BUON COMPELANNO MAMA SQUALOOO! XDD Semoga langgeng sama Papa Xanxus! XDD Semoga tambah manis, cantik, sexy, erotis, masochist, terus... ...eh tunggu, kok makin lama makin ngaco ya? hahahaha yasudahlah, lupakan. ...Ehem! Yang paling penting, semoga ga ada yang misahin Mama Squalo sama Papa Xanxus! XD UOOOO HIDUP XS! *lari-lari keliling kampung bawa bendera XS, YEAH!*

Once again, Happy Birthday Superbi Squalo, Rain Guardian of Varia!

...Ah, iya... satu lagi kelupaan. Fic ini juga dalam rangka misi bersama Arisu-san meramaikan fandom KHR dengan XS.

Disclaimer: KHR belongs to Amano Akira, Xanxus and Squalo belongs to each other and this fic belongs to me~

Warning: OOC, typo, gaje, abal, aneh, dll... Don't like it? Tell me so that I can improve and give the best shot I can... :D

Lastly, Happy reading~


Pagi hari.

Xanxus terbangun dari tidurnya. Sayangnya kali ini ia bangun bukan dengan cara yang diinginkan. Mau tak mau kelopak matanya yang berat terbuka begitu ia mendengar suara 'merdu' dari sang second-in-commandnya. Oh, seseorang, tolong sumpal telinganya dengan sesuatu supaya ia tidak perlu mendengar suara itu.

Namun sayang sekali saudara-saudara, doa Xanxus ditolak mentah-mentah.

Suara bantingan pintu terdengar dan disusul dengan langkah kaki yang semakin lama semakin terdengar dengan jelas. Tidak perlu seorang jenius untuk menebak kejadian selanjutnya.

"VOOOI! Aku datang untuk melaporkan misiku!" seru Squalo dengan suaranya yang 'oh-amat-sangat-indah' itu. Benar-benar deh, ia tidak peka dengan situasi yang ada. Tanpa pikir panjang, langsung saja ia melangkahkan kakinya ke arah pinggir tempat tidur Xanxus. Namun belum lama ia menghentikan langkahnya, tubuhnya sudah ditarik jatuh ke atas tempat tidur oleh sang pimpinan Varia.

"VOOOI! Xanxus!"

Dengan satu gerakan cepat, Xanxus sudah menodongkan pistolnya ke arah kepala Squalo. Sepasang mata Xanxus yang semerah batu ruby memicing tajam—memberikan intimidasi nyata pada second-in-commandnya. Jangan salahkan dia, siapa suruh Squalo membangunkannya dengan cara terburuk yang ada? Tidak tahukah ia kalau Xanxus tidak suka kalau tidurnya diusik?

Tapi bukan Squalo namanya kalau ia gentar hanya dengan 'sedikit' tatapan tajam dari Xanxus.

Hanya pelototan mata saja? Bukan masalah besar untuknya.

"VOOOI! Apa-apaan kau hah? Kau masih setengah tidur atau kau setengah mabuk? Ini aku, brengsek. Singkirkan pistolmu!"

Alis Xanxus berkerut samar begitu melihat respon dari Squalo. Tanpa banyak berkata lagi ia pun menarik rambut Squalo hingga nyaris membuat rain guardian Varia itu jatuh ke atas tubuhnya. Sebelum Squalo sempat protes atau mengumpat, Xanxus sudah menurunkan pistolnya turun ke arah leher Squalo. Matanya semakin memicing tajam. Tanpa ragu, Xanxus menarik pelatuk pistolnya.

"Kau yang apa-apaan, stronzo." ujar Xanxus setengah menggeram. "Kau minta mati, eh?"

"VOOI! Aku datang kesini untuk melaporkan misiku, brengsek! 'Ramah' sekali salammu! Kau tidak tahu ya kalau aku buru-buru datang kesini hanya untuk melaporkan misiku padamu?" seru Squalo mulai naik pitam. Ia melirik pistol Xanxus yang tinggal menunggu giliran untuk digunakan. Matanya memicing tajam lalu dengan sebelah tangan ia menepis pistol itu menjauh. "Kubilang singkirkan pistolmu, brengsek!"

Untuk beberapa saat Xanxus dan Squalo sama-sama terdiam dan saling melepar pandangan tajam dengan hawa pembunuh yang intens.

