Title : The Way
Genre : Family, Adventure, Sci-fi
Cast : Kim Taehyung, Kim Jungkook
Rate : Segala umur
Disclaimer : Bighit Ent, keluarga mereka, dan Tuhan
Author : Raziqagann
FF ini adalah FF kolaborasi antara saya dan kak Riya, sebelumnya castnya saya ganti dan selebihnya masih sama. Terima kasih banyak kak Riya ^^
.
.
OOC's
Typo
Dll
.
.
Present
The Way
.
.
Keluarga Kim sedang sibuk memasuki rumah baru di daerah Chicago. Sebuah rumah bergaya gothic era 30an, ditambah pekarangan luas dengan berbagai jenis tumbuhan. Keluarga ini terdiri atas satu kepala rumah tangga ditambah istri dan dua orang anak.
"Jungkook!" Pekik remaja 16 tahun memanggil bocah dua tahun lebih muda darinya yang seorang kakak.
"Taruh bolanya disini." Tunjuk Taehyung sang kakak pada ranjang bundar berwarna biru tua, yang disuruh malah mempout kesal.
"Yaya."
Kemudian menaruh bola didekapannya ke dalam ranjang itu, Taehyung sang surai mentari tersenyum bangga, Jungkook memicingkan mata, kesal.
Tak seharusnya Taehyung memisahkan adik mungil yang disayangi sepenuh hatinya ini dengan bola warna-warninya, Taehyung tau dia hanya bercanda, kemudian ia memeluk adiknya gemas.
"Dasar, digituin aja ngambek." kemudian mencium pipi Jungkook kilat menambah bocah 14 tahun itu tambah ngambek.
"Kakak!"
Ibu mereka yang sedang membersihkan rumah baru sembari memperhatikan kedua jagoannya tahu Taehyung sangat menyayangi adiknya lebih dari siapapun.
Kemudian menyiapkan makan malam untuk satu keluarga bahagia ini. Menyiapkan pasta favorit Jungkook dan puding Yorkshire kesukaan sang Kakak tersayang. Bagaimana dengan ayah? Sang ayah hanya menurut dengan apa yang dimasakkan istrinya.
Setalah beberapa menit menyiapkan beberapa lauk, dan menata diatas meja bundar di ruang makan, kini bersiap mengundang tiga jagoannya.
"Ayah, Taehyung, Jumgkook. Kemari." panggilnya yang kemudian di datangi oleh ketiga adam tampan yang sudah lapar duduk di kursi masing-masing. Menyantap lahap pasta dan Yorkshire dengan lahap, tak lupa lemon tea favorit ibu menemani makan malam hangat ini.
"Apa kalian suka tempat ini?" wanita cantik dengan tatapan lembut itu tersenyum menatap kedua putranya.
Sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut, Taehyung mengacungkan jempol ke arah ibunya, "Aku sangat suka tempat ini, Mom!"
"Aku juga! Di sini tidak sebising rumah kitadi Vegas." Jungkook tersenyum lebar ke arah Ibu dan kakaknya. Ayah, hanya bisa terkekeh memerhatikan kehangatan keluarga kecilnya.
"Kak, aku punya sesuatu untuk kutunjukkan padamu," bisik Jungkook disela makannya. Taehyung mengernyit, melirik adiknya yang terkadang suka menjahilinyadengan benda-benda konyol yang dianggapnya menarik.
"Apa?"
"Pokoknya, kau pasti akan suka." Jungkook memberi rasa penasaran pada diri Taehyung, lelaki remaja berambut coklat itu sama sekali benci dengan yang namanya rahasia-rahasiaan, karena pada dasarnya dia tak bisa mengendalikan rasa penasaran dalam dirinya sendiri.
Karena mati penasaran, Taehyung mempercepat lahapannya pada Yorkshire favoritnya, "Aku selesai bu." yang kemudian menggeret samg surai hitam ke kamar mereka, dari kecil mereka tak mau pisah ranjang, bahkan kamar.
