SparWonKyu present

.

.

Until Dawn

Re-make of game Until Dawn

.

.

Rate T+ / Horror, Mystery, Thriller, Adventure & Tragedy

Boys x Boys

Typo(s)

Cast: EXO member, etc.

Main Pair: ChanBaek, HunHan, KaiSoo

Crack Pair: SeSoo/HunSoo

Don't like? Don't read

ENJOY

.

.

Prologue

Desember 13, sinar bulan tak terlalu menampakan diri nya di gunung Blackwood Pines itu dikarenakan badai salju yang sedang melanda di sana. Di atas gunung itu, terdapat sebuah pondok besar yang dimiliki oleh sebuah keluarga pebisnis yang sangatlah kaya raya. Sepuluh orang sahabat tengah melakukan liburan di pondok itu yang merupakan milik salah satu teman nya itu. Di salah satu ruangan di sana, yaitu di dapur. Seorang namja dengan wajah yang terkesan imut meninggalkan secarik kertas di atas meja lalu kembali pada tiga sahabat nya yang melihat nya melakukan itu. Dan salah satu di antara orang itu nampak gelisah melihat aksi sahabat nya itu.

"Astaga! Aku tak percaya kau akan benar-benar melakukan ini." Ujar seorang namja dengan mata yang sedikit agak besar dengan bentuk mulut yang sangat lucu.

"Shhh... shhh... shhh..." Namja imut itu terlihat sedikit menahan tawa nya sembari mengangkat jari telunjuk nya dan menempelkan nya pada mulut nya sendiri. Seolah-olah berkat 'Jangan terlalu keras! Nanti bisa ketahuan!'

"Luhan... tidak kah kau pikir ini sedikit keterlaluan?" Seorang namja imut yang lain akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang sedaritadi telah membuat nya gelisah. Sedangkan sang pelaku yang telah menyimpan kertas itu-Luhan, tidak menampakan wajah bersalah sedikit pun.

"Oh ayolah Xiumin! Dia berhak merasakan nya."

"Itu bukan salah nya! Dia hanya menyimpan perasaan yang terlalu berlebihan pada Sehun." Protes Xiumin lagi, berusaha untuk menghentikan gurauan yang akan teman-teman nya itu buat.

"Chen terus mendekati Sehun dan aku hanya tak ingin sahabat ku Kyungsoo merasa cemburu." Balas Luhan sembari menunjuk Kyungsoo dengan senyuman manis nya kemudian berjalan dengan sedikit meloncat-loncat menuju ruang tengah di dalam pondok itu.

"Karena Sehun adalah seorang ketua murid di kelas itu tidak berarti dia milik semua orang. Sehun adalah milik ku. He's my man! " Ucap Kyungsoo seperti memproklamasikan kalau Sehun hanya untuk diri nya. Kyungsoo berjalan mengikuti Luhan diikuti oleh Sehun dan Xiumin di belakang nya.

"Hey, Kyung. I'm not anybody's man." Ujar Sehun sembari mengikuti kedua namja yang telah berjalan terlebih dahulu dari nya.

"Hm. Whatever you say, darling!" balas Kyungsoo dan dua orang yang akan bergabung dengan mereka untuk menjahili Chen adalah Kai dengan Baekhyun yang telah menunggu mereka di ruang tengah dengan membawa sebuah kamera. Sedangkan Xiumin yang tak ingin melihat sahabat nya—Chen—dipermalukan begitu saja, akhirnya ia berinisiatif untuk mencari Chen dan memberitahukan apa yang akan sahabat-sahabat nya itu lakukan pada nya.

"Chen!" teriak Xiumin sedikit keras karena pondok ini yang amatlah sangat besar dengan dua lantai ke atas dan sebuah basement. Bahkan ia bisa mendengar suara nya barusan menggema namun tak ada sahutan apapun.

