Holla minna-san, saya kembali lagi setelah hibernasi panjang saya. Fyuhhh... kali ini saya akan err—apa ya namanya? Itu pokonya mah, tentang future2 gitu deh. Maaf ya bila gaje, saya baru belajar sih. So, mind to RnR?

FUTURE STORIES

Chapter 1

An Eyeshield 21 fanfic

Rated : T

Pairing : ShinWaka

Genre : Family

Disclaimer : err-yang jelas bukan punya saya. Eyeshield 21 itu punya Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata

Warning : Ooc, gaje, OC, typo berceceran, abal, polontong, blah-blah. Di sini, Wakana manggil Shin dengan panggilan Sei, sementara Shin memanggil Wakana dengan panggilan Koharu.

Hari ini, tomnas American Football Jepang telah kembali dari Amerika. Kekalahan tipis atas Amerika memang membuat down mental pemain. Namun mental mereka kembali kuat setelah mereka pulang ke Jepang dan disambut dengan baik oleh pemerintah, menteri olahraga dan keluarga masing-masing.

Begitupun halnya dengan Seijuro Shin, linebacker terkuat Jepang itu sempat merasa putus asa atas kekalahan Jepang. Tapi, asanya sedikit merangkak naik ketika ia bertemu dengan keluarga kecilnya.

"Ayah...!" teriak anak yang suaranya tak begitu asing di telinganya. Anak itu berlari menghampiri Shin, sementara di belakangnya seorang perempuan berkucir kuda yang sedang hamil muda mengikutinya. Anak itu mengangkat tangannya dan mengharapkan rangkulan dari Shin. Shin pun merangkulnya.

"Hikari, kamu jangan lari-lari di bandara, bahaya!" tutur Wakana, eh Koharu yang telah tiba di tempat Shin dan putrinya Hikari. Nafasnya tersengal-sengal.

"Iya, Bu. Habisnya aku kangen sekali pada Ayah. Kita kan tidak bertemu selama satu bulan," ujar Hikari.

"Ayah mengeti, tapi kasihan kan Ibu dan calon adikmu! Lihat, ibumu kelelahan begitu," tutur Shin.

"Iya deh iya. Emm... Ayah, ayo kita pulang. Ayah pasti lelah dan lapar kan? Ibu sudah memasak makanan spesial kesukaan Ayah, yah!" desak Hikari, shin dan Koharu hanya tersenyum. Mereka pun beranjak dari tempat mereka dan bergegas pulang.

Shin's family house

*dinner*

"Ayah, Ayah hebat deh bisa mencetak touchdown di detik-detik terakhir. Aku suka cara Ayah mentackle lawan dengan tri...tri...tri apa Bu?" oceh Hikari.

""Trident tackle," jawab Shin dengan ekspresi datar. Mulutnya kembali mengunyah makan malamnya. "Hikari, kamu itu perempuan, tidak baik bicara saat makan!" tegur Koharu. Hikari hanya diam dan melanjutkan makan malamnya.

Selesai makan, Koharu langsung membereskan meja makan dan piring bekas makan malamnya. Shin menggendong Hikari ke ruang keluarga dan menonton televisi bersama (Hikari yang menyalakan televisinya).

"Ayah, aku ingin deh kuat seperti Ayah. Hikari juga ingin bisa bermain amefuto. Kalau Hikati kuat, Hikari ingin melindungi Ibu dan adik Hikari nanti, supaya kejadian di jalan sebelum bandara tadi tidak terulang," kata Hikari. Shin mengernyitkan dahinya. "Memang apa yang terjadi?" tanya Shin.

"Memang Ibu belum cerita ya? Tadi kan Ibu hampir terjatuh di gerbang bandara. Untung saja Hikari menggandengnya," jawab Hikari.

"Hikari sudah malam, saatnya Hikari tidur!" kata Koharu yang telah selesai mencuci piring. "Ah, Hikari tidak mau tidur kalau tidak ditemani Ayah," desahnya.

"Tapi 'kan Ayah..."