"Apa kau tahu jam berapa sekarang, brengsek?" tanya Xanxus mendesis tajam. Tak lupa juga ia memberikan penekanan pada setiap kata yang diucapkannya. Terutama pada kata 'jam'.

"VOOOI! INI SUDAH JAM 9 PAGI, BRENGSEK!"

"INI MASIH JAM 9 PAGI, KASUZAME!" geram Xanxus, habis sudah kesabarannya.

Ia kembali menarik rambut Squalo dengan kasar dan mengarahkan pistolnya ke arah kepalanya. "Sekali lagi kau membuat keributan dan mengganggu tidurku, akan kubuat lubang di kepalamu. Apa kau mengerti, sampah sialan?"

Sifat pemberontak memang sudah mendarah daging bagi Superbi Squalo. Namun kali ini ada baiknya ia menahan diri. Karena kalau tidak, mungkin Xanxus benar-benar akan membuat lubang di kepalanya tanpa ragu.

"Kalau sudah mengerti, cepat pergi." Xanxus melepaskan tangannya dari rambut Squalo yang terurai. "Jangan sekali-sekali menganggu tidurku lagi, kasuzame." ancamnya sebelum akhirnya ia kembali merebahkan diri.

Sepeninggalan bosnya yang kembali tidur, Squalo mendecak pelan sembari bersumpah serapah hebat dalam hati. Berbagai makian dan umpatan ia hadiahkan untuk bosnya itu. Andai saja ia bisa mengatakannya dengan suara keras, tentu hatinya akan terasa lebih lega.

Tapi sudahlah, Squalo tidak ada waktu untuk berandai-andai. Second-in-command Varia itu pun langsung angkat kaki dari kamar bosnya seketika ia sudah tidak ada keperluan lagi.

Setelah suara pintu tertutup terdengar, Xanxus kembali sendiri di dalam kamarnya. Ah, akhirnya, ia dapat kembali tidur dengan tenang.

Belum lama pikiran itu terlintas di kepalanya, mendadak ia kembali terjaga dari tidurnya karena mendengar suara bantingan pintu.

Lagi-lagi ada yang mengganggu tidurnya.

"Selamat ulang tahun Squaly~ Semoga tahun ini menjadi tahun yang baik untuk—" Lussuria yang baru masuk sembari membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin di tangannya itu mendadak celingukan dengan wajah bingung. "Loh? Loh? Mana Squaly? Kupikir tadi dia masuk kesini?"

"Shishishi kurasa bos sudah mengusirnya pergi." ujar Bel sembari nyengir dengan cengiran chesirenya.

"Barusan aku melihatnya keluar dari kamar bos sambil uring-uringan." timpal Fran dengan nada monotonnya yang khas.

"Araa~ Benarkah? Kenapa tidak bilang dari tadi?" tanya Lussuria sembari memanyunkan bibirnya kecewa. "Kalau begitu kue ulang tahun yang sudah susah payah kubuat ini jadi sia-sia dong? Benar-benar deh, harusnya dari tadi kita tidak usah menunggu Le—"

DZING! DOR! DOR! DOR!

Dalam sekejap tiga peluru melesat dan nyaris mengenai wajah Lussuria. Salah satu peluru bahkan berhasil menorehkan segaris luka di wajah sang sun guardian Varia itu.

Lussuria hanya bisa mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali sembari membiarkan otaknnya mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Bel dan Fran dengan kompakan melihat ke arah peluru itu datang. Seperti yang bisa ditebak, bos mereka yang baru saja kembali diganggu tidurnya tengah memegang pistol di tangannya dan mengarahkanya kepada mereka bertiga.

"...Kurasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengobrol disini. Bos terlihat tidak senang dengan kehadiran kita." ujar Fran tetap datar.

"Itu aku juga tahu, kodok!"

Syuut! JLEB!

Tiga pisau melesat dan menancap di punggung anggota baru Varia itu. Sang Illusionist Varia itu hanya melirik ke arah Bel tanpa menjerit atau mengaduh. "Senpai, yang barusan itu lumayan sakit."

"Itu juga aku tahu!"

Syuuut! JLEB!

"Aw..."

"Shishishi, itu salahmu sendiri kodok. Siapa suruh kau membuat pangeran ke—"

Sebelum sempat Bel menyelesaikan kata-katanya, beberapa peluru sudah melesat ke arahnya. Dan kali ini Xanxus benar-benar membidik dengan serius dan menjadikan pangeran bertiara itu sebagai targetnya. Kalau saja ia lengah sedikit dan telat menghindar, pastilah lebih dari satu peluru sudah bersarang di tubuhnya.

