Author : jongwoonieah
Title : Ask In A Box
Pairing : Lee DongHae & Lee HyukJae
Rating : T
Genre : Romance
Length : One shoot
Wordcount : 1.546 words
Disclaimer : Donghae dan Hyukjae saling memiliki. Semua cast di sini milik Tuhan, Orang Tua, SM Entertainment. HaeHyuk is my parents. And this story is mine!
Warning : Yaoi, boys love, bxb, typos, OOC. Anggap aja semua yang ditulis ini benar adanya-_-
Summary : Hanya bercerita tentang HaeHyuk. Tentang pertanyaan dan jawaban yang mereka lontarkan satu sama lain. Dan kisah manis mereka di kamar Hyukjae.
Ask In A Box
Hyukjae melemparkan tasnya sembarangan. Tubuhnya lelah teramat sangat. D&E baru saja merilis album terbaru mereka. Dan kira-kira sampai tiga minggu ke depan mereka berdua akan melakukan promosi di berbagai acara televisi dan beberapa interview. Show case pertama mereka sukses besar. Dipandu sang leader yang akhir-akhir ini mengaku sebagai managernya D&E, show case tersebut berhasil membuat SM Coex Artium menjadi lautan manusia sore itu.
Dan hari ini ia dan sang partner merangkap kekasih hatinya, merangkap semenya itu baru saja pulang setelah interview dengan salah satu televise dengan judul 'D&E Ask In A Box'. Promosi hari ini cukup membuatnya lelah, namun ia senang karena dapat melihat senyum dan tawa bahagia fans nya. Dan, apalagi kalau bukan berduaan dengan kekasih hati. Menulis lirik bersama, latihan dance, sampai recording mereka lalui bersama. Apalagi saat mereka latihan dance, selesai latihan mereka kembali 'bersama'. Ya kau tahu lah arti sebenarnya dari perumpamaan itu.
Oh Hyukjae benar-benar mengantuk sekarang. Rasanya ingin tidur sampai esok hari saat mentari mulai muncul kembali. Masa bodoh dengan ritual mandi yang tak ia jalani. Toh, tak mandi pun ia tetap wangi dan wajah tampan plus manisnya itu tak akan luntur. Dan yang pasti Donghae tak akan berpaling walaupun ia bau keringat, apalagi keringat jika mereka sedang bercinta, oke lupakan.
Cklek.
Hyukjae menggeram. Ia baru akan memasuki alam mimpinya jika suara pintu itu tak terdengar. Hyukjae merasakan kasur di bagian kirinya tertekan ke bawah, berarti ada seseoran yang mendudukinya. Matanya mengerjap menyesuaikan dengan lampu yang memang tak dimatikan olehnya.
"Ngh, Donghae?" Ucapnya serak.
Donghae tersenyum mendengarnya. "Kau terbangun karena aku? Maaf, tidurlah kembali."
Hyukjae mendudukan dirinya menghadap Donghae dengan mata setengah terbuka. "Tadinya aku ingin tidur. Lelah sekali rasanya."
"Ya sudah kalau begitu, tidurlah lagi. Aku akan tidur di ruang tengah saja. Selamat malam."
Donghae sudah berdiri dari duduknya, namun tiba-tiba ujung kemeja yang di pakainya ditarik oleh Hyukjae hingga ia duduk kembali. Dengan sekejap kepala Hyukjae sudah merebah di pundak kiri Donghae.
"Kau kenapa? Kenapa tidak ke kamar? Bahkan kau masih memakai tasmu."
Donghae terkekeh. Kekasihnya ini sedang ingin bermanja ternyata.
"Di kamar ada Kangin hyung. Dan yah, mereka melakukan itu." Tangan kanan Donghae mengelus rambut Hyukjae.
Hyukjae cemberut. "Mereka itu, kenapa tidak perhatian sekali dengan adiknya."
"Tak apa Hyukee, lagipula jika aku tak kemari aku tidak bisa melihat bibir sexy mu itu." Donghae terkekeh menggoda.
Hyukjae membalasnya dengan memukul tas yang masih tersampir rapih di pundak Donghae. "Jangan menggodaku, bodoh."
Donghae kembali terkekeh. "Aku merindukanmu." Bisiknya gentle.
Hyukjae merona, suara yang Donghae keluarkan ini biasanya dikeluarkan saat mereka sedang bercinta. Hyukjae semakin menyusupkan kepalanya di leher Donghae.
"Lagipula aku kemari karena ada yang ingin aku tanyakan."
Hyukjae mengangkat kepalanya. "Ngh, apa?"