Mendengar dan melihat kelakuan putra terbesarnya Ayah dan Ibu menggeleng tersenyum, melanjutkan mengobrol dan memakan sisa pasta dan Yorkshire. Taehyumg menatap adik manisnya penasaran, Jungkook menahan tawa melihat kakaknya memerahpenasaran, tanpa izin, Jungkook mencubit pipi merah kakaknya yang kemudian dihadiahi sebuah pelukan hangat.
"Jadi, ini yang kau maksud rahasia." Masih memeluk, Taehyung mencoba bercanda. Jungkook berdecak dalam peluk.
"Tentu... Bukan." Kemudian melepaskan pelukan, menjitak kakak semata wayang yang sangat ia sayang.
"Jadi gini kak, aku tadi jalan-jalan keliling rumah, terus nemu gudang! Nah Jungkook masuk gudang itu."
Bocah 14 tahun itu menghela nafas, "Aku ada tempat persembunyian baru!" Kakaknya menatap sang adik penuh antusiasme, ia berdecak kagum akan penemuan adiknya, "Jadi?"
"Jika kita main petak umpet sama ayah. Nanti bisa sembunyi ke gudang, hihihi." kedua kakak beradik itu tertawa bebarengan, membuat kamar yang seluruh dekor dan poster adalah galaksi dan semua yang ada di angkasa ini hangat.
"Jadi bagaimana jika besok kita bermain petak umpet sama Ayah. Toh, Ayah besok libur." Jungkook melayangkan tos pada bocah didepannya yang tampak nyengir manis.
Kedua mata pemuda bersurai mentari diam-diam memerhatikan gudang yang berada tak jauh dari belakang rumahnya, ia ingat apa yang dikatakan adiknya barusan, ada benda aneh yang menurut adiknya itu lucu dan bisa dijadikan tempat bersembunyi yang aman jika mereka nanti bermain petak umpet bertiga dengan ayahnya.
Tapi insting tajam Taehyung mengatakan apa yang dilihat adiknya bukan sekedar benda biasa. Di tempat yang lumayan jauh dari pusat kota seperti ini, bisa saja ada hal-hal yang tidak banyak diketahui orang banyak, apalagi mengingat rumah yang di tempatinya ini bekas rumah seorang ilmuwan yang sudah lama meninggal karena kecelakaan.
Pemuda bertubuh berisi menuju atletis itu memang masih 16 tahun, tapi daya pikir sekaligus rasa ingin tahunya membuat dirinya tampak lebih dewasa daripada teman-teman lainnya, meski pun sikap ala remajanya masih diperlihatkannya dengan jelas saat bersama adik dan keluarga. Tapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Taehyung tersimpan pemikiran-pemikiran yang sangat konstandari sifat kekanak-kanakannya bersama Jungkook.
"Bagaimana jika kita coba lihat apa yang ada di dalam sana, Kook?" Taehyung mencoba membuat sang adik tertarik untuk mendekati tempat yang terlihat sangat tidak terawat itu. Memutar bibir ke kanan dan ke kiri sambil berpikir, Jungkook pun akhirnya tersenyum lebar pada kakaknya sambil mengangguk semangat, "Tentu saja! Sebenarnya aku sudah sangat-sangat penasaran dengan isi gudang itu. Siapa tahu nanti ada harta karun, benarkan Kak?"
"Maybe, let's see!" Taehyung mengedip kecil ke remaja surai hitam, lalu keduanya mengambil langkah lebar menuju ke sana, gudang.
Satu hal yang membuat kedua mata mereka tak berkedip sedetik pun setelah berhasil membuka pintu gudang yang sudah tua tersebut, karena apa yang mereka lihat sangat jauh berbeda dengan apa yang mereka pikirkan. Siapa pun pasti akan berpikir jika isi gudang tua dengan tampilan menyeramkan yang lebih pantas disebut sebagai rumah hantu tersebut pastilah memiliki isi yang tak jauh dari barang-barang rusak yang tak terpakai atau, kalau pun ada yang bagus mungkin sebuah alat musik kuno.
Tapi apa mereka saksikan bukanlah itu semua, jelas seratus persen berbeda dengan imajinasi Taehyung mau pun Jungkook. "Apa ini, Kak? Benarkah kita menemukan harta karun?" Gumam Jungkook, kedua kaki putihnya melangkah lebih dalam mendekati apa yang berada di depannya.