Begitu peluru-peluru yang berhasil dihindari oleh Bel itu menancap di dinding kamar Xanxus, ketiga anggota Varia itu kembali menoleh ke arah bos mereka yang masih berada di tempat tidur.

Astaga, baru sebentar mereka mengalihkan perhatian dari Xanxus tak terasa aura membunuh yang keluar dari sang pimpinan Varia itu sudah meningkat drastis dibandingkan sebelumnya.

"...Kalian semua... cepat pergi dari hadapanku dalam 5 detik atau kubuat tubuh kalian penuh dengan lubang, sampah brengsek sialan." ancam Xanxus sembari kembali menarik pelatuk dan mengarahkan pistolnya ke arah para guardiannya.

Tidak perlu menunggu 5 detik, ketiga anggota Varia itu sudah menghilang bersama angin dan kembali meninggalkan Xanxus sendiri.

Ah, akhirnya ia kembali sendiri lagi.

...Tapi tunggu dulu, belajar dari pengalamannya barusan Xanxus tidak mau buru-buru melanjutkan tidurnya dan berakhir dengan gangguan yang lagi-lagi datang tanpa diprediksikan.

Selang beberapa waktu setelahnya, terdengar suara langkah kaki yang mendekat menuju ke arah kamarnya.

Nah, benar kan dugaannya? Lagi-lagi gangguan datang tanpa diundang.

Pintu kamar Xanxus kembali terbuka dan kali ini sosok Levi yang muncul di baliknya.

"Selamat pagi bo—"

DZING! DOR! DOR! DOR! DOR!

"KELUAR!" geram Xanxus tanpa tunggu lama. Habis sudah pasokan kesabarannya dengan tiga gangguan pagi ini.

Ah, Levi yang malang. Ia kurang beruntung karena masuk di saat yang kurang tepat dan berakhir menjadi tempat pelampiasan Xanxus. Melihat bosnya yang sedang uring-uringan begitu, Levi tidak perlu berfikir dua kali dan langsung buru-buru mengambil langkah seribu.

Sekarang Xanxus benar-benar sendiri. Dan demi apa pun yang berkuasa di atas langit sana, Xanxus bersumpah ia akan membunuh orang yang muncul dan menganggu tidurnya.

Pimpinan Varia itu kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Namun sialnya, karena emosi yang sedang memuncak ia justru kehilangan minat untuk melanjutkan tidurnya.

...Bagus, benar-benar pagi yang 'hebat'... batin Xanxus sarkastik.

Begitu rasa kantuk sudah enggan menghampirinya lagi, rasanya keinginan untuk membunuh seseorang justru meningkat.

Korban pertama yang terlintas di benak Xanxus adalah Levi. Sungguh, kalau sampai thunder guardiannya itu datang dan berani menunjukkan mukanya di hadapan Xanxus, maka pimpinan Varia itu akan dengan senang hati memberikan tiket gratis menuju ke alam baka dengan cuma-cuma.

...Tapi tunggu, kenapa harus Levi? Bukankah kalau dipikir kedatangan Lussuria, Bel dan Fran lebih menganggunya? Dan kalau dipikir... alasan mereka bertiga datang pagi-pagi ke kamarnya tadi... apa? ...Ah, Xanxus bahkan sudah melupakannya.

...Tunggu, tunggu. Sebelum menyalahkan Lussuria, Bel dan Fran bukankah seharusnya ia menyalahkan Squalo? Benar, second-in-commandnya itu yang terlebih dulu merusak harinya. Beralasan untuk melapor misi? Hah, bercanda. Mana ada orang idiot yang mau mendengarkan laporan misi pagi-pagi begini?

Xanxus memaksakan matanya untuk kembali terpejam berulang kali dan berusaha melupakan kejadian menyebalkan yang menimpanya pagi ini.

Di saat matanya terpejam, otaknya yang menolak untuk melupakan kekesalan atas gangguan dari bawahan-bawahannya justru membuat flashback spontan di saat kedatangan Lussuria, Bel dan Fran tadi.

