Tittle

--oo Death Brought Me oo--

Main Cast

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Other Cast

Eks and Member EXO

Genre

Romance, Supernatural

Rate

T

.

.

.

Warning

Yaoi, Boyslove, typo

.

.

.

Disclaimers

Author hanya meminjam nama eks member EXO dan yang lainnya adalah mutlak milik sang pencipta, orangtua dan mereka. FF ini murni hasil imajinasi Author sebelum berkelana kealam mimpi.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

Happy Reading guys!!

.

.

.

.

.

--(CHAPTER 1)--

.

.

oooOooo

.

.

Suara denting piano membawa langkah kaki seseorang untuk mendekat kearahnya. Laki-laki bersurai pirang dengan seragam sekolahnya nampak berdiri dibalik kaca tengah mengintip seorang laki-laki yang sibuk memainkan piano dengan alunan indah yang keluar dari bibirnya. Laki-laki yang berdiri dibalik kaca itu hanya tersenyum dengan diam-diam.

"Indah dan tampan!"

Jari-jarinya yang sejak tadi memainkan piano akhirnya ia hentikan dan kedua matanya nampak mengintip jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Waktunya pulang bocah-bocah itu pasti sedang kelaparan." laki-laki itu bangkit dari duduknya dan beranjak keluar dari ruangan musik. Ia melangkah dengan pelan menelusuri koridor kampusnya yang sudah mulai sepi karena sebagian orang memang sudah pulang. Tanpa laki-laki itu sadari seseorang tengah mengintipnya dibalik pohon.

"Chanyeol!" panggil seseorang membuat laki-laki yang tengah menghidupkan mesin scooter classicnya mengurungkan niatnya untuk beranjak dari parkiran itu.

"Kau mau menumpang pulang lagi?" laki-laki itu hanya mengangguk sebagai sahutan.

"Makanya Xiumin kau harus mencari kekasih agar ada yang mengantar jemputmu!"

"Aish, berhentilah mengatakan hal itu!" sedangkan seseorang yang sedari tadi mengintip dibalik pohon dengan jarak yang cukup jauh dari Chanyeol dan Xiumin, ia hanya melengkungkan bibirnya.

Dua laki-laki itu akhirnya meninggalkan area parkiran kampus.

Setelah Chanyeol mengantarkan Xiumin tepat didepan rumahnya dengan selamat, ia langsung beranjak pulang kearah tempat tinggalnya. Hanya sekitar 15 menit perjalanan yang Chanyeol tempuh hingga kini ia memarkirkan scooter miliknya tepat dihalaman flat sederhana yang ia tinggali beberapa tahun ini. Saat Chanyeol membawa langkahnya masuk, hal pertama yang menyambutnya adalah suara berisik dua sepupu laki-lakinya yang sedang sibuk bermain game.

"Hyung kenapa kau baru pulang, kami sudah sangat kelaparan!" ucap laki-laki berkulit albino itu tanpa mengalihkan tatapan dari layar datar dihadapannya. Chanyeol yang mendengar ucapan sepupunya hanya berdecak, namun langkahnya dengan pasti ia bawa kearah dapur dengan menyiapkan beberapa bahan makanan untuk ia masak.

Chanyeol yang mendengar suara tawa dari kedua sepupunya, ia lagi-lagi berdecak kesal.

"Kalian yang menumpang disini tapi kenapa aku malah seperti seorang pembantu ditempat tinggalku sendiri!" teriak Chanyeol dengan suara lowbass nya dari arah dapur, sedangkan dua sepupunya hanya terkikik dengan lontaran Chanyeol.

"Karena salahsatu dari kami tidak ada yang bisa memasak hyung." sahut salahsatu sepupunya yang berkulit tan. Chanyeol yang mendengar sahutan sepupunya hanya mendengus.

"Baiklah besok kami yang akan memasak untuk hyung, tapi kami jamin dapur dengan seketika akan meledak karena Jongin tidak tahu cara menyalakan kompor gas." ucap laki-laki yang berkulit albino.

"Ah tidak, tidak jangan pernah menghancurkan dapurku!" dua laki-laki itu akhirnya berhighfive dengan kikikannya.

"Sehun kenapa hyung kita mudah dimanipulasi?" ucap Jongin dengan berbisik namun seperkian detik keduanya terkikik kembali.

Setelah masakan sederhananya selesai, Chanyeol akhirnya menghidangkan nasi goreng kimchi dengan telur gulung dan sosis pedas. Laki-laki tinggi itu hendak membuka mulutnya untuk memanggil kedua sepupunya, namun sebelum ia mengeluarkan suaranya dua laki-laki yang kontras warna kulitnya itu sudah berjalan cepat kearah Chanyeol dan keduanya duduk begitu saja dengan senyuman lebarnya.

