Pandora Hearts ©Jun Mochizuki

This fic © Aoife the Shadow

.

Warning: AU, OOC, typos, etc.

Enjoy

.

.

Chapter 1: Perjusami?

"Alice! Bangun!" Alyss menggedor-gedor pintu kamar kembarannya itu. Sudah lima menit dia berteriak-teriak di situ, tapi Alice belum juga muncul.

Sedangkan Alice masih bersantai-santai di atas kasurnya. Rambut brunette panjangnya masih tergerai berantakan, menandakan dia baru saja bangun tidur. Dia terus mengabaikan teriakan saudaranya dan masih asyik terkantuk-kantuk.

"Alice! Sekarang udah jam tujuh tau! Sekarang itu hari Sabtu, bukan Minggu!" Alyss mulai emosi.

"Terus kenapa?" Alice balas berteriak dengan nada tidak peduli.

"Lupa ya kalau kita hari ini Pramuka?"

"Tau kok. Kan telat-telat dikit gapapa, Kak Rufus baik ini."

"Woi, lupa ya? Kak Rufus kan udah diganti sama KAK GLEN!" kedua telinga Alice langsung berdiri karena kaget mendengarnya nama itu.

"HUWWAAA! Aku lupa! Gimana nih Alyss?" Alice meloncat panik dari kasurnya dan menghambur ke lemari, mencari-cari baju pramuka miliknya beserta perlengkapannya.

"Cepet mandi sana!" Alyss kembali berteriak dan berbalik pergi ke kamarnya sendiri. Alice segera berlari ke kamar mandi dan mandi kilat.

Setelah mandi, Alice mengikat asal rambut brunette panjangnya dengan karet warna merah. Kemudian dia memasang sabuk, peluit, kacu, dan selendang TKK miliknya. Terakhir, dia memakai topi rami miliknya. Setelahnya, dia langsung mengambil tasnya dari kamar dan berlari ke ruang tamu.

Alyss sudah menunggunya di sana. Seperti Alice. Dia memakai rok pramuka pendek selutut dengan satu belahan dan kemeja pramuka lengan pendek. Tapi tidak seperti Alice, peluitnya dipasang di lengan kanan dan selendang TKK di lengan kiri, menandakan dia adalah seorang pinru. Sepatu warrior hitam dengan kaus kaki yang juga berwarna hitam menghiasi kedua kakinya. Kontras dengan Alice, rambut silver Alyss diikat ekor kuda dengan rapih dengan bagian poni dimasukkan ke topi raminya.

"Lama amet, sih?" omel Alyss ketika melihat saudaranya yang berantakan memasuki ruang tamu. "Gimana caranya mau jadi penggalang terap kalau kayak gini caranya?"

"Woi, Alyss! Rakit aja belum, gimana mau jadi terap? Jangan sombong deh mentang-mentang udah rakit!" Alice meneriaki Alyss.

"Udah ah. Cepetan!" Alice segera memakai sepatunya.

"Bu, kita berangkat!" Alice dan Alyss berteriak. Sebelum jawaban ibu mereka terdengar, Alice dan Alyss sudah melesat menuju sekolah mereka, Latowidge Junior High School.

.

.

"Kenapa kalian telat?"

Alice dan Alyss berdiri diam di depan pembina killer mereka, terlalu ketakutan untuk bicara. Sementara teman-teman seregu mereka memandang mereka dengan kasihan.

"Sekali lagi, saya tanya kenapa kalian telat!" Kak Glen kembali membentak. Pembina mereka satu lagi, Kak Jack, hanya bisa memandang murid didikannya dengan tak berdaya.

Akhirnya, Alice memberanikan diri untuk berbicara, "Saya telat bangun, kak.." katanya dengan suara kecil.

"Kamu itu bagaimana sih? Masa pramuka kesiangan? Gimana kamu bisa naik tingkat nanti? Apalagi kamu Alyss! Kamu kan ketua regu! Kenapa bisa kesiangan?" Kak Glen terus melanjutkan ceramahnya. Alice dan Alyss hanya bisa menunduk dan bergumam minta maaf.

"Sekarang, kalian push up 10 kali! Hadap serong kanan, GRAK!" Alice dan Alyss menuruti perintah pembina mereka dengan pasrah.

"Ambil sikap push up!" perintah Kak Glen. Alice dan Alyss pun mengambil sikap push up dengan kedua kaki tersilang.

"Mulai!"

