Author: Sacha Changmin Luph(FB)/ Cha2

Title: I Love You? No Way!

Genre: Romance, Humor

Rate: T

Main Pair: YooMin(MinChun)

Other Pair: YunJae, SiChul, Dll

Cast: DBSK, SUJU

Disclaimer: The story is mine and always be mine! (:p)

WARNING: It's YooMin(MinChun) couple! If don't like, don't read! Typo's, OOC, BoysLove, Humor&Romance fail! Dll..

Summary: "Aku tidak mungkin mencintaimu, dan tidak akan pernah!". Yoochun selalu disangka sebagai playboy, padahal ia hanya sedang mencari cinta sejatinya. Tapi sahabatnya, Changmin, tiba-tiba menyatakan cinta dan memperlakukannya seperti yeoja!


-Yoochun POV-

Banyak yang bilang aku ini playboy. Sepertinya tidak. Tidak mungkin malahan. Jatuh cinta dan pacaran saja belum pernah. Bagaimana bisa menjadi playboy? Yah, bisa dibilang aku ini namja yang populer di sekolah. Wajah tampan, tinggi, kulit outih, senyum yang dapat membuat semua yeoja ataupun namja jatuh cinta padaku. hey, aku tidak dengan sengaja memuji diriku sendiri dan mengumbar kenarsisan ku pada kalian. Terbukti dari banyaknya yeoja yang mendekatiku selama ini. Walaupun tidak ada satupun dari mereka yang kupilih sebagai kekasihku. Alasannya? Tentu karena aku hanya ingin menjadi kekasih orang yang kucintai, cinta sejatiku.

Akh ya, hari ini ulang tahun sahabatku, Changmin. Kami adalah sahabat dekat. Sangat dekat. Tapi hingga aku berkata padanya bahwa aku ingin serius dalam mencari cinta sejatiku, ia mulai berlaku aneh. Itulah alasan kenapa aku sedikit menjauhinya. Yah, dihari ulangtahunnya ini, aku sudah menyiapkan hadiah Special. Sejumlah buku kesukaannya, Novel, dan beberapa kaset game incarannya. Semoga dengan ini ia tidak bersikap aneh lagi.

TING TONG

Kutekan bel rumahnya. Rumah ini bisa terbilang sangat besar. Sebuah rumah bercat putih dan atap rumah yang berwarnaRedOcean. Dengan halaman depan, samping kiri dan kanan, dan sebuah kolam renang besar di belakang rumahnya. Berbeda jauh dengan aku yang tinggal di apartemen kecilku. Itu karena keluarga dan rumahku berada di Amerika. 5 tahun lalu aku pergi keKoreauntuk hidup mandiri. Aku memilihKoreakarena inikotakelahiran appa ku. Karena itu, aku memiliki 2 nama yang berbeda pemberian umma dan appa. 'MickyPark' pemberian umma ku, dan dipakai jika aku tinggal di Amerika. 'Park YooChun' pemberian appa, dan dipakai dikoreaini. Akh baiklah, kembali ke topik, dan lupakan kisah hidupku. Kalian ingin tau? Ikuti saja jalannya cerita. Akan kupastikan kalian mengenalku lebih jauh.

KLEK

Pintu besar ini terbuka. Dan muncullah sosok sahabatku ini. Namja yang memiliki tinggi seperti tiang listrik, kulit kecoklatan, walau tubuhnya kurus, tapi ia memiliki otot-otot yang membuat tubuhnya kelihatan kekar. Akh, paduan umma –Jaejoong– dan appa –Yunho–nya memang sangat cocok. "Yoochun?". Changmin melambai-lambai kan tangannya di hadapan ku karena mungkin aku melamun terlalu lama.

"Saengil chukkhae Jung Changmin sahabat ku" kataku sambil memeluknya. Ia membalas pelukkan ku lebih erat. Kulirik wajahnya lewat sudut pandangan –mata– ku. Ia tersenyum sangat tampan. Matanya yang terpejam, bibir yang mengulas senyum, lengan kekar yang memeluk ku hangat. Kenapa ia jadi terlihat tampan? Aku menyukainya. Eh? Omo! Bicara apa aku ini? "Gomawo chun". Lagi-lagi aku harus berterima kasih pada Changmin yang menyadarkanku dari lamunan aneh ku.

