SMA Konoha.

SMA ini memiliki klub drama yang lumayan terkenal dan sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, dua tahun lalu klub ini pernah mendapat peringkat pertama di lomba teater nasional, membawa nama baik SMA Konoha untuk dihembuskan ke seluruh penjuru negri. Karena itulah, pihak sekolah yang bangga dengan klub ini sering memakai klub drama untuk mengisi pertunjukan di berbagai acara sekolah.

Tahun ini pun walau peminatnya sudah pasti banyak, namun promosi klub harus tetap dilaksanakan. Bukan hanya sebagai bentuk formalitas, tapi juga simbol ketetapan hati para anggotanya untuk berjuang demi klub, melakukan sesuatu untuk membawa harum nama klub mereka.

Anak-anak tahun kedua pun menjadi bintang klub drama tahun ajaran ini. Setelah sudah hampir selama setahun mereka banyak belajar dari para senpai, sekarang merekalah yang ambil bagian besar dalam klub ini.

Dua di antara anggota tahun kedua yang bersinar kali ini adalah Naruto Namikaze dan Sasuke Uchiha.


The Love that Ruined the Show

Disclaimer : Karakter©Masashi Kishimoto, Romeo&JulietWilliam Shakespeare, lainnya©chiimao13

Rating : T

Pairing : Sasunaru

Warning : YAOI, OOC, TYPO, GARING, AU, bahasa kacau, ETC, no specific plot and problem

Genre : Romance, humor

DON'T LIKE, DON'T READ
Cerita ini murni untuk kepuasan pribadi Author saja. No bashing, please. Jadi, lebih baik segera tutup saja fic ini jika Anda merasa tidak suka dengan apa yang ada di dalamnya, apalagi untuk yang anti-yaoi. Mari buat dunia fandom ini dipenuhi kedamaian X)

Ini isinya hanyalah tiga cerita pendek (bisa masuk drabble nggak ya?) yang akan diposting secara terpisah. Benar-benar untuk melepas stres saja, sementara fanfic lain dalam proses pengetikan…


I. Club's Promotion: Romeo & Juliet

Naruto dan Sasuke tidak semerta-merta dianggap Anko, sang pelatih klub drama, sebagai bintang mereka. Tidak. Mereka melalui berbagai proses, diasah selama setahun bersama dengan teman-teman lainnya sampai akhirnya mereka menunjukkan perubahan yang signifikan. Naruto yang tadinya gagap dalam melafal dan cepat lupa dengan teks dan dialog, kini sudah bisa melafal dengan baik serta mengingat teks dan dialog dengan benar. Sasuke yang dulu minim ekspresi sampai-sampai membuat Anko gemas sendiri, sekarang bisa menyampaikan emosi dengan sangat baik walau ia harus sampai memohon pada Itachi, si kakak yang jadi bintang klub drama dua tahun lalu, untuk melatihnya.

Sekarang, inilah panggung pertama mereka sebagai pemain utama. Romeo dan Juliet, dengan naskah dibuat semodern mungkin oleh Hinata, si penulis naskah di klub drama. Pertunjukan ini bukanlah menampilkan drama Romeo dan Juliet seperti yang ditampilkan di teater-teater besar. Hanya plot dasar, alur cerita, dan karakter saja yang mengacu pada karya besar William Shakespeare itu.

Kenapa Naruto menjadi Juliet? Jawabannya mudah. Satu, wajahnya manis dan bisa didandani jadi perempuan. Dua, aktingnya memang benar-benar memuaskan. Tiga, kalau ia yang menjadi Juliet, para siswi tidak akan banyak protes karena itu berarti pangeran idaman mereka tidak akan tampil bersama dengan cewek lain selain mereka.

Namun masalah bukan ada pada Naruto. Ia baik-baik saja dan bisa menjalankan peran dengan baik. Masalah ada di Sasuke.

Sasuke bisa memainkan perannya dengan sangat baik. Namun ada kendala di salah satu bagian. Bagian dimana Juliet mengungkapkan cinta pada Romeo dan Romeo mengajaknya menikah. Setiap berlatih, entah kenapa Sasuke selalu tersendat di bagian itu, entah gagap maupun seperti lupa dialog. Padahal biasanya, peran sekecil apapun akan dimainkannya dengan baik.