Kembali lagi pada mereka yang akan melakukan kejahilan. Mereka berlima sudah berada di ruang tidur khusus tamu di pondok itu dengan Baekhyun yang tertawa geli bersembunyi di balik pintu lemari terbuka, Kai dengan kamera nya yang siap merekam kejahilan mereka bersembunyi di balik sebuah tirai, lalu ada Luhan dan Kyungsoo yang memilih bersembunyi di bawah ranjang.

"Oh oh! Stttt! Dia disini!" bisik Kyungsoo saat mendengar suara derap langkah kaki mulai mendekat ke arah mereka.

"Sehun?" Pintu itu terbuka dengan bunyi yang sedikit memekakan telinga dan nampak sosok Lay yang memasuki ruangan itu. "Sehun? Ini aku Chen."

"Hey, Chen."

.

.

.

.

Di perpustakaan terlihat seorang namja tengah membaca sebuah novel tua yang merupakan milik ayah nya itu. Halaman depan buku itu sudahlah terlihat sangat tua tapi entah mengapa Lay—namja yang tengah membaca itu sangat menyukai buku-buku tua seperti ini. Karena sudah terlalu lama membaca, tenggorokan Lay mulai terasa kering jadi ia memutuskan untuk berhenti sejenak membaca novel untuk mengambil air minum. Sebelum ia benar-benar pergi, mata melihat ke arah saudara nya, Suho dengan sahabat nya Chanyeol sedang tertidur karena terlalu banyak minum alkohol.

"Dasar." Lay nampak menggelengkan kepala nya melihat Suho yang telah terlelap jauh ke dalam bunga tidur nya. Setelah itu ia akhirnya berjalan menuju dapur, mengambil segelas air dingin di dalam kulkas.

"Huh?" Lay memicingkan mata nya saat mata nya tak sengaja menangkap ada pergerakan di luar pondok nya itu. Di dingin nya badai salju di luar sana. Tapi Lay merasa tak terlalu yakin dengan apa yang baru saja ia lihat jadi ia memutuskan untuk menegak seluruh air dingin itu dan menyimpan gelas nya di atas meja.

"Apa ini?" Lay menemukan secari kertas di samping gelas yang baru saja ia taruh. Ia ambil kertas itu dan mulai membaca apa isi nya.

Lay!

Kau sangat terlihat menggairahkan di dalam balutan kemeja itu!

Tapi! Aku bertaruk kalau kau akan semakin terlihat menggairahkan jika semua pakaian itu kau tanggalkan.

Datanglah ke ruang tidur tamu yang aku tempati tepat jam dua malam nanti!

Sehun XOXO!

"Ugh... apa yang akan terjadi sekarang? Memiliki dua saudara yang sangatlah polos." Ucap Lay pada diri nya sendiri kemudian menyimpan kembali kertas itu.

.

.

.

.

"Aku mendapatkan note mu." ucap Chen dengan polos nya membuat Sehun mulai mengeluarkan smirk di wajah nya. Otak nya mulai berpikir apalagi yang harus ia lakukan atau katakan agar Chen dapat terus terperangkap dalam kejahilan ini.

"Mungkin kita bisa memulai dengan sedikit... kau tau, making out, dan kita lihat kemana setelah itu." Ucap Sehun berusaha meyakinkan Chen dan dengan polos nya lagi Chen nampak tersenyum senang mendengar hal itu keluar dari mulut pria yang selama ini ia puja.

"Ohhhh... hell yeah." Sehun sedikit terkejut saat melihat Chen yang mulai membuka kancing atas kemeja. Ia tak sangka kalau Chen sepolos ini.

"Astaga! Dia membuka kemeja nya!" ucap Luhan tak sengaja dengan nada keras membuat Chen seketika menutupi bagian atas dada nya.

"Tu-tunggu apa?" panik Chen saat ia melihat Baekhyun, Kai, Luhan dan Kyungsoo keluar dari persembunyian mereka. Dan Chen paling tidak suka saat melihat Kai membawa kamera keluar—seperti ia sedang merekam kejadian ini. "Kai? Apa yang kalian lakukan disini?"

