Konyol! Ketauan Ruru suka sama yang beginian! Hahahaha~ Iya, sudahlah. Mau bilang apa juga udah kenyataan kok. *tanpa dosa*
Maaf, lagi ada halangan buat bilin PEMUJAMU lagi. Huhuhu, abis meratapi diri dapet nilai UTS yang jelek!! Sial! Untung ortu nggak marah, lha kok malah curhat?!
Minggu depan Ruru mau ke BALI, siapa yang mau ikut? Bayar sendiri tapi. Wkwkwk
Buat Ai-chan. Gomen, Ruru malah bikin ginian. Tidak beradap sekaleee~
Enjoy aja dah, kalau yang ngerasa kurang atau apalah, nggak masalah. Ruru menerima saja, masih pemula ini!!! Udah sono, baca! *author kurang ajar!*
*~o0o~*
Disclaimer :
Bleach © Tite Kubo.
Punishment © Deathberry Kuchiki a.k.a Ruru
Genre : Romance / Hurt / Comfort
Rated : M
Pairing : IchiRuki
WARNING : AU, a bit OOC, aneh, abal-abal (?), ngeres (disapu), LEMON inside, RAPE, di harap anak berumur 18+ mambacanya dan yan di bawahnya, kalo nggak mau dapet ceramah orang tua jangan baca. Terakhir, dosa tanggung bareng-bareng. Wkwkwk
DON'T LIKE DON'T READ!!!!
*~o0o~*
Summary : Kau adalah milikku, dan selamanya begitu. Berikan aku yang ku mau, dan akan ku berikan yang kau mau.
*~o0o~*
Punishment
*~o0o~*
"Ayo lakukan!" ucap seorang wanita berambut hitam pendek itu sambil melihat seorang laki-laki didepannya.
"APA? Sekarang? Aku tidak mau. Aku tidak mau!" balas seorang laki-laki berambut orange itu. Ia menggeleng-gelengkan wajahnya dengan muka merah padam semerah buah tomat.
"Baiklah. RENJI!!! Aku ma-..."
"Iya iya iya! Aku buka!" sela laki-laki berambut orange itu dengan ketus sambil membuka satu persatu kancing bajunya.
"Nah, begitu." ucap perempuan bermata violet itu sambil tersenyum puas.
FLASH BACK
"Uwaaaah~ Apa itu?" tanya perempuan berambut hitam pendek itu dengan mata berbinar-binar.
"Itu layangan. Kenapa? Baru pertama kali lihat ya?" tanya laki-laki berambut orange itu.
"Iya, Ichigo. aku mau," jawab perempuan bermata violet itu kepada laki-laki yang dipanggilnya Ichigo. "Belikan aku satu ya? Mau ya?" pintanya.
"Hhh, baiklah. Apapun untukmu, Rukia." jawab Ichigo. Ia langsung berlari menuju toko layangan terdekat, berharap kekasih barunya tidak marah menunggunya terlalu lama. Ya, Ichigo dan Rukia adalah pasangan kekasih yang sedang merajut cinta. Hari ini adalah hari jadi 1 minggu mereka.
Nasib sial menghampiri Ichigo, toko-toko layangan tutup semua. Ia binggung, kalau ia kembali tanpa layangan, Rukia pasti membunuhnya. Ia tau betul sifat pacarnya.
"Halo, Toushiro!" sapa Ichigo ketika ia tengah menelpon salah seorang temannya.
"Ada apa, Kurosaki?" tanya Toushiro to the point.
"Ditokomu masih ada layangan tidak? Semua layangan tutup disini." ujar sang rambut orange.
"Masih ada satu, cepatlah sebelum dibeli orang!" jawab Toushiro tegas membuat Ichigo ketakutan. Bukan kepada Toushiro, melainkan kehabisan layangan. Ia segera berlari secepat mungkin menuju toko layangan milik Toushiro yang tidak bisa dibilang dekat.
-SKIP TIME-
"Hah..hah..hah.. Toushiro, mana layangannya?!" pinta Ichigo. Toushiro hanya mengendus pelan.
"Maaf Kurosaki, kau telat. Layangannya dibeli sama seseorang berambut merah panjang dengan tato-tato ditubuhnya." ujar Toushiro. Ichigo hanya mengendus kesal.
"RENJI! Awas dia! Lalu aku bagaimana?" tanya Ichigo kembali. Toushiro hanya menggelengkan kepalanya, membuat Ichigo hanya meringis dan membatu.
Ichigo yang putus asa akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat Rukia tanpa layangan dengan lesu.
"Mana layanganku?" tanya Rukia penuh harap dengan puppy eyesnya. Ichigo hanya menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal.
