Main cast : Bae Suzy / Park Chanyeol

Genre : life style, romance.

Warnings : aku pernah merasa membaca cerita seperti ini dulu, entah dimana. Jika ada yang merasa familiar dengan alurnya, tell me then? ;) And by the way, the word is, this story might not good as your expectation, peeps.

Standard disclaimer applied

a/n : Annyeong! All im going to say is: hello for the rest of screenplays 's tenant. I am anyway just looking around, escaping out myself from some anime fandom and since i hear kpop a lot, just had been found this so ah-mazing kpop cast fandom on fanfiction lately. So here I am, a freshly (blah) newbie and I guess itd be nice if you guys leave me some feedback so Im gonna know which part that I seriously need more improve[streak/repair/streak, peeps].

What should I say then? Enjoy!

.

.

.

I used to be popular.

Kalo ngga percaya, coba ketikkan Bae Suzy di search engine, maka setidaknya ada lebih dari seratus ribu artikel yang membahas aku, ratusan fotoku yang tersebar online, dan puluhan fansite yang didedikasikan khusus untukku.

Well, who doesn't know me?

Im the youngest of Victoria's Secret Lingerie's Model. Kapan lebih tepatnya? Dua tahun lalu saat aku masih empat belas tahun dan ketika hidupku masih fine-fine aja dengan beberapa private party invitation, runaway di New York Fashion Week, photo shoot session and a bunch of glossy top world wide brand launching di New York. Semuanya berubah ketika ayah harus mengurusi salah satu cabang perusahaannya di Korea dan itu berarti kita sekeluarga harus pindah, which is mean we were back in town.

And the truth is, I am not INTO Korean.

Sebenernya, bukannya aku anak durhaka yang nggak cinta sama tanah kelahiran sendiri. Tapi, yah, you know, they're just so Asian. And since I was born in a non-stop city (thanks to my fabulous mom, she brought me there) unfortunately, I am so American. Alasannya? Aku hanya nggak tahan dengan kiblat style mereka yang mengarah pada hallyu, dan aku terlalu haute couture. And it's a big deal for me, anyway.

Lately, ayah menyekolahkanku di salah satu sekolah terbaik Korea Selatan setelah satu setengah tahun home schooling [I told him Im gonna be disorientated if I go to junior high school in a middle year, which is totally lie, karena aku seorang socialite, dan mustahil aku kehabisan cara bersosialisasi. Yeah, hanya saya ada terlalu banyak tawaran job, photo shoot dan runway ketika aku baru saja datang, dan aku ga mungkin menolak itu semua, like never.]

Dan ini adalah hari pertama di tahun ajaran baru.

Sedikit nervous sih. Kudengar Seoul International School ini high standard, which is gonna fit me. Reputasi sekolahnya jelas oke dan melebihi harapanku, hanya satu yang bikin aku ga tahan, seragamnya! Waktu salah satu pelayanku membawakan kotak dari mail-express untukku, kukira Hermes Birkin bag-ku sudah sampai, ternyata pas kubuka kotaknya, I was totally shocked! Where does this trashy garment come from? Aku ga ingat pernah memesan sesuatu yang seperti ini di online shop. Cepat-cepat ku masukan lagi dua blazer hitam, (yang ekk.. Totally boring!) tiga kemeja putih (yang kelihatan sangat,sangat,sangat murah, I think even Hush Puppies has better offer, tho) dan tiga rok lipit mini merah dan hitam dan satu baju olahraga, ketika kutemukan selembar kertas berisi hari dan seragam yang harus di pakai.

Oh hell, its obviously SIS's (blah annoying) uniform.

Untungnya, hari jumat itu hari bebas. Dan aku bisa pakai apapun sesukaku. See? Korea is always boring. Di New York, aku bisa bebas dressing up dan keliatan fabulous tiap hari. Dan walaupun aku pakai seragam membosankan ini, aku tetap akan keliatan fabulous so sih.

Anyway, kayaknya aku harus buru-buru ke mall nih, cari sesuatu yang bisa nutupin kecacatan seragam ini.

.

.

.

"Save your apology, Miss Bae."

