Bukan Batuk Biasa

Harry Potter dan segala seluk beluknya adalah milik JK Rowling. Tapi fanfic ini milik saya, no copy paste, no plagiarism.

Warning : gaje, no slash, garing, pendek, typho, membosankan, dll


"Uhuk … uhuk …." Pangeran Slytherin berambut pirang itu kembali terbatuk. Profesor McGonnagal yang tengah menjelaskan di depan kelas dengan terpaksa menghentikan kegiatannya. Mengalihkan pandangannya untuk terfokus kepada sang pembuat suara, Draco Malfoy.

"Tuan Malfoy, apakah kau sudah memeriksakan dirimu di Hospital Wings seperti yang sudah kusarankan tempo hari? Kudengar sedari tadi, batukmu menjadi semakin parah," tanya McGonnagal sambil berjalan mendekat. Gelengan cepat sebagai penanda bahwa pemuda keras kepala itu memang tidak mau mendengar nasihat orang yang lebih tua.

"Uhuk …uhuk..uhuk…uhuk…" kembali Draco terbatuk, kali ini dengan durasi yang lebih lama dan terasa lebih menyakitkan dari sebelumnya.

"Draco tidak mau diantar ke Hospital Wings, professor," kali ini Blaise Zabini menyahut dengan wajah prihatin.

Profesor McGonnagal terdiam, menghela nafas panjang dan menepuk punggung Draco lembut.

"Kalau begitu, sebaiknya kau beristirahat agar kondisimu tidak kian memburuk," saran bijak dari sang professor yang ditanggapi dengan gelengan kuat dari Draco.

"Saya … uhuk … tidak mau istirahat … uhuk … professor," ucap Draco terbata-bata.

"Lama-lama kau membuatku naik pitam, Mister Malfoy!"

Dari bangku seberang terlihat Harry Potter, pemuda berkacamata itu mengacungkan dua jempolnya sambil menyeringai puas, sementara Draco Malfoy yang melihatnya memberikan ekspresi yang berbanding terbalik.

XXX

"Hahaha …" tawa pemuda berkacamata itu masih terus menggema, sementara Draco hanya cemberut kesal di dekatnya.

"Mana, kembalikan majalah muggle itu, Potter!" ucap Draco memelas.

"Hahaha … tunggu dulu Malfoy, aku masih belum puas mengerjaimu … Hahaha … rasanya menyenangkan membalas semua kejahilanmu tempo hari," tawa Harry di sela ucapannya.

"Awas saja kau, aku pasti akan membalas lebih kejam suatu saat nanti,"

"Oh, aku benar-benar menantikannya… haha…"

"Potter, jangan uji kesabaranku lagi, atau aku akan …" suara Draco terhenti saat ia melihat benda yang ia maksud sudah berada di depan wajahnya.

"Ini, ambilah. Anggap saja aku sedang berbaik hati. Sana, pandangi idolamu sampai puas. Tapi besok kau harus acting sakit lagi di depan semua orang, atau aku tidak akan membelikan majalah muggle itu untuk edisi minggu depan. Padahal minggu depan ada poster sebagai bonus juga lho," iming-iming Harry yang membuat liur Draco nyaris menetes.

Ah, sebut saja ini adalah hukuman bagi Draco yang tiba-tiba menjadi fanboy dari seorang penyanyi perempuan muggle yang cantik itu gara-gara tak sengaja mengintip Harry yang sedang diam-diam membaca majalah itu di menara astronomi. Berkat ketidaksengajaan itulah, maka Draco jadi benar-benar tergila-gila dengan sang biduan, berniat mengkoleksi semua majalah yang terkait dengannya, termasuk poster, merchandise, bahkan ia ingin dating di acara jumpa fans.

Harry hanya bias bersyukur karena dengan begini jalannya untuk membalas dendam kepada Draco jadi terbuka lebar.

Menyuruh Draco berpura-pura sakit batuk parah hanya salah satu kejahilannya, Harry masih punya segudang rencana yang lebih 'hebat' di otaknya.

Dan Draco, pemuda itu hanya bisa pasrah menerima semua itu agar Harry mau tetap membantunya.

END

Maafkan saya yang lagi-lagi nyampah di fandom HP. Kalau berkenan tolong review.

Trima kasih.