"1.. 2.. 3.." Alice dan Alyss mulai melakukan push up.

"10!"

"Selesai!" Alice dan Alyss mengerang dan bangkit berdiri sambil memijat lengan mereka.

"Sekarang, kalian kembali ke barisan! Alyss, jangan lupa absen semua temanmu, termasuk yang putra!" Alice dan Alyss segera ngacir sebelum Kak Glen memarahi mereka lebih jauh.

"Aw, sakit!" Alice mengeluh sambil terus memijat lengannya.

"Hus, masih mending daripada bending setengah." Alyss mengacak-acak tasnya, mencari kertas absen.

"Iya juga sih.." Alice merinding, membayangkan dirinya melakukan bending setengah.

Alyss menarik kertas absen dan memberikannya kepada Alice. "Pegang sebentar, Lice!" Alice mengangguk dan memegangnya kertas absen itu.

Alyss mengacungkan kedua tangannya ke depan. Tangan kirinya terkepal sedangkan jari-jari tangan kanannya menunjukkan huruf v.

"Seluruh putra dan putri, berbaris dua banjar, SEKARANG!" Alyss berteriak.

"1.. 2.. 3.." seluruh anggota pramuka Latowidge segera membentuk barisan. Putri di sebelah kiri putra. Alice menyerahkan kembali kertas absen kepada Alyss dan dia sendiri segera memasuki barisan putri.

Setelah semua orang sudah berbaris rapi,Alyss mulai mengabsen mereka satu persatu.

"Regu Mawar! Lotti Baskerville?"

"Hadir!"

"Lily Baskerville?"

"Hadir!"

"Echo Nightray?"

"Hadir.."

"Sharon Rainsworth?"

"Hadir!"

"Ada Vesallius?"

"Hadir!"

"Vanessa Nightray?"

"Hadir!"

"Regu kelinci, Oz Vesallius?"

"Hadir!"

"Gilbert Nightray?"

"Hadir!"

"Vincent Nightray?"

"Hadir!"

"Elliot Nightray?"

"Hadir!"

"Reo Baskerville?"

"Hadir!"

"Xerxes Break?"

"Hadir!"

"Doug Baskerville?"

"Hadir!"

"Fang Baskerville?"

"Hadir!"

"Lengkap semua?" Alyss memastikan.

"Lengkap!" teriak mereka semua.

"Kak, semua lengkap!" Alyss melapor ke kak Jack, trauma kalau lapor ke kak Glen.

"Kembali ke barisan!" Alyss mengangguk dan mengambil posisi di depan barisan Regu Mawar. Yang lain mundur selangkah untuk memberi Alyss tempat.

"Baik anak-anak, sekarang kita akan berlatih pioneering. Kalian harus membuat kaki tiga lengkap dengan tiang benderanya beserta tandu. Tongkat-tongkat ada di gudang sekolah, kalian bisa ambil sendiri. Kalian semua bawa tali pramuka sendiri-sendiri, kan? Dua puluh menit cukup?" tanya kak Jack.

"Cukup, kak!" kata mereka semua serempak.

"Oke, setelah kalian dibubarkan, kalian segera membuat pioneering itu. Tanpa penghormatan, balik kanan bubar, jalan!" mereka semua balik kanan, melangkah tegap satu kali, dan bubar.

"Mawar! Kumpul sini!" Alyss berteriak. Alice, Lotti, Lily, Echo, Ada, Sharon, dan Vanessa berkumpul di sekeliling Alyss.

"Echo, Vanessa, tolong ambil tongkat dan anak tongkat di gudang!" Echo dan Vanessa mengangguk dan segera cabut ke gudang sekolah.

"Kelinci! Sini! Woi, regu Kelinci, kumpul sini!" Oz kewalahan untuk mengumpulkan anggota-anggota regunya yang susah diatur.

"Woi, siapa yang mau ngambil tongkat di gudang?" Oz selaku pinru regu Kelinci bertanya.

"Gak ada yang mau!" kata Elliot.

"Kenapa gak kamu aja?" tanya Break to the point.

Daripada gak ada yang ngambil, Oz memilih untuk mengalah. Tapi dia menyeret Gil untuk ikut dengannya. Masa dia mau bawa delapan tongkat sekaligus?

.

.

"Tujuh.. Delapan.. Udah cukup!" seru Vanessa. Sementara Echo mencari anak tongkat untuk membuat tandu.

"Kayaknya anak tongkat dulu banyak, sekarang kok cuma ada dua?" tanya Echo.

