Bukan bermaksud untuk mengejek. Karena mereka idolku juga. Hanya hiburan semata. Jangan dimasukkin ke hati ;)
.
Best Enemy
.
Kaihun.
T
Humor /garing/
.
Warn: OOC, gaje, BL, Sehun uke nih, typo dan antek-anteknya.
.
P.s: Mau baca mau nanggung resikonya :)
met baca :)
.
.
.
.
Jongin dan Sehun itu dekat. Dekat sekali. Tapi definisi dekat disini adalah dalam artian lain, dan sedikit kurang wajar. Jongin itu jahil, hitam dan dekilㅡkata Sehunㅡ, pesekㅡini kata Sehun jugaㅡsenang mengejek Sehun, jahil, namunㅡentah sial atau beruntungㅡmemiliki wajah yang tampan.
Lalu Sehun itu sedikit lebih tinggi dari Jonginㅡdan Jongin membenci itu. Memiliki wajah yang datar sedatar tembok. Meskipun begitu, sebenarnya Sehun adalah seorang yang manja, cengeng, sering merajuk dan maniak bubble tea. Oh iya satu lagi. Galak.
Tiada hari tanpa bertengkar. Itu semboyan yang cocok untuk mereka berdua. Ada saja masalah sepele yang mereka ributkan. Seperti buku Sehun yang tidak memakai sampul, berebut buku pr, saling mengejekㅡdan kalau ejek mengejek itu sudah keterlaluan, Sehun akan menangis. Dan kalau itu sudah terjadi, Sehun betah mendiamkan Jongin selama beberapa hari.
Meskipun mereka ini seperti air dan minyakㅡsulit sekali bersatu. Mereka akan kompak dan satu pemikiran jika sedang menari. Kebetulan mereka mengikuti ekskul dance di sekolah mereka. Jadi, ketika berlatih mereka akan akur, tenang, dan damai. Tapi terkadang tak lepas dari perdebatan tak penting kalau terjadi kesalahan saat berlatih.
Seperti kejadian hari ini, mereka bertengkar dan meributkan hal kecil. Penghuni kelas lainnya hanya bisa menghela nafas dan membiarkan mereka ribut sendiri. Sudah biasa katanya. Walau sebenarnya teriakan seorang Oh Sehun itu berpotensi merusak indera pendengaran mereka.
"Yaaak! Kim Jongiiiin!"
Sehun menatap Jongin yang sedang memegang satu cup minuman favoritnya di depan kelas dengan garangnya.
"Ya! Kembalikan bubble tea ku!"
"Tidak kau memberiku jawaban matematika tadi."
Tuhkan. Masalah kecil.
Sehun mendengus, "Ah, kau menyebalkan!"
Sehun kembali duduk ke tempatnya. Ia bersungut-sungut mengerjakan tugasnya yang belum selesai. Ia merutuk kesal. Kenapa dalam hidupnya, Ia harus selalu dengan makhlukㅡhitam, pesekㅡbernama Kim Jongin ini? Sialnya, kenapa orang ini harus sebangku dengannya? Jongin ituㅡbaginyaㅡmerepotkan dan menyebalkan yang selalu membuat hatinya dongkol.
Jongin tertawa setan dan duduk disamping mencolek pipi Sehun. Dan sang empunya menepis tangan Jongin kasar.
"Garang sekali, kek singa pms saja. Ini bubble tea mu."
Sehun yang keburu kesal pun melempar penghapus karetnya tepat di wajah Jongin yangㅡkatanyaㅡganteng itu. Lagipula, singa bisa pms, gitu?
"Aduh! Nanti hidungku tambah ke dalam loh, Hun."
Sehun tertawa dalam hatinya, ternyata lemparannya kena hidung toh.
"Biarin."
Sehun kembali mengacuhkan Jongin.
"Oi, kau tak ingin bubble tea-mu kembali? Ya sudah, buatku saja, ya?"
Jongin dengan gerakan slow motion mendekatkan sedotan itu ke mulutnya. Dan dengan cepat, Sehun mengambilnya kembali.
"Itu buruk sikutan woy!"
"Biar. Sudah sana! Pergi jauh-jauh. Tak usah kembali kalau perlu."