CKLEK

Pintu terbuka dan nampak Xiumin yang terlihat kelelahan setelah mencari Chen ke seluruh tempat di pondok itu. "Chen!"

"Umh... maaf, Chen, ini semua di luar kendali tapi—"

"Chen, hey... jangan... ini hanya sebuah—"

"Sehun!" Chen berteriak kesal kemudian berlari keluar dari tempat itu.

"Hanya sebuah keusilan yang bodoh." lanjut Xiumin yang sudah sangat amat terlambat.
"Kalian semua sangatlah menyebalkan. Kalian tau kan?" ucap Xiumin sembari menatap keempat sahabat nya yang terdiam seperti batu. "Chen!" Xiumin membuka pintu dan berlari mengikuti Chen.

Sedangkan Lay yang masih berada di dapur kembali melihat ke arah jendela dan mata nya kembali menangkap seseorang sedang berjalan di luar sana. Dan kali ini ia yakin pada apa yang barusan saja ia lihat. Lay kemudian memilih berlari menuju ruang tengah untuk memberitahukan teman-teman nya namun semua teman-teman nya itu nampak berlari keluar dari pondok.

"Huh?" Lay dengan sigap mengambil jaket tebal nya. Memakai nya sembari berjalan menuju arah teman-teman nya yang terdiam di luar pondok dengan hujan salju yang mengenai mereka.

"Chen!" teriak Xiumin lagi namun ia kembali tak mendapatkan respon untuk kedua kalinya.

"Apa yang terjadi? Kemana saudara ku pergi?" tanya Lay setelah melihat wajah-wajah teman nya yang nampak gelisah sekaligus cemas bercampur panik.

"Tak apa-apa... dia hanya tak bisa menerima sebuah gurauan." ucap Luhan dengan santai nya namun dapat terlihat kalau ia lah yang paling panik saat ini.

"Kami hanya bercanda, Chen!" teriak Kyungsoo namun sama seperti Xiumin ia tak mendapat kan respon juga.

"Apa yang kalian lakukan?!" tanya Lay dengan nada bicara yang sedikit ditinggikan karena tersulut emosi.

"Kami hanya bercanda saja Lay.. itu sama sekali tak serius." Ujar Sehun berusaha mendinginkan suasana namun nampak sebalik nya, ia semakin membuat emosi Lay keluar.

"Kalian menyebalkan! Chen! Chen!" Lay mulai berlari menyusuri hutan untuk mencari saudara nya yang berlari entah kemana.

"Jadi... haruskah kita ikut mencari nya?" tanya Sehun tak pasti sembari melihat seluruh teman nya yang masih terdiam tak tau harus berbuat apa.

"Kurasa kau adalah orang yang paling terakhir yang ingin ditemui nya saat ini, Sehun." jawab Xiumin berusaha menahan emosi nya.

.

.

.

.

Lay semakin mempercepat kecepatan berlari nya, meloncat melewati sebuah akar pohon besar yang menghalangi, memilih jalan yang aman daripada cepat saat menemukan sebuah tangga kecil. Walaupun ia sedang mencari Chen—saudara nya, ia juga harus memikirkan bagaimana keselamatan nya. Lay menghentikan langkah nya saat ia menemukan dua arah yang berbeda, di sebelah nampak sebuah jejak kaki dan barusan dari arah sebelah kanan nya ia dapat mendengar sebuah suara ranting yang terinjak, membuat para gagak berterbangan mendengar suara itu. Lay memutuskan untuk mengikuti jejak kaki itu tapi siapa sangka ternyata ia telah memilih keputusan yang salah. Karena setelah ia berlari mengikuti jejak itu yang ia temukan bukan nya Chen melainkan tiga ekor rusa. Langkah kaki Lay membuat para rusa itu berlari menjauhi nya, jauh lebih memasuki hutan.

"Sial Chen... dimana kau?" Lay memilih untuk berjalan kali ini. Lay kemudian mengambil handphone nya untuk digunakan sebagai senter yang akan menerangi jalan nya sekarang. Ia kembali berjalan saat seekor rusa meloncat melintasi nya . Lalu di kejauhan di depan nya ia dapat melihat sesuatu yang terang menyala berwarna oranye entah kuning yang hanya muncul beberapa detik saja.

