Bukan untuk pertama kalinya Ino berangkat ke negara asal pasta. Ia tersenyum mengingat ini adalah hari pertamanya untuk menjelajahi Italia setelah mendapat lampu hijau oleh ayahandanya karena sebelumnya ia ke sana hanya untuk pertukaran pelajar selama seminggu tanpa bisa menelusuri tempat itu lebih lanjut. Kali ini ia lebih bebas menjelajah Italia karena sudah terlepas dari tanggung jawab ayahnya, mengingat kini ia sudah dewasa dan melanjutkan studinya di Italia.

Pagi hari di Galeria Borghese. Ino dengan tenang duduk menunggu antrian pemesanan tiket masuk. Manik kebiruannya bergulir memerhatikan sekitar. Tak disangkanya orang di bangku seberang pun melakukan hal serupa.

Mereka memerhatikan ruangan itu hingga pandangan mereka bertemu di satu titik. Sasori—pemuda yang ternyata duduk tepat di depan Ino terbengong saat gadis di depannya itu bertemu pandang dengannya. Baik Ino maupun Sasori saling bertukar senyuman. Setidaknya meski tak menyapa satu sama lain, mereka lantang berbicara lewat tatapan mata yang berbalaskan senyuman.

.

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

#16InoFicsChallenge2016 #10

Meeting

.

Sudah dua pekan berlalu semejak Sasori dan Ino bertemu di Galeria Borghese. Keduanya diketahui memiliki ketertarikan terhadap seni setelah berkenalan karena saling memandang saat itu. Keduanya semakin dekat saat tahu bahwa mereka masuk ke grup mahasiswa yang sama terlebih Sasori pun ternyata berkuliah di tempat yang sama dengan Ino, hanya berbeda jurusan saja. Mereka akhirnya semakin dekat dan semakin intens berkomunikasi via apapun. Tak jarang juga keduanya bertemu hanya sekadar makan siang bersama atau jalan-jalan keliling Italia.

Tak disangka, pertemuan mereka kini genap setahun.

Sebenarnya ada sesuatu yang disembunyikan keduanya setelah pertemuan pertama mereka kala itu. Namun keduanya memilih bungkam dan tidak saling mengungkap ketertarikan satu sama lain.

.

Boots hitam kulit itu berjalan di atas tebalnya salju yang menyelimuti trotoar itu. Sasori tergesa, sesekali ia melihat arloji di pergelangan tangan kanannya. Ia khawatir akan terlambat ke acara yang diadakan rekan-rekan satu grup mahasiswanya.

Mungkin sudah 2 menit yang lalu acara itu di mulai. Sungguh, seorang Sasori bukanlah pemuda bersemboyan jam karet. Nyatanya ia selalu tepat waktu. Kali ini berbeda karena seseorang mengusiknya. Gadis yang selama ini digemarinya sejak bertemu di Galeria Borghese dan sudah beberapa kali ditemuinya. Hari itu, ingin sekali ia mengungkapkan semua rasanya pada gadis yang ditemuinya setahun lalu itu. Ia terkaget saat membaca pesan yang dikirimkan gadis itu. Sasori berdebar kala mengetahui Ino akan datang lagi ke acara kali ini.

Jantungnya kian bertalu saat membaca pesan lain yang dikirimkan sang gadis padanya,

"Apalah dayaku Tuan, pun aku mengagumimu dalam diam selama ini.

Karena aku tak kuasa mencintaimu terang-terangan." –Ino.

Gadis yang dikaguminya itu justru mengungkap terlebih dahulu daripadanya. Ia sumringah. Dadanya berdebat kian cepat.

Bukankah ini artinya perasaannya berbalaskan?

.

Fin