"I am really, really, really sorry , ma'am." Sumpah, bukan salahku kan kalau telat? Jam delapan lewat tiga puluh menit itu terlalu pagi, masih terlalu dingin, we should be stilla on bed, don't we? Dan guru piket di hadapanku ini garang sekali, padahal ini first day school dan anyway ini masih jam sembilan pas. Aku CUMA telat tiga puluh menit kan, apa salahnya sih?

"Just get in and don't ever do the same mistake. Got it?"

Aku hanya bisa mengangguk pasrah, its okay. By the way, ma'am, ga usah ngeliatin white Nine West sling bag-ku sampai segitunya gitu dong. Ah yeah, karena jam yang terlalu pagi itu hari ini aku ga bisa tampil maksimal. Tapi kayaknya aku cukup stand out sama tan ankle boots-nya Rotelli yang baru turun dari last night runway dan pink pale shawl Louis Vuitton yang soo vintage classy. And I feel so much better with all of this stuff [after shopping last night, of course.]

Im ready to get in the class.

Pertama-tama kita lihat schedule hari ini dulu. Oh well, lantai empat, math class. Its first day and its math. Thanks for ruined , dear.

Kulangkahkan kakiku di sepanjang koridor lantai empat. Selain ada lift, [yang sangat membantu, apalagi kalo aku lagi pake heels 8-10cm aku ga perlu capek-capek naik turun tangga.] karpet coklat tua di seluruh lantai, beberapa sofa kulit dan décor ruangan serta furnitur yang [amat] elegan, everything just perfect. Tentunya tidak termasuk seragam, karena seragam ini benar-benar jauh dari fabulous, apalagi elegan. Waktu lagi parkir mobil tadi, aku lihat ada dua sports hall indoor [termasuk swimming pool], a very big auditorium dan kantin yang sangat sangat oh-so-cool.[lebih mirip disebut fine dinning daripada kantin] Kurasa, aku akan betah di sekolah ini karena ini bahkan lebih baik dari sekolahku di New York. Dan plus lagi, pengajarnya rata-rata bule dan menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Ya walaupun aku bisa [fasih] Bahasa Korea juga sih. Im just pretty well fit in.

Ah okay then, ini kelasnya.

" 'm sorry ma'am. Can I come in?"

"You may come in, Miss Bae." Oh, I'm surprised. Kok dia tahu namaku ya? Apa mungkin mereka melakukan penyelidikan terhadap murid-murid sebelum tahun ajaran, dan menghafal nama-namanya? Cool.

Sesuai dugaanku, semua mata tertuju padaku. bisa kudengar dengan jelas cewek-cewek di barisan sebelah kiri mengomentari tas yang kukenakan, beberapa memandangi ankle boots-ku seperti elang kelaparan.

Aku tersenyum puas.

"Well, you will sit beside Mr. Park. There." Ia menunjuk ke arah seorang laki-laki berambut coklat [apa ya namanya? Some colors like caramel] yang menelungkupkan kepalanya di atas meja, ia jelas-jelas sedang tidur. Aku segera berjalan menuju bangku yang ditunjuk Mrs. Cathrine [aku tahu namanya, ada papan nama di depan mejanya] diiringi dengan bisik-bisik di kiri dan kanan sepanjang perjalananku menuju bangku itu.

Aku baru saja duduk disampingnya ketika aku baru saja menyadari.. Oh god! Jaketnya navy blue-nya mengerikan, buluk, benar-benar sudah harus di recycle. Di rumahku, outfit, tas atau sepatu yang usianya lebih dari dua bulan sudah harus di buang, atau diberikan pada pelayan-pelayanku.

Well, berhubung jaket itu kayanya udah bertahun-tahun dipakai dan ga segera di labeli 'expired' sama pemiliknya, sebaiknya kugunakan pensil untuk menegurnya. Lebih aman untuk jari-jariku yang baru aja diFrench manicure semalem.

"Hei." Kutusuk-tusukan pensil itu ke pundaknya.

"Hmm."

"Good morning. Im Suzy. Bae Suzy." Ia menggerak-gerakkan kepalanya, dan bangun dari dunianya. [mimpinya]

"Gue Chanyeol. Park Chanyeol." His head totally up. Dan oh.. He is, by the way, cute.

.

.

.

.

.

.

.

.

Just let me know what you think.

Kalau menurut kalian cerita ini ga bagus, aku ga akan lanjutin. Hehe.

Anyway thanks for reading.