Waiting For You

Genre : Hurt , Romance , Drama

Rate : T

Pairing : KyuMin , KyuHyuk , Minho , and etc.

Part : 1/?

Warning : Genderswitch , Miss Typo

Disclaimer : Saya hanya menyalurkan inspirasi melalui cerita, ff ini hanya pelampiasan khayalan saya yang terlalu tinggi. Jadi apabila anda semua tidak menyukai ff ini saya harap anda tidak usah membacanya. DON'T LIKE DON'T READ!

Summary : Cinta adalah satu kata semu yang mengandung seribu makna, satu kata yang dapat membuat duniamu seakan berhenti berputar saat itu juga. Satu kata yang dapat membuat dirimu senang maupun sedih di saat bersamaan, bagaimana jika cinta yang kau harapkan tidak seperti itu?

Music : Like The First Time Feeling by Cho Kyuhyun ft. Ryeowook

"Kyunnie, mau kemana?" perempuan berwajah imut itu terlihat tengah memperhatikan sesosok lelaki di depannya, matanya foxynya mengerjab imut, sungguh ekspresi yang lucu bagi anak berusia 17 tahun seperti Lee Sungmin.

"Aku mau pergi Min" lelaki berkulit pucat itu menatap dalam manik foxy itu, tangannya bergerak menyentuh jari-jemari Sungmin. senyuman lembut terpatri di bibir tebal lelaki itu. di kecupnya kening Sungmin, mencoba menyalurkan segala perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Sungguh, lelaki ini tidak ingin meninggalkan Sungminkekasihnyameninggalkan Sungmin sama saja dengan meninggalkan separuh hatinya. Mungkin kata 'seandainya' terus bermunculan di otak jenius lelaki itu. Seandainya dia menuruti appanya, seandainya dia tidak pergi malam itu, seandainya appanya tidak meninggal malam itu, seandainya-

"Kyunnie, mau meninggalkan Minnie?" seperti di hantam gondam, hati lelaki itu sungguh perih sekarang. Melihat manik foxy yang biasanya berbinar-binar itu sekarang seolah meredup, seolah dapat mewakilkan seberapa tidak inginnya Sungmin kehilangan dirinya. Tapi itu hanya sebuah harapan semu, karena lelaki itu akan tetap pergi meninggalkannya.

"Aku tidak meninggalkanmu Min, Aku akan segera kembali. Saranghae" kalimat itu meluncur seiring dengan didaratkannya bibir tebalnya di kening Sungmin lagi- setitik cairan bening berbentuk kristal jatuh dari kelopak mata lelaki itu, mewakilkan perasaan sesak yang menjalar di relung hatinya. Sebuah kecupan singkat yang mewakilakan rasa cintanya pada perempuan itu.

"Saranghae, na galkhe" seiring dengan kalimat itu, sosok itu berjalan meninggalkan Sungmin menangis sendiri di bandara, perempuan itu sungguh terlihat rapuh sekarang. Tangisan pilu terus meluncur dari bibir mungilnya, membuat sesosok lelaki yang sedari tadi menyaksikan kejadian itu merasakan sesak di dadanya. perlahan sosok itu berjalan mendekati Sungmin yang terus terisak pilu.

"Minnie-ah, uljima. Dia pasti akan kembali" Sungmin membalikan badannya menghadap sosok lelaki yang berbicara padanya. Matanya bulatnya menatap sayu lelaki di depannya. Membuat lelaki itu tersenyum miris melihatnya.

"Minho-ah!" wanita itu segera memeluk sosok lelaki bernama Minho itu, menyalurkan seluruh perasaan sesak yang di tahannya sedari tadi. Lelaki itu menghela nafas gusar sekarang, sungguh! Dia juga sedih karena sahabat kecilnya harus meninggalkannya. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Tidak ada! dia hanya bisa pasrah dan menunggu segala menjadi membaik.

"Kyuhyun hanya pergi sebentar Min, mengertilah dia. Bocah itu cukup terpuruk sekarang" telapak tangan besar Minho bergerak mengusap surai rambut Sungmin, menyalurkan kedamaian lewat elusan itu.

"Hajiman"

"Mengertilah Min, perusahaan Kyuhyun sedang terancam sekarang. Dia harus mengurus itu" suara halus itu seolah berusaha menenangkan Sungmin yang sedang bersedih sekarang. Minho semakin mengeratkan pelukannya mengusap lembut bahu Sungmin. menyalurkan kehangatannya.

"Jangan menangis lagi Min. percayalah padanya" di usapnya lelehan air mata di pipi chubby Sungmin, senyuman manis merekah di bibir lelaki itu saat melihat Sungmin juga tersenyum manis padanya. "Ne, aku tidak akan menangis lagi. Aku akan menunggu Kyunnie" tangan wanita itu terkepal ke udara, senyum ceria terpatri di wajah imut itu. membuat lelaki di sebelahnya ikut tersenyum.