"Sudah biarkan saja. Biar aku menemani Hikari sebentar," ucap Shin. Koharu hanya menghela nafasnya.

Shin pun menggendong Hikari ke kamarnya dan merebahkan Hikari di ranjang. Shin membelai pelan rambut hitam Hikari dengan sayang. Hikari yang merasa terbuai langsung memejamkan matanya. Shin menatap Hikari, shin begitu menyayangi Hikari. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan Koharu dan mempunyai Hikari yang ceria.

Setalah itu, Shin keluar dari kamar anaknya dan bergegas ke kamarnya.

"Apa Hikari sudah tidur Sei?" tanya Koharu. Shin hanya mengangguk.

"Sei, aku tahu kamu begitu kecewa akan kekalahan timnas Jepang. Tapi kamu tidak boleh terlalu kepikiran, nanti kamu sakit," kata Koharu. Shin hanya terdiam.

"Aku memang kepikiran terus. Bagaimana tidak? Touchdownku di detik terakhir seperti tidak ada artinya. Aku benar-benar merasa menjadi manusia gagal, Koharu," kata Shin. Koharu yang merasa iba pada suaminya mengelus punggung Shin.

"Sudahlah Sei, masih banyak kesempatan untuk menjadi juara."

Shin menatap mata hitam istrinya dan membelai rambutnya. Dia mengecup puncak kepala Koharu. "Aku rasa itu benar! Sekarang tidurlah, hari sudah larut! Tidak baik juga kan untukmu dan bayi kita bila kau tidur terlalu malam?" tanya Shin, Koharu hanya mengangguk.

"Ayah, ajarin Hikari angkat barbel dong! Hikari ingin bisa mengangkat barbel dengan jari seperti Ayah!" pinta Hikari. Sementara Koharu yang mendengarkannya hanya sweatdrop.

"Hikari, kamu itu masih kecil! Jangan ah!" kata Koharu. Hikari memanyunkan bibirnya. Shin tersenyum.

"Lebih baik Hikari belajar berlari saja, ya!" tutur Koharu. Hikari mengangguk.

Sesaat, Shin merasa ia menjadi pemenang. Ia merasa tersanjung akan semangat Hikari yang selalu ingin sepertinya. Ia merasa telah menemukan hidupnya selain di american football. Ia merasa kalau Hikari adalah bintang yang bisa menyemangatinya.

"Ayo kita berlari!" ajak Shin. Ia memperagakan cara berlari yang bagus pada Hikari. Hiakri memperhatikannya dengan seksama.

"Sekarang giliranmu!" seru Shin, Hikari mengangguk.

"Ibu, hitung ya?" perintah Hikari, Koharu hanya mengangguk. Hikari pun berlari 1 putaran halaman belakang rumahnya yang bisa dibilang luas.

"Berapa detik Bu? Berapa detik?" tanya Hikari. Koharu melihat stopwatchnya. "1 menit 40 detik," jawab Koharu. Hikari menghela nafas kecewa.

"Yah, belum bisa secepat Ayah," gerutunya. Shin menghampiri Hikari dan Koharu, ia menepuk pelan punggung Hikari dan membelainya.

"Itu bagus untuk pemula, lain kali kita berlatih lagi," hibur Shin. "Sekarang, ayo kita masuk untuk makan siang," ajak Shin. Mereka pun masuk ke rumah.

Omake:

"Koharu!" panggil Shin.

"Iya, ada apa?"

"Terima kasih ya!"

"Untuk apa?"

"Kamu telah membuat Hikari menjadi anak yang bisa menyemangatiku dan menghiburku saat sedih, aku benar-benar beruntung bisa menjadi suamimu dan ayah Hikari."

"Hmm... aku juga, terima kasih telah meilihku."

==============================END====================================

Fuh, gaje sangat hadeuuuh!

Mohon reviewnya ya! Chapter 2 mungkin saya akan mengambil future nya KotaJulie atau RuiMegu, mungkin SenaSuzu. Saya bingung, tolong kasih masukan ya!

R

E

V

I

E

W