"Min, kita kekamarmu saja. Diliat orang, disangka kita kekasih sesama jenis" ujar ku dengan nada bergurau. Bergurau? Ya, karena aku tidak mungkin bicara seperti itu dengan serius. Bisa-bisa aku menyinggung perasaan Changmin dan keluarganya. Yah, Changmin dan kedua noona-nya adalah anak dari hubungan sesama jenis. Keduanya adalah namja. "Hahaha. Disangka kekasih sesama jenis juga tak apa kalau dipasangkan denganmu" katanya sambil mencubit pipiku. Lagi-lagi memperlakukanku seperti yeoja. Aku tak begitu menghiraukannya dan hanya berjalan di sampingnya.

Sesampainya kami di kamarnya, Changmin langsung mengunci pintu kamarnya. Yah, kebiasaannya. Karena kedua noona-nya suka masuk ke kamarnya sembarangan, dan selalu disaat yang tidak tepat. Kamarnya sangat luas tapi sangat tertutup. Yah terlihat dari pintu yang selalu ditutup dan juga jendela yang tidak pernah dibuka. Kamar bernuansa serba putih ini membuat siapapun akan berpikir bahwa pemiliknya sangat bersih. Walaupun pada kenyataannya tidak begitu. Lihat saja buku-buku di lemari yang berantakan, banyak bungkus cemilan di sudut ruangan maupun di kolong kasur. Beberapa baju kotor pun menghiasi meja belajarnya.

Aku beranjak dari tempatku berdiri dan mulai membereskan kamarnya. Mengangkat baju-baju kotor dan memasukkannya kedalam keranjang, membuang bungkus-bungkus cemilan, dan menata buku-buku Changmin hingga rapi. Akh jangan bertanya kenapa. Aku sudah terbiasa merapikan kamar Changmin. Jaejoong ahjumma –ummanya Changmin– bilang kalau Changmin ini paling sulit disuruh rapi. Jadi aku sebagai sahabat yang baik hanya bisa membantunya.

"Min, bukankah hari ini ulangtahun mu? Kenapa tidak dirayakan?" tanyaku sesudah membereskan semuanya. Aku duduk tepat disampingnya yang sedang bermain PSP warna putih kesayangannya. "Males. Untuk apa dirayakan? Banyak orang, berisik" jawabnya cuek. Aku mengendus kesal. Kebiasaannya kalau terlalu focus bermain, ia pasti akan bersikap cuek. "Wae? 'Kanbagus. Kau undang yeoja yang kau taksir, lalu merayakannya dengan yeoja itu" ucapku berusaha mengalihkan perhatiannya. Dan kelihatannya aku berhasil. Ia menghembus nafas pelan lalu menatapku sekilas. "Oh ya, aku lupa kalau kau sedang mencari yeojachingu!" katanya sinis dengan suara dibesarkan. Ia melempar PSPnya kesal. Melipat tangannya di dada sambil menghembus nafas kesal?

"Yah, memang kenapa?" tanyaku bingung. Sifatnya benar-benar aneh, dan aku butuh jawaban atas semua ini. Terlihat ia sedang mengatur nafasnya, duduk bersila sambil menatap lurus ke arah ku. Kenapa aku jadi sedikit canggung ditatap seperti ini olehnya ya? "Park Yoochun, saranghae" ucanya. Matanya masih menatap lurus mataku yang kini membelalak sempurna. Ok, demi semua lelucon yang pernah ia lontarkan, aku muak dengan leluconnya yang berhubungan dengan cinta.

"Mwo? Kau ini ya, aku sedang serius kau malah bercanda" kataku sambil tertawa. Berharap kalau semua ini hanya candaan belaka. Baiklah, aku memang tidak merasa 'jijik' atau apapun itu yang berhubungan dengan hubungan sesama jenis. Tapi tak pernah terbayangkan olehku jika aku yang menjalankan hubungan itu.