"Ne, tunggulah dia. Bocah pabbo itu pasti akan kembali, jika tidak! Aku akan pergi menyusulnya ke Macau dan menyeretnya ke hadapanmu" sontak Sungmin tertawa mendengar candaan yang di lontarkan Minho padanya. Wanita itu sungguh berharap Kyuhyun akan segera kembali padanya.

Aku menunggumu Kyunnie

0o0o0

"Eomma!" sesosok wanita cantik terlihat tengah berlari menuju mobil dengan tergesa, di tangan kanannya terlihat sedikit kesusahan menyeret koper berwarna pink miliknya, di tangannya kanannya terlihat sebuah benda berbentuk persegi atau yang biasa kita sebut sebagai password. Oh! Wanita itu ternyata ingin menuju bandara, senyum manis berkali-kali terpatri di wajah imutnya. Lee Sungmin, perempuan yang dulu sangat manja sekarang telah menjadi wanita berusia 22 tahun yang anggun meskipun tetap manja-dan cantik. Yah! Perempuan berusia 17 tahun itu sekarang telah menjadi wanita yang sangat cantik dan manis di usianya yang ke 22 tahun, siapa yang tahu waktu 5 tahun dapat membuatnya menjadi wanita periang dan anggun. Sulit di percaya bukan? Tapi itulah diri seorang Sungmin.

"Eomma, appa! Palli. Aku tidak mau terlambat ke bandara dan ketinggalan pesawat" Sungmin melipat kedua tangannya di depan dada. Pipi chubby itu terlihat semakin chubby karena di kembungkan, jangan lupakan bibir mungilnya yang di poutkan; Kesal. Sungguh ekspresi kesal yang lucu dari seorang Lee Sungmin, membuat kedua orang tuanya terkikik geli melihat ekspresi itu. oh! Lihatlah wanita itu, bibir mungilnya semakin di poutkan melihat orang tuanya menertawakan.

"Aisshh..! Eomma!" sontak sepasang suami-istri itu terdiam mendengar bentakan Sungmin, wanita paruh baya itu hanya mampu tersenyum lembut melihat anaknya yang masih saja memasang ekspresi kesal. Perlahan telapak tangan wanita itu bergerak mengelus rambut hitam anaknya.

"Mianhae jagi~" ujarnya lembut, perlahan senyum manis terpatri di wajah Sungmin. Tangan mungil bergerak mengenggam tangan eommanya yang masih mengelus rambutnya, meletakan tangan eommanya di pipinya chubbynya. Mengerti akan sikap manja anaknya. Mrs. Lee mengelus lembut pipi chubby Sungmin, membuat Sungmin semakin melebarkan senyumnya.

"Saranghae Eomma" di kecupnya pipi eommanya, membuat wanita paruh baya itu tersenyum lembut lagimendapati sikap anak manisnya itu. "Nado saranghae jagiya, nae aegya" tanpa sadar, setitik cairan bening mengalir dari kelopak mata Mrs. Lee. Membuat Sungmin yang melihatnya sedikit kaget, buru-buru jemari mungilnya menghapus air mata di pipi putih eommanya.

"Waeyo eomma?" wanita paruh baya itu hanya menggeleng perlahan, senyum manis di ulasknanya di wajah cantiknya. Sungguh wanita itu tidak ingin membuat anaknya cemas. "Gwaenchana jagiya" wanita paruh baya itu langsung saja memeluk Sungmin. Menyalurkan perasaan sayangnya pada sosok anaknya.

"Eomma akan merindukanmu jagi" kembali suasana haru itu tercipta di mobil yang mereka tumpangi. Sungmin kini tengah menangis memeluk eommanya, wanita itu sungguh sedih karena harus meninggalkan eomma dan appanya di Seoul demi menemui 'seseorang' yang sangat di cintainya.

"Aku juga akan merindukan eomma, saranghae eomma" mereka berdua terus berpelukan tanpa menyadari ada seseorang yang terus memperhatikan tingkah mereka dengan perasaan haru. "Ehm! Minnie tidak akan merindukan appa? Minnie tidak sayang appa ne?" Mr. Lee terlihat memasang tampang pura-pura sedih, hal itu sontak membuat Mrs. Lee dan Sungmin terkikik geli. Sungmin langsung bergerak memeluk leher appanya, mengecup pipi appanya dengan lembut.

"Minnie juga akan merindukan appa, Minnie juga sayang appa. Saranghae appa" Mr. Lee tersenyum mendengar penuturan anaknya, di elusnya tangan mungil anaknya yang masih melingkar di lehernya. Sementara pandangannya masih mengarah memperhatikan jalan.

