UNDECIDED OF HEART
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Story by : Saison Cerise
Genre : Romance/Drama
Pairing : SasuSaku x SaiIno Slight SasuIno, SasoSaku
DLDR
Please Review After Read
...
Suara gaduh memenuhi ruang kelas XII – 1 Konoha High School. Murid - murid tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing – masing. Padahal sang Guru sendiri masih berada di depan pintu kelas, tampak tengah berbincang dengan rekan sesame Guru-nya, tapi tampaknya itu tidak membuat murid – murid bersikap sedikit tenang.
Seorang gadis bersurai merah muda tampak tengah asik mengerjakan soal – soal Matematika yang tadi diberikan oleh Gurunya, ia menggerakkan jemarinya kesana – kemari menuliskan beberapa angka ke dalam rumus – rumus.
Sang Guru tampak menyudahi percakapannya, ditatapnya kondisi kelas yang sedang di ajarnya dengan geleng – geleng kepala. Ia berdiri di depan kelas kemudian berdehem untuk memperoleh perhatian murid – muridnya. "Eheemmm…"
Sontak semua murid terdiam dan buru – buru kembali ke tempat duduk masing – masing. Tak terkecuali si gadis bersurai merah muda yang sejenak menghentikan aktivitasnya untuk menatap sang Guru Matematika.
"Anak – anak, hari ini kita kedatangan teman baru dari Kiri, Bapak harap kalian bisa berteman baik dengan mereka. Nah mari silahkan masuk."
'Mereka?' sang gadis bersurai merah muda mengernyitkan dahinya.
Tak lama masuklah seorang gadis cantik berambut pirang sepunggung yang diikat satu, iris matanya berwarna Aquamarine cerah. Para siswa menatap takjub sang Gadis yang sedang tersenyum di depan kelas. Cantik dan seksi, begitu pikir mereka.
Tak lama muncul dua orang pemuda di belakang sang gadis pirang, yang satu berambut hitam lurus, sedang yang satu berambut hitam dengan model emo mencuat ke belakang, mereka memiliki warna mata yang sama, onyx hitam pekat.
Para siswa kontan menjerit histeris menatap kedua pemuda tersebut. Tampan, bahkan bisa dibilang sangat tampan.
"Baiklah, perkenalkan nama kalian masing – masing."
"Baik.. Hai teman – teman, perkenalkan namaku Yamanaka Ino. Salam kenal.", ujar sang gadis pirang dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Namaku Uchiha Sai. Senang bertemu kalian.", ujar pemuda berambut hitam lurus dengan senyum anehnya.
"Uchiha Sasuke.", ujar pemuda berambut emo dengan cueknya.
"Kyaaa Sasukeee…"
"Saaiiiii…"
"Cukup–cukup, Sai dan Sasuke, kalian berdua bisa menempati bangku di pojok kanan belakang sana. Dan kau Ino, kau bisa duduk di sebelah Sakura. Itu gadis berambut merah muda di pojok kanan nomor dua dari belakang."
"Baik Pak."
"Hai.. Sakura.." Ino meletakkan tas selempangnya di atas meja sambil menoleh ke Sakura.
Sakura tersenyum manis pada gadis cantik di sebelahnya, "Hai Ino.."
"Senang bisa duduk di sebelahmu, kita berteman ya." Ino menyodorkan tangan mungilnya.
Sakura tersenyum manis sambil menjabat tangan Ino, "Berteman."
...
Teng Teng Teng Teng…
"Saku, ayo kita ke kantin, aku sudah tidak sabar ingin berkeliling." Ino segera memasukkan buku-bukunya ke laci meja.
"Oke, aku juga sudah lapar."
"Boleh kami ikut?" Sai tiba-tiba berdiri di samping meja Ino bersama Sasuke yang tengah memainkan Iphone nya.
"Sai, Sasuke, ayo kita ke kantin bersama. Boleh kan Sakura?" Ino menatap Sakura penuh harap.
Sakura memandang dua orang pemuda yang memiliki paras yang cukup mirip itu dengan seksama. Ia akui dua pemuda ini tampan, sangat tampan, tapi itu tidak mempengaruhi dirinya. Baginya yang lebih penting adalah sekolah. Tentu saja, Sakura adalah salah satu siswi terbaik Konoha High School. Namanya selalu menduduki peringkat tiga besar di sekolah tiap semesternya. Jadi romansa semasa sekolah merupakan hal yang tabu untuknya "Baiklah.." ujarnya singkat.
Ino segera mengamit lengan Sai dan Sasuke, kemudian beriringan mereka berempat menuju ke kantin Konoha High School.
