Pairing : Meanie slight WonHoon (dikit) SEVENTEEN

Rate : T / M

Author : Nur Indah Wulandari

Warning : Yaoi, Incest

Disclaimer : Wonwoo dan Minggyu sepenuhnya milik emak bapaknya masing-masing.

I JUST WANT YOU, KIM WONWOO

Chapter 1

Pemuda manis itu melempar batu ditangannya ke arah kolam ikan dengan kesal. Wajahnya ia tekukan mengingat masalah yang mengganggunya akhir-akhir ini. Wonwoo bingung, adiknya yang biasanya selalu bermanja-manja kepadanya, perlahan-lahan mulai menjauh darinya. Sudah setahun lebih ia bungkam dan melihat sikap Mingyu padanya, tapi akhir-akhir ini kelakuannya tambah menjadi. Pemuda tan itu entah mengapa menganggapnya seperti hantu dan sungguh hal ini membuatnya tidak tahan lagi. Padahal ia merasa ia tidak pernah membuat pemuda taring itu marah. Tapi kenapa-

"Agggghhh sudahlah, kalau begitu aku tanyakan saja langsung kepada orangnya" Wonwoo langsung memasuki rumahnya yang kini hanya berisikan 2 orang. Ia dan Mingyu. Ayahnya kerja di luar negri dan hanya pulang jika natal atau hari-hari penting lainnya. Ibunya sudah tiada 5 tahun yang lalu. Mereka tidak mempunyai pembantu karna Minggyu bilang ia tidak memerlukannya. Toh Mingyu bisa melakukan semua pekerjaan itu, karna itulah ia dijuluki tangan dewa.

Oke lupakan semua itu. Mari kita lihat Wonwoo yang kini dengan langkah menghentak menaiki tangga menuju sebuah kamar yang pintunya bercat abu-abu.

BRAAAK

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, pemuda bermata tajam itu membuka pintu dan menghampiri adiknya yang baru saja selesai berpakaian setelah mandi sore. Terbukti dengan adanya lembaran handuk putih yang melilit dilehernya.

"Apa tata krama mu sudah hilang?"

Oke Wonwoo lupa kapan terakhir Mingyu memanggilnya 'hyung'. Dengan sedikit mengatur napas Wonwoo mulai angkat bicara.

"Mingyu, ini sudah setahun lebih, apa kau tetap akan memperlakukanku seperti ini?"

Hening. Mingyu dengan cueknya mengeringkan rambutnya yang basah seolah pemuda manis itu adalah makhluk tak kasat mata.

Sesak. Nafas Wonwoo mulai sesak, jujur ia ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan selama setahun diabaikan oleh Mingyu. Dan mungkin ia akan mengungkapkannya sekarang.

"Kenapa? Aku bahkan tidak tahu apa salahku. Jika ada tolong beritahu aku. Aku sudah tidak tahan lagi seperti ini. Tolong dengarkan aku Mingyu"

Mingyu tetap tak menjawab malah ia sibuk mencari sebuah buku dan bertingkah seolah ia tidak mendengar pertanyaan dari pemuda putih yang masih berdiri di sisinya.

Mata Wonwoo mulai memanas. Dadanya naik turun menahan emosi, kepalan tangannya mulai menguat pertanda ia benar-benar sudah diambang batas. Baiklah, Persetanan ia akan diejek cengeng atau apalah oleh Mingyu, yang terpenting emosinya bisa ia keluarkan detik ini juga.

"Mingyu li-lihat aku hiks.. jangan perlakukan aku seperti ini terus hiks ini menyakitkan hiks"

Tangan Mingyu yang kini sibuk memilih-milih buku terhenti mendengar isakan Wonwoo. Sedikit tak percaya jika pemuda putih itu akan menangis didepannya. Menghela nafas sebentar, Ia berjalan kearah pemuda bermata tajam tersebut dan menatap Wonwoo seperti yang diinginkannya.

"Aku sudah melihatmu. Apa lagi yang kau inginkan?"

Bukannya mereda, tangis Wonwoo mulai menjadi-jadi. Ia tak memperdulikan lagi harga dirinya karna menangis di depan adiknya.

"Katakan apa salahku hiks ke-kenapa kau menjauhiku hiks" Tak ada jawaban. Mingyu masih menatap mata kakaknya tanpa ekspresi. Tapi jauh dilubuk hati Mingyu, ada sesuatu yang sesak melihat mata tajam kakaknya yang basah karna air mata. Dan tanpa sadar ia memajukan wajahnya ke arah Wonwoo.

Wonwoo yang masih belum sadar situasi hanya cuek dan melanjutkan acara tangis kesalnya. Hingga sesuatu yang basah menyentuh bibirnya.

Chuu

Lembut.

Wonwoo terbelalak dan membuka matanya. Iris hitam itu adalah milik adiknya dan ini terlalu dekat.

Masih dengan bibir yang saling bertaut. Mingyu menggiring Wonwoo kearah daun pintu dan membuat tubuh pemuda manis itu berada di antara tubuhnya dan pintu kamar.

Pemuda bermata tajam shock dan tersadar begitu sebuah benda kenyal menyeruak ke rongga mulutnya.

"Eunggghhhh" Wonwoo berontak tapi kedua tangannya ternyata sudah di tahan oleh Mingyu yang mempunyai kekuatan yang lebih besar darinya.

"Enghhhhhh nggggggh"

Setelah beberapa menit berontak akhirnya Wonwoo pasrah, nafasnya kian menipis, sungguh ia kini butuh pasokan oksigen.

Menyadari kakaknya kini sudah kehabisan nafas, Mingyu melepas tautannya. Dan Wonwoo pun jatuh terduduk menyandar di pintu kamar dengan nafas yang tersengal-sengal. Sedangkan Mingyu menatap kakaknya yang berada di bawah kakinya dengan tatapan tajam.

"Mingyu hah hah, apa hah maksud dari hah hah semua ini hah" minggyu menatap kakaknya yang kini mendongak ke atas untuk menatapnya.

SHIIT

Mingyu makin membenci kakaknya yang berekspresi seperti sekarang. Nafas yang terengah-rengah, bibir yang memerah dan saliva yang masih berceceran di sudut bibirnya

"Yang salah itu aku bukan kau, dan aku membencimu karna aku yang salah, aku membencimu Kim Won Woo"

Mata tajam itu membola begitu mendengar ucapan sang adik yang menusuk tepat di ulu hatinya, ia shock sehingga tak sadar kalau Mingyu sudah pergi. Meninggalkannya dengan tanda tanya besar yang masih bersinggah di otaknya.

TempeBaCem :v

Sejujurnya ni ff pertama yang gua publishin ke orang banyak :v karna biasanya gua buat cerita untuk gua dan hanya gua yang tau, but berkat dukungan temen gua, Khoiri aqilla ama Zetta hanna yang kadar gilanya ampir setara ama gua, gua jadi publishin ni ff. Ff ni udah selese, tapi gua pen liat ripiu, ada kagak yang suka ama ff gua ato kagak. Tolong ripiunya teman-teman :*