Take Me to Your World

Disclaimer: Riichiro Inagaki & Yusuke Murata

Summary: Bagaiman rasanya ketika kamu bangun dan ternyata kamu tidak ada di kamarmu sendiri. Malah sebuah tempat asing yang mereka bilang ini adalah dunia fantasi. Jika kau ingin keluar, kau harus menyelesaikan cerita ini dulu. Bagaimana cara Mamori menyelesaikan ceritanya?

Warning: OOC (maybe?), AU, typo, gaje, dll, hirumamo, slight akamamo

RnR please :3

*Flashback*

"Ibu, tolong bacakan cerita ini ya! Aku ingin mendengarnya sebelum tidur." kata gadis kecil yang membawa sebuah buku cerita yang berjudul "Princess, Prince, and Vampire" menaiki ranjang tempat ia tidur. Ibunya yang berada diatas kasur mengambil buku yang dibawa anak bersurai auburn itu.

Setelah sang ibu membuka-buka halaman buku tersebut dan sambil membaca sekilas, ia pun berkata. "Baiklah. Ibu akan membacakannya. Setelah itu, kau harus tidur ya." sambil membelai lembut kepala anak semata wayangnya.

Gadis kecil itu hanya mengangguk dan memposisikan dirinya siap tidur. Tapi ia tidak memejamkan matanya, melainkan ia terus melihat kearah ibunya.

Sang ibu pun mulai membuka buku cerita tersebut dan membacanya. "Dahulu kala, hidup seorang gadis yang bernama Maria. Ia tinggal bersama bersama kedua orangtuanya, Sylvior dan Marinqa. Keluarga ini termasuk keluarga yang berkecukupan, tidak kaya tidak miskin. Walaupun bukan berasal dari keluarga yang terpandang, Maria mempunyai sikap perilaku yang baik. Maria juga sangat pintar. Karena kejeniusannya, Maria bisa masuk sekolah bangsawan yang sangat ternama.

Di sekolahnya yang bernama Flesaria High School, Maria sangat disenangi teman-temannya karena sifatnya yang baik, murah hati, dan ceria. Tak terkecuali seorang pangeran yang bernama Iloyd. Pangeran yang tampan ini menyukai Maria sejak bersekolah di Flesaria High School. Tapi Iloyd belum pernah berkesempatan untuk berbincang dengan Maria karena dirinya sedikit canggung bila didekatnya.

Saat ulang tahun pangeran yang ke tujuhbelas. Iloyd menggunakan kesempatan ini untuk mendekati Maria. Iloyd sendiri yang memberikan undangan ulang tahunnya pada Maria.

Pesta ulang tahun Iloyd yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Maria datang memakai dress yang diberikan ibunya. Dress panjang berwarna blue sky, cocok sekali dengannya. Iloyd pun terpesona melihat Maria. Disaat pesta dansa, Iloyd memberanikan dirinya mengajak Maria untuk berdansa bersama. Disela-sela dansa mereka sedikit berbincang-bincang.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kebanyakan tamu undangan sudah pergi. Tapi Maria masih berada di sana , tepatnya di balkon mansion tersebut. Tanpa ia ketahui, seseorang sedang berjalan mendekatinya. Orang itu pun menepuk pundak Maria. Maria memutar badannya untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Orang itu, tepatnya seorang pemuda, dia hanya menatap mata Maria. Sedangkan Maria tidak dapat melihat jelas siapa orang dihadapannya ini. Orang itu memakai masquerade sehingga matanya tidak terlihat jelas. Beberapa detik kemudian Maria tidak sadarkan diri. Sepertinya ia telah dihipnotis oleh pemuda yang tidak dikenalnya itu. Pemuda itu langsung menggendong Maria ala bridal style dan terjun dari balkon. Iloyd yang melihat kejadian itu tidak tinggal diam. Ia langsung mengejar pemuda misterius tersebut.

Pemuda itu, Maria, dan Iloyd sampai didepan sebuah mansion tua. Iloyd bersembunyi dibalik sebuah pohon yang tak jauh dari sana, supaya keberadaannya tidak diketahui. Pemuda itu pun masuk kedalam bersama Maria yang berada dalam gendongannya. Iloyd yang masih bingung enggan untuk masuk, tapi orang yang dicintainya sedang dalam bahaya, akhirnya dia memutuskan untuk ikut masuk ke dalam. Tentunya dengan mengendap-ngendap.

Mansion tua itu gelap sekali. Hanya ada beberapa lilin yang ditaruh dilantai untuk menerangi jalan. Pemuda itu mendudukkan Maria disebuah bangku yang diukir-ukir cantik. Setelah itu ia mengambil sebuah pisau di sakunya dan membeset pergelanggan tangan Maria, darah segar menetes begitu saja ke lantai. Pemuda itu mengangkat tangan Maria dan menghisap darah-darah yang mengalir. Iloyd yang melihat tidak bisa tinggal diam, ia ingin bergerak menyelamatkan Maria. Tapi ia tidak tahu harus berbuat apa, sedikit gegabah, bisa saja ia terbunuh. Pemuda itu melepas masquerade yang ia pakai lalu ia mendekatkan kepalanya ke leher Maria. Pemuda itu mulai membuka mulutnya dan menggigit leher Maria. Maria tidak bergeming sedikit pun. Iloyd yang mulai geram langsung mengambil sebuah pedang yang menjadi pajangan ruangan itu dan menghunuskan ke arah dada pemuda itu tepat di jantung. Pemuda itu langsung jatuh tersungkur di lantai. Dengan cepat, Iloyd langsung menggendong tubuh Maria yang masih tidak sadarkan diri pergi keluar dari mansion tersebut.