"Selamat ulang tahun Squaly~ Semoga tahun ini menjadi tahun yang baik untuk—" Lussuria yang baru masuk sembari membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin di tangannya itu mendadak celingukan dengan wajah bingung. "Loh? Loh? Mana Squaly? Kupikir tadi dia masuk kesini?"

"Shishishi kurasa bos sudah mengusirnya pergi." ujar Bel sembari nyengir dengan cerngiran chesirenya.

"Barusan aku melihatnya keluar dari kamar bos sambil uring-uringan." timpal Fran dengan nada monotonnya yang khas.

Xanxus kembali membuka matanya. Buru-buru ia mencari kalender terdekat yang ada.

13 Maret. Benar, hari ini ulang tahun Squalo.

Oh, bagus sekali, bukannya memberikan hadiah untuk second-in-commandnya di hari ulang tahunnya, ia justru memperlakukannya dengan semena-mena. Catatan tambahan, ia bahkan menodongkan pistol, berkata kasar dan mengusirnya pergi. Selamat Xanxus, kau benar-benar bisa masuk nominasi orang brengsek yang paling tidak tahu diri.

Xanxus mendecak pelan setelah melihat angka 13 di kalender lekat-lekat.

Baiklah, baiklah, ia harus memperbaiki harinya. Sedari membuka mata tadi, segala sesuatu yang terjadi hari ini memang sudah terasa salah. Tapi setidaknya Xanxus tidak berniat membuat sepanjang hari ini menjadi hari yang buruk. Setidaknya jangan hari ini. Karena hari ini adalah hari ulang tahun rain guardianya. Hari ulang tahun orang yang masuk jajaran atasbahkan orang yang paling penting baginya meski ia mencoba untuk mengeyahkan kenyataan itu, Superbi Squalo.


Hari berlalu dengan cepat untuk Squalo. Sangat cepat. Oh, begitu cepatnya hingga untuk menunggu lima menit saja membuatnya uring-uringan sendiri. Ya, ia bohong. Hari ini berlangsung dengan lama dan membosankan. Tidak ada misi baru untuknya, tidak ada lawan untuk bertarung, tidak ada apa pun. Bahkan latihan rutinitas yang biasanya selalu berhasil menenangkannya tidak begitu memberikan banyak perubahan.

Berada di HQ Varia membuat suasana hatinya burukjangan tanya alasannya, tanyalah pada Xanxus dan apa saja yang sudah dilakukannya.

Untuk menenangkan diri dan menghilangkan rasa kesal di hatinya, Squalo memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Sayangnya harapan tidak bisa seindah kenyataan. Disinilah ia sekarang, menunggu kopi instant dari mesin penjual otomatis rusak yang menolak memberikan segelas kopi yang seharusnya menjadi haknya.

Oh tuhan, salah apakah ia hingga ia bisa begitu sial hari ini? Pertama Xanxus, sekarang bahkan mesin penjual kopi instant pun mencari perkara dengannya. Bagus, benar-benar bagus!

"VOOOOI! BRENGSEK! AKU KAN SUDAH MEMBAYAR! MANA KOPIKU, BRENGSEK?" protes Squalo tidak terima. Mulanya Squalo naik pitam, tapi lama-kelamaan kemarahan itu mereda. Sudahlah, tidak ada gunnaya ia protes pada benda mati itu.

Tidak ingin dipecundangi lebih lama lagi karena segelas kopi, Squalo pun memilih untuk minggat dari tempat itu dan pulang ke HQ Varia.

Sesampainya di HQ, Squalo yang tanpa tujuan menuruti kemana kakinya melangkah. Pikirannya kosong, sesekali hanya berisi umpatan juga sumpah serapah untuk mesin penjual kopi otomatis yang mempecundanginya.

Langkah Squalo terhenti begitu ia terhalangi oleh sebuah pintu di depannya. Squalo menengadahkan kepalanya dan melihat pintu. Sekejap kemudian alisnya berkerut dan wajahnya berubah masam.

VOOOI! KENAPA AKU BERJALAN KESINI SIH? Ini kan kamar kerja bos brengsek itu! Mau apa aku kesini? Mau minta diusir lagi seperti tadi pagi? HAH! Aku tak sudi! batin Squalo sembari setengah menggerutu.

Begitu katanya dalam hati, mantap. Tapi nyatanya? Ia bahkan tidak mengambil satu langkah pun untuk menjauh dari pintu itu.

Squalo terdiam di tempat sembari memperhatikan pintu itu. Alisnya bertaut-taut dan wajahnya gusar.