"Aku serius! Aku mencintaimu!" serunya agak keras. Kedua tanganku ia cenkram. Matanya masih menatapku tajam. Aku tidak begitu suka dengan posisi ini. Terlalu mirip dengan film-film telenovela dengan adegan penuh haru. Menyatakan cinta, menerimanya, lalu keduanya menangis haru? Hahaha. Sayangnya aku tidak begitu. Aku tidak mencintai Changmin, jadi untuk apa aku menerimanya?

"Akh, Min! Kau mencengkram tanganku terlalu kencang! Sakit!" bohongku sambil mengeluh kesakitan. Tentu ini tidak sakit. Aku hanya berpura-pura kesakitan. "Ini pelan Chun". Ternyata otak jeniusnya masih bisa membedakan yang mana bohong dan yang mana bukan. Aku tertawa garing sambil mengelus lengan ku yang baru di lepas olehnya.

Melihat raut wajahnya yang menunjukan kekesalan, aku pun langsung mengalihkan pembicaraan. "Akh Min, aku membawa hadiah untuk mu. Ini ada buku-buku yang kau inginkan dan juga beberapa cemilan" ucapku sambil mengulurkan beberapa plastik cemilan dan bungkusan kado berwarna red ocean g tentunya berisi buku. Seketika wajah Changmin berubah. Senyuman menghiasi wajahnya. Dengan tergesa ia membuka kado dariku, memeluk-meluknya bagai boneka.

Sekarang kalian tahu 'kankeanehan Changmin yang kumaksud? Sudah 20 kali atau bahkan lebih aku mendengar kata 'saranghae' dari mulutnya. Berkali-kali ia membawakan ku setangkai bunga mawar setiap datang ke apartemen ku, memaksa ku menjepit rambut depan ku yang menurutnya mengganggu. Dan tepat kemarin malam seusai ia bermain dari apartemen ku, ia memaksa ku memakai cincin berbatu berlian merah yang sama dengan miliknya. Dia pikir aku ini seorang yeoja yang sedang dilamar olehnya? Dan apa kalian pikir, aku akan menerimanya? Oh, jangan bodoh. Aku masih normal. Aku menolak tawaran–paksaan–nya secara halus karena aku masih menganggapnya sebagai sahabatku.

"Chunnie~" panggilnya dengan nada manja. Ia sedikit melangkah mendekati ku. "Ne?"

"Bolehkah aku meminta hadiah lain dari mu?" tanyanya. Kini ia tepat beberapa senti dari tempat ku berdiri. Aku menatapnya bingung. Jarang sekali ia bertingkah manja dengan ku. Yah, walaupun jika sifat anehnya kembali, ia akan sering bermanja dengan ku. Apakah sifat anehnya kembali? Lalu aku harus apa? Menolaknya? Oh, jangan. Ia akan memulai acara mogok bicara dengan ku jika menolak keinginannya di hari bahagianya. "Baiklah. Selama aku mampu, aku akan melakukannya untuk mu".

"Jincha? Wahh!". Ia berjingkat senang. Wajahnya tersenyum lepas. Dengan langkah tak sabaran ia berjalan mendekati lemari baju di samping kasur. Ia membukanya dan mengambil sebuah kotak. Ia memberikannya kepada ku. Aku kembali memasang ekspresi bingung ku. Bukankah tadi ia bilang ingin meminta hadiah pada ku? Lalu kenapa sekarang ia memberikan kotak ini pada ku? "Ini apa Min?" tanya ku. Ia kembali tersenyum manja pada ku. "Buka saja"

Aku buka tutup kotak berbentuk persegi panjang ini dengan cepat. Penasaran.

"M-Min? A-Apa ini?"

_TBC? or END?_

A/n: Ini ff lama ku.. (udh q edit sih) jd klo bhasa nya msih jlek, mianhae ne^^ D fb ad 2 Chapter, tp dsini aq jdiin 1, krna aq tw pasti sangat pendek. hehehe.. smoga menghibur~

_The last, please leave some review for me please?^^_