"Kenapa tidak dijawab? Mana layanganku?!" tanya kembali Rukia dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
"I..itu.." kali ini Ichigo mengusap rambut belakangnya. "Tidak ada, maaf ya? Hehehe." lanjutnya meringis.
"APA? Tidak ada?!" ucap Rukia dengan death glare andalannya, lalu membuang muka. Ichigo tampak kebinggungan, jika pacarnya sedang seperti ini, ia akan sangat sulit membujuknya.
"Maafkan aku, tadi aku sudah mencarinya kemana-mana. Tapi toko-toko tutup dan adapun tadi keduluan. Ayolah sayangku, maafkan aku." jelas Ichigo panjang lebar sambil memohon-mohon maaf.
"Tidak mau." hanya kata itu yang keluar dari bibir mungil pacarnya. Ichigo kecewa, namun ia tak mau menyerah.
"Akan ku lakukan apapun asal kau memaafkanku." ucapnya. Rukia mulai berfikir dan menatap wajah kekasihnya itu.
"Apapun?" tanya Rukia itu dengan senyum anehnya.
"Ya, apapun." jawab Ichigo meyakinkan.
"Menarilah di tengah jalan." pinta Rukia dengan wajah mengejeknya. Ia tau, Ichigo tidak akan pernah mau melakukannya.
"Kau gila ya? Tidak mau. Ayolah, tidak adakah yang lebih rasional dari itu?" mohon sang rambut orange itu sambil mencubit pipi mungil pacarnya.
"Kau ini banyak maunya! Yasudah, telanjang saja!" pinta Rukia kedua kalinya. Ichigo hanya melotot, tidak percaya Rukia akan mengatakan hal itu tanpa blushing.
"Apa lagi itu, parah! Yang lain napa." kembali Ichigo memohon. Rukia kesal, pacarnya ini menyebalkan.
"Kau ini sudah salah, nawar lagi! Yasudah, yang terakhir. Aku pacaran sama Renji, gimana? Pilih salah satu!" pinta Rukia pada puncak kemarahannya. Ichigo terdiam memikirkan permintaan aneh pacarnya itu.
"Kalau menari, ah nggak mungkin banget tokoh utama keren sepertiku ini menari. Telanjang? Aduh, malu berat aku. Tapi yang ketiga nggak mungkin. Nggak akan ku serahkan Rukia kecilku pada babon itu." batin Ichigo. Setelah memantapkan pilihannya, ia mengambil nafas panjang dan mulai bicara,
"Aku tidak mungkin membiarkanmu bersama Renji, aku memilih yang ke-2 saja. Tapi tidak disini, dirumah saja." jawab Ichigo sambil berblushing ria.
END OF FLASH BACK
Ichigo tengah membuka bajunya hingga menampakkan dada bidangnya yang sexy, membuat Rukia menyeringai senang. Lalu Ichigo membuka resleting celananya perlahan dan melepas jeans hitamnya ke kasur. Rukia tambah gemas melihatnya.
"Sudah." ucap Ichigo sambil menutupi wajahnya dengan tangan kirinya.
"Apaan? Itu masih dipake," Rukia menunjuk ke arah celana dalam biru milik kekasihnya. "Copot!" pintanya dengan tegas.
"APA? Ini juga, tapi kan aku..aku," Ichigo takut melihat pacarnya mengeluarkan death glare yang sangat mematikan. Akhirnya dengan berat hati, Ichigo melepas celana dalamnya dan segera menutupi 'kejantanannya' dengan kedua tangannya. Muka Ichigo dan Rukia memerah, mereka sama-sama tengah berblushing ria. Namun Rukia masih dengan blushing riangnya sedang Ichigo, blushing berat melihat kejantanannya yang sedikit terlihat.
"Sudah puas, hah?!" ucap Ichigo dengan nada agak tinggi. Rukia terdiam sejenak lalu ia tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahahahahaha.. Kau lucu.. Ya, aku puas.. Aku puas, Ichigo." balas Rukia dengan terpingkal-pingkal sambil memukul-mukul lantai. "Sial! Awas kau midget!" batin Ichigo. Namun setelah itu, Rukia keluar kamar menuju ke dapur. Ia meminum segelas air sambil tertawa melihat Ichigo yang tengah tanpa busana itu.
Disisi lain, Ichigo mulai memakai celana dalamnya lagi. Ia kesal kepada pacarnya yang aneh itu.
"SIAL! Kalau saja dia bukan pacarku! Aku dikerjain." ucap Ichigo sambil menjambak rambutnya sendiri. Tiba-tiba mulai terlintas difikirannya untuk membalas perbuatan Rukia. Ia mulai tersenyum-senyum memikirkan apa yang akan dilakukannnya kepada Rukia.