Sehun mengayunkan tangannya, mengusir Jongin agar menjauh darinya. Setidaknya 5 menit tanpa Jongin itu bagus untuk kesehatan jantungnya. Sehun yakin, tekanan darahnya sering naik gara-gara terus meladeni Jongin. Siapa suruh di ladenin. Jongin kan suka ngejabanin orang yang ngeladeni dia. (?)
"Yakin nih mengusirku? Dan menyuruhku jangan kembali? Nanti kangen loh."
Sehun mengernyit. Jijay ah.
"Aku yakin. Seribu persen sangat yakin. Disini gak ada satupun makhluk yang mau merindukanmu."
Jongin menyeringai, semakin gencar menggoda Sehun yang lagi galak-galaknya, seperti anjing pitbull penjaga rumah tetangganya yang kalau hanya lewat langsung di gonggongi.
"Ih, garang banget sih. Lama-lama kau mirip dengan anjing pitbull milik Kim Ahjussi yang garang itu."
Sehun melotot, "Kau menyamakanku dengan anjing, hah?!"
Sehun tak terima. Sehun yangㅡkatanya sendiriㅡperfect ini disamakan dengan anjing galak ileran itu? Ewh. Gak banget lah. Sehun meregangkan otot tangannya, macam preman-preman pasar.
"Galak banget sih…ㅡAduhh! Aww! Sehun, stop!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Dasar, kau itu kebelet ingin jadi preman ya? Sakit tau." Gerutu Jongin sambil mengusap lengannya yang sedikit membiru gara-gara pukulan Sehun yang kekuatannya sama dengan preman pasar.
"Aku kan sudah minta maaf. Jangan diungkit mulu dong!" seru Sehun kesal.
"Maaf tak cukup. Kau harus mentraktirku."
Sehun mendelik. Lalu menginjak sebelah kaki Jongin yang berbalut sepatu Converse kawe-an.
"Aargh!"
Jongin berjingkat-jingkat dengan sebelah kakinya yang lain sambil memegangi kaki kanannya yang diinjak Sehun. Sehun menutupi mulutnya dengan punggung tangannya, menahan tawa melihat tingkah konyol Jongin.
"Kau menyiksaku dua kali hari ini." Ujar Jongin dengan wajah memelas yang dibuat-buat.
Sehun menatapnya dengan mimik wajah jijik,"Mukamu tambah jelek."
Jongin tersenyum.
"Terima kasih."
Sehun pikir Jongin itu sudah gila. Eh, emang gitu kan orangnya.
Ia pun memilih mengabaikannya dan berjalan mendahului Jongin. Tak lama setelah itu, ia merasa langkah jongin makin mendekat. Ia hanya menghela nafasnya lelah.
"Ayolah, Sehun~aku lapar Sehunna~"
"Bubble tea saja ya."
Jongin berkoar protes, "Apaan itu? Gumpalan-gumpalan tapioka itu takkan mengenyangkan perutku!"
Sehun mendesis seperti ular, ia mencoba bersabar sedari tadi. Tapi kalau yang dihadapinya itu makhluk macam Jongin, stok kesabarannya cepat habis dan moodnya sukses turun ke level paling bawah.
"Kau ini, ya! Sudah minta traktir, protes pula. Cukup ikuti saja aku membeli segelas bubble tea! Itu pun cukup untuk mengganjal perut karetmu itu sampai ke rumah."
Setelah itu, Sehun segera menyeret Jongin ke kedai bubble tea langganannya. Sedangkan Jongin hanya pasrah dan menekuk wajahnya kesal. Tak sampai 10 menit mereka telah tiba di depan kedai itu. Entah karena kedai bubble tea itu sangat dekat dari tempat percek-cokan mereka atau karena Sehun yang terlalu bersemangat menyeretnya. Entahlah, yang penting Sehun mau menraktirnya, walaupun itu hanya segelas bubble tea. Lumayan lah, tenggorokannya terasa kering setelah melakukan debat alot dengan Sehun tadi.
"Kau mau rasa apa?" Tanya Sehun sambil melihat-lihat daftar menu.
"Hmm…Coklat deh."
Setelah itu Jongin menatap ke sekitar kedai ini. Lumayan ramai di jam seperti ini, rata-rata pengunjung kedai ini anak sekolahan yang seumuran dirinya ini. Matanya memicing saat melihat sesosok yang ia kenali. Senyumnya mengembang begitu saja.
"Eh, eh, Hun. Kita duduk di situ ya?"
"Terserah."