Suasana kantin sekolah cukup ramai saat istirahat siang, murid-murid seperti berebut ingin memanjakan perut mereka. Setelah mencari kesana kemari, Ino akhirny berhasil menemukan sebuah meja kosong dipojokan kantin. Ia menarik Sakura, Sai dan Sasuke menuju meja tersebut, dan segera mendudukan diri di sebelah Sasuke. "Kau ingin makan siang apa Sasuke" Tanya Ino lembut.
"Hn…" Sasuke tampak menelisik berbagai menu yang terpampang di papan di atas tenda-tenda penjual makanan, "Jus tomat. Tanpa Gula."
"Heii Ino, kau tidak bertanya padaku?" Sai menaikan salah satu alisnya.
"Hehehehe… Maaf Sai, kau ingin pesan apa? Sasuke hanya jus tomat?"
"Hn."
"Aku ingin Ramen saja dengan Jus Jeruk." Sai menganggukan kepalanya menatap sebuah papan menu di atas tenda berwarna biru.
"Baiklah, satu jus tomat, dua jus jeruk, satu Ramen dan satu Salad, untukku. Kau pesan apa Sakura?" Ino menoleh ke arah Sakura yang masih nampak berfikir.
"Aku jus strawberry dan Sushi saja."
"Okeee.. Kalian tunggu disini sebentar ya. Kali ini aku yang traktir. Anggap saja sebagai awal pertemanan kita." Ino melenggang meninggalkan ketiga temannya.
Sakura terpaku menatap kepergian Ino, diliriknya kedua pemuda serupa namun tak sama itu. Sai yang duduk persis di sebelahnya sedang asik menatap Ino dari kejauhan dengan tatapan memuja. Lain halnya dengan Sasuke yang duduk di depan Sakura yang tengah asik memainkan IPhone nya.
"Jadi Sakura, apa kau pernah ke Kiri?" Sai tersenyum kepada Sakura.
Sakura terlonjak mendengar pertanyaan tiba-tiba Sai, "Ehh.. itu.. Ak… Aku belum pernah ke Kiri."
"Wahhh sayang sekali. Ada banyak hal menyenangkan disana. Kapan-kapan kita bisa berlibur berempat kesana. Akan kami tunjukan tempat-tempat yang menarik disana untukmu."
Sakura tersenyum samar, "Terimakasih Sai, sepertinya itu ide yang menarik."
Sai semakin bersemangat, "Tentu kita bisa berkemah di pegunungan Kiri, Gunung disana sangat indah. Kami bertiga sering mendaki di sana. Pantainya juga indah. Kau benar-benar harus kesana Sakura."
Sakura mengangguuk menanggapi ajakan Sai.
"Tapi sebelum itu, kau harus lebih dulu menunjukkan kepada kami keindahan Konoha, kau harus memandu kami keliling kota Konoha." Sai berseringai menatap Sakura.
Sakura hanya mendengus mendengar maksud ucapan Sai. Bilang saja ingin pemandu wisata dadakan, gitu saja berbelit-belit, batinnya
"Saii… Bantu aku membawa pesanan kita.." Ino berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Okee.." Sai mengacungkan jempolnya pada Ino kemudian bergegas menghampiri gadis pirang yang tampak kewalahan membawa pesanan mereka itu.
Sakura kembali menolehkan kepalanya ke depan, kembali memperhatikan makhluk emo di depannya yang sekilas menatap Sai dan Ino bergantian. Tatapan mata onyx hitam itu tak terbaca, hanya sekilas dan kemudian ia tengah asik memainkan IPhone nya kembali.
"Pesanan datangg… " Ino dan Sai dating sambil membawa dua buah nampan. Dibagikannya makanan dan minuman tersebut kepada Sakura, Sasuke, Sai dan dirinya sendiri.
"Hahhhh kantin disini benar-benar penuh ya, aku sampai harus berdesa-desakan hanya untuk memesan jus ini." Ino mengibas-ibaskan rambutnya yang panjang sepunggung. Bulir-bulir keringat tampak mengalir turun ke pipinya.
Sai mengulurkan sapu tangannya untuk menyeka keringat Ino, Ino tersenyum manis mendapat perlakuan itu dari sahabatnya, "Terimakasih Sai."
Sakura menatap perlakuan Sai kepada Ino, terlihat jelas olehnya Sai begitu menyukai Ino. Ia tersenyum melihat interaksi kedua teman barunya. Tanpa sengaja ia melihat tangan Sasuke yang memegang sapu tangan birunya sambil terpaku menatap kedua makhluk berbeda kelamin itu. Perlahan dimasukannya kembali sapu tangan itu ke dalam saku celananya.
...
Hari beranjak sore, pelajaran hari ini pun telah usai. Murid-murid tampak tengah mengemasi buku-buku dan peralatan sekolah mereka. Sakura tampak tengah menimbang-nimbang apakah akan membawa pulang buku teks Fisika yang tebalnya hampir 5 cm itu.
