fanfic ini kubuat atas permintaan dari temanku

Disclamer: Masashi Kishimoto

pairing: NaruSaku

warning:typo, OOC, alur kecepetan, berantakan, ceritanya jelek, dll

.

.

.

XxX

Normal POV

Sakura sedang berjalan kearah rumah sakit Konoha, kini ia telah menjadi ketua ninja medis di Konoha. Di jalan banyak shinobi yang berlalu lalang, namun Sakura terkejut ketika melihat Naruto dan Hinata saling bergandengan tangan, memang, sejak perang dunia ninja selesai dan dimenangkan oleh kubu aliansi shinobi, semua berubah.

Ya, hati Sakura saat ini hanya ada Naruto, Naruto, dan Naruto. Entah kenapa perasaanya pada Sasuke menghilang begitu saja, kini dia hanya menganggapnya teman biasa, namun untuk Naruto, Sakura mempunyai perasaan yang lebih.

Dulu Narutolah yang selalu mengejar-ngejarnya, dulu Narutolah yang selalu menghibur dirinya dikala sedih, dulu saat Gaara mengamuk Narutolah yang menyelamatkan Sakura, bahkan saat Sasuke pergi dari Konohapun Sakura dengan tak tahu dirinya meminta kepada Naruto tuk mengembalikan Sasuke.

Namun seberapa perhatiannya Naruto kepada dirinya, Sakura tak pernah memberikan responnya pada Naruto. Dia tak pernah menjawab saat Naruto menyatakan cinta kepadanya, yang ada dia langsung memukulnya hingga mental.

"Hai Sakura, mau ikut makan bersama kami?" tanya Naruto kepadanya.

'Naruto, tak tahukah kau bahwa kini yang kuinginkan hanya hatimu saja?' tanya Sakura dalam hati.

"S-Sakura kenapa kau hanya diam saja?" Hinata bingung melihat Sakura hanya diam.

"Eer ti-tidak, lebih baik aku tidak ikut, aku hanya menjadi pengganggu bagi kalian, lagipula masih banyak pasien yang harus kusembuhkan" Sakura memberikan alasannya.

"Hei, kau tidak mengganggu kok!, lagipula aku dan Hinata tidak sedang kencan, hanya makan siang biasa!" Naruto tetap kekeh untuk mengajak Sakura.

"Naruto bakka! sudah kubilang aku sedang banyak pasien! jadi aku tak bisa ikut makan bersamamu!" Sakura hanya berpura-pura marah, padahal dalam hatinya dia menangis sedih.

"Su-sudahlah Naruto-kun, jangan memaksa Sakura, Dia sekarang ini adalah ketua ninja medis jadi mungkin dia sedang sibuk mengurus pasien" Hinata mendinginkan suasana.

"Baiklah kalau kau memang sedang banyak pasien, kalau kau sudah selesai dengan pekerjaanmu itu, pulanglah dan istirahat, aku khawatir melihat kau belakangan ini" ucap Naruto.

'Bahkan dia masih sempat-sempatnya mengkhawatirkanku? merugilah aku yang dulu menolaknya!' Sakura memaki dirinya sendiri di dalam hati.

.

.

.

Rumah Sakura

Sakura POV

Ya, aku menangis lagi di kasurku untuk kesekian kalinya, belakangan ini aku tidak pernah tidur, karena setiap malam aku selalu menangisi dirinya yang tak kunjung sadar bahwa kini cintanya terbalaskan. Kantung mataku sudah terlihat jelas, tapi masabodoh dengan itu, karena aku tak peduli lagi, yang jelas sekarang hatinya sudah bukan untukku.

"Sakura! makan malam sudah siap, cepat turun!" suara ibu memanggilku, namun aku tak peduli.

"Aku masih kenyang bu! tadi sore aku sudah makan" jawabku kepada ibu.

"Oh, yasudah tapi kalau masih lapar lauknya ada di lemari makan" balas ibu.

aku sudah tak peduli pada rasa lapar dan haus, aku hanya ingin menyendiri saat ini, aku tak mau ada orang yang melihat aku menangis.

Kini dia telah bersama orang lain. Hinata, gadis yang mencintainya dengan tulus, tidak sepertiku yang selalu menghajarnya setiap melakukan tindakan bodoh, dia sudah menunggu Naruto sejak masih di akademi ninja. Aku mengakui kalau Hinata lebih sempurna dibandingkanku, dia lebih cantik dariku, dan juga lebih kaya, tapi aku percaya Naruto tak mempermasalahkan hal itu, tapi kenapa...kenapa kini ia menjauh dariku, menjauh dari kehidupanku, disaat aku sudah memiliki perasaan kepadanya, apa naruto hanya mempermainkanku?

Sakura POV end

.

.

.

Normal POV

Disaat Sakura sedang merenungi masalalunya, tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk.

"masuk" sakura berkata pada orang yang mengetuk pintunya.

"Hai Sakura, tadi aku sudah izin pada ibumu, dan katanya kau sedang menyendiri di kamar, kau sedang ada masalah apasih?" tanya orang itu

"Na-naruto! untuk apa kau kesini heeh?", tanya Sakura sinis, orang yang datang itu ternyata adalah Naruto.

"aku khawatir kepadamu, belakangan ini sifatmu berubah, dan kau selalu menjauhiku, memangnya apa salahku padamu?" tanya Naruto penasaran.

"Cara bicaramu semakin dewasa, kemana sifat bodohmu yang dulu Naruto?" sakura bertanya balik.

"Kita memang bertambah dewasa Sakura, sifat bodohku hilang seiring berjalannya waktu, hehehe" jawab Naruto dengan tawa khasnya.

"Kenapa kau mengkhawatirkanku bakka?, kenapa kau tidak mengkhawatirkan Hinata saja? diakan pacarmu" tanya Sakura lagi masih dengan tatapan sinis

"ooh...aku tau kenapa kau menjauhiku, ternyata kau cemburu padaku ya?" tanya balik Naruto.

"Kalau iya memang kenapa? bukankah dulu kau menyukaiku? kau selalu mengejar-ngejar aku? tapi disaat aku mulai mencintaimu kau malah berpaling kepada Hinata!" ucap Sakura dengan penuh emosi. Air matanya mulai mengalir kepipinya.

"Maaf Sakura, tapi kau terlambat menyadarinya" ucap Naruto tertegun mendengar curahan hati sahabatnya itu.

"Aku tau aku terlambat, aku tau dulu aku selalu mencelamu, memakimu, bahkan memukulmu, namun tak bisakah kau memaafkanku dan kita memulai hidup yang baru, kita bersama!" balas sakura.

"Bukan itu masalahnya Sakura!" ucap Naruto lagi.

"Lalu apa? Naruto aku bahkan rela menyerahkan jiwa dan ragaku bahkan badanku padamu!" balas Sakura sambil menangis.

"Sakura! kenapa kau menjadi seperti wanita rendahan begini?" ucap Naruto penuh amarah.

Kemudian suasana hening sesaat.

"Baiklah, kita bicarakan ini baik-baik Sakura! tapi jangan disini, tidak enak dengan ibumu" Naruto berkata

"Apa maksudmu Naruto?" tanya Sakura yang masih belum mengerti.

"Besok sore kita bertemu di tempat latihan kita saat kita masih genin" jawab Naruto.

Belum sempat Sakura bertanya kembali, Naruto sudah pergi dari hadapanya menggunakan Hiraishin no jutsu.

review

fanficku yang satu masih belum kelar, malah bikin fanfic lagi... mudah2an lkalian suka ya... ^_^