"Mari makan." ucap Jongin.

"Seharusnya aku yang berbicara seperti itu, karena aku yang memasaknya!" ucap Chanyeol sedangkan Jongin hanya tersenyum dengan menampakan deretan giginya.

"Ayo hyung duduklah dan kita makan malam bersama." ucap Sehun dengan manisnya dan mendorong salahsatu kursi untuk Chanyeol dan mempersilahkan laki-laki bertelinga lebar itu duduk. Chanyeol yang mendengar ucapan manisnya Sehun hanya memutar bolamatanya malas.

Ketiganya kini menikmati makan malam dengan damai, hanya suara sendok dan piring yang saling beradu. Beberapa menit berlalu, Sehun dan Jongin mulai memperebutkan sosis yang hanya tinggal satu diatas piring sajinya. Chanyeol yang mendengar pergulatan sendok garpu antara dua sepupunya hanya menghela nafasnya kasar, tanpa Sehun ataupun Jongin duga Chanyeol langsung mengambil sosis itu dan melahapnya dengan satu suapan.

"Hyung!" desis keduanya. Chanyeol hanya tersenyum jahil dengan menutup kedua matanya karena sensasi pedas dari bumbu sosis itu, ia mengunyahnya tanpa menyahuti desisan kesal kedua sepupunya.

"Berhentilah bersikap kekanakan seperti itu, kalian bahkan sudah berseragam SMA tapi kelakuan kalian masih seperti bocah SD!" Sehun yang mendengar ucapan Chanyeol memutar bolamatanya malas sedangkan Jongin ia hanya bersiul tanpa mendengarkan ucapan laki-laki bertelinga lebar itu.

"Aku sudah memasak jadi tugas kalian untuk mencuci piring!" ucap Chanyeol begitu saja dan berlalu pergi meninggalkan keduanya. Sedangkan Sehun ia bersiul dengan berpura-pura tengah berpikir.

"Ah, aku baru ingat jika aku mempunyai tugas yang harus aku selesaikan. Kau bisa melakukannya sendiri bukan Jongin?"

"Yak,yak!" teriak Jongin saat Sehun berlalu pergi dari area dapur melambaikan tangannya kearah laki-laki berkulit tan dengan senyuman lebarnya. Jongin akhirnya berdecak melihat piring dan gelas kotor diatas meja makan, namun tangannya mulai mengambil piring dan gelas itu dan mencucinya dengan raut wajah kesal.

"Kau bisa menghancurkan piring dan gelasku jika kau mencucinya dengan cara seperti itu!" ucap Chanyeol dengan tiba-tiba saat ia mengambil botol air mineral dari dalam lemari es.

"Hyung kau tidak mau membantuku?" ucap Jongin dengan memelas, ia bahkan belum menyelesaikan satupun.

"Baiklah!" Jongin langsung tersenyum dengan lebar namun seperkian detik senyuman itu langsung hilang kembali.

"Tapi tidak ada lagi jatah makan untuk kalian!" Jongin melengkungkan bibirnya dan melanjutkan kembali acara mencuci piringnya saat Chanyeol berlalu dari area dapur.

Jongin memasuki kamar yang ditempatinya bersama Sehun dengan merenggangkan otot tangannya. Namun saat Jongin memasuki kamar itu kedua matanya melihat Sehun tengah tengkurap diatas kasur dengan komik yang sedang dibacanya sedangkan kedua telinganya terpasang earphone. Jongin langsung mendengus dan melayangkan tangannya memukul kepala Sehun dengan keras.

Plakkk...

"Aaaaaaaa.."

Sehun langsung berteriak dengan nyaring saat menerima pukulan keras dari Jongin.

Chanyeol yang tepat berada dikamarnya yang bersampingan dengan kamar yang ditempati Sehun dan Jongin hanya menghela nafasnya lelah.

"Yak, ini sakit hitam!" ucap Sehun dengan mengelus kepalanya yang terkena pukulan sadis Jongin.

"Kau berbohong padaku mayat hidup!"

"Aish, aku tidak berbohong padamu. Aku memang sedang menyelesaikan tugasku."

"Membaca komik maksudmu?" desis Jongin.

"Hum, aku harus mengembalikannya pada temanku besok jadi aku harus menyelesaikannya sekarang. Aku tidak bilang menyelesaikan tugas sekolah bukan?" cibir Sehun. Jongin hanya mendengus mendengar ucapan Sehun.

