Author: Hikari Rio
Disclaimer: Fullmetal Alchemist, Eyeshield 21,YugiOh! Duel Monster, Yugioh! 5D's, Ookiku Furikabutte, Naruto bukanlah milik saya!
Rating: T dulu…
Pairing: RoyEd, HiruSena, SetoYami, JackYusei, AbeMiha, SasuNaru, SaiNaru
Genre: Romance, Fluff, Light Humor, General
Summary: Selamat datang…ada yang bisa kami bantu?
Warning: OOC, AU, ini fic bersambung dengan panjang sekitar 9 chapter (termasuk prolog+epilog).
A/N: Ini salah satu proyek saya dari teaser yang saya pajang di DA...ekstrim sih karena banyak tokoh..tapi ya sudahlah...XD...
7th Heaven Host Cafe
Selamat datang di 7th Heaven Host Café. Terletak pada titik strategis di tengah kota, letak yang mudah dijangkau dari kantor besar, kampus, sekolah menengah, stadium, dome, bahkan arena balap. Dengan arsitektur Eropa pada tampilan luar, namun memiliki ruangan dengan desain khusus yang beragam di dalamnya sesuai dengan permintaan pelanggan.
Menyediakan menu hidangan utama dengan kuliner dari Eropa, Asia, dan daerah tropis. Kafe ini berpegang pada aturan yakni menyajikan hidangan dengan kesehatan terbaik (daging babi tidak disajikan sejak awal dibukanya restoran karena muncul virus H1N1 yang mendunia, lebih baik mencegah daripada terlanjur sakit nantinya.), tidak mengijinkan adanya pelanggan maupun pegawai yang merokok, serta tak ada alkohol.
Ya, kesehatan adalah yang utama. Kau bisa makan enak tapi membuat kesehatanmu beresiko, itu bukanlah tindakan bijaksana. Di sini para pelanggan akan diberikan menu yang sesuai untuk mereka. Baik itu dari segi kalori, menghindari alergi, bahkan vegetarian dan diet khusus.
Salah satu yang cukup diminati dari menu di sini adalah kek dan kudapan. Kue-kue manis nan cantik dan lezat dapat dinikmati dengan harga terjangkau. Bisa juga memesan khusus untuk hadiah dan pesta. Terstandar tinggi, dengan mengutamakan kepuasan pelanggan sehingga loyalitas mereka tak bergeser sekalipun muncul saingan dalam penjualan. Apa mau dikata, itulah bisnis.
Namun, ada poin yang sekalipun bisa ditiru, tak bisa dicuri dari kafe ini.
Itu adalah Butler.
Para pemuda tampan dengan karakteristik unik dari diri masing-masing adalah daya tarik besar dari 7th Heaven. Kau bisa menemukan tipe-tipe idealmu melayani dengan ramah dalam balutan kemeja putih,rompi hitam dan celana hitam potongan lurus, namun jangan harap mereka memberikan hatinya padamu karena mayoritas tujuan mereka bekerja disana adalah uang, pengalaman kerja, dan tempat tinggal gratis yang diberikan di lantai atas gedung. Per kamar sudah disediakan kamar mandi dan tempat tidur.
Fakta ini mungkin menjadi tanda tanya besar jika baru pertama kali mendengar tentang keberadaan 7th Heaven. Untuk apa sebuah kafe menyediakan tempat tinggal bagi para butler yang bekerja disana? Sekalipun pekerja tetap, tidakkah itu terlalu berlebihan?
Alasannya mudah, karena mereka bekerja juga di malam hari. Dan kau tidak akan menemukan suasana yang sama ketika masuk ke dalam gedung itu di waktu yang berbeda.
Kontras dengan apa yang mereka layani di siang hari, pada malamnya kau bisa menemukan para butler tampan menjadi host yang begitu elegan. Tapi tentu saja, tak murah harga yang dibayar untuk bisa masuk dan dilayani ketika hari telah larut.
Dengan dua tema yang berbeda pada satu tempat, strategi pasar ini telah berhasil untuk meraup konsumen dari berbagai kalangan dan tingkatan ekonomi. Kafe di siang hari dan host club di malam hari.
Mungkin itu adalah sedikit gambaran tentang tempat apa yang menjadi awal cerita ini dimulai.
Kisah tentang tujuh pria, tujuh cerita, dan tujuh cinta mereka....
-I-
Irrashaimase!
Roy Mustang menguap lebar ketika rasa kantuk di pagi hari masih bersisa. Pria ini berusia 29 tahun dengan rambut hitam, mata tajam berwarna sama, wajah keturunan Asia yang kental, memiliki kulit kuning yang membalut postur militernya yang tegap. Ia tampan, karismatik, cerdas, taktis, memiliki sisi nakal namun sebenarnya ia pria romantis yang setia.