Sehun menunggu pesanannya di olahkan terlebih dahulu. Ia tersenyum kecil ketika dua pesanannya sudah selesai.
"Ini uangnya, paman. Ambil saja kembaliannya."
"Terima kasih banyak. Selamat menikmati."
Sehun membungkuk sopan, lalu berjalan menuju meja yang di pilih Jongin tadi.
'Oh, ada Kyungsoo hyung. Pantas saja.' Batin Sehun maklum.
"Annyeong, hyung." Sapa Sehun lalu duduk di samping Jongin.
"Oh, kalian pergi kesini bersama?"
Sehun tersenyum dan mengangguk pelan.
"Nih, Jong, punyamu."
Sehun menyerahkan bubble tea cokelat itu kepada Jongin.
"Gomawo~"
Sehun menghela nafas pelan, lalu menusukkan sedotan ke cup bubble tea itu.
Detik berikutnya, Jongin sudah terlarut dengan beberapa topik pembicaraan bersama Kyungsooㅡtanpa mengingat dirinya yang duduk terpojok sendirian disini. Bahkan sesekali Jongin mencuri sebuah ciuman dari Kyungsoo. Itu benar-benar membuat Sehun bete.
Gini nih yang namanya tidak tau terima kasih. Udah di traktir, mana minta traktirnya maksa-maksa, ujung-ujungnya dirinya di abaikan bak kulit durian di pinggir jalan.
'Ck. Sudah kuduga ini akan terjadi.'
Sehun membatin dengan kesal. Jongin benar-benar kacang yang lupa pada kulitnya. Tau begini, kenapa ia mau menuruti Jongin untuk menraktirnya? Sehun mendengus sebal.
"Jongin, Kyungso hyung, aku permisi ya."
Ia berdiri dan membungkuk sopan.
Anak baik.
Kemudian berjalan keluar kedai langganannya ini. Sementara Jongin hanya menatap kepergian Sehun acuh. Yang penting sudah dapat traktiran, pikirnnya kejam.
Lagi-lagi Sehun mendengus bersamaan dengan tangannya yang bergerak untuk membuka pintu kedai itu sambil menatap sirik ke arah Jongin yang kini kembali bermesraan dengan Kyungsoo.
Mentang-mentang taken. Menindas kaum single gini, kan.
Entah apa yang membuatnya benar-benar kesal sekarang ini. Yang pasti ia kesal sekali. Matanya serasa iritasi melihat mereka mengumbar aura lovey-dovey di sekitar orang yang single maupun yang jomblo. Dan Sehun termasuk dalam golongan orang single.
.
Tolong di kasih underline. Trus di bold sama di formatin italic. Golongan single dan jomblo itu berbeda.
.
"Tapi, buat apa juga ya aku memikirkan mereka sedalam itu?" gumam Sehun pelan, menyadari suatu kesalahan pada pemikiran sebelumnya. Sehun pun mengendikkan bahunya.
"Buat apa memikirkan makhluk satu itu."
Sehun kembali menyedot gumpalan bubble dalam milk tea nya. Ia berjalan menuju halte terdekat. Keadaan disitu sudah cukup sepi. Wajar, mengingat jam pulang sekolah telah lewat setengah jam yang lalu. Ia bahkan tak sadar sudah menghabiskan selama setengah jam di kedai bubble tea itu.
Setelah 10 menit menunggu, bus itu datang menjemputnya. Sehun pun bergegas menaiki bus itu. Ia sudah lelah. Dan ia merindukan kasur empuknya yang berlapiskan sprei bergambar lope lope berwarna norak –pink. Seandainya pun bukan ibunya yang memberikan itu padanya, Sehun tak sudi memakaikan sprei itu ke atas kasur empuk nan lembutnya.
Eh, sudah sudah.
Kok malah nggosipin kasurnya Sehun?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini indah sekali. Seindah mood Sehun. Meskipun cuaca musim dingin terasa menusuk, Sehun dengan semangat menggerakkan tungkai kakinya yang panjang itu menuju halte bus. Sepasang earphone mungil berwarna putih tersemat di telinganya. Bibir tipisnya sesekali komat kamit, mengikuti irama musik yang mengalun di telinganya.
Sehun sudah sampai di halte dan mendudukkan dirinya di kursi halte. Seperti biasa menunggu bus yang mengantarkannya ke sekolah. Mungkin 10 menit lagi bus itu akan datang.