Mulanya Anko berpikir hanya ada dua pilihan. Mengganti Sasuke, atau mengganti naskah. Namun dua-duanya merupakan pilihan yang berat untuk dilaksanakan karena peran Romeo sudah merasuk ke diri Sasuke, juga ia tidak bisa mengganti bagian penting dari naskah itu.

Akhirnya Sasuke meyakinkan mereka bahwa bagaimanapun caranya, ia akan melakukan bagiannya dengan baik waktu pentas. Ya, ia harus bisa membuatnya sukses.


Hari pementasan pun akhirnya datang. Tidak hanya peminat klub drama saja yang datang, namun ternyata banyak siswa baru yang mendaftar di klub lain pun ingin melihat pertunjukan tersebut.

"Banyak penontonnya, teme…" Naruto berbisik sambil mengintip dari balik tirai panggung. "Semoga kita berhasil nanti."

Sasuke yang diajak bicara Naruto malah sedari tadi masih mengamati penampilan Naruto, takjub dengan penampilannya yang sudah diubah menjadi seorang Juliet.

"Pokoknya nanti lafalkan dialogmu dan mainkan peran dengan baik lho, teme." Naruto mendadak berbalik menghadap Sasuke, membuat Sasuke berpura-pura melihat ke arah lain dengan canggungnya.

"Tak perlu kau beri tahu, dobe," balasnya tanpa ekspresi, berlainan dengan hatinya yang dag dig dug takut kepergok sedang mengamati Naruto.

Sudah biasa dengan reaksi Sasuke, Naruto nyengir lebar. "Teme memang bisa diandalkan. Aku sudah tahu." Ia berjalan ke tempat teman-teman lainnya lagi untuk memasang mic. Tidak lupa, ia melangkah sambil menepuk-nepuk kepala Sasuke yang lebih tinggi darinya saat melewatinya, tidak tahu bahwa pemuda tanpa ekspresi itu sekarang menahan diri untuk tidak mengelus kepalanya sendiri, menyentuh tempat dimana Naruto menepuknya tadi.

Pertunjukan akhirnya dimulai juga. Sasuke dan Naruto dapat memainkan peran mereka dengan mengagumkan, bahkan membuat banyak siswa baru tidak sadar kalau si Juliet sebenarnya berjenis kelamin pria. Chemistry di antara keduanya pun dapat dirasakan juga bahkan oleh teman-teman mereka. Namun akhirnya, adegan yang membuat para anggota sekaligus pelatih menahan napas pun datang juga.

Sasuke, si Romeo, telah menampakkan dirinya kembali pada Naruto, si Juliet, yang sedang bermonolog di balkon, mengungkapkan kerinduannya pada si Romeo. Romeo pun akhirnya mengucapkan sederet puisi dari seberang panggung untuk mengungkapkan betapa Juliet telah menawan hatinya.

Romeo akhirnya mendekati balkon tempat Juliet berada. Balkon diatur agar tidak terlalu tinggi karena keterbatasan tempat dan properti yang dimiliki klub drama. Karena itu, Sasuke sebagai Romeo hanya perlu berdiri di samping balkon dan penonton akan melihatnya dari samping.

Naruto mengulurkan tangannya agak kebawah, menggapai wajah Sasuke yang sudah ada di dekatnya. "Romeo, aku rela melepaskan nama Capulet ini demi bersamamu." Naruto mengelus pipi Sasuke, membuat Sasuke menatapnya intens. "Di mataku pun kau adalah seorang Romeo, bukan seorang Montague. Aku ingin kita bisa pergi ke tempat dimana nama tidak akan bisa menghalangi cinta kita lagi." Naruto tersenyum sambil mengelus pipi Sasuke lagi, menyalurkan kehangatan tangannya ke wajah Sasuke. "Karena aku mencintaimu, Romeo."

Sasuke tersentak seketika. Tiap kata yang diucapkan pelan-pelan itu mengalun dalam telinganya. Mata onyx-nya sekarang benar-benar tidak bisa lepas dari warna biru jernih yang menatapnya dengan lembut itu. Pesona yang diberikan si 'Juliet' ini adalah masalahnya, terlalu kuat baginya sehingga membuat jantungnya berdetak tidak normal untuk sementara.

