Gemeinschaft
KookGa/TaeGi - BTS
Warning (!) : BL, Divergent Au, OOC
This Story Copyright © 2017 by minyunghei
.
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
.
Quick Note:
Abnegation golongan yang selalu mendahului kepentingan orang lain.
Amity golongan yang mementingkan persahabatan dan kedamaian.
Candor golongan orang yang berbicara jujur.
Dauntless golongan yang tidak mengenal rasa takut dan berani.
Erudite golongan terpelajar.
Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, dimana embun berjatuhan untuk membasahi kebun-kebun hijau yang subur milik faksi Amity. Banyak orang sudah terbangun dan bersiap untuk memetik beberapa sayuran dan buah-buahan untuk dikonsumsi. Dengan berbekal sebuah topi jerami dan keranjang besar menggantung di lengan.
Yoongi, bocah berumur tujuh tahun itu juga sudah siap dengan dua keranjang di tangan kirinya, tangan kanannya tengah menarik lengan seorang bocah berumur enam tahun yang terlihat masih mengantuk di belakangnya.
"Yoongi-hyung," bocah itu merengek dengan tangannya yang mengusap matanya. "Aku masih mengantuk."
Yoongi berdecak dan tetap menarik tubuh bocah itu untuk mendekati sebuah pohon Apel yang rindang. "Ini sudah pagi, Tae-ya. Dan bukankah kemarin kau ingin buah Apel?"
Mendengar nama buah kesukaannya disebut, membuat bocah yang bernama Taehyung itu membuka matanya dan ia baru menyadari bahwa mereka telah sampai pada pohon Apel yang sering mereka kunjungi. Melihat buah itu berwarna merah cantik dan tampak segar karena terkena embun pagi, membuat Taehyung dengan semangat mengambil keranjang yang Yoongi pegang sebelumnya.
"Ah! Kau benar, hyung!"
Karena pohon tersebut adalah pohon Apel kesukaan mereka dari beratus pohon Apel lainnya, Yoongi sudah membuat tangga kayu kecil yang bisa mereka panjat. Alasan keduanya adalah karena ia tidak mau membiarkan Taehyung memanjat tanpa pegangan apapun.
Yoongi sudah bersiap untuk menaiki tangga tersebut ketika ia melihat seorang bocah lainnya tengah terduduk di sisi lain pohon Apel. Dengan kerutan di dahi, ia menghampiri seorang bocah bersurai kelam itu dengan langkah perlahan. Menyuruh Taehyung untuk menjaga keranjang mereka dan jangan pergi kemana pun.
Setelah sampai dihadapan bocah itu, Yoongi dapat melihat baju lusuh yang kotor, mata terpejam dengan wajah yang penuh dengan debu, juga tidak memakai alas kaki. Yoongi memegap dan ia segera memanggil Taehyung.
"Taehyung-ah! Kemari!"
Taehyung dengan tergesa lantas menghampiri Yoongi dan ia sama terkejutnya ketika melihat penampilan bocah tersebut. Yoongi dengan hati-hati mencoba untuk membangunkannya dan Taehyung bergegas mencari orang dewasa terdekat untuk meminta bantuan.
.
.
.
.
"Na-namaku.. Jeon Jungkook."
Bocah yang ternyata bernama Jeon Jungkook itu tampak lebih rapih dan bersih setelah ia selesai membersihkan dirinya. Yoongi dan Taehyung duduk dihadapannya dengan Paman Cho disampingnya.
"Kenapa kau ada disana sendirian, Jungkook-ah?" Paman Cho bertanya dengan suara yang sangat lembut, membuat siapa saja akan merasa nyaman mendengarnya.
Jungkook menundukkan kepalanya dengan jari yang ia mainkan di ujung kausnya. Ia tidak menjawab apa pun membuat Yoongi dan Taehyung yang sedari tadi hanya memerhatikan menjadi bingung.
Paman Cho masih berusaha bertanya. "Dimana orangtuamu?"
Untuk pertanyaan tersebut, Jungkook menggeleng pelan. "A-aku tidak tahu."
Paman Cho mengangguk dan mengalihkan perhatiannya pada Yoongi dan Taehyung. Ia mengingat betul beberapa tahun yang lalu, di gubuk yang kotor, Yoongi ditemukan disana. Dan beberapa bulan setelahnya, Yoongi menemukan Taehyung yang menangis di perkebunan teh tanpa seorangpun di sampingnya. Tanpa tahu kemana orangtua Taehyung dan Yoongi, paman Cho 'mengadopsi' mereka ke faksi Amity.