Hyukjae turun dari ranjang dan berdiri di depan Donghae. Tangannya bergerak untuk melepaskan tas yang ada di pundak Donghae. Lalu berjalan kearah lemari dimana komik-komik One Piece nya berjejer rapih dan meletakkan tas Donghae di sana. Ia kembali berjalan, kali ini ke meja riasnya, menuang air putih ke dalam gelas yang sengaja ia siapkan. Dan kembali ke depan Donghae.
Hyukjae menyerahkan gelas bening di tangannya. "Minumlah." Suruhnya.
Donghae meminumnya dengan sekali tenggak. Pas sekali, ia memang sedang haus. Entah Hyukjae sadar atau tidak yang jelas gerak-geriknya sedari tadi diperhatikan oleh Donghae. Hyukjae sungguh pengertian dan teliti. Hey, tak salah kan jika suatu saat nanti Donghae melamarnya?
"Kau perhatian sekali. Sudah cocok menjadi istriku."
"Jangan bicara yang tidak-tidak."
Setelah meletakkan gelas ketempat semula, Hyukjae kembali duduk di sebelah Donghae. Kali ini tangannya membuka satu kancing baju Donghae yang lain. Melepaskan ikat pinggang yang di pakai Donghae. Lalu mengelap wajah Donghae yang sedikit berkeringat dengan tissue yang tadi ia ambil.
"Tapi aku serius."
"Kalau begitu datanglah ke rumahku dengan membawa ibu dan kakakmu. Bertindaklah seperti laki-laki. Dan ambil aku dari orang tuaku."
Tangan Donghae meraih pundak Hyukjae dan membawanya ke dalam pelukan. "Suatu hari nanti akan aku lakukan, sayang."
Hyukjae tersenyum. "Aku akan menunggumu." Ia membelas pelukan Donghae dengan tangan yang mengusap-usap punggung Donghae.
"Nah, sekarang kau ingin menanyakan apa?"
"Ah! Ini tentang interview kita yang tadi."
Hyukjae menyerngit. "Ada yang salah kah?"
"Ya, dan lumayan banyak." Donghae memundurkan tubuhnya hingga kini ia bersandar pada tembok dan menatap Hyukjae yang dibalas tatapan bingung oleh lelaki manis itu.
"Yang mana? Aku rasa tadi berjalan dengan lancar."
"Akan aku tanyakan. Yang pertama, kenapa kau memilih lagu 'Growing Pains' sebagai lagu favoritmu?" Tangan kanan Donghae bersedekap sementara tangan kirinya terangkat untuk membentuk angka satu.
Hyukjae menatapnya dengan wajah bingung. "Karena itu lagu comeback kita, tentunya." Jawabnya polos.
"Yakin tak ada alasan lain?"
"Ya."
Wajah Donghae berubah cerah. "Baiklah kalau begitu."
Melihat perubahan wajah Donghae, Hyukjae jadi bingung sendiri. "Kenapa memangnya?"
"Huh? Karena aku kira, kau ingin pergi dariku." Cengir Donghae sok imut.
Hyukjae membulatkan matanya. "Jadi kau ingin aku begitu?!"
"Tentu saja tidak." Sahut Donghae cepat. "Dan jangan pernah mencobanya." Lanjutnya.
"Pikiranmu saja yang tidak beres."
"Oke, maafkan aku."
"Heol."
"Hyukee, aku masih punya pertanyaan lain." Melihat kekasihnya yang ingin menidurkan badannya di ranjang, dengan cepat Donghae menarik tangannya. Hingga kini Hyukjae bersandar di dadanya.
Hyukjae memukul perut Donghae. "Pelan sedikit bisa tidak? Kasar sekali."
Kecupan di kepala Hyukja menjadi permintaan maaf dari Donghae. "Maaf, sayang."
"Cepat tanyakan pertanyaanmu yang lain. Aku ingin tidur."
Dengan senang hati Donghae mengelus rambut Hyukjae. "Oke, yang kedua. Kenapa kau menunjukku sebagai lead vocal dalam sub group kita?"
"Tentu saja karena suaramu lebih bagus daripada aku." Hyukjae menjawab dengan cepat. Jari telunjuknya berputar-putar abstrak di dada bidang Donghae.
"Tapi aku lebih suka kau yang menjadi lead vocalnya."
"Eng?"
"Suaramu saat mengeluarkan desahan lebih indah dari apapun." Donghae menyeringai mesum.
Hyukjae mencubit nipple kanan Donghae. "Mesum!"
"Aduh Hyukee, kau berniat membuatnya bangun ya?"
"Tidak." Sahut Hyukjae dengan nada datar.
