Semua Tentang Kita
Chapter 1
Byun Baekhyun . Park Chanyeol
Other Member EXO
Romance
.
.
.
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Seoul, 14 Mei 2011
Siang itu begitu banyak pengunjung yang datang ke café. Mungkin karena hari minggu, jadi meskipun panas, orang-orang tetap meluangkan waktu mereka untuk berjalan-jalan atau sekedar mampir ke café seperti saat ini.
Dengan seragam khas nya, pria itu terus menyambut pelanggan dengan senyum manisnya walau tak bisa di pungkiri bahwa dia sudah agak lelah. Sejak pagi café tak pernah sepi dari pelanggan. Bahkan ada beberapa pelanggan yang membuatnya cukup kesal karena permintaan yang cerewet atau keluhan mereka karena menunggu terlalu lama. Tapi hal itu sama sekali tak melunturkan senyum nya. Karena banyak pelanggan, mungkin saja hari ini dia akan mendapat uang tambahan. Yah, jika bos nya sedang dalam mood yang baik.
Tak terasa matahari sudah menampakkan cahaya jingga nya. Café sudah mulai sepi, walau masih ada beberapa pelanggan yang mengahabiskan waktu nya meminum kopi. Beberapa diantaranya pegawai kantoran yang memiliki sangat sedikit waktu libur.
Baekhyun, pria manis si pelayan café. Dia memiliki sedikit waktu luang saat Kyungsoo menawarkan untuk menggantikannya yang memang terlihat kelelahan. Baekhyun memilih duduk di salah satu meja yang terletak di dekat counter. Takut saja jika bos nya tiba-tiba datang dan melihatnya santai-santai seperti ini. Bisa-bisa dia batal mendapat bonus.
Dari sini pun Baekhyun dapat melihat orang-orang di luar café. Mereka yang sibuk dengan urusannya masing-masing, mereka yang berjalan dengan kekasih, mereka yang tak tau melakukan apa tapi tetap memutuskan keluar rumah dan berakhir duduk di café.
Baekhyun sudah dua tahun bekerja di café ini. Dia terlalu malas untuk kuliah, sehingga ia memutuskan untuk bekerja saja. Orang tua nya berada jauh di Selandia Baru. Ayahnya bekerja sebagai diplomat, dan ibu nya seorang pengacara. Baekhyun jelas anak dari keluarga berada. Tapi sesuatu membuatnya melarikan diri dari Selandia Baru dan memutuskan mengadu nasib di tanah kelahirannya, Korea Selatan.
Baekhyun menghabiskan masa SMA nya di Seoul dengan uang yang di kirimkan orang tuanya. Tapi hanya untuk membayar sekolah, sedangkan untuk keperluannya sendiri, Baekhyun memilih untuk bekerja part time dimanapun dia merasa nyaman untuk bekerja. Entahlah, dia tak pernah merencanakan akan hidup mandiri sebelumnya. Yang dia fikirkan hanya kabur dari rumah, kembali ke Seoul, mencari flat sederhana dan mencari sekolah baru.
Tapi semuanya tak semudah itu. Apalagi saat itu Baekhyun hanya bergantung pada uang tabungannya yang tidak seberapa karena terlalu banyak ia habiskan saat di Selandia Baru. Dia sempat mengalami masa sulit namun terlalu gengsi untuk menghubungi orang tuanya. Sampai setelah ia mendapatkan flat sederhana dan sekolah baru ia menyerah. Menelpon orang tuanya dan menceritakan bagaimana senangnya ia dapat kembali ke Seoul dengan air mata yang mengalir deras dan terisak diam-diam.
Setelah merasakan semua hal yang belum pernah ia rasakan saat bersama ayah ibunya, Baekhyun mulai berfikiruntuk tetap tinggal dan mencari pekerjaan bahkan saat dia masih berada di tingkat satu di senior high school.
Beruntung nya dia mengenal bibi Im, tetangga di sebelah flatnya. Wanita berusia 50 tahunan yang sudah ia anggap ibu sendiri. Yang selalu merawat Baekhyun saat pria itu menggigil dengan suhu badan yang panas. Yang selalu mengantarkan makanan saat pria itu sedang dalam masa bulan tua.