Tak berapa lama setelah itu, Rukia kembali menuju kamar Ichigo. Dilihatnya Ichigo yang tengah memakai celana dalamnya. Ia menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa dipakai lagi, huh?" tanya Rukia simple. Ichigo hanya smirk. Ia mendekati kekasihnya, membalikkan tubuhnya lalu memeluknya dari belakang.
"I-Ichigo," ucap kekasihnya. Ichigo kemudian berbisik pelan, "Jadi, kau masih ingin melihatnya? Akan ku kabulkan, tapi kau harus memenuhi permintaanku dulu." jawab Ichigo dengan senyum mantapnya. Dengan sekejap mata, ia menciumi bagian sensitif pertama milik Rukia, lehernya. Ia jilat, gigit dan hisap perlahan, sehingga membuat Rukia menyeringai geli. Dilihatnya Rukia dengan wajah memerah tengah mendesah pelan, membuatnya semakin senang.
"Aahh.. I-chi-go.. Hentikan.. Apa yang.. Kau.. lakukan?" desahan yang dikeluarkan Rukia membuat Ichigo semakin bersemangat. Ucapan Rukia tak digubrisnya, ia malah semakin menjadi. Diremasnya dada kanan milik Rukia dari luar bajunya sedangkan tangan satunya mulai meraba bagian sensitif yang paling menggairahkan bagi kaum laki-laki. Itu cukup membuat Rukia mendesah tak karuan. Namun, Ichigo merasa Rukia menikmatinya.
"Aaah.. Aaah.. Hhh.. Ku mohon.. jangan lanjutkan.. Jangan..!" pinta Rukia sambil mencoba melepaskan dirinya, namun gagal karena Ichigo mengunci kedua tangannya. Bukannya berhenti, kelakuan Ichigo semakin menjadi. Ia membuka rok milik Rukia dan mulai memasukkan jarinya perlahan ke dalam celana dalam kekasihnya itu, mengelus lembut bulu halus yang tersusun rapi diatas vaginanya. "Bagaimana rasanya? Enak kan, sayang?" ucap Ichigo menggoda kemudian ia menjilati kuping Rukia dengan ganas. Rukia tidak menghiraukan perkataan kekasihnya, yang ia bisa hanya mendesah dan mendesah.
"Nggh.. I-chi-go.. Jangan.." ucapan terhenti ketika Ichigo menghentikan semua aktifitasnya. Rukia sedikit bernafas lega, ia fikir semuanya berakhir. Namun ia salah, Ichigo membaringkan tubuhnya di kasur lalu menciumnya, melumat bibirnya, meminta izin agar bisa masuk kedalam pertahannya. Rukia enggan membuka mulutnya, sehingga Ichigo marah, ia mencubit hidung Rukia sehingga Rukia kesulitan bernafas hingga membuka mulutnya. Ichigo langsung menjelajahi rongga mulut Rukia dengan ganas dan tanpa ampun. Rukia kebinggungan, ia kalah karena Ichigo selalu menahan lidahnya dibawah sehingga ia hanya bisa pasrah. Tangan Ichigo yang bebas mulai membuka kancing baju milik Rukia, membuka bajunya lalu melemparnya ke sembarang tempat. Ia langsung meremas kedua buah dada mungil milik Rukia yang masih memakai bra. Tidak puas dengan hal itu, Ichigo mulai membuka bra Rukia hingga muluslah tubuh bagian atas Rukia tanpa apapun yang menghalangi. Ichigo kembali meremas buah dada Rukia dengan semakin ganasnya ciuman yang dilayangkannya.
"Nggh.. Nggggh.." Rukia mencoba melepas ciuman maut itu, ia mendorong-dorong tubuh Ichigo, namun tak berhasil. Kini Ichigo melepas ciumannya karena pasokan udara yang hampir habis. Kini matanya tertuju pada kedua buah yang menggantung didada Rukia. Tertarik, ia mulai menjilati puting Rukia lalu menghisapnya pelan. Desah Rukia makin menjadi, sensasi yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Tangan kirinya memilin puting Rukia yang masih bebas sedangkan tangan kanannya melepas celana dalam Rukia. Lalu memasukkan jari tengahnya kedalam vagina perempuan bermata violet itu.
"I-chi-go.. Nggh.. Aaah.. Aah.. Ah.." Rukia mulai meremas-remas sprei kasur Ichigo. Setelah puas bermain didada Rukia, Ichigo lantas menjilati vagina Rukia, dan sesekali memasukkan lidah kedalamnya. Rukia menjerit, ia tak tahan akan sensasi bertubi-tubi yang diberikan Ichigo padanya. Desah itu bagai alunan musik indah ditelinga Ichigo, ia memaju mundurkan lidahnya, mencari titik yang dapat membuat Rukia mendesah panjang.
"Aaaaaaaaahhh.. Hentikhaaaaanh.. Cukuph.." Rukia mendesah panjang, ia telah mencapai klimaksnya dan Ichigo hanya tersenyum masam.