"Issh. Yang ketiga, apa kau tidak penasaran kenapa aku menunjukmu sebagai leader?"
Hyukjae menggeleng pelan. "Tidak, karena aku pernah memimpin Super Junior selama Teukee hyung wamil. Aku juga lebih dewasa daripada dirimu."
Mendengarnya, lelaki dengan julukan ikan itu mempoutkan bibirnya. "Enak saja. Lagi pula aku menjawabnya dengan terpaksa agar ELF tidak curiga."
Kening Hyukjae mengkerut. Ia mendongakkan kepalanya menatap Donghae lalu memberika tatapan 'memangnya-kenapa'.
Donghae tersenyum. Ia menatap tepat di kedua mata Hyukjae. "Seharusnya aku yang menjadi leader di sini. Suatu hari nanti, aku yang menjadi kepala keluargamu. Memimpin dirimu dalam biduk rumah tangga yang akan kita bangun nanti."
Hyukjae kembali merona dengan cepat mengalihkan pandangannya. Telunjuknya menusuk-nusuk perut Donghae, tanda bahwa ia sedang malu. Donghae yang melihatnya hanya bisa terkekeh geli dengan tangan kirinya yang memeluk erat pinggang Hyukjae.
"Ngh, Hae. Boleh aku bertanya?"
"Ya, tanyakan saja."
Telunjuk Hyukjae masih bermain-main di dada Donghae namun kini mulai merambah ke pusar Donghae, memutar-mutarnya di sana. "Kenapa kau memilih lagu 'Mother' ?"
Donghae menerawang jauh ke depan. "Karena aku ingin berterima kasih kepada mereka, ibuku dan ibumu."
Hyukjae merasa tak puas dengan jawaban atas pertanyaannya. Jempol jari kaki Hyukjae menggelitiki telapak kaki Donghae. Seakan menuntut jawaban yang lebih memuaskan. Sedangkan tangannya dengan nakal membuka satu persatu kancing kemeja yang tinggal tersisa tiga buah. Kegiatan yang dilakukan Hyukjae membuahkan geraman nikmat dari bibir sang kekasih.
"Tentu bukan karena itu saja. Aku juga berterima kasih kepada mereka karena sudah merestui hubungan kita. Tanpa restu mereka aku tak mungkin ada di sini dan memelukmu. Aku juga berterima kasih kepada ibumu karena sudah melahirkan anak sepertimu, anak yang cantik dan sempurna di mataku."
Dengan gerakan cepat Hyukjae mengangkat sedikit badannya. Ia menatap Donghae dengan mata berkaca-kaca. Merasa terharu dengan jawaban sang kekasih. Dan dengan kecepatan kilat ia mengecup bibir Donghae. Hanya tiga detik setelahnya ia memeluk Donghae dengan erat.
"Aku mencintaimu, Hae."
Donghae tersenyum. Malam ini indah sekali, eoh? Malam ini ia banyak tersenyum karena sang kekasih. Lalu sedikit merenggangkan pelukan mereka. Ia menempelkan keningnya pada kening Hyukjae.
"Aku lebih mencintaimu, sayang."
Ciuman penuh kelembutan itu tercipta. Donghae yang memulainya duluan. Donghae menekan tengkuk Hyukjae, memanggutnya lebih dalam. Dan bahkan sekarang Hyukjae sudah duduk di pangkuan Donghae. Mereka berdua membawa ciuman penuh kelembutan itu menjadi ciuman yang membuat badan keduanya panas. Dan entah gerakan apa yang mereka ciptakan hingga kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi Donghae yang menindih Hyukjae.
Merasakan nafasnya mulai habis, Hyukjae menepuk dada Donghae. "S-sudah ha-hah."
Donghae tidak beranjak, ia masih di atas Hyukjae dengan siku sebagai tumpuan. Dengan seduktif ia membelai leher Hyukjae. "Kau membuat adikku terbangun. Jadi kau bertanggung jawab untuk membuatnya kembali tertidur."
Hyukja tersentak, dengan cepat ia menguap. Lalu dengan sekuat tenaga mendorong Donghae ke samping kirinya. Sedangkan dirinya membalikan badan, membelakangi Donghae dan memeluk guling.
"Aku mengantuk, Hae."
"Y-yah! Tapi i-ini bagaimana?!"
"Urus saja sendiri. Aku mengantuk, selamat malam."
"Y-yah, Hyukee. Hyuk- aissh!"
Selamat bersolo karir Lee Donghae!
END
Fail! -_-
Ff macam apa ini?
Niatnya bikin romance malah jadi begini, maap yak Polarise~
Ayo, ceritakan padaku scene mana yang kalian sukai?
Review please~