"Tapi appa tidak sayang Minnie, appa lebih sayang eomma"

"Appa!" sepasang suami-istri itu sontak tertawa mendengar pekikan Sungmin, membuat Sungmin perlahan tersenyum merasakan kebahagiaan di antara keluarganya. Sungguh wanita imut itu sungguh senang merasakannya, setidaknya dia tidak harus bersedih meninggalkan kedua orang tuanya demi menemui seseorang yang di cintainya. Mengingat hal itu sontak membuat kedua pipi Sungmin bersemu merah, senyum manis itu terukir jelas di kedua belah bibir mungilnya.

"Minnie-ah, kita sudah sampai" tuubuh mungilnya sedikit tersentak merasakan tepukan di bahunya, di arahkannya kepalanya mengahadap eommanya yang menepuk bahunya tadi. Mrs. Lee tersenyum lembut melihat raut kebingungan anaknya, di kecupnya kening anaknya membuat Sungmin sedikit merasa nyaman.

"Kita sudah sampai jagi, cepatlah turun. Pesawatmu akan segera berangkat, kau tidak mau ketinggalan pesawatkan?" sontak Sungmin membelalakan matanya mendengar penuturan eommanya. Kepala mungilnya menggeleng cepat membayangkan dia tidak akan menemui orang yang di cintainya.

"Ani, aku tidak mau! Andwaeyo!" secepat mungkin Sungmin turun dari mobil dan melangkah tergesa ke dalam bandara, melupakan kopernya yang masih setia di dalam mobilnya. "Sungmin-ah!" wanita imut itu sontak menghentikan langkahnya mendengar panggilan appanya, di balikannya badannya melihat pada sosok kedua orang tuanya yang masih setia berdiri di depan mobil mereka. Di lihatnya appanya mengangkat benda persegi yang cukup besar berwarna pink: koper.

"Ah! Pabbo Sungminnie!" wanita itu menepuk keningnya sendiri saat mengetahui kopernya tertinggal. Sedikit merutuki kebodohannya, Sungmin segera berlari ke arah appa dan eommanya. Dipeluknya kedua orang tuanya, menumpahkan segala perasaanya lewat pelukan itu.

"Berhati-hatilah di sana Minnie-ah, segeralah pulang jika kau sudah bertemu dengannya" kepala wanita itu mengangguk dalam pelukan kedua orang tuanya. Perlahan di lepaskannya pelukannya pada kedua orang tuanya, seulas senyum di ulaskannya di wajah imutnya. Mencoba membuat kedua orang tuanya tidak menghawatirkannya.

"Geogjeongma, aku akan baik-baik saja di sana eomma. Selain itu" Sungmin menghela nafas sejenak, manik foxynya bergerak menatap benda yang melingkar indah di jari manisnya. Senyuman manis terpatri di wajah itu saat tahu bahwa dirinya semakin dekat dengan orang yang di cintainya, perlahan kepala itu mendongkak menatap kedua orang tuanya.

"—Minnie juga ingin segera bertemu dengan 'dia' eomma" kedua orang tua Sungmin hanya dapat tersenyum menatap raut kebahagiaan di wajah anak mereka. "Ne, jaga dirimu baik-baik Min" appa Sungmin mengelus lembut surai hitam Sungmin, di kecupnya kening putrinya lembut membuat Sungmin tersenyum manis.

"Ne, galkhe" wanita itu perlahan berjalan meninggalkan kedua orang tuanya, senyum manis terus terpatri di wajahnya. Sedikit merasa sedih karena meninggalkan orang tuanya di Seoul demi seseorang yang sangat ingin di temuinya di Macau. Sungmin sekali lagi melirik ke arah jari manisnya, di usapnya benda yang melingkari jari putihnya. Tersenyum lembut menatap benda itu.

Aku datang Kyunnie, tunggu aku ne

TBC/END?

Annyeong readerdeul, saya datang membawakan ff baru di sini. Sebenarnya ff ini untuk menebus hutang ff saya terhadap readerdeul semua. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa saya tidak melanjutkan ff When I Know Love Is Really Hurt. Itu di karenakan laptop saya lagi rusak, dan file yang berisikan ff itu ada di laptop saya.

Jadi saya belum bisa melanjutkan ff itu di karenakan hal ini. mungkin ff itu akan saya update minggu depan, karena laptop saya akan di kembalikan minggu depan(paling cepat begitu) jadi untuk sementara saya akan menggantikan ff itu dengan ff ini, adakah yang mau membaca ff ini? kalau tidaka ada saya tidak akan melanjutkannya. Semuanya terserah readerdeul, jika readerdeul tidak mau. Saya tidak akan melanjutkan ff ini. tapi jika readerdeul mau saya akan melanjutkannya^^ ok hanya itu yang bisa saya ucapkan, semua terserah readerdeul.

Follow twiterku ne~

Shinta_soohyun*promosi (aku lagi butuh teman)

Saranghaeyo readerdeul

REVIEW NE~^^