"Halo? Halo?" Lay sedikit mempercepat langkah kaki nya saat sesuatu di samping nya, tepat di bagian yang lebih tinggi—ia dapat melihat semburan api yang baru saja keluar. Lay sangat ingin menyelidiki apa yang baru saja membuat semburan api itu muncul tapi ia tak lakukan itu saat melihat siluet seseorang yang sedang terduduk di tengah dingin nya salju.

"Chen?" Lay mulai berlari mendekati sosok itu sembari memasukan hanphone nya kembali ke dalam saku celana nya. Dan saat mata nya telah mengkonfirmasi kalau sosok itu adalah Chen—Lay segera membuka jaket nya. "Astaga Chen! Kau pasti kedingininan. Ini, pakai jaket ku."

"Aku benar-benar idiot dan bodoh, Lay!" keluh Chen setelah memakai jaket pemberian Lay namun saat mereka akan berbicara lagi—dari arah belakang mereka terdengar seperti sebuah teriakan aneh yang mulai mendekati mereka.

"Lay?"

"Chen?"

Lay dan Chen saling bertukar pandang sebelum akhirnya mereka berdua berlari menjauh dari suara teriakan aneh yang mulai mendekati mereka itu. Deru nafas mereka semakin terdengar memberat saat mereka menambah kecepatan lari mereka. Tapi secepat apapun mereka berlari, mereka masih dapat mendengar suara teriakan itu berada di sekitar mereka. Tapi betapa sial nya mereka berdua saat mereka telah sampai di ujung—di sebuah tebing yang curam.

"Tidak! Tidak! Menjauhlah!" teriak Lay sembari berpegangan tangan dengan Chen yang bergetar ketakutan. Chen semakin berjalan mundur tak sadar kalau mereka sebentar lagi akan terjatuh. "Tidak—"

"ARGHHHH!" teriak Chen saat ia terjatuh ke bawah—membuat Lay ikut terjatuh bersama nya. Namun untunglah Lay masih bisa berpegangan pada batang kayu.

"Bertahanlah!" teriak Lay dan dengan sekuat tenaga nya ia berusaha menahan tangan Chen yang masih ia pegang dengan kuat dan erat. Tiba-tiba saja di atas sana mereka dapat melihat sebuah semburan api kembali muncul dilanjutkan dengan suara teriakan yang mulai menjauh. Lay menatap ke atas nya—lebih tepat nya pada pegangan tangan kiri nya yang mulai tak kuasa menahan beban di bawah nya. Namun tiba-tiba saja seseorang muncul dari atas mereka dan menyodorkan tangan kanan nya pada Lay dan Chen. Karena gelap nya malam, Lay tak dapat melihat siapa orang itu tetapi entah mengapa ia memilih untuk tidak mempercayai orang itu. Lay lebih memilih untuk melepaskan pegangan tangan nya.

"AHHHHHHHH!" teriak kedua nya saat mereka terjatuh.

TREK

Punggung Lay terkena sebuah batu besar yang agak runcing saat terjatuh kemudian tubuh mereka berdua berguling semakin jatuh ke dalam tempat gelap itu. Mata mereka berdua terbuka setelah mereka mendarat di sebuah tempat yang tak mereka ketahui. Tapi...

Nampak tak ada satu pun dari mereka yang nampak bernafas.

.

.

.

.

To be contiued? Or End?

Ini adalah FF EXO pertama saya jadi saya mohon kerja sama nya untuk para readers:) Semoga FF ini di sukai, jadi tinggalkan lah review yang banyak jika ingin FF ini terus di lanjutkan:) Bukan bermaksud memaksa ya hehehe. Di tunggu review nya dan jika FF ini di lanjut maka KALIAN BISA MENENTUKAN KELANJUTAN CERITA SELANJUT NYA! Bagaimana? Lihat saja nanti:) Grazie~