"Hah.. Hah.. Aku.. ejakulasi.." ucap Rukia sambil mengatur nafasnya. Ichigo hanya bersmirk senang.
"Mau membalasku ya? Kau bisa melakukannya." ucap Ichigo santai. Di lihatnya tubuh Ichigo yang amat errrrrr~ sexy itu. Dengan masih mengenakan celana dalam, Rukia mengerti apa maksudnya.
"Akan ku lakukan!" ucap Rukia dengan tatapan menantang. Dibukanya celana dalam Ichigo, lalu ia mulai menjilati penis Ichigo dan menghisapnya perlahan.
"Errr.. Nggh.." terdengar suara Ichigo yang tengah mendesah, membuat Rukia sadar, Ichigo sangat menikmatinya. "Huh, cowok ini benar-benar! Ku buat kau menyesal melakukan hal tadi padaku!" batin Rukia senang. Ia semakin mempercepat gerakannya, memaju-mundurkan kepalanya secara beraturan. Ichigo menikmatinya, ia mendesah kembali sambil mengelus rambut hitam legam halus kekasihnya.
"Teruskan sayang, mulutmu itu manis sekali.. Errr.." ucap pemilik rambut nyentrik itu. Namun tiba-tiba Ichigo menyuruh Rukia berhenti dan Rukia menurutinya.
"Kenapa?" tanya Rukia heran.
"Aku mau mengeluarkannya ditempat lain.." jawabnya. Rukia hanya bisa menelan ludah.
"Ichigo, apa yang mau ka-.. Aaaaahh.. Sakiiiiiitttt.." desah Rukia ketika Ichigo mulai memasukan kejantanannya ke dalam lorong wanita Rukia. Sakit, panas, perih.. Itulah yang dirasakan Rukia ketika Ichigo memasukan sedikit demi sedikit benda berharganya itu. Butir-butir kristal mulai keluar dari pelupuk mata Rukia, dia menangis.
"Tahanlah, sayang. Sebentar saja." ucap Ichigo mencoba menenangkan Rukia, ia mencium bibir mungil itu untuk mengurangi rasa sakitnya.
Kini seluruh bagian penis Ichigo telah masuk ke dalam vagina Rukia. Dengan perlahan namun pasti, ia memaju-mundurkan penisnya secara beraturan. Dirasakannya nafas Rukia yang menggebu, paras cantiknya ternoda oleh air mata yang membekas disana. Semakin lama Rukia semakin menikmatinya dan Ichigo melepaskan ciumannya, sekedar ingin mendengar desahan Rukia.
"Aah.. Ahhhh.. Uuuuhhh.. Nggghh.." suara merdu, itulah yang difikirkan Ichigo. Seketika itu pula ia melihat dada Rukia yang sedikit menari-menari, terpancinglah Ichigo untuk meremas kembali buah dada itu. Diremasnya yang kanan dan digigitnya yang kiri. Kini Rukia benar-benar tengah berada dalam sensasi yang amat nikmat.
"Aaaah Ichigo.. Aaaah.." desah Rukia semakin menjadi, ia hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya.
"Aku mau keluar. Ugh!" ucap Ichigo tegang. Rukia was-was, mereka belum menikah. Bagaimana jika ia hamil?
"Ku keluarkan sekarang!"
"Jangan dida-.. ICHIGO.. AAAAAAHHH.." terlambat. Ichigo telah memasukan cairan sperma miliknya ke dalam vagina Rukia.
"Hah.. Hah.. Menyenangkan, bukan?" ejek Ichigo sambil menutup matanya.
"Kau gila!" jawab Rukia sambil membaringkan tubuhnya.
"Memang," Ichigo segera mendekati Rukia sambil tersenyum. Ichigo mulai mengecup leher Rukia. "A-apa yang kau lakukan?" tanya Rukia.
"Aku masih belum puas.." jawab Ichigo yang sontak membuat Rukia kaget setengah hidup. Dan ronde kedua dimulai lagi.
OWARI
Apa ini ? apa ini? Saya tidak pernah membuat ini. Hwaaaaaaa~
Buat yang baca, maaf kalau nggak suka ya? Gomen banget. Jarang sih yang bikin beginian, jadi pengen coba saja. Hahaha
Walau masih pemula, tapi saya suka mencoba hal yang baru.
Buat Ichigo-ku gomen banget ya aku nggak bisa nemenin. Hiks~ kenapa bisa ketiduran sih?! Aku ngomel terus sama diriku. Gomen banget..
Balas dendamnya ntar aja ya?
LOVE YOU!!! (triak triak pakai microphone)
REVIEW ANDA SANGAT BERARTI
Tolong click tombol biru bibawah ya?
↓Click↓