Ia adalah pemilik kafe 7th Heaven. Seorang yang menjadi senior paling dihormati, selain karena usia dan pengalamannya, juga bagaimana cara ia menghadapi berbagai permintaan pelanggan. Dan dikelilingi oleh anak-anak remaja disekitarnya, jauh membuatnya berpikiran 'kuno'.
Tinggal di lantai tiga, tepat di atas kafe, dan di kamar paling ujung dari sisi kiri setelah keluar dari lift. Desain interior ruangannya tak berlebihan, sederhana namun nyaman. Pada ruang tengah, banyak tumpukan buku dan berkas dari penghitungan pengeluaran serta naskah novel.
Ya, Roy Mustang juga seorang novelis. Ini salah satu alasan juga mengapa ia membuka usaha kafe. Ia butuh bahan cerita. Apalagi hal yang terbaik jika bukan membuat sebuah tempat dimana berbagai macam pengalaman dari banyak orang saling ditukar ketika mereka berkomunikasi ? Ah, dia memang jenius....
Baiklah, kembali lagi dengan ia yang masih berantakan dan kini sedang menyikat gigi serta bercukur. Roy akhirnya perlahan mulai terbangun.
//Aku akan mandi setelah membangunkan mereka...// pikirnya ketika melirik jam di atas dinding dapur. Khusus di kamarnya saja ukurannya lebih besar dan ia memiliki dapur pribadi.
Tanpa mengganti piyama, ia memakai jubah tidur dan sandal kain sebelum keluar dari kamar dan mulai membangunkan penghuni lainnya dengan mengetuk keras-keras pintu mereka dan berteriak memberitahu bahwa sudah pukul tujuh. Dari enam orang pekerja yang direkrutnya, ada empat orang yang tinggal bersamanya. (Dua lainnya di tempat mereka sendiri, satu di apartemen, satunya lagi di mansion. Akan kujelaskan nanti.)
Yang pertama dari empat orang itu adalah Abe Takaya. Seorang pemuda berusia 16 tahun, yang menjadi catcher tim baseball SMA Nishiura, tim kuda hitam di turnamen di tahun ini. Pemuda dengan tinggi 170cm, berkulit sawo matang, berambut hitam berpotongan rapi, dengan mata malas. Ia cerdas dalam berhitung, karena itu Roy menempatkannya di bagian kasir. Pemuda itu tipe yang tak banyak ambil pusing dengan pikiran orang dan langsung bicara pada tujuannya walau agak emosional. Ia bekerja di kafe itu karena ingin mencoba mandiri di usia produktifnya. Selain dari jarak kafe yang lebih dekat dengan sekolahnya juga stadium. Dalam pekerjaannya sebagai host, Abe yang paling muda diantara yang lainnya menduduki peringkat kelima.
Yang kedua adalah Jack Atlus. Berusia 18 tahun, sudah lulus SMA dengan nilai cemerlang. Berambut pirang dengan model spike asimetris, ia memiliki bola mata amethyst yang unik dan berpadu dengan kulit sawo matang. Tubuhnya tinggi tegap, ini disebabkan karena ia seorang freelance model dan memiliki hobi motor balap. Ia dikenal juga sebagai duelist tangguh dengan julukan 'King'. Pun di kota asalnya, Satellite, ia merasa takkan bisa berkembang maka ia pergi ke kota untuk mengadu nasib. Syukurlah pekerjaan sambilannya sewaktu ia mencari tempat dan mengembangkan karir sangat menunjangnya. Walau ia sudah mulai memiliki nama di dunia entertain, Jack tetap merasa bahwa inilah rumahnya. Tak tanggung ia berada di peringkat ketiga di host list.
Pemuda yang ketiga adalah Sasuke Uchiha. Seorang penerus dari keluarga elit yang bergerak dalam industri furniture dan perumahan. Bola mata hitam dengan pandangan tajam, kulit putih salju, wajah oval yang dibingkai poni segi dibelah tengah, serta model rambut spike di belakang. Ia tipe pemuda berusia 17 tahun yang jika dalam buku cerita akan menjadi tokoh utama yang tampan. Semacam itulah...
Roy agak aneh dengan latar belakangnya yang begitu mendukung untuk kehidupannya di lingkungan mewah, namun ia justru kerja sambilan dan meminta tempat di gedung kafenya. Akhirnya nanti ia mengetahui alasannya, bahwa Sasuke memang diharuskan untuk menjalani kehidupan merakyat untuk paham karakter pelanggan. Di luar dugaan bahwa ia melakukannya dengan serius karena tak mau kalah dengan kakaknya. Sebagai host, dia menjalankan tipe stoic dengan sempurna, walau begitu, ia berada di peringkat terakhir karena seringkali menolak untuk bekerja di luar dan memilih untuk berada di dapur membantu Roy memasak sebagai asisten koki.