Kejadian seperti ini sering terjadi di faksi Amity dan Abnegation. Mungkin karena kepribadian para Amity yang tenang dan cinta damai, dan kepribadian Abnegation yang suka menolong orang, membuat mereka tidak perlu repot-repot menaruh para bocah yang mereka temukan kepada orang pintar di Erudite. Mereka membutuhkan kasih sayang, dan Erudite bukanlah tempat yang tepat.
"Hyung," Taehyung memanggil dengan nada berbisik, dan Yoongi hanya bergumam. "Apa Jungkook ini Factionless?"
Mendengar itu, membuat Yoongi dengan gemas mencubit pipi Taehyung dan membuat sang empu meringis kesakitan. Jika
Jungkook seorang Factionless, atau orang yang tidak mempunyai faksi, bukankah sama saja dengan dirinya dan Yoongi dahulu?
Suara lembut Paman Cho mengalihkan atensi Yoongi. Dilihatnya Paman Cho yang mengusak lembut rambut Jungkook dengan sebuah senyuman hangat.
"Mau bergabung dengan kami sekarang?"
Dan Jungkook mana mungkin menolak ajakan yang sangat mulia itu. Pada akhirnya ia kembali mendapatkan keluarga.
.
.
.
.
.
[Ten Years Later]
Yoongi menggigit bibirnya dengan gugup. Terhitung sudah sepuluh menit ia menunggu di kursi tribun para faksi Amity. Tribun yang lain penuh dengan keempat faksi lainnya. Hari ini, Jungkook juga Taehyung akan melakukan tes yang akan menentukan faksi mereka. Dan Yoongi gugup ditempatnya. Paman Cho disampingnya sedari tadi hanya menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyuman diwajahnya yang telah menua.
"Kau terlihat gugup, Yoongi-ya." Paman Cho mengusap punggung Yoongi untuk sedikit menenangkannya.
"Tentu saja Paman," Yoongi menghela nafasnya dan akhirnya melemaskan tubuhnya yang sedari tadi tegang. "Aku hanya berharap mereka memilih dengan benar."
Paman Cho mengangguk mengerti. Yoongi sudah melakukan tesnya setahun yang lalu. Dan hasilnya adalah Candor. Tetapi, Yoongi dengan tenang meneteskan darahnya untuk bertahan di faksi Amity. Katanya, ia tidak mau meninggalkan Paman Cho.
Dan Yoongi juga membicarakan ini pada Taehyung dan Jungkook. Mereka bertiga membuat janji untuk tetap bertahan di faksi Amity untuk bentuk rasa terima kasih mereka pada Paman Cho yang telah berbaik hati menjaga mereka hingga sebesar ini.
Pintu masuk terlihat ramai dengan orang-orang yang baru saja kembali setelah melakukan tes. Yoongi mengedarkan penglihatannya untuk menangkap sosok Taehyung dan Jungkook tengah berjalan menghampiri tribun faksi Amity.
Baru saja keduanya duduk, Yoongi sudah menyerang mereka dengan pertanyaan.
"Bagaimana hasil tesnya?"
Taehyung tersenyum sampai matanya menyipit. "Abnegation."
Yoongi menghela nafasnya yang tanpa disadari ia tahan sedari tadi. Taehyung sering membicarakan bagaimana baik hatinya para Abnegation. Dan Jika Taehyung tetap memilih Abnegation sebagai faksinya, Yoongi tidak bisa berbuat apa pun.
Sekarang perhatian Yoongi teralihkan pada Jungkook. "Dan kau, Jungkook-ah?"
Jungkook menjilati bibirnya yang mengering, membuka mulutnya untuk menjawab. Tetapi setelahnya suara Kim Namjoon menggema disetiap sudut ruangan yang membuat mereka harus kembali mengikuti acara dengan tenang. Namjoon, perwakilan dari faksi Erudite sudah menjadi ketua pelaksanaan tes dari setahun yang lalu.