Perlahan pemuda berkulit pucat 16 tahun itu menutup pintu di belakangnya tanpa melepas pandangan mata biru itu dari benda di depannya."Mungkin kau benar, Kook. Ini keren sekali!" tatapan takjub Taehyung tak bisa disembunyikan lagi, perlahan sebelah tangannya terulur menyentuh benda sebesar mobil berbahan besi alumunium tersebut."Kook," bisik Taehyung menoleh menatap Jungkook.
"Dengarkan Kakak baik-baik. Kau tidak boleh menceritakan temuan ini kesiapapun, termasuk Mom dan Dad."
"Tapi kenapa? Aku malah sudah berencana akan memotret benda ajaib ini dan memasangnya ke Instagram, aku yakin pasti akan—"
"Jangan! Firasatku mengatakan ini benda yang sangat dilindungi dari publik, jika tidak untuk apa benda sehebat ini berada di tempat seperti gudang ini? aku yakin ini pasti salah satu benda temuan Profesor Gerald."
"Siapa dia?"
"Seseorang dulunya tinggal di rumah kita ini. Pokoknya kau harus ingat kata-kata Kakak, kau mengerti? Jangan—ceritakan—pada—siapapun!" kata Taehyung penuh penekanan, Jungkook pun mengangguk sambil menggerakkan jarinya di depan bibir, tanda jika dirinya sudah mengunci mulutnya untuk hal ini.
Taehyung mengangguk puas seraya mengacak rambut adiknya, lalu kembali kedua matanya memandangi benda temuan itu."Ayo kita pergi, Kakak harus cari tahu sesuatu tentang benda ini."
"Jadi, kita tidak bisa menggunakan tempat ini sebagai tempat persembunyian saat main?" tanya sang adik mengekori kakaknya yang mulai menutup pintu gudang dari luar, tapi seolah apa yang ditanyakan adiknya bukanlah hal penting untuk mendapatkan jawaban dia pun hanya diam tersenyum.
"Aku harus cari tahu tentang hal itu. Tapi apa?" gumam Taehyunh di depan meja belajarnya yang sudah rapi dipenuhi buku-buku ilmiah koleksinya."Gerald. J Hawkins. Ah, kenapa aku tidak mencoba mencari tahu di internet bukankah dia Ilmuwan ternama?" Taehyung yang sibuk dengan monolognya
Kemudian sang pucat memutuskan untuk berselancar di dunia internet, mengetik keyword pada Google dengan kata kunci "Gerald J Hawkins." namun yang di dapatkannya adalah Gerald seorang astronomi, dan ini itu yang tak dipahaminya.
Karena frustasi tingkat dewa, ia memutuskan untuk mencari tahunya sendiri besok pagi, ah mungkin sambil bermain petak umpet lebih seru, pikirnta.
"Kook!"
Taehyung mendekatkan diri pada adiknya yang tengah asyik berselancar di media sosialnya, sang kakak memeluk hangat adik dengan manja.
"Ayo tidur."
Ajakan puda beriris coklat ini ternyata mempan pada Junhkook, bocah dengan iris coklat tua disampingnya berdecak, "Ayo ayo."
Kemudian dua remaja itu berselimut ria yang kemudian berlayar di samudra mimpi mereka.
Beberapa menit lalu duo kakak adik imi memohon pada ayahnya untuk ikut bermain petak umpet bersama merka, Ayah disuruh menjadi penjaga, sedangkan mereka bersembunyi di gudang.
Derap langkah dua remaja tanggun ini cukup keras, "Ayo sini." saran Jungkook pada Taehyung yang kelihatan sedang kebingungan mencari tempat persembunyian yang aman.
Jungkook menemukan sebuah benda berukuran dua kali lebih besar dari tubuh Ayahnya, sebuah benda yang tertutup kain. Ia mengulum senyumnya, kemudian Taehyung melongok mendapati temuannya, bersama sang adik.
"Kenapa kemarin kita tak menemukan ini."