"Ini komik yaoi kau mau membacanya?" ajak Sehun dengan menyeringai dan sontak kemarahan Jongin melebur begitu saja. Kini keduanya tengah membaca komik bersama, dengan sesekali mereka terpekik heboh.

--ooOoo--

Sedangkan dikamar lain Chanyeol menutup kedua telinganya dengan tangannya saat lagi-lagi suara berisik dari kedua sepupunya mengganggu kedamaiannya. Dan bahkan fokus Chanyeol benar-benar hilang saat itu juga. Ia menatap selembar kertas yang berisi deretan lirik lagu yang tengah ia buat, namun karena ulah kedua sepupunya Chanyeol tidak bisa menyelesaikannya.

Laki-laki bertelinga lebar itu beranjak dari tempatnya dengan decakan kesal, ia langsung membanting tubuhnya keatas ranjang dan menutup telinganya dengan bantal.

.

.

.

.

.

Pagi menjelang suara cicitan indah dari burung membangunkan Chanyeol dari tidurnya. Ia meregangkan otot-otot kakunya hingga lemas dan beranjak dari tempat tidurnya menuruni anak tangga menuju kamar mandi.

Hanya sekitar 15 menit dan Chanyeol keluar dengan bertelanjang dada. Namun lagi-lagi saat Chanyeol membuka pintu hal pertama yang ia lihat dua sepupunya yang tengah berebut untuk masuk dengan saling mendorong satusama lain. Chanyeol yang melihat kelakuan dua sepupunya hanya menghela nafasnya jengah.

"Lakukan kertas gunting batu daripada kalian saling berebut sampai malam!" desis Chanyeol dan melangkah pergi meninggalkan Sehun dan Jongin yang tengah saling menatap. Sehun dan Jongin saling menganggukkan kepalanya tanda mereka setuju dan keduanya kini memulai pertarungannya.

Chanyeol yang berdiri ditengah-tengah anak tangga hanya menatap Sehun dan Jongin dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tidak percaya mempunyai sepupu seperti mereka dan otaknya, astaga!" Chanyeol terus berceloteh hingga langkahnya ia bawa masuk kedalam kamar.

Sedangkan Sehun dan Jongin yang sedari tadi tengah bertarung, salahsatu diantara mereka bahkan belum ada yang kalah. Keduanya menjatuhkan tubuhnya keatas lantai begitu saja.

"Ini tidak berhasil." ucap Jongin.

"Lebih baik kita mandi bersama." ucap Sehun dan Jongin tampak mengangguk setuju. Dan akhirnya kedua laki-laki itu masuk bersamaan kekamar mandi.

.

.

Chanyeol memarkirkan scooter miliknya ditempat biasa. Ia membawa langkahnya kearah taman kampus dan duduk dengan buku dan pensil yang berada digenggaman tangannya. Salahsatu hobi laki-laki bertelinga lebar itu selain membuat lagu adalah melukis ataupun membuat sketsa.

Saat kedua mata besarnya melihat seseorang dengan surai pirangnya tengah duduk disalahsatu bangku taman tepat dibawah pohon dengan angin yang menerbangkan helaian rambut halusnya membuat sudut bibir Chanyeol terangkat. Tanpa sadar pensil yang berada digenggaman tangannya mulai menggoreskan warnanya dikertas putih.

"Bersinar seperti cahaya." gumam Chanyeol dengan bibirnya yang masih tetap tersenyum.

Tangannya masih terus melukis objek itu diam-diam. Beberapa menit Chanyeol melukisnya saat ia menolehkan kembali tatapannya sosok itu sudah hilang. Kedua mata besar Chanyeol sontak langsung mencari sosok itu, namun seperkian detik sudut bibirnya langsung terangkat saat sosok yang dicarinya akhirnya berhasil ia temukan tengah berdiri dan menatap seseorang.

"Kris gege apa yang kau lakukan, apa kau tidak sedih dengan kepergianku? Kenapa kau malah tertawa dengan laki-laki itu? aish, aku bahkan sudah tidak bisa menangis sekarang!"

Chanyeol yang melihat ekspresi sosok yang dicarinya itu tengah mempoutkan bibirnya dengan tangan yang ia lipat didepan dadanya sedangkan kakinya tampak dihentak-hentakan dengan kesal membuat Chanyeol terkikik sendiri. Akhirnya Chanyeol membawa langkahnya untuk menghampiri sosok bersurai pirang itu.

"Kris itu seorang player!" bisik Chanyeol dengan suara lowbassnya tepat ditelinga sosok bersurai pirang.

"Astaga!" sosok bersurai pirang itu langsung terkejut.