...Sudahlah, kucoba saja mengecek bos brengsek itu. Siapa tahu moodnya sudah lebih baik dari tadi pagi. batin Squalo sembari membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Setelah menutup pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam, Squalo tidak menemukan sosok bosnya itu dimana pun. Meja kerjanya rapih seperti tidak disentuh. Gelas di atas meja kosong, tidak ada setetes Tequila di dalamnya. Kesimpulan yang bisa diambil oleh Squalo, hari ini bosnya benar-benar menjadi pemalas nomor satu dan sama sekali tidak bekerja.

Second-in-command Varia itu menggelengkan kepalanya. Dasar bos brengsek itu... dia benar-benar seenaknya.

Karena pemilik ruangan sedang tidak ada di tempat, tadinya Squalo berniat untuk angkat kaki. Namun begitu ia membalikkan badannya, pintu ruang kamar kerja Xanxus kembali terbuka. Ah, itu dia sang pemilik yang baru saja dibicarakan. Benar-benar panjang umur.

Xanxus terdiam di ujung pintu sembari memperhatikan Squalo sebentar. "Apa yang kau lakukan disini, kasuzame?"

Bak seorang maling yang baru kepergok polisi, Squalo mulai terlihat panik.

"V-Voi! Aku cuma datang untuk mengecek keadaanmu saja. Aku pegi sekarang." ujar Squalo setengah pamitan. Ia pun buru-buru melangkahkan kakinya pergi menuju keluar. Namun seketika ia melintas melewati Xanxus, pimpinan Varia itu menarik tangannya lalu menghimpitnya di dinding.

"VOOOI! Apa-apaan kau brengsek?" protes Squalo kesal. Sialnya, ia justru mendapati cengiran lebar Xanxus sebagai balasan. Melihat bosnya itu malah nyengir lebar, Squalo makin naik pitam. "Voi! Apa maumu hah? Cepat minggir!"

Xanxus tidak bergeming dan tetap pada posisi mereka sekarang. Cengiran lebar yang membuat Squalo kesal itu masih awet terpasang di wajahnya. Dan jujur saja, semakin dilihat, Squalo semakin kesal. Ia pun semakin berontak menjadi-jadi. "VOOOI! MINGGIR, BRENGSEK! BUKANKAH KAU TIDAK SUKA MELIHATKU? Tadi pagi kau bilang begitu kan? Sekarang LEPASKAN!"

Xanxus tidak menggubris segala aksi protes dari Squalo. Ia sudah teralu mengenal wakilnya itu. Pada saat Squalo menolak secara berlebihan, itu artinya ia tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya.

"VOOOI! LEPASKAN! LEPASKAN AKU BRENGSEK!"

Xanxus masih tidak bergeming.

"VOOOOOOIII! KUBILANG LEPASKAN A!"

Intrupsi dadakan yang tidak diprediksi oleh Squalo. Tanpa permisi, bosnya itu asal main menciumnya begitu saja. Sebagai tambahan, Xanxus langsung menyelusupkan lidahnya masuk selang beberapa detik setelah kontak pertama mereka.

"Nggh... Mmmph!"

Masih berani berpura-pura protes? Benar-benar nakal. Baiklah Xanxus, kau boleh beraksi sekarang.

Xanxus menahan tangan Squalo yang sibuk memberontak sedari tadi dengan sebelah tangan sementara tangannya yang lain menahan wajah rain guardiannya itu. Lidahnya Xanxus masih menjelajahi deretan gigi Squalo hingga akhirnya lidah dan lidah saling bertemu.

"Nggh... Xa! Mmph!"

Bukan Xanxus namanya kalau ia tidak bisa memberikan kenikmatan yang tidak bisa ditolak. Tinggal tunggu waktu saja sampai akhirnya Squalo benar-benar pasrah dan takluk pada kenimatan yang diberikan oleh bosnya.

Mereka masih berciuman, keduanya sama-sama berusaha mendominasi. Squalo yang sebelumnya bermain pasif pun lama-kelamaan bermetamorfosis hingga perebutan dominasi diantara mereka berdua makin menjadi-jadi. Akal sehat keduanya sepertinya sudah pergi pamitan dan digantikan oleh insting dan nafsu.

Perebutan dominasi itu belum selesai, belum ada penyelesaian, namun Squalo sudah menarik diri.

Menyerah? Tidak.

"Haaah... Nngh... Xanxus, tunggu dulu."

Xanxus menunggu, namun bukan berarti dia diam. Sembari menunggu kelanjutan dari perkataan Squalo yang terhenti, ia menjilat bibir bawah second-in-commandnya itubersiap untuk serangan selanjutnya.

"Nnngh, Xa-Xanxus... Kubilang tunggu."

"...Apa?"

"Kenapa kau...? Ma-Maksudku... ...VOOOI! Tadi pagi bahkan kau tidak sudi melihatku... Kenapa sekarang...?"

Xanxus memandangi Squalo sebentar sebelum ia mendengus geli.

"Kau lupa sekarang hari apa, kasuzame?"

"...Hah? ...Hari... Minggu kan? Aku tidak lupa."

Xanxus mengangkat alisnya sebelah seketika ia mendapat jawaban polos dari rain guardiannya. Jadi... bukan hanya ia yang melupakan hari ulang tahun Squalo? Bahkan yang berulang tahun pun melupakan hari ulang tahunnya sendiri? Benarkah?

Squalo masih memasang wajah bingung sehabis ditanya 'sekarang-hari-apa'. Itu sudah lebih untuk menjadi bukti bahwa Xanxus bukan satu-satunya orang di HQ Varia yang melupakan hari ulang tahun sang rain guardian Varia itu.

Xanxus mendengus geli sekali lagi dan langsung direspon dengan aksi protes dari Squalo.

"VOOOI! Memangnya kenapa dengan hari ini? Apa yang salah dengan hari ini?"

"Tidak ada yang salah dengan hari ini."

"Lalu?"

"Lalu apa?"

"Lalu... Kenapa kau...?"

"...'Kenapa kau' apa?"

"...VOOOI! JANGAN PURA-PURA BODOH DI SAAT SEPERTI INI, BRENGSEK! Kau tahu kan maksudku apa!"

Xanxus tidak lagi menjawab dan hanya nyengir. Misteri, tadi pagi rasanya ia sungguh muak melihat wajah Squalo. Sekarang? Dalam jarak sedekat ini saja yang ia rasakan sungguh berkebalikan.

"VOOOI! Jawab pertanyaanku, brengsek!" tuntut Squalo makin tidak sabar.

Alih-alih menjawab, Xanxus justru balik bertanya. Namun kali ini dengan pertanyaan yang berbeda dengan pertanyaannya sebelumnya.

"Tanggal berapa sekarang?"

"Hah?"

"Aku tanya, tanggal berapa sekarang?"

"...Ng, aku berangkat mengemban misi 2 hari yang lalu tanggal 11 Maret... Berarti sekarang... 13 Mar—"

Aha, Squalo baru saja tersadar kalau hari ini ulang tahunnya. Kenapa ia bisa sampai melupakan hari ulang tahunnya sendiri? ...Ah, banyak kejadian yang terjadi hari ini. Dengan kepala yang penuh dengan segala caci maki dan umpatan untuk Xanxus, tak heran ia jadi melupakan hari ulang tahunnya sendiri.

Sekarang Squalo sudah ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya bukan? Dan hal itu sudah cukup untuk menjawab alasan dari perlakuan Xanxus yang terbilang amat jarang ini.

Xanxus dan Squalo memang tidak pandai menggungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, karena itu mereka lebih senang menggunakan tindakan. Anak angkat dari Vongola ke sembilan itu merengkuh wajah Squalo lalu menciumnya lembutsetidaknya lebih lembut ketimbang biasanya.

"Buon compleanno, stronzo."

Dan itulah arti dari ciuman Xanxus barusan.

Squalo tersenyum begitu Xanxus menarik diri. Sebagai balasan, ia memberikan ciuman kecil untuk Xanxus lalu berbisik di telinga bosnya itu, "Questo è il miglior regalo che ho per il mio compleanno, grazie.*"


* This is the best present I got for my birthday, thank you.


Ga puas? Ga puas?

Mau lanjut ke rated M? Ayo lanjut! HAHAHAHAHA! (Terakhir saya ngecek FFn dan ngecek poll, banyak yang request rated M sih, jadi mumpung sempet... saya kabulkan! Mugyahahahaha!) Yang mau berhenti disini juga gapapa... Tapi jangan lupa reviewnya ya~ :D Arigatou~ ^^