"Saku, kita pulang bareng yuk?" Ino telah selesai membereskan peralatannya dan tengah menyampirkan tas selempang di bahunya.
"Boleh." Sakura meletakkan buku teks Fisikanya kedalam laci mejanya. Terlalu berat untuknya membawa pulang buku itu hari ini, tas nya sudah penuh dengan bermacam buku teks lainnya.
"Okeee… Ayo kita pulang.." Ino menggandeng lengan Sakura, "Ayo Sasuke, Sai. Kita pulang.."
"Hn."
"Okee.."
Mereka berempat berjalan beriringan, Ino dan Sakura tampak asik mengobrol kesana kemari. Sesekali Sai pun ikut menimpali obrolan mereka. Sementara Sasuke sendiri lebih memilih menjadi pendengar yang baik daripada ikut menanggapi obrolan yang menurutnya tidak penting itu.
"Ehhh disana ada tukang es krim. Ada yang mau?" Ino menunjuk seorang pedagang es krim di dekat taman.
Sai mengikuti arah pandang Ino, "Wahh kau benar, ayo, sepertinya enak sore-sore begini makan es krim."
"Chocolate satu. Kau mau rasa apa Ino? Sakura? Sasuke?" Sai menoleh menatap teman-temannya.
"Aku mau rasa Cherry." Sakura menunjuk es krim berwarna merah muda dengan antusias.
"Tidak. Aku tidak suka es krim." Sasuke menggelengkan kepalanya.
"Hmmm, aku ingin mencoba es krim rasa Cappuccino." Ino menunjuk es krim berwarna cokelat muda kepada Sai.
"Baiklah, satu Chocolate, satu Cherry dan satu Cappuccino." seru Sai kepada penjual es krim.
"Tunggu! Ino bukankah kau tidak bisa meminum kopi? Kau ingin perutmu sakit lagi?" Sasuke menatap Ino penuh tanya.
Ino memutar bola matanya kesal, "Ini Cappuccino Sasuke. Kalaupun ada kopinya, itu hanya sedikit. Tidak akan membuatku sakit perut. Percayalah."
"Tidak." Sasuke mengibaskan tangannya. "Ganti rasa lainnya, aku tidak ingin kau sakit gara-gara kopi bodoh itu."
Ino tersipu menangkap adanya perhatian dalam ucapan Sasuke, rona merah perlahan menjalar di pipi putihnya. "Baiklahh kalau begitu, Sai ganti punyaku dengan rasa Greentea."
Sai menatap Ino dan Sasuke perlahan, untuk sesaat ia tampak menatap tak suka pada Sasuke. Tapi dengan cepat ia tersenyum kembali pada Ino, "As you wish Princess."
Sakura terus memperhatikan interaksi ketiga teman barunya. Ia merasa ada sesuatu di antara mereka bertiga, tapi ia tak mau ambil pusing. Sakura mencicipi es krim merah muda yang di pesannya, es krim rasa Cherry. Enak, batinnya, manis dan asam.
...
Sreeggg….
Sakura membuka pintu kelasnya, tampaknya masih belum ada penghuni kelas yang datang sepagi ini. Sakura memang selalu datang lebih awal setiap harinya. Ia menghabiskan waktunya dengan membaca buku pelajaran yang akan dipelajarinya hari ini. Sakura bukanlah anak yang kutu buku, penampilannya pun tidak seperti siswi kutu buku berkepang dua dan berkaca mata tebal. Sakura manis, kulitnya putih bersih, rambut sepunggungnya berwarna merah muda cerah. Ia adalah gadis yang baik hati, ramah dan murah senyum.
Meskipun bukan merupakan primadona sekolah, Sakura tetap mempunyai daya tariknya sendiri. Dengan sifatnya yang ramah dan murah senyum, banyak siswa yang memberi perhatian lebih kepadanya. Tapi Sakura selalu menolak semua perhatian khusus mereka dengan halus. Ia berdalih hanya ingin fokus sekolah dan masuk Universitas Kedokteran impiannya. Mungkin setelah hal itu berhasil ia peroleh, baru ia akan memikirkan lawan jenisnya. Atau mungkin itu hanya alasannya belaka. Entahlah.
Satu persatu murid-murid mulai memasuki kelas. Nampak sang ketua kelas, Shikamaru Nara, memasuki kelas sambil menguap lebar. Memang ketua kelas satu ini selalu nampak mengantuk hampir sepanjang hari. Namun jangan salah, dibalik sikap malasnya, Shikamaru adalan siswa yang jenius. Begini-begini dialah yang selalu menjadi juara satu di Konoha High School. Sakura sendiri tak habis pikir bagaimana Shikamaru yang malas itu justru bisa luar biasa cerdas.
Sakura menutup buku teks nya, kemudian mangambil IPhone dari saku roknya. Mengecek akun socialnya sejenak sebelum bel masuk tak ada salahnya. Tak lama kemudian trio teman barunya pun datang beriringan.
"Pagi Sakura," Ino tersenyum tipis menyapa Sakura.
"Pagi Ino, Sai, Sasuke."
"Pagi Sakura."
"Hn. Pagi."
Sakura memperhatikan Ino yang sedang mengeluarkan buku-buku dari dalam tas nya. "Ino, kau tidak apa-apa? Kau tampak agak pucat."
Ino menggeleng lemah, "Tidak apa-apa Sakura. Aku hanya sedikit pusing, tapi aku baik-baik saja."
"Kau sakit Ino?" Sai mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Aku tidak apa-apa Sai."
"Sebaiknya kau pulang saja Ino. Wajahmu pucat." Sasuke menatap Ino dengan lembut, Sakura bisa menangkap adanya tatapan khawatir dalam mata onyx kelam Sasuke.
Lagi Ino hanya menggeleng lemah, "Tidak, aku tidak apa-apa. Lagipula baru kemarin aku bersekolah disini, mana mungkin aku langsung ijin dihari keduaku? Aku juga tidak sakit."
"Keras kepala." gerutu Sasuke.
"Sudah sudah, kalau nanti kau merasa tidak enak badan, katakan padaku Ino. Aku akan langsung membawamu ke UKS. Dan kau Sasuke, berhenti menggerutu tidak jelas." Sai menatap Sasuke tak suka. Sasuke membuang muka ke arah jendela disamping kirinya.
Kembali Sakura terpaku menatap ketiganya kemudian tersenyum tipis pada Ino, "Baiklah Ino, kuharap kau tidak memaksakan dirimu. Kau bisa ijin untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga nanti kalau kau masih pusing."
"Hhhaahhhh baiklahh…" Ino hanya bisa mendesah pasrah.
...
Prriiiitttt….
"Kumpul semua…" Guru olahraga berambut hitam klimis dengan baju superketat memerintahkan murid-murid untuk berkumpul di lapangan.
Sakura menatap was-was gadis pirang di sebelahnya, "Kau yakin baik-baik saja Ino? Wajahmu tambah pucat."
Ino mengangguk lemah, "Aku baik-baik saja sakura. Aku hanyaa…."
Brruukkkk…
"Innoooo…." Sakura panik melihat sahabatnya tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri. Segera ia tepuk-tepuk lembut pipi putih Ino. "Inoo bangun…"
Teman-temannya nampak mulai mengerubuti ia dan Ino, seolah ingin mengerti sebab sang gadis pirang tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri.
Tiba-tiba sebuah lengan kekar mengangkat lembut tubuh Ino. Sakura mendongakkan kepalanya menatap si pemilik lengan kekar tersebut. " Sasukee…" desis Sakura.
Sasuke nampak panik, keringkat membasahi pelipisnya, nafasnya masih memburu. Sepertinya ia langsung berlari ketempat mereka saat mendengar teriakan Sakura.
Sasuke berbalik hendak membawa Ino menuju UKS saat ada sesosok tubuh yang menghalanginya. Sai berdiri dihadapan Sasuke. Ditatapnya Sasuke tajam, tatapannya turun ke sosok gadis pirang pucat dalam gendongan Sasuke.
"Biar aku yang membawanya ke UKS Sasuke." Sai menatap tajam Sasuke, Onyx bertemu Onyx.
Sasuke terdiam sejenak, kemudian dengan lemah dan enggan ia memindahkan tubuh gadis dalam gendongannya itu kepada pemuda di depannya. Sai dengan sigap menggendong Ino dengan Bridal Style. Memecah kerumunan dan berlalu membawa Ino keruang UKS.
Kerumunan murid-murid perlahan menghilang, menyisakan Sakura dan Sasuke yang masih memperhatikan kepergian Sai dan Ino. Sakura menatap wajah Sasuke, sorot mata pemuda ini sungguh tak terbaca.
"Kenapa tidak kau saja yang mengantar Ino ke UKS?" Sakura memberanikan diri bertanya pada Sasuke.
Sasuke menoleh sesaat kemudian membuang mukanya ke arah lain, "Bukan urusanmu."
"Memang bukan urusanku sih. Aku hanya ingin tau saja, kenapa kau tampak enggan membiarkan Sai membawa Ino? Toh kalian sama-sama sahabat Ino. Atau kecuali kau memiliki perasaan lain kepada Ino?"
Sasuke menoleh cepat ke arah Sakura, "Kauu…"
"Dan kurasa Sai pun juga memiliki perasaan lain kepada Ino. Aku benar kan?" potong Sakura.
Sasuke diam tak bersuara.
TO BE CONTINUE