Tapi Sasuke sudah memantapkan hati, ia akan membuat sukses pertunjukan ini. Detak jantungnya yang sudah seperti derap kaki kuda pun ia coba acuhkan. Tangannya meraih tangan Naruto yang ada di pipinya sementara matanya tetap tidak ia alihkan dari Naruto.

"Akupun merasakan hal yang sama…" Sasuke mulai membuka suara, berusaha tidak terdengar bergetar karena kalimatnya harus ia ucapkan pelan-pelan. Sasuke lalu memejamkan mata dan menarik napas, berusaha tidak terjerat dalam pesona Naruto. "Karena itu…"

Semoga ia bisa mengucapkannya tanpa tergagap karena terganggu detakan jantungnya sendiri. Matanya mulai membuka.

"…will you marry me,…" Dalam hati Sasuke sudah bersorak karena akhirnya ia bisa melanjutkan kalimatnya dengan tanpa gagap. Tapi saat ia harusnya mengucap nama Juliet, lagi-lagi mata Sasuke dan terserap oleh indahnya safir Naruto."…DOBE?"

Salahkan detak jantungnya yang masih saja berdetak tidak normal.

Salahkan saja kenapa harus ada adegan Naruto memandanginya dari dekat dan di saat bersamaan mengucapkan cinta padanya.

Salahkan saja kenapa Hinata mencantumkan bahwa ia harus menatap Naruto saat berdialog.

Salahkan kenapa mic yang dipasang padanya menyebabkan setiap ucapan pelannya terdengar di seluruh penjuru gedung.

Sekarang seluruh penonton di gedung jadi tahu bahwa Romeo telah melamar 'dobe' walaupun mereka bingung, siapakah 'dobe' sebenarnya. Hanya teman-teman mereka saja yang sekarang sedang facepalm di belakang panggung sambil menyebut nama Jashin.

Sasuke terpaku dengan mata melebar begitu tahu apa yang ia ucapkan tadi. Kalimat 'will you marry me, dobe?' telah memenuhi kepalanya saat ini, hingga ia lupa ia masih harus meneruskan dan memperbaiki kalimatnya. Suasana hening sejenak. Namun akhirnya sebuah suara kembali membawa pertunjukan ke jalan yang seharusnya.

"Apakah kau telah melupakan namaku, wahai Romeo?"

Suara itu membawa kesadaran Sasuke untuk menginjak dunia kembali, membuatnya sadar bahwa orang yang tadi tidak sengaja ia lamar masih mempertahankan identitasnya sebagai Juliet dan menunggu perbaikan kalimatnya.

Karena itu, Sasuke akhirnya menggeleng pelan. "Tidak mungkin aku melupakan nama dari orang yang paling kukasihi." Dengan cepat otaknya memproses kalimat-kalimat baru yang harus ia ucapkan. "Maafkan aku. Banyaknya hal yang ingin kuungkapkan padamu telah membuatku menjadi gila, gila karenamu. Karena itu, ijinkan aku mengatakannya lagi." Entah kenapa, sekarang mendadak ia merasa akhirnya kesadarannya telah kembali penuh. Safir Naruto tidak menyerap onyx-nya lagi karena sepasang mata itu telah mengalihkan pandangan darinya. Namun Sasuke tetaplah memegang tangannya erat.

"Will you marry me, Juliet?"

Setelah itu, pertunjukan pun berjalan sebagaimana mestinya tadi, tanpa kesalahan lain sampai akhir. Penonton pun bersorak karena mereka merasa bahwa pertunjukan tersebut layak ditonton sehingga waktu mereka tidak terbuang sia-sia. Mereka tahu, ketenaran klub drama tidak hanya sekedar omong kosong. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa si Juliet yang tadi tampaknya tak terpengaruh oleh kesalahan Sasuke, sekarang sudah ada di balik pintu toilet dengan tangan diletakkan di dada dan semburat kemerahan bak langit senja menghiasi wajah manisnya.

Next show: Cinderella

To be continued...


Ini hanya melepas stres karena insomnia yang sedang melanda author. Maaf kalau jadinya terasa aneh. T_T Saya author yang bermotto, kegalauan pengetik adalah kegalauan yang diketik...

Tapi dipostnya bagian lanjut-lanjutnya juga tergantung, kalo ada yang mau baca show keduanya, saya akan post. Kalau enggak, saya simpan buat diri saya lagi. Hehehe.

Mind to RnR?