditunjuknya. "Jadi, ada apa?"
"Sebenarnya ini berkat Mizuko," kata Umizaki.
"Hah, Mizuko?" kata Kasai sedikit tidak percaya. "Tapi kata Mizuko dia tidak tahu sama sekali."
"Ya... sebenarnya, sih, sewaktu kami sedang terdesak, si Liepard itu mengatai Mizuko 'Vaporeon gendut' dan ia pun berubah menjadi sangat mengerikan. Dan sisanya bisa kau tanya dengan penduduk sekitar. Terlalu mengerikan untuk diceritakan."
"Baiklah," kata Kasai, dengan air muka sedikit takut.
"Baiklah, bung," kata Umizaki sambil menyeret Liepard, "jadi, ceritakan apa niat jahatmu. Aku tahu kau bekerja di bawah perintah seseorang. Tidak mungkin kau bisa memiliki Jetpack ini."
"A... apa?" kata Umizaki, setengah tidak percaya. "Da... Dark Organization?"
"Ya... Dark Organization."
"Ce... ceritakan pada kami, apa yang akan kalian lakukan?"
"Tidak bisa. Karena waktuku sudah habis. Sayonara."
DUARRR
Tiba-tiba Liepard yang terikat itu meledak, terpisah menjadi berkeping-keping. Semuanya hampir tidak percaya atas apa yang Liepard itu lakukan. Ia membunuh dirinya karena gagal dalam tugasnya dan tertangkap.
"Benarkah?" tanya Kasai. "Aku boleh tinggal disini?"
"Benar," kata Umizaki. "Tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?"
"Berjanjilah tidak akan menikahi salah satu dari adikku."
"Kakak!" teriak Mizuko, yang wajahnya menjadi merah ketika mendengar apa yang kakaknya katakan.
"Ki-kirain apa," kata Kasai, dengan wajah sedikit memerah, "ba-baiklah, tidak akan."
"Bagus," kata Umizaki. "Sekarang, mari kita istirahat dulu. Semua kejadian ini membuatku lelah," kata Umizaki, yang kemudian pergi dari ruangan itu.
Disaat Kasai hendak memasuki kamarnya, ia menemui Mizuko sedang lewat di depan pintu kamarnya itu. Kemudian Kasai menyapa Mizuko.
"Hei, soal yang tadi... terima kasih sudah menolongku," kata Kasai.
"Bukan masalah. Lagipula, aku mau saja menolong, tapi jangan protes kalau aku menolongmu, ya," kata Mizuko.
"Baiklah... jadi...," kata Kasai, mulai tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Em... aku sudah ngantuk, jadi aku mau tidur. Duluan, ya," kata Mizuko, lalu pergi dari hadapannya.
"Oke," kata Kasai, memasuki kamarnya. Di saat Kasai memasuki kamarnya, Mizuko sedang berdiri ditempat, mengingat apa yang dikatakan Liepard belum lama ini.
"Baiklah, tapi aku hanya memberi tahu satu hal saja, Dark Organization telah kembali."
Sial, apa yang dimaksud kata-kata Liepard sialan itu, batin Mizuko sedikit tidak tenang.
Ryan : Baiklah, end of chapter 1. Maaf kalau sedikit abal, otak eror. Dimohon non-flame review-nya!