Pemuda terakhir yang tinggal dengannya disana adalah Sai. Mahasiswa berusia 18 tahun yang mengambil jurusan studi kesenian. Lukisan adalah sesuatu yang tak lepas darinya, poin plus yang tak dimiliki dari butler lain yang bekerja di 7th Heaven. Walau begitu, ia buruk dalam berkomunikasi. Kata-katanya sering kali tak bisa di kontrol, walau ia tak bermaksud demikian. Mungkin ini disebabkan karena ia seseorang yang introvert pada awalnya.
Ia tipikal pemuda kuliahan normal yang menginginkan tempat tinggal bersewa murah, dengan jarak tak jauh dari kampusnya serta dekat dengan tempat kerja sambilan. Beruntung ia menemukan kafe itu ketika iseng berjalan-jalan mencari objek lukisan. Dalam beberapa event tertentu, kemampuannya ini digunakan untuk servis khusus untuk pelanggan. Dengan wajah yang selalu tersenyum, rambut hitam legam cepak, kulit pucat, dan kata-katanya yang cenderung jujur walau menyakitkan, ia menempati peringkat keempat.
Roy menghela pelan ketika satu persatu pintu kamar terbuka. Abe yang pertama menyapanya, "Roy-san, Ohayou."
"Ah, ohayou. Hm, kau sudah siap berangkat rupanya. Ada latihan? "
Pemuda yang sudah berseragam sekolah lengkap itu mengangguk, "Aku pulang sore."
"Baiklah, kalau begitu kurasa kau dapat giliran untuk belanja."
"Berikan saja daftarnya, sepulang sekolah nanti kubelikan."
Roy mengangguk lagi sebelum bertanya lagi pada semuanya."Siapa yang dapat giliran untuk masak sarapan hari ini?"
"Oh, itu aku." Jack yang hanya memakai celana training dan kaus singlet menjawab."Kurasa aku langsung saja ke bawah. Kalian tak apa-apa kalau aku memasak roti bakar, telur, daging asap, dan mungkin salad buah?"
"Kedengarannya enak." Roy mengagguk setuju.
"Aku oke saja." Sai mengangkat bahu. "Ngomong-ngomong aku masuk kelas siang, jadi kurasa masih bisa bantu untuk bersih-bersih."
" Telur punyaku jangan terlalu banyak garam." Sasuke berpesan ketika mengeringkan rambutnya.
Pemilik kafe itu berpindah atensi pada pemuda berwajah dingin itu."Sasuke, pagi sekali sudah siap-siap. Ada kegiatan? "
"Ayah menyerahkan rapat pengurus cabang padaku. Tapi sebelum kafe buka siang nanti, kurasa aku sudah selesai." ujarnya ringan.
"Ho...kau jangan terlalu emosi ya? Kalau butuh konsultasi, kau bisa hubungi Seto." Roy memberi saran.
"Kurasa aku akan memerlukannya nanti." ujarnya sebelum berbalik untuk menaruh handuk.
Seto yang tadi disebutkan oleh Roy adalah pemuda yang menduduki peringkat pertama di host list. Kaiba Seto, berusia 19 tahun, berambut cokelat muda, bermata biru lazuli, dan wajah campuran yang menawan. Sama seperti Sasuke, ia seorang elit yang mewarisi usaha ayahnya. Bedanya, sekarang ia sudah menjadi pemiliknya setelah ayahnya meninggal empat tahun lalu. Usaha jual beli senjata, dengan cerdas dirubahnya menjadi atraksi permainan dengan teknologi visual tercanggih.
CEO seperti dia bisa mendapatkan apa saja dengan menjentikkan jari, namun rupanya kehidupan mewah dan serba futuristik membuatnya jenuh dan sering kali ingin merasakan masa remajanya secara normal. Sewaktu mencari kopi untuk makan siangnya di sela rapat, Seto menemukan tempat dimana ia bisa melakukan hal itu namun tak meninggalkan pekerjaannya. Jika pekerjaannya tak membutuhkan rapat maupun kehadirannya secara langsung, ia sangat sering mengerjakan segalanya sembari melayani pelanggan di kafe. Rasanya kafe itu berubah jadi ruang kantornya sekarang...
Dan untuk mencegah kecurigaan media massa maupun lainnya, ia memakai kacamata setiap kali bekerja sambilan disana. ( Walau ia tak digaji karena tak perlu lagi ) Sebagai kompensasi, ia hanya meminta tempat tenang dan beberapa kudapan saja.
"Yosh...aku ke bawah duluan ya. Nanti kalau sudah siap, kupanggil kalian untuk makan." Jack melambai pelan sebelum meniti anak tangga.