2 hari sudah berlalu sejak kejadian itu. Maria sudah siuman dan polisi-polisi sudah menyelidiki mansion itu. Ternyata itu adalah mansion milik seorang vampire. Vampire itu kadang suka bekeliaran di kota Flesaria mencari 'makanan'. Banyak laporan orang hilang, tapi semenjak vampire itu sudah dibunuh oleh pangeran Iloyd berita orang hilang pun sudah tidak ada.

Semenjak kejadian itu Maria dan Iloyd menjadi dekat. Setelah mereka lulus dari sekolah Flesaria High School, Iloyd langsung melamar Maria dan menikah. Mereka akhirnya hidup bahagia selamanya." cerita Princess, Prince, and Vampire sudah selesai dibacakan. Terlihat gadis kecil itu sudah mulai mengantuk.

"Ceritanya bagus! Aku ingin seperti Maria yang bertemu seorang pangeran yang tampan itu!" seru gadis kecil setelah mendengarkan dengan seksama.

Sang ibu hanya tersenyum kecil mendengar kata putrinya. "Nah, karena ceritanya sudah selesai. Kau harus tidur ya." kata sang ibu sembari turun dari kasur anaknya dan menaruh buku cerita itu di tempatya.

"Iya. Selamat tidur bu!" seru anak itu lalu memejamkan matanya.

"Selamat tidur."

*End of Flashback*

"Mamo-nee! Mamo-nee!" seru seorang gadis memanggil orang yang berada di sampingnya.

"Ah, Suzuna. Ada apa?" sontak orang yang dipanggil Mamo-nee berpaling.

"Mamo-nee kenapa melamun saja dari tadi? Melamunin You-nii ya!" tanya Suzuna dengan antena yang bergerak-gerak di atas kepalanya. Ya benar. Dari tadi Mamori melamun. Sebenarnya tidak melamun juga. Ia hanya mengingat masa kecilnya yang dulu didongengkan ibunya sebelum tidur.

"Tidak kok. Untuk apa memikirkannya. Aku hanya teringat sesuatu saja." jawab Mamori. Ia, Suzuna, Sena, dan Monta sedang berjalan pulang bersama karena hari ini latihan amefuto diliburkan. Tumben sekali Hiruma. Entah ada acara penting apa sampai latihan diliburkan.

"Teringat janji dengan You-nii ya? Pasti hari ini latihan diliburkan karena Mamo-nee dan You-nii mau kencan kan?" Suzuna masih saja menginterogasi Mamori. Sena yang berjalan di samping Suzuna hanya bisa sweatdrop.

"APA? Mamori-san mau kencan dengan Hiruma-san? Sakit hati MAX!" teriak Monta gaje yang menguping pembicaraan Mamori dan Suzuna.

"Tidak Suzuna! Aku ini tidak ada hubungan apa-apa dengan Hiruma-kun." Mamori mengembungkan pipinya. Kenapa ia harus disangkut-sangkutkan dengan Hiruma terus. Monta yang mendengar 'tidak ada hubungan apa-apa' pun lega. Suzuna hanya tertawa melihat Mamori.

Setelah perbincangan tadi, semua hanya diam berjalan sampai rumah masing-masing. Tapi sebelum berpisah mereka mengucapkan salam masing-masing.

Mamori dengan santai memasuki rumahnya. Orang tua Mamori sedang pergi ke Amerika unutuk menjenguk nenek Mamori yang sedang sakit. Jadi Mamori untuk sementara waktu tinggal sendiri di rumah.

*skip time sampai waktu tidur*

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Mamori masih membereskan buku-buku yang akan dibawanya besok ke sekolah. Setelah semuanya sudah dibereskan, Mamori belum ingin tidur. Ia tertarik membaca buku cerita yang diingatnya tadi saat perjalanan pulang. Lalu ia pun mengambil buku tersebut dan membawanya ketempat tidur. Mamori membacanya sampai habis tepat pukul 11.05.

"Gawat! Sudah selarut ini ternyata. Aku harus tidur. Kalau tidak, besok bisa terlambat bangun dan diomeli Hiruma-kun!" Mamori segera menutup bukunya dan meletakkan di atas meja. Matanya terpejam dan ia pun mulai tertidur.

Sampai ada yang memanggil namanya.

.

.

.

.

.

"Mamori.. Mamori.. Ayo bangun.."

"Uh?" Mamori masih memejamkan. Ia hanya mengeliat kecil ketika mendengar namanya dipanggil.

"Mamori.. Ayo bangun. Nanti kau terlambat sekolah." suara itu masih memanggil nama Mamori. Mamori yang merasa terganggu pun membuka matanya.

"Ini kan ma-. Hah! Dimana ini?"

TBC

Mmm.. sepertinya terlalu berbelit-belit. Maafkan kesalahan author baru ini #sujud-sujud depan laptop.

Oke lupakan yang tadi. Walaupun sudah banyak membaca fanfic tapi tetap saja gaje ceritanya.

Tapi saya mohon kritikan dan sarannya! Pendapat reader sangat dibutuhkan sekali. Kalo tidak ada yang review, berarti fic ini tidak akan dilanjutkan.

Review please :3