"Dipake anak PMR, kali?" tebak Vanessa. Di Latowidge , hari Sabtu hanya digunakan untuk eskul pramuka, pasus, PMR, dan beberapa eskul lain.

"Terus anak yang cowo gimana?" tanya Echo karena dia tidak melihat anak tongkat lain di gudang itu.

"Biarin aja. Ayo, nanti dimarahin Alyss!" Vanessa menarik Echo keluar dari gudang.

Beberapa saat setelah Vanessa dan Echo keluar dari gudang, Oz dan Gil masuk.

"Gil, cari anak tongkatnya! Aku cari tongkat!" Gil mengangguk dan pergi ke bagian gudang dimana anak tongkat biasanya ditaruh. Oz menghitung tongkat yang dibutuhkan untuk membuat kaki tiga, tiang bendera, dan tandu.

"Tiga.. dua.. tiga.. berarti delapan, ya? Oke!" Oz mulaing mengambil tongkat-tongkat yang dibutuhkan dan memastikan kalau tinggi semuanya sama.

"Woi, Gil! Udah ketemu belum?" Oz memanggil Gil.

"Oz?" suara Gil terdengar khawatir.

"Kenapa?"

"Kayaknya anak tongkatnya pada dipake PMR, deh."

"What?"

.

.

"Echo, Vanessa, bikin tiang bendera. Aku, Alice dan Sharon akan membuat tandu. Sisanya membuat kaki tiga, oke?" Alyss memberi intruksi dengan jelas.

"Siap!" Mereka semua segera mengerjakan tugas masing-masing.

Sementara regu Kelinci..

"Itu anak dua kemana?" tanya Reo. Sementara anak-anak putri sudah mulai membuat pioneering, Oz dan Gil belum juga datang.

"Pacaran dulu kali?" jawab Vincent asal.

"Hus, gak boleh gitu."

Beberapa saat kemudian, barulah Oz dan Gil berlari-lari memasuki lapangan dengan tongkat-tongkat di dalam pelukan mereka.

"Sorry, lama! Harus pinjem anak tongkat ke anak PMR dulu." Gil menjelaskan alasan keterlambatan mereka sambil ngos-ngosan.

"Sekarang cepet buat!" perintah Oz. Semuanya segera mengambil tali mereka dan mengerjakan tugas masing-masing dengan serius.

"Sharon, simpulnya kayak gini kan?"

"Itu simbul pangkal, Alice! Bukan simpul jangkar!"

"Elliot, lilitannya kurang. Seharusnya lima, bukan empat!"

"Lo, bukannya tadi bilang empat lilitan?"

"Aku bilang lima sampe delapan! Bukan empat!"

"Fang benar.."

"Tuh, kan?"

"Tali abis, tali abis!"

Setelah proses pembuatan yang diwarnai kericuhan-kericuhan kecil, akhirnya pioneering-pioneering itu jadi.

Dan tibalah saat yang paling menegangkan, penilaian oleh pembina.

Dan sialnya lagi, karena kak Jack sedang ke kamar kecil, penilaian diserahkan kepada kak Glen.

Dan semuanya berbaris bersaf di belakang karya-karya mereka, menunggu dengan tegang selagi kak Glen menilai hasil kerja mereka.

Korban pertama adalah regu Mawar.

Pertama, kak Glen menilai kaki tiga mereka yang sudah disambungkan dengan tiang bendera.

Semua orang menyaksikan dengan tegang. Kak Glen memutar tongkat-tongkat yang dipakai untuk memastikan apa ikatannya kuat atau tidak…

Dan tongkat itu lepas.

Kak Glen melemparkan tongkat itu ke arah anak-anak regu Mawar, nyaris mengenai kepala Sharon. Untung saja Sharon bisa menangkapnya.

"Lain kali bikin yang lebih kuat." ucap kak Glen datar.

Kemudian dia memeriksa kaki tiga buatan regu kelinci. Kak Glen kembali memuntir tongkat-tongkat itu. Tapi tongkat itu tidak berputar apalagi lepas. Regu Kelinci aman dari lemparan tongkat.

Kali ini kedua tandu yang akan diuji.

"Coba kalian tes kekuatan tandu kalian. Siapa yang mau jadi sukarelawan?" semua mata tertuju kepada Lily dan Oz selaku anak-anak dengan berat badan teringan di kedua kelompok.

