A/N : ini fanfic pertama saya, mohon bimbingannya..*membungkuk*

saya sangat butuh banyak saran...

BLEACH © Tite Kubo

Rate : M for save

Genre : Romance

Main Pairing : Grimmjow – Neliel

Warning : AU, OOC , Typo(s), dkk

Don't like, just don't read !

Happy reading, minna…^^

.

.

.

My Blue Sapphire

by

Midori Jeagerjaq

.

.

Las Noches merupakan sekolah elit berasrama yang berada di kota karakura. Di dalam sekolah ini terdapat beberapa 'pangeran' yang merupakan idaman para siswi-siswi disana, ah salah tidak hanya sisswi disana saja tapi gadis-gadis seantero jepang. Mereka disebut pangeran bukan hanya karena mereka tampan tetapi juga karena mereka merupakan anak dari pengusaha-pengusaha yang amat terkenal namanya. Mereka berjumlah 4 orang, dan di Las Noches mereka mendapatkan perilaku yang lebih istimewa lagi dengan adanya asrama VIP yang khusus untuk mereka dan para calon tunangannya.

Ya, orang tua mereka sangat memperhatikan masa depan anaknya dari segala sisi, dah sengaja mencarikan tunangan yang nantinya sekaligus akan menjadi istri mereka sejak awal memasuki sekolah ini. Tentunya Las Noches hanya memberikan hak istimewa ini pada anak dari orang-orang yang berkuasa, khususnya anak laki-laki mereka. Hal seperti ini bukanlah baru di Las Noches, ini sudah dilakukan bahkan turun temurun demi kejayaan keluarga-keluarga penting itu.

Brakk!

Suara pintu terbanting di pagi hari tepatnya di kediaman sang 'penguasa' ekonomi Sousuke Aizen terdengar sudah biasa.

"Grimmjow, cepat mandi. Liburan sudah selesai dan kita harus kembali ke sekolah terkutuk itu." Seorang lelaki berambut hitam lurus dan bermata seindah batu emerald berkata dengan nada datar tanpa ekspresi pasa seseorang yang bernama Grimmjow.

"Argh! Ulquiorra, biarkan kakakmu ini menikmati mimpi indah sebentar saja." Kata Grimmjow setengah manja sambil bergulung gulung di tempat tidur king sizenya.

"Itulah mengapa kau sampai tahun kedua ini tidak mendapatkan calon tunangan kucing biru! Pemalas."

Ulquiorra segera membalik badannya dan akan meninggalkan kamar Grimmjow sebelum akhirnya Grimmjow berteriak frustasi.

"Kurang ajar kau emo-kalong! Mentang-mentang kau akan bertunangan dengan Orihime Inoue! Arghh… aku sumpahi banyak kelelawar di upacara pernikahanmu!"

Ulquiorra yang mendengar celotehan Grommjow hanya menyunggingkan senyum licik sekaligus bangga sambil berjalan menuju ruangan Aizen untuk berpamitan.

Grimmjow sudah selesai bersiap siap dan memasuki mobil yang sama dengan Ulquiorra.

"Kenapa kau satu mobil denganku!" protes Ulquiorra walau wajahnya masih saja datar.

"Kenapa? Aku ingin satu mobil dengan adikku saja." Ucap Grimmjow sambil menunjukkan seringaiannya.

Ulquiorra hanya menanggapi Grimmjow dengan mendengus kesal. Mereka seharusnya menggunakan dua mobil, tetapi Grimmjow yang barang-barangnya sangat banyak membuat mobil sedan itu hanya muat untuk supir saja.

Grimmjow dan Ulquiorra bukan seutuhnya saudara sedarah. Dari rambut mereka saja sudah berbeda sekali warnanya. Grimmjow dan Ulquiorra sebenarnya seumuran, mereka diadopsi oleh Aizen. Aizen sangat mencintai istrinya yang telah meninggal tetapi belum sempat memiliki anak dari hasil pernikahan mereka. Aizen mengadopsi Grimmjow dan Ulquiorra dari panti asuhan yang sama, jadi dari kecil mereka berdua sudah hidup bersama. Grimmjow yang badannya lebih besar dan lebih tinggi dari Ulquiorra menganggap dia kakak dari Ulquiorra yang tentunya disepakati sepihak, karena Ulquiorra tidak mau membuang waktu hanya untuk berdebat mengenai siapa kakak dan siapa adik.

Mereka sudah sampai di depan pintu besar Las Noches setelah sebelumnya melewati gerbang yang empat kali lebih besar disbanding pintu masuk sekolah ini dan taman yang begitu luas dan rapi juga indah, ada beberapa air mancur kecil di samping kanan dan kiri jalan masuk serta air mancur besar di tengah jalan di dekat pintu masuk utama.

Para siswi-siswi yang mengetahui kedatangan dua pangeran ini segera berkerumun dan berteriak histeris menyambut kedatangan Grimmjow dan Ulquiorra. Ulquiorra memilih tetap berjalan dengan elegan dan stoic face menghiasi wajah tampannya menyusuri koridor menuju asrama VIP yang terletak di tempat yang strategis, yaitu tidak terlalu jauh dari fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah ini.

Sementara Gimmjow masih tebar-tebar pesona diantara kerumunan siswi-siswi 'biasa'. Grimmjow tidak menyadari siswi baru yang melewati kerumunan itu. Siswi baru itu berjalan kea rah asrama VIP dan memasuki kamarnya. Dia memegang kepalanya pertanda pusing karena terlalu banyak mendengar teriakan di dekat pintu utama Las Noches.

"Apa tadi itu? Argh.. mereka seperti kelaparan saja." Siswi itu merebahkan badannya melepas lelah di tempat tidur queen size di kamar barunya. Dia melihat langit langit kamarnya seolah menerawang jauh kesana.

"Kakek.. aku melakukan ini untukmu.. semoga kau tenang disana."

Sementara itu Ulquiorra sempat melihat kedatangan siswi baru itu sebentar, namun tak menghiraukannya dan langsung memasuki kamar Orihime.

"Orihime." Ucap Ulquiorra datar sambil berjalan mendekati gadisnya ini.

Orihime membalik tubuhnya dan sedikit terkejut melihat Ulquiorra yang sudah ada di depannya ini. Tanpa membuang banyak waktu Orihime memeluk Ulquiorra sabagai ungkapan kerinduannya.

"Kenapa tak mengabariku dulu kalau kau kembali hari ini? Aku piker besok." Orihime sedikit memajukan bibirnya manja.

Ulquiorra yang melihat tingkah 'hime'nya ini menahan rasa gemasnya.

"Setelah kau bilang akan kembali hari ini, kemarin aku memaksa Grimmjow untuk beres-beres dan meminta izin pada ayah." Ulquiorra menjelaskan sambil member senyuman kecil pada Orihime.

"Ulqui-kun, aku dengar aka nada siswi baru yang langsung menempati asrama VIP, pasti dia sudah dijodohkan dengan salah satu dari ketiga pangeran yang lain ya?" ucap Orihime sambil menatap mata emerald Ulquiorra yang begitu indah.

"Benarkah? Apa mungkin perempuan yang tadi ku lihat. Memang kenapa?"

"Aaa.. tidak, kalau memang benar aku jadi memiliki teman perempuan di asrama ini kan."

"Benar juga, tapi saat ini aku mau memonopoli dirimu hanya bersamaku." Ulquiorra tak memberi Orihime kesempatan berbicara kerena dia sudah mendaratkan bibirnya kebibir Orihime, melumatnya lembut dan memulai bermain di dalamnya saat tanpa sengaja Orihime membuka bibirnya sedikit. Orihime yang tadinya kaget lalu mulai menutup matanya dan menikmati permainan lidah Ulquiorra yang sangat ia rindukan sampai kebutuhan akan oksigen mendesak dengan setengah hati Orihime menyudahi ciuman yang menjadi panas itu.

"Sebaiknya Ulqui-kun segera membereskan barang-barang dulu.. mau aku bantu?" Tanya Orihime. Pipinya sudah merona sedari tadi, tapi susah dihilangkannya.

Ulquiorra lalu menyetujui kemauan Orihime untuk membantunya, lagi pula akan lebih cepat selesai jika dibantu kekasih cantiknya ini sekaligus memonopoli Orihime di kamarnya.

Grimmjow baru memasuki asrama VIP setelah bias lepas dari para fansnya. Dia berjalan santai menuju kamarnya, tetapi ada yang menarik perhatiannya ketika melihat salah satu pintu kamar yang biasanya kosong terbuka. Grimmjow sedikit mengintip diantara pintu itu, dia melihat seorang perempuan cantik dengan badan yang… uhm, bias membuat semua perempuan iri dan membuat lelaki terpana melihatnya. Rambut perembuan itu berwarna toska, dia sedang sibuk merapikan barang-barangnya, pintunya lupa ditutup karena beru saja memasukkan koper besarnya, setelah menyadari pintu kamarnya masih terbuka, ia segera menuju pintu itu untuk menutupnya. Dia terkejut melihat Grimmjow yang diam membatu di depan pintu kamarnya.

"Ah.. S-siapa?" Tanya perempuan itu sedikit takut, yah wajar saja, karena dia tidak terbiasa bertemu lelaki apa lagi yang badannya se atletis Grimmjow.

"O-oh.. Grimmjow." Grimmjow segera mengulurkan tangannya setelah sadar dari keterpanaannya melihat kecantikan perempuan di depannya. Perempuan itu menerima jabat tangan Grimmjow dan memberitahukan namanya.

"Neleil.. Neliel tu Oderschvank." Katanya mantap walau masih agak sedikit malu.

"Baru ya? Mau ku bantu beres-beres?" Grimmjow sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat kedalam kamar neliel yang masih berantakan.

"Tidak perlu, aku bias sendiri." Neliel segera menutup pintu kamarnya.

Dari nada bicara Neliel, Grimmjow menangkap sedikit ada nada gugup. Dan itu membuat Grimmjow senang, ntahlah dia sepertinya tertarik dengan perempuan ini, lalu Grimmjow melanjutkan jalannya menuju kamarnya.

Sementara Neliel merasakan pipinya panas dan meraba bagian itu. Dia dapat memastikan ada rona merah di bagian itu.

TBC

Yep segini dulu yaa…

Kan masih awal..

Bagi yang mau menyumbang ide silahkan, dan saya hanya menerima saran..

Hohoho..

Jangan lupa Review yaaa, biar cepet update chapter selanjutnya.

Arigatoo..^^