Acara berjalan dengan lancar, satu persatu peserta yang sudah melaksanakan tes dipanggil maju kedepan. Untuk menentukan faksi mana yang akan mereka masuki, telapak tangan mereka digores dengan sebuah pisau. Setitik darah itu harus jatuh mengenai wadah yang berlambangkan sebuah faksi. Dan sekali mereka berada di dalam faksi tersebut, tidak ada jalan keluar, atau berakhir menjadi factionless.
"Kim Taehyung."
Suara Namjoon yang memanggil nama Taehyung menggema dan Yoongi mengalihkan perhatiannya pada pemuda tersebut. Taehyung berdiri, memberikan senyuman penuh kepada Jungkook, Paman Cho dan teman-teman di dalam faksinya. Tetapi sebuah senyuman lembut Taehyung tunjukan untuk Yoongi.
Taehyung berjalan menuruni tribun dan naik keatas panggung yang cukup rendah. Ia mengambil pisau dan mulai merobek kulit telapak tangannya. Mematai kelima faksi tersebut dengan nafas yang tidak teratur.
"Faksi di atas keluarga." Namjoon, untuk yang beratus kalinya kembali mengingatkan.
Taehyung menghela nafas yang sedari tadi ia tahan. Lengannya terulur dan ia menekan telapak tangannya agar darah segarnya jatuh kesebuah wadah faksi pilihannya.
Namjoon tersenyum dan memberikan Taehyung serbet berwarna putih bersih untuk membersihkan darah yang mengotori tangannya.
"Kim Taehyung, Amity."
Yoongi memegap, tetapi setelahnya tersenyum senang dan bertepuk tangan. Taehyung juga tersenyum dan kembali pada tribun faksi Amity, mendudukkan dirinya disebelah Yoongi.
Dan entah bagaimana, Yoongi menarik tubuhnya kedalam sebuah pelukan. Taehyung terkejut untuk sesaat, tapi tidak mungkin ia tidak membalas pelukan seorang Min Yoongi 'kan? Jadi tentu saja Taehyung membalasnya dengan pelukan erat.
"Terima kasih, Taehyung-ah." ucapan tulus dari Yoongi dijwab oleh kekehan Taehyung. Berkata "Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu, hyung." dengan suara yang menenangkan.
Jungkook melirik dari sudut matanya sedari tadi. Ia tidak bisa menyangkal perasaan aneh yang menghampiri hatinya. Tetapi ia hanya berusaha menepisnya dan tersenyum untuk Taehyung. Ia tidak tahu apa-apa mengenai hubungan Taehyung dan Yoongi, Jungkook hanya seseorang yang dipungut dan mereka adalah orang baik yang mau mengajaknya berteman.
"Jeon Jungkook."
Jungkook berdiri, sekali lagi melirik kedua orang tersebut dari sudut matanya. Yoongi memberikan sebuah senyuman kecil, dan percaya atau tidak hanya dengan itu dapat membuat Jungkook ikut tersenyum.
Yoongi memperhatikan Jungkook yang sedang merobek kulit telapak tangannya, dan perasaan nyeri yang ia rasakan setahun yang lalu seperti kembali dan membuat Yoongi bergidik. Jungkook terdiam untuk beberapa saat, tubuhnya membelakangi Yoongi sehingga ia tidak bisa melihat faksi mana yang Jungkook pilih.
Sekali lagi, dilihatnya Namjoon tersenyum dan memberikan serbet.
"Jeon Jungkook, Dauntless."
.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
.
.
HIYAAAA KESAMPEAN BUAT BTS DIVERGENT AU~ INI BARU SEUPRIT UNTUK NGETEASE KALIAN WKWK
Tbh, aku baru nonton divergent seminggu yang lalu -_- iya telat banget kan. Dan aku langsung jatuh cintaaa. bagi yang belum nonton coba deh di tonton. Dan terima kasih untuk Fara a.k.a parasyub yang telah rekomen film tersebut dan jadilah ini wkwk
Plus, ngebayangin dauntless jungkook keren banget ga sih? wkwkwkw
Nah, ini berakhir sama siapakah Yoongi? wkwkw yuk berdoa aja supaya aku ga males lanjutin wkwk
Btw diliat dari judulnya, kalian bagi yang masuk ips pasti tau maksudnya ya wkwk rada ganyambung sih tapi aku pake inti dari pengertian gemeinschaft itu sendiri, yaitu "intim, privat dan eksklusif" HAHAHAHAHAHA
And thank you for reading. I love you all and review please?
- minyunghei