"Sing for you uhu~ geunyang hanbeon deudgo useoyo."
"Suaramu jelek."
Kritikan pedas itu berhasil menembus telinganya yang di sumbat earphone. Ia mendelik ke samping dan mendapati wajah menyebalkan Kim Jongin. Sehun mendengus lalu mengalihkan pandangannya.
"Cih, memangnya suaramu bagus hah?"
"Setidaknya aku bernyanyi lebih baik daripada kau."
Jongin terkekeh, ia teringat saat pelajaran kesenian minggu lalu. Saat itu, sudah mulai memasuki bab ketiga, yaitu teknik menyanyi yang benar. Tentu saja di pelajaran itu ada prakteknya. Dan ketika Sehun bernyanyi, di awal baitnya saja sudah sumbang. Jongin tertawa paling keras saat itu.
Sehun yang melihat Jongin tertawa-tawa sendiri pun mendengus, lagi. Pasti dia mengingat kejadian minggu lalu.
Jongin yang sudah puas tertawa sendiri pun menatap Sehun yang tengah asyik mengutak-atik iPod nya.
"Hey, kenapa kau pulang duluan kemarin?"
Eh? Nggak salah, nih? Bukannya kemarin Jongin tak peduli ketika Sehun pulang meninggalkan dirinya dan Kyungsoo di kedai itu?
"Apa urusanmu?" Tanya Sehun acuh, masih mengutak-atik iPod nya.
Jongin menghela nafasnya. Sejujurnya ia bingung kenapa ia menanyakan ini pada Sehun.
"Tidak ada."
Keheningan itu hanya diisi oleh nyanyian suara berat-berat cempreng milik Sehun. Sejujurnya, Jongin sedikit menikmatinya.
Hanya sedikit.
.
"Woy, bus nya udah nyampe tuh."
Jongin menepuk-nepuk bahu Sehun yang terlalu menikmati nyanyiannya.
"Iya, iya ah."
Sehun berdiri dan berjalan mendahului Jongin. Jongin hanya mengekor di belakangnya. Ketika Sehun mengambil tempat duduk di depan, ia duduk di belakangnya.
"Hun."
"…"
"Sehun."
"…"
"Ya, Oh Sehun!"
"…"
"Ya! Cadel! Kau tuli ya?"
Sehun yang terganggu dengan guncangan dari kursinya pun berbalik dan mendelik tajam.
"Apaan sih? Kurang kerjaan banget dah."
Jongin tertawa,"Aku cuma mau nanya."
"Apaan?"
"Sampai kapan mau nge-jomblo?Kayaknya kamu merana banget gitu."
Sehun memasang muka datar andalannya. Manggil-manggil dirinya segitu hebohnya hanya untuk menanyakan hal tidak penting.
"Koreksi. Aku single."
Jongin mendengus,"Apa bedanya coba? Sama aja."
"Beda lah! Single itu lebih elit daripada jomblo." Seru Sehun tak terima dikatai jomblo.
"Intinya, single dengan jomblo itu sama. Sama-sama gak punya pasangan."
Sehun keki. Jongin ketawa ngakak.
"Hey, udah, udah. Sesama jomblo jangan saling mengejek."
Suara asing darimana itu?
Jongin dan Sehun menatap bangku sebelah dengan serempak.
"Panda rese! Gue taken!" –Jongin.
"Mudahan lo dikirim ke China terus di masukkin ke penangkaran panda!" –Sehun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Duh Jongin! Lu gak ada kerjaan lain, hah?! Ngejailin gue mulu!"
Jongin hanya tertawa-tawa gaje melihat Sehun ngomel macam ibu-ibu yang tahu kalau harga ayam di pasaran naik. Sementara Sehun duduk di tempatnya dengan kukus-kukus imajiner yang mengepul di kepalanya. Ada aja deh tingkah Jongin buat ngerjain Sehun.
Tadi, Jongin menaruh ulat daun gemuk berwarna hijau di atas buku catatannya. Sehun yang geli dengan binatang seperti itu pun menjerit-jerit dan menyuruh Jongin untuk membuangnya. Benar-benar tidak cool.
"Ngejailin kamu itu, memberi kepuasan batin, Hun." Celetuk Jongin.
"Kepuasan batin dengkulmu! Aku geli tau!"
