Disclaimer: I do not own Boku no Hero Academia. All characters only belongs to Kouhei Horikoshi.


Dulu saat mereka belum begitu dekat, bagi Izuku, Todoroki Shoto adalah orang yang kaku dan arogan. Setelah saling mengenal, perubahan drastis atas impresinya begitu sangat menakutkan.

Yang paling mencolok adalah caranya bercanda, Izuku tidak tahu harus bagaimana bereaksi setelahnya.

Seperti suatu ketika, mereka mengerjakan piket bersama. Hanya ada mereka berdua di kelas A.

Saat Izuku mengangkut pekerjaan mereka, tiba-tiba Todoroki menghentikannya.

"Tunggu, Midoriya! Kau tidak boleh membuangnya sembarangan."

Izuku bertanya-tanya sambil menatap bak sampah yang dibawanya. "Maksudmu sampah ini, Todoroki-kun?"

"Bukan... tapi... cintaku kepadamu! Tak akan pernah layu bagaikan bunga surga... yang segar selamanya," ucapnya dengan nada.

Waktu itu Izuku hanya terpana tanpa berkata apa-apa, lalu melupakannya.

Dilain acara, mereka tak sengaja bertemu di toilet asrama, tengah membasuh muka setelah berolahraga.

Tiba-tiba Todoroki memperingatinya. "Midoriya, kau tidak boleh membuangnya sembarangan."

Izuku terperanjat dalam posisi menunduknya, melihat sekeliling dan tak menemukan apa-apa. Normalnya ia akan bertanya, "Memangnya apa yang aku buang, Todoroki-kun?"

"Tidak ada... hanya saja... cintaku kepadamu! Kan selalu bergelora bagai ombak samudera yang tidak pernah reda," katanya sambil berirama.

Izuku tak mampu berkata-kata. Soalnya, sudah lima kali Todoroki mengerjainya. Sementara si pengguna quirk ganda, melenggang pergi meninggalkannya begitu saja.

Saat berpapasan memasuki asrama, Izuku dengan sengaja melewatinya. Tak disangka Todoroki menjatuhkan sebuah kotak lalu Izuku memungutnya.

"Kau tidak boleh membuangnya sembarangan, Midoriya!"

Izuku benar-benar tidak percaya, ia masih harus melayani tingkah konyolnya.

Dengan terpaksa ia pun bertanya, "Memangnya kenapa, Todoroki-kun?"

"Karena kau harus membukanya."

Izuku sejenak terperangah, tak jadi ia menjadi bahan candaan untuk keenam kalinya. Ia buka kotak dalam genggamannya dan membaca isi dalam kertas berwarna. 'I love ya.'

Izuku menutup mulutnya, kehabisan kata-kata, karena yang tersisa hanyalah 'aku juga'.