"Coba jangan pale yang paling ringan, tapi yang paling berat." saran kak Glen. Sekarang arah pandangan semua mata tertuju kepada Alice dan Break.

"What? Kalian bilang aku gemuk?" Alice ngamuk.

"Glek." Break menelan ludah.

Walhasil mereka berdua harus diseret ke tandu untuk menguji kekuatan tandu mereka. Sukarelawan dari regu Mawar adalah Alice sebagai pasiennya dan Alyss beserta Ada yang menggotongnya. Dari regu Kelinci adalah Break, Elliot, dan Fang.

Setelah Alice dan Break terbaring aman di atas tandu, kak Glen memberi aba-aba dan Alyss, Ada, Elliot dan Fang mulai mengangkat tandu-tandu itu beserta Alice dan Break yang berada di atasnya.

Setelah beberapa saat, tandu regu Mawar masih aman, tongkat-tongkatnya hanya bengkok sedikit. Sementara regu Kelinci..

"GUBRAAAKK"

"Aw" erang Break. Entah karena Break-nya yang keberatan, atau Elliot dan Fang yang gak kuat ngangkat, atau tandunya memang gak kuat, tandu itu patah dan membuat Break jatuh.

"Sorry!" ucap Elliot dan Fang dengan wajah tanpa dosa. Break men-death glare mereka dengan tajam. Kak Glen hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak-anak didik mereka.

"Anak-anak, latihan selesai! Sekarang kalian semua duduk yang rapi! Kakak mau memberi pengumuman!" kak Jack yang baru datang menyuruh anak-anak untuk duduk. Semuanya menuruti perintah itu dengan patuh.

Setelah semua orang duduk rapih, kak Jack memberikan beberapa surat kepada Reo yang berada di barisan terdepan. "Estafet ke semuanya!" perintah kak Jack. Reo mulai mengestafetkan surat-surat itu ke semuanya. Kak Jack dan kak Glen memberikan waktu untuk mereka semua untuk membaca surat-surat itu. Reaksi mereka setelah membaca surat itu berbeda-beda.

"Perjusami?" pekik Lotti dan Lily kegirangan.

"Asyik!" teriak Vincent.

"Yakin ini ide bagus?" tanya Gil pesimis.

"Asyik! Kemping!" pekik Alice.

"Kemah." Echo mengoreksi temannya.

Kak Glen mengangkat tangannya, menyuruh anak-anak untuk diam. Tapi tidak ada diantara mereka yang mau diam.

"DIAM!" akhirnya kak Glen berteriak karena tidak ada yang mau nurut. Semuanya terdiam.

"Seperti yang kalian baca, kemah akan diadakan hari Jumat dua minggu lagi. Formulir harus ditanda tangani oleh orangtua, dan jangan ada yang memalsukan tanda tangan!" Kak Glen men-death glare anak-anak yang suka memalsukan tanda tangan yang diketahuinya, "Formulir diserahkan paling lambat hari Sabtu besok. Paham?"

"Paham, kak!" jawab anak-anak serempak.

"Baik, sekarang kalian semua boleh pulang!" kata kak Jack.

"Alyss, Oz, koordinasikan regu kalian dengan bagus. Jangan sampai ada yang kacau!" kak Glen memperingatkan Alyss dan Oz. Mereka berdua mengangguk paham.

"Pasukan dibubarkan!"


TBC


A/N:

SELAMAT HARI JADI PRAMUKA INDONESIA KE 50!

Spesial fic untuk pramuka Indonesia, terutama buat pramuka kontingen kota Bogor. Maaf ya, Aoife gak bisa ikut upacara bareng kalian T.T

Aoife ngetik ngebut supaya bisa publish hari ini. Jadi maaf kalau ceritanya ancur plus banyak typo. Seharusnya udah jadi kemaren, tapi laptopnya mati, gak bawa charger lagi DX (curcol)

Dan buat nama regunya, Aoife pilih mawar sama kelinci karena Pandora Hearts banyak unsur mawar sama kelincinya. Kalau mau protes, silahkan langsung ke pengarangnya. *ditusuk Jun Mochizuki

Oke, RnR? Kritik, saran, flame? Silahkan klik kotak review di bawah^^

Sekali lagi,

SELAMAT HARI PRAMUKA INDONESIA

Semoga gerakan pramuka Indonesia semakin maju!

Satyaku ku darmakan

Darmaku ku baktikan

Satu pramuka untuk satu Indonesia

Jayalah Indonesia!