"Apa yang dilakukan murid SMA dikampus ini? Ah, apa kau sedang menguntit Kris?"

"Ka-kau bisa melihatku?" ucapnya dengan menutup mulutnya. Sedangkan Chanyeol yang mendengar pertanyaan sosok itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu, bukankah kau manusia?"

"Astaga!" sosok itu lagi-lagi terkejut dan menutup mulutnya ia melangkah mundur dan dengan perlahan mulai berlari meninggalkan Chanyeol. Chanyeol hendak memanggil sosok itu namun sayang tepukan seseorang dibahunya mengurungkan niatnya.

"Ada apa Xiumin?"

"Bagaimana kalau kita sarapan bersama?" tanpa menolak ajakan Xiumin akhirnya Chanyeol membawa langkahnya bersama laki-laki itu menuju cafetaria dekat kampus.

.

.

Dua orang laki-laki cantik tengah berdiri tepat dijendela kaca di Cafetaria dekat universitas dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Namun kedatangan seseorang yang tiba-tiba menerobos masuk begitu saja membuat satu sosok bermata bulat terkejut, sedangkan yang bermata rusa tampak tenang tanpa terganggu sedikitpun.

"Hyung?"

"Hn!" sahut laki-laki bermata rusa itu.

"Kyungsoo, Luhan hyung?" ucapnya dengan kaki yang ia hentakan.

"Astaga ada apa denganmu? jangan seperti cacing kepanasan Baekhyun!" Kyungsoo yang mendengar ucapan Luhan sontak langsung terkikik.

"Hyung, ada seseorang yang bisa melihatku!" ucap Baekhyun. Dan pernyataan itu membuat Luhan dan Kyungsoo saling pandang dengan membulatkan matanya.

"Apa/Apa!" ucap Luhan dan Kyungsoo saling bersamaan. Baekhyun memutar bolamatanya malas mendengar nada terkejut dari keduanya.

"Telat.. seharusnya tadi langsung bereaksi, apa!" cibir Baekhyun. Luhan yang mendengar cibiran Baekhyun hanya berdecak.

"Apa dia tampan?" tanya Kyungsoo dengan penasaran. Baekhyun tampak mengangguk mengiyakan saat mulutnya hendak mengeluarkan suaranya, tiba-tiba jari lentik telunjuk Baekhyun menunjuk-nunjuk seseorang yang memasuki Cafetaria bersama seorang laki-laki yang berjalan disampingnya membuat Luhan dan Kyungsoo sontak membawa pandangannya kearah tunjukan Baekhyun.

"Itu, itu laki-laki itu."

"Yang gendut itu?" tanya Luhan.

"Aish, yang itu hyung laki-laki tinggi yang punya telinga mirip seperti telinga gajah." Luhan dan Kyungsoo sontak mencari sosok itu dengan penasaran, namun tidak butuh waktu lama akhirnya Luhan menemukan sosok yang ditunjuk Baekhyun. Sedangkan Kyungsoo mata bulatnya masih menelusuri Cafetaria itu dengan jari telunjuknya yang ia ketuk-ketukan didagunya.

"Itu cantik, jelek, gendut, tidak menarik, terlalu kurus, pendek. Ah, aku tidak bisa menemukannya!" Luhan yang mendengar celotehan Kyungsoo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa gunanya kau mempunyai mata sebesar itu jika mencari satu orang saja kau seperti mencari kuman dikulitmu!"

"Aish, hyung mataku mulai rusak saat aku mati karena kecelakaan." Luhan hanya memutar bolamatanya saat mendengar ucapan Kyungsoo dan akhirnya mereka berdua mulai saling beradu mulut memperdebatkan mata bulat Kyungsoo. Baekhyun yang mendengar perdebatan Luhan dan Kyungsoo hanya memutar bolamatanya jengah.

Saat telinga lebar Chanyeol mendengar suara berisik dari arah belakang, ia menolehkan pandangannya dengan perlahan dan Baekhyun yang menyadari pergerakan Chanyeol langsung bersembunyi dan berjongkok. Luhan dan Kyungsoo yang melihat gerakan refleks Baekhyun langsung ikut berjongkok dan akhirnya perdebatan itu terhenti begitu saja.

"Ada apa?" bisik Kyungsoo.

"Orang itu hampir melihat kita."

"Benarkah?" tanya Luhan dan mencoba mengintip dan benar saja laki-laki bertelinga lebar itu tengah menelusuri Cafetaria dengan tatapannya.

"Kau benar!" bisik Luhan.

Chanyeol terus menelusuri Cafetaria itu. Telinganya bahkan tidak mungