DIPLOMASI INDONESIA-ISRAEL

.

HETALIA-AXIS POWERS, belongs to HIMARUYA HIDEKAZU

Genre : Random

Rated : T (R-12)

INDONE5IA

Author :

NESIAKAHARANI LIIDNM

a.k.a

CHERRISSHIA FORMOZSHA

.

.

.

A/N : Ff pertama saya di Hetalia. Tolong KriSarnya yah...

Dan, bukan maksud Author menjelek-jelekkan semua chara disini. Ini hanya ffctn... :)

Indonesia : Indonesia Dirgahayu Nusantara Merdeka

Israel : Isra Azulahi

.

.

.

.

Indonesia tahu, Israel tidaklah sekuat (dan semengerikan) yang dunia bayangkan. Israel adalah sebuah negara, negara yang harus memajukan seluruh rakyatnya. Baik dari segi pendidikan, militer, bakat, dan segalanya.

Terlebih, jika negara itu adalah seorang personifikasi negara di dunia.

Israel... Memiliki militer yang kuat, pendidikan yang tinggi, dan sering disebut dengan "negara pilihan Tuhan di masa lalu".

Namun...

Semua negara di dunia selalu memiliki kelemahan. Termasuk Indonesia sendiri dan Israel.

Yaa... Israel juga memiliki kelemahan. Yaitu ketakutannya akan kematian, yang kemudian menurun pada rakyat-rakyatnya...

.

.

.

.

Karena itulah, personifikasi Israel itu rapuh...

Rapuh?

Ya, rapuh...

.

.

.

Israel yang rapuh kepada kelemahannya sendiri, yaitu takut pada kematian...

Kerapuhan yang tak bisa Israel obati sendiri...

Kerapuhan yang telah menyakiti hati Israel sendiri...

Baik raga, maupun hatinya...

.

.

.

Kesepiankah?

Indonesia tahu, perempuan itu -Israel- kini sangat jenuh dan kesepian. Dan mungkin akibat dari ketamakannya akan Palestina, yang kini masih dijajah olehnya...

Harus ada yang bisa membantunya...

.

.

Dan -mungkin- hanya Indonesialah yang mengetahui itu...

.

.

.

.

~oOo~oOo~oOo~

.

.

Tanpa diketahui Indonesia, Israel menatap personifikasi dari negara dengan julukan Zamrud Khatulistiwa itu.

Indonesia...

Nama negara itu... Mengingatkan ia pada sesuatu yang familiar terhadap negara itu.

Keberagaman, kepulauan, hutan yang luas, 17 Agustus 1945, kemampuan militer yang tak boleh diremehkan, dan...

Semangatnya untuk mendukung kemerdekaan Palestina, yang terus berkoar-koar...

Oh, tolong ingatkan ia untuk tidak lagi memikirkan tentang Palestina yang sedang dalam keadaan sekarat maut itu...

Ia masih menjajah bangsa kecil itu sekarang... Bangsa yang didukung olah Indonesia sampai saat ini...

Namun itulah Indonesia.

Ketulus-lembutan hati, semangat kemerdekaan, ambisi yang tenang dan santai namun juga mematikan. Itulah yang ia kenal dari Indonesia. Negara yang kini menarik pemikirannya.

Indonesia memiliki keunggulan daripadanya. Alutsista, sifat, serba-serbi negara, julukan, dan tekad yang sangat kuat, nyaris tak dapat dilumpuhkan oleh siapapun.

Ia tak selemah yang ia pikirkan. Indonesia diluar memang terlihat lemah, namun di dalam negaranya... Ia dan rakyatnya sama-sama membangun negaranya. Memajukannya. Hingga Indonesia dapat bersaing diantara negara-negara adidaya, antara lain Japan, Korea Twins, Singapore, American, Russia Soviet Union, European, dan juga dirinya; Israel.

Well, menurutnya Indonesia itu tidak lemah. Di matanya, negara itu justru calon raksasa ekonomi dunia. Indonesia memiliki segalanya. Hanya saja... Mungkin SDM nya yang masih perlu ditingkatkan.

Kalau SDM di Indonesia sudah diatas rata-rata, maka Indonesia bukan hanya akan menggeser Russia, Singapore, Korea, South Africa, tapi juga Japan. Atau malah bisa menyaingi USA, Canada, China, UK, dan negara adidaya lainnya.

Bahkan kini, di tahun 2016 era pemerintahan Jokowi-JK ini, predikat Indonesia sebagai "Macan Dunia Yang Tertidur", perlahan-lahan akan berganti menjadi "Macan Dunia Yang Mengaum". Mungkin bisa di tahun 2020. Ataupun 2030... Yang pasti, dalam kisaran waktu 70-90 tahun usia Indonesia, Sang Zamrud Khatulistiwa akan membenahi diri, dan cahaya adidaya akan terpancar dari Indonesia...

Bagi hatinya, Indonesia bukanlah musuh. Namun, Indonesia sering sekali menegur dirinya. Termasuk masalah Palestina...

.

.

.

Itulah yang membuat hubungan mereka merenggang...

Apakah ia harus berteman dengan Indonesia?

Membuat hubungan diplomasi Indonesia-Israel?

Saling bekerja sama di berbagai bidang?

.

.

.

.

.

.

Ah, sepertinya ia belum mau untuk mengatakannya...

Ia belum siap...

Lagipula mungkin saja Indonesia akan menolaknya, bukan?

Jadi, mungkin lain kali...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Atau tidak akan pernah?

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.