Suara sang kakak memecah kekaguman mereka, Jungkook menjitak Taehyung, "Kemarin kita gak masuk sejauh ini." pemuda yang lebih tinggi mengangguk.
Pemuda lebih tua itu memimpin adiknya membuka kain usang yang menutup benda itu. Awalnya menarik pelan, kemudian menariknya kasar hingga semuanya tak tertutup lagi. Benda berbentuk mirip kapsul ini terlihat menawan dan klasik dimata duo kakak adik itu.
Kedua remaja itu saling bertatapan, mengerti maksud dari tatapan itu, mereka berdua memasuki kapsul yang memiliki pintu.
Keadan didalam kapsul cukup berdebu, membuat dua bocah ini terbatuk sesekali. Kemudian salah seorang dari mereka tak sengaja memencet sebuah tombol bertuliskan 'Past.'
Teriakan kecil terdengar kala kapsul itu serasa terguncang, walaupun guncangan itu tak terlalu kuat. Jungkook dan Taehyung saling berpandangan, "Apa itu Ayah?" tanya pemuda surai hitam
berbisik. Sang surai mentari menggeleng tak tahu. Mereka memutuskan keluar untuk mengecek apa yang terjadi.
Saat mereka keluar untuk mengecek tak ada siapa-siapa di dalam gudang ini, dan sepertinya suara Ayah yang sedaritadi memanggil mereka kini tak terdengar.
Mungkin Ayah lelah, pikir mereka. Mereka memutuskan keluar gudang untuk beristirahat, namun mata mereka menangkap sesuatu yang asing bagi mereka.
"Sebentar." cegah Taehyung tatkala mendapati rumah renovasian milik mereka terganti dengan rumah zaman dahulu yang telihat kuno namun klasik.
Sang adik memeluk lengan Taehyung kuat-kuat, kemudian seorang pria keluar dari rumah itu dengan mengenakan coat silver. Pria itu menangkap kehadiran dua orang bocah di hadapannya.
"Kau siapa nak? Tetangga baru?"
Suara serak itu mengguncang ketenangan adik kakak ini, membuat mereka seakan tak percaya akan kenyataan ini. "Bukankah kami membeli rumah anda, tuan." jawab Arthur pelan memastikan.
Pria itu menatap Taehyung bingung, sejak kapan dia menjual tanah dan rumahnya sendiri. Kemudian ia tersenyum.
"Gerald. Kalian?"
Pria itu menyodorkan tangannya, Arthur menerima, "Ini adikku Jungkook, dan aku Taehyung." pria bernama Gerald itu tersenyum.
'Ge-gerald? Bukankah memang dia pemilik rumah kami sebelumnya?' pertanyaan Taehyung berkecamuk. Ia menggeleng. Sedaritadi Jungkook hanya memeluk lengan Taehyung tanpa bersuara.
"Hai, Jungkook, Taehyung." pria itu ramah juga.
"Sir, ini tahun berapa?"
Pertanyaan yang barusan keluar dari mulut Jungkook membuat kakaknya itu menatap bingung, "Hei Kook ini jelas tahun 2015, kau dan aku main petak umpet tahun 2015 kan? Jangan ngelucu."
"Tunggu? 2015? Nak, ini baru tahun 1949."
Duo kakak beradik itu membelalakan matanya tak percaya, bagaimana bisa sebelum memasuki kapsul aneh itu adalah tahun 2015 dan setelah keluar malah menjadi tahun 1949.
"Sir, tolong jangan bercanda." Taehyung tertawa menganggap jawaban Gerald tadi adalah lelucon.
"Kami bahkan lahir tahun 2000an."
Kini Gerald yang bingung, matanya melotot tak percaya, kemudian ia teringat akan penumuannya yang dianggap gagal oleh pemerintah, ia melotot tak percaya sekali lagi.
"Jangan-jangan kau memasuki kapsul yang kubuat?" mata Gerald membesar menanti jawaban, kemudian dengan jujur kedua kakak beradik itu menjawab.
"Kapsul yang kami temukan di gudang itu?"
"Ya."
TBC
.
.
Review ya? Di silent reader itu gak enak lho :(
Terima kasih sudah sempat membaca