Sehun bergidik. Kenapa hewan melata itu kini membayangi pikirannya? Gara-gara Jongin, sih.
"Hun, betah banget ngejomblo. Mau ku carikan pacar?"
"Berisik."
Jongin berjengit,"Ih, orang ngasih niat baik, di balasnya galak banget. Air susu dibalas tuba itu namanya."
"Bodo amat."
"Galak sih. Pantes gak ada yang mau."
Sehun menahan rasa ingin mengubur Jongin hidup-hidup. Dosanya udah banyak, jangan di banyakin lagi dengan mengubur anak ini hidup-hidup.
"Beneran deh, Hun. Aku mau kok nyariin pacar. Kasian tau ngeliat kamu kemana-mana sendirian."
"Nggak. Terima kasih."
Jongin mencebikkan bibirnya,'Nih anak judes bener. Udah gitu galak lagi. Kriterianya kek apa ya?'
Bohlam pijar imajiner dengan daya 5 watt muncul di kepala Jongin. Ada satu pertanyaan lagi untuk Sehun.
"Eh, eh, kriteria idamanmu itu apa sih? Kalau menurutku sih orang yang sabar ngehadapin lu yang judesnya ngelebihin emak gue."
"Lu nyindir pasangan mulu. Kalau emang niat ngejek,mendingan diem deh!"
"Idih, su'udzon aja. Niat gue kan baik, Hun! Biar gue tena –Hmppft!"
Sehun tertawa sadis,"Udah gak makan berapa hari? Kotak pensil aja di embat."
Jongin mendengus lalu meletakkan kotak pensilnya yang di lempar Sehun ke mulutnya tadi.
"Makanya. Punya mulut itu di jaga. Semua di embat."
Sehun menidurkan kepalanya di atas meja. Sudah terlalu bosan menunggu bel masuk berbunyi. Padahal tinggal 5 menit lagi. 1 menit itu bagaikan 1 jam bagi Sehun. Karena Sehun punya motto 'Setiap detik adalah emas. Setiap menit itu berharga. Dan tiap jam itu bermakna. Jadi hargailah waktu.'
Bijak banget.
.
Bruk
Detik berikutnya, Sehun bisa merasakan ada sesuatu yang menimpa bahunya. Ia mengangkat kepalanya sedikit dan melirik melalui sudut matanya yang minimalis itu. Dan kemudian dahinya berkerut.
"Jongin? Ngapain sih? Berat tau."
"Ngantuk Hun."
Sehun memutar bola matanya,"Tukang tidur. Setidaknya jangan tidur disini dong. Berat."
Jongin menggeleng. Beberapa helai rambutnya mengenai lehernya. Itu membuat Sehun geli.
"Bentaran kok. Sampai bel masuk bunyi. 5 menit lagi kok, gak lama."
Sehun menghela nafasnya pasrah,"Terserahlah."
Diam-diam, Jongin tersenyum dan mulai memejamkan matanya. Enak juga ya senderan sama tembokㅡkarena Sehun adalah tembok manja nan cengeng yang berjalan dan hidup.
.
Namun tanpa Jongin tahu, Sehun lagi gegana. Gelisah galau merana. Gara-gara Jongin malah tidur di bahunya. Itu membuat sesuatu dalam dirinya tegang. Maksudnya jantungnya.
Jantungnya kenapa, sih? Masa iya kepala Jongin bisa bikin jantungnya marathon gini.
Sehun mengabaikan debaran mengganggu itu. Dan ikut memejamkan matanya. Siapa tahu jantungnya bekerja normal kembali sesuai fungsinya.
.
.
.
.
.
.
'Tuhan..jantungku kenapa?'
.
.
To. Be. Continued.
Aku kembali dan membawa ff chaptered baru. Dan menelantarkan ff ku sebelumnya..hahaha /di gaplok/
Dan dan dan…ini aku mencoba gaya bahasa baru hohoho~dan humor yang maksa banget. Okay. I know that. Aku nyelesein malam", jadi kalo ada typo atau kegajean lainnya harap maklum.
Chap 2nya udah di ketik, tinggal di edit sana-sini. Chap 3 nya pun udah otw. Kalau aku ragu-ragu, ff ini di discontinue aja/? Gimana? Pada suka gak nih? Kasih respon yaa~ Kalau iya, ntar di post chap 2 nya, kayyy?
-23:58 WITA-