Baekhyun tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Senyum manis terpatri di wajahnya saat melihat orang yang sekarang duduk di depannya dengan senyum jenaka. Dia seseoang yang membuat bibi Im tak perlu repot-repot lagi untuk merawat Baekhyun saat sakit. Walau kadang bibi Im masih mengantar makanan ke flatnya.
Dia…
Park Chanyeol..
Café sudah tutup sejak satu jam yang lalu, tapi Baekhyun baru saja keluar dari ruang ganti setelah mengganti seragam kerjanya. Ada beberapa pekerjaan yang membuatnya pulang sedikit terlambat. Di meja yang di dudukinya beberapa jam lalu, Baekhyun masih melihat Chanyeol disana. Tertidur dengan tangan sebagai bantalnya.
Baekhyun tersenyum dan perlahan mendekatinya. Mensejajarkan wajahnya dengan Chanyeol yang terlelap saat berada di hadapan pria tinggi itu. Sekali lagi Baekhyun tersenyum. Wajah tertidur Chanyeol adalah favoritnya. Dia merasakan kedamaian saat melihat mata yang tertutup itu. Entah mengapa.
Dengan perlahan, Baekhyun menuntun jemarinya untuk mengusap surai hitam milik Chanyeol. Bermaksud membangunkan pria itu dengan cara yang lembut. Entah akan berhasil atau tidak. Tapi mendengar lenguhan Chanyeol dan matanya yang mengerjap lucu lagi-lagi membuat Baekhyun terkekeh pelan. Pria ini, memang selalu menjadi favoritnya.
"sudah ku bilang untuk tidak menungguku. Badan mu akan pegal-pegal setelah ini" Baekhyun menegakkan tubuhnya saat Chanyeol mengangkat kepalanya dan meregangkan otot lehernya yang kaku.
"sudah selesai Baek? Bisakah aku tidur di kasur yang empuk sekarang?" Tanya Chanyeol dengan suara serak dan mata yang terlihat masih sangat mengantuk.
Baekhyun mengusak surai pria di depannya dan menepuk ringan kepala pria yang lebih tinggi darinya itu.
"berdirilah giant, kita pulang sekarang"
Baekhyun mengunci café sebelum benar-benar pulang. Langkah kakinya menyusuri jalanan malam kota Seoul yang tak pernah sepi. Chanyeol berjalan sedikit lebih cepat di depannya. Pria itu terus menggerutu tentang perutnya yang tiba-tiba lapar dan sampai disini dia belum menemukan penjual tteokpeoki.
Baekhyun berkali-kali mengatakan untuk terus berjalan dan sebentar lagi mereka akan menemukan penjual makanan kesukaan Chanyeol itu. Tepat di persimpangan jalan, Chanyeol melihat tenda yang menjual beberapa makanan—salah satunya kue beras pedas favorit Chanyeol. Dengan langkah tergesa Chanyeol menarik tangan Baekhyun yang dia bilang terlalu lambat menuju tenda itu.
"aku ingin tiga porsi tteokpeoki dan empat cup bubble tea. Dua rasa strawberry dan dua taro" ucap Chanyeol membuat yang lebih pendek menatap ke arahnya dengan kening berkerut. Chanyeol balas menatapnya, "jangan mengerutkan keningmu, kau akan cepat tua"
"untuk apa porsi yang berlebih?" Tanya Baekhyun menghiraukan ucapan Chanyeol.
Chanyeol mengangkat bahu acuh, "aku akan menghabiskan dua porsi tteokpeoki itu, perut ku sangat lapar kalau kau tidak lupa. Dan akan menyimpan bubble tea untuk kita minum besok"
Chanyeol memberikan beberapa lembar won saat paman penjual tteokpeoki itu menyerahkan pesanannya. Mereka kembali melangkah di malam yang tak pernah sepi itu. Menyusuri setiap jalanan dengan obrolan menyenangkan dari Byun Baekhyun dan gurauan tidak lucunya Park Chanyeol. Tapi seberapa garingnya itu, Baekhyun akan tetap tertawa. Tertawa bersama Chanyeol juga salah satu favoritnya.
Chanyeol membuka kunci pintu setelah sampai di depan flat mereka. Segera mandi bergantian dengan Baekhyun dan makan tteokpeoki bersama di depan televisi. Rencana Chanyeol untuk menyimpan dua cup bubble tea dan meminum nya besok gagal setelah Baekhyun menemukan acara televisi yang menarik dan menghabiskan malamnya dengan beberapa cemilan lain yang mereka temukan di kulkas.
Baekhyun duduk di sofa, menyandarkan badannya di bahu Chanyeol yang memeluk perutnya dengan satu tangannya. Jam sudah menunjuk ke arah angka satu, tapi dua pria yang bebeda usia beberapa bulan itu sama sekali belum berniat untuk mengistirahatkan tubuh mereka. Padahal jelas-jelas Chanyeol menggugam tentang dia yang harus segera menidurkan tubuhnya di kasur empuknya saat masih berada di café tadi.
"Baek" yang lebih tinggi membuka suara, memecah keheningan diantara mereka.
"hm?"
"ini sudah tujuh tahun, benar?" Chanyeol tetap menatap televisi walau sudah tak fokus dengan acara yang ditayangkan. Dia mulai agak mengantuk, sehingga mengajak Baekhyun mengobrol sebelum dia benar-benar tertidur.
"benar Yeol, kenapa?" sedangkan Baekhyun tetap focus menonton tv walau ia juga tak sedikitpun mengabaikan Chanyeol.
"kau ingat dulu, saat Sehun tak sengaja menyirammu dengan air kotor?" Chanyeol memulai percakapannya lagi saat terdiam beberapa saat.
"yaaa, dan celana dalam ku ikut basah karena itu"
Chanyeol terkekeh kecil mengingatnya, sedangkan Baekhyun merengut tak suka. Itu konyol. Bagaimana mungkin teman sekelasnya itu membuang air bekas mempel lantai ke seluruh tubuhnya. Dan itu satu ember penuh.
"aku di hukum karena terlambat. Setelah selesai mengepel seluru lantai dua, aku membuang airnya dari atas karena aku terlalu lelah jika membawanya ke lantai satu lagi. Ku kira saat itu tak ada orang, karena aku membuangya ke halaman belakang dan pelajaran sedang berlangsung. Maafkan aku Byun"
Itulah kalimat panjang yang terlontar dari mulut Oh Sehun saat Baekhyun mengomelinya habis-habisan di toilet. Dia sampai ijin pulang karena seragamnya yang basah semua.
"bahkan kau hanya tertawa saat itu" Baekhyun meninju perut Chanyeol dengan keras, kesal karena pria tinggi itu mengingatkannya lagi dengan kejadian memalukan itu.
"Aku tidak bermaksud menertawakan mu Baek. Hanya saja kau terlihat benar-benar basah saat itu" Chanyeol kembali mendapat tinjuan diperutnya, kali ini lebih keras sehingga rintihan kesakitan keluar dari bibirnya yang di acuhkan oleh si pelaku.
"hentikan itu Yeol. Kau tidak ingin melihat perutmu lebam kan besok?"
Chanyeol membenarkan posisi duduknya dan menyenderkan badan Baekhyun kembali di bahunya. Dia tersenyum saat melihat salah satu iklan di tv dan Baekhyun menggerutu kesal, menyumpahi bintang iklan tersebut.
"anak itu, dia bahkan sudah sering muncul di beberapa iklan sekarang. Aku melihat wajah tampan nya di depan halte setiap hari sambil memegang shampoo"
Baekhyun mengangguk pelan. Meskipun menyebalkan, Oh Sehun memiliki wajah yang tampan. Saat sekolah dulu, pria putih itu tidak terlalu popular di kalangan gadis-gadis. Bahkan Baekhyun rasa hanya dia yang menyadari ketampanan pria cadel itu. Wajahnya akan terlihat sangat tidak bersahabat saat dia sedang diam dan serius melakukan sesuatu. Tapi saat tersenyum, tampilan tidak bersahabat itu akan terkubur dalam-dalam. Senyum nya yang kekanak-kanakkan membuatnya terlihat lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.
Baekhyun masih mengingat dengan jelas saat pria berkulit putih pucat itu berkata ingin menjadi seorang angkatan laut. Dengan wajah cerianya, Sehun menceritakan bagaimana gagahnya dia nanti saat memakai seragam angkatan laut yang sama dengan kakaknya. Membuat Baekhyun mengamini semua yang terucap dari bibir pria itu.
"dia bilang dia tidak mengenaliku saat aku bertemu dengan nya beberapa bulan lalu saat mengantarkan pesanannya" Baekhyun menunduk, beberapa hal membuatnya tak dapat menyembunyikan kesedihannya. "penglihatan nya semakin memburuk setelah kejadian beberapa tahun lalu. Dia bahkan gagal menjadi angkatan laut"
Mereka terdiam beberapa saat, membiarkan suara tv yang mendominasi keheningan diantara mereka. Semenyebalkannya seorang Oh Sehun, dia tetap sahabat yang sangat baik dan kekanakkan untuk Baekhyun. Sehun bahkan menangis paling keras saat acara kelulusan.
"tapi setidaknya dia sudah membuat mu basah kuyup saat itu Baek" Chanyeol kembali tetawa, tak membiarkan Baekhyun larut dalam kesedihan. Kali ini Baekhyun tak meninju perutnya, bahkan yang lebih pendek ikut teratwa.
"Kyungsoo tetap menjadi sahabat ku sampai sekarang" Baekhyun terkekeh.
"dia bahkan ikut melamar di tempat kerjamu karena terlalu takut kehilanganmu Baek" Chanyeol mencibir.
Baekhyun merasakan posisinya sekarang tidak nyaman, sehingga ia beralih bersandar di sofa dan meluruskan kakinya ke atas meja. Chanyeol menegakkan badannya dan bersila di sofa, memakan beberapa cemilan yang tersisa. Memukul kaki Baekhyun sebelum ia meraih remot di sebelah kaki jenjang itu.
"ibu ku tidak akan menyukainya"
"tapi ibuku tidak akan mempersalahkannya"
Chanyeol tidak memperpanjang nya, karena ia sudah hafal apa yang akan terjadi jika ia melakukan itu. Mereka mungkin akan berdebat semalaman dengan Baekhyun yang akhirnya mencela Chanyeol karena tak pernah menang jika berdebat dengannya.
"aku merindukan rusa china menyebalkan itu" ucap Baekhyun setelah menenggak air putih dari botol yang dia ambilnya di atas meja.
"rusa china atau sahabat rusa china?" Chanyeol menyahut.
"menurutmu?" Baekhyun manatap Chanyeol yang sekarang terlihat mengantuk di buat-buat.
"aku bahkan tidak lupa isi surat cintamu itu Baek" Chanyeol merenggangkan tubuhnya sambil menguap yang lagi-lagi di buat-buat.
"bagaimana kabarnya si tukang tidur Kim Jongdae?"
"kau mengatakan bahwa kau menyukainya sejak hari pertama masuk ke—"
"Jongin benar-benar menghilang sekarang. Dia terlalu asyik dengan kehidupannya di Swiss"
"kau menyatakan cinta dengan cara yang norak. Surat cin—"
"ah! Aku bertemu Junmyeon beberapa hari lalu, kau tau Yeol? Anaknya sangat lucu"
"saat tau dia juga menyukaimu,aku hampir bunuh di—"
"Chanyeol!"
Keheningan kembali menguasai mereka. Chanyeol masih mematrikan tatapannya pada televise yang saat ini bahkan tidak menarik sama sekali untuknya. Sedangkan Baekhyun menatap yang lebih muda.
"mereka masa lalu Yeol. Tapi mereka tetap sahabatku"
"tapi bukankah kau pernah mencintai salah satu dari mereka—"
"jangan menceritakan masa lalu di depan masa depan mu giant"
Malam itu mereka akhiri dengan Baekhyun yang tidur membelakangi Chanyeol dan Chanyeol yang memeluknya dari belakang. Baekhyun menyerah dengan rasa kantuk nya yang tiba-tiba muncul setelah membahas hal yang tak sengaja membuat Chanyeol kesal. Dia suka saat melihat Chanyeol cemburu, namun akan segera menenangkan pria itu saat yang lebih tinggi mengabaikannya.
Sedangkan di tempat lain, bahkan jauh di benua lain, beberapa orang melakukan hal yang sama. Mengingat masa-masa SMA mereka yang begitu menyenangkan. Saat bisa berbagi cerita dengan sahabat kapanpun mereka membutuhkan sandaran. Membagi tawa dan menghapus duka sambil saling menepuk pundak. Waktu yang tidak akan bisa kembali namun akan selalu di ingat di kala keheningan dan perasaan sendiri menjadi teman masa kini.
…