"Aku juga harus siap-siap. Abe, nanti kita berangkat sama-sama saja." Sasuke berpesan pendek pada juniornya.
"Fwoah...baiklah. Kalian bisa mengatur sendiri. Aku mandi dulu, kalau aku belum selesai, kalian makan duluan saja." Roy siap-siap berbalik namun Sai memanggilnya.
"Aa, Roy-san."
"Ya?"
"Apa Hiruma-kun akan datang hari ini ? Pesanannya sudah jadi."
Oh, ya, satu orang lagi. Peringkat kedua dalam host list, Hiruma Youichi. Pemuda 17 tahun, seusia dengan Sasuke namun kontras dalam sifat dan segala hal. Ia...sangat ekstrim. Pribadi sangat unik, kejam, curang, jenius, pandai berjudi, pandai berubah sifat, begitu kompleks, dan enigmatik. Penampilannya tinggi, berbadan ramping, berambut spike pirang, mata tosca tajam, gigi bertaring, dan telinga runcing dengan dua tindikan pada masing-masing daunnya. Namun tak bisa dipungkiri kalau wajahnya berada jauh di atas standar rata-rata. Rasanya tak ada seorangpun yang tak mengenalnya, itu sebagian besar karena buku ancamannya yang luar biasa memiliki rahasia terdalam dari nyaris tiap-tiap seluruh penduduk kota. Atau kebiasaannya membawa senapan AK40 yang selalu bertengger di bahu kanannya dengan santai tanpa takut ditangkap.
Sama seperti Abe, ia juga aktif dalam klub olahraga. American Football adalah pilihannya, berposisi sebagai quaterback di tim Deimon Devil Bats yang ia bentuk di sekolahnya, kecerdasannya memilih taktik dan keras dalam menggembleng juniornya mampu membuat mereka menjadi ledakan dalam pertandingan di tahun ini. Dengan uang yang dimenangkannya dari hasil judi, apartemen mewah yang ia miliki karena sedikit pengetahuan tentang kecurangan akta tanah, memang aneh jika ia mau bekerja sambilan di kafe, apalagi host club. Tapi setelah Roy menerimanya bekerja, ia tahu bahwa itu hanya kamuflase untuk mencari bahan ancaman. Ia bukannya melarang, tapi jangan membuat kekacauan saja dengan membawa-bawa nama usahanya. Sama seperti Seto yang sudah begitu dikenal orang banyak, Hiruma juga memakai kacamata dan menyisir turun rambutnya yang berpotong segi layer.
"Kurasa...ya. Ia bilang kalau agak lelah setelah pertandingan kemarin, jadi tak ada kesibukan beberapa hari ini. Boleh aku tahu apa yang ia pesan?"
"Oh...hanya lukisan khusus seseorang." Sai tersenyum misterius.
"Begitu ya..." //Menarik....akan kucari tahu nanti..// "Itu saja yang ingin kau tanyakan? Ada lagi?"
"Kurasa tidak. Mungkin nanti lagi. Terima kasih Roy-san, silakan menikmati mandinya." ujarnya sopan sebelum turun ke lantai bawah.
Roy memijat pelan dahinya, butler di tempatnya memang semuanya sangat potensial secara positif dalam pekerjaan, namun kadang latar belakang yang beragam membuatnya sakit kepala. Semuanya begitu menarik hingga ia bisa menyelesaikan beberapa judul novel sejak mereka datang, namun akhir-akhir ini ia merasa ada sesuatu yang hilang, yang kurang dalam cerita-cerita yang dibuatnya.
Ya...tak ada satupun dari mereka yang memiliki kisah roman semenjak kafe itu dibuka,tak satupun yang tertarik memiliki hubungan itu, termasuk dirinya. Menghela napas pelan, ia berbisik pada dirinya sendiri, "Mungkin aku harus kencan di luar. Atau bersama mereka pergi untuk liburan mencari suasana baru. Mungkin saja bisa mendapatkan pasangan...Ah, tapi harus menunggu hingga musim panas. Masih lama sekali...Ha..." Sedikit gontai karena pikiran bahwa ia takkan merasakan bagaimana memiliki seorang pendamping yang berkomitmen karena dirinya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia berjalan lagi ke kamarnya. //Ah..sudahlah, nanti juga ada kok...//
Ia tak tahu, bahkan semua butler tak tahu, bahwa apa saja yang terjadi selama sebulan ke depan nanti, akan membawa perubahan terbesar bagi seluruh pegawai di 7th Heaven dalam perjalanan roman hidup mereka....
...TBC...
(XXXXXX)
A/N:
Ini saya masukkin fandom ES21 karena kalau crossover ga bisa masukin 6. Mau bareng YGO juga porsinya ga banyak amat...jadi ke sini aja deh, tempat dimana banyak author2 fandom lain pada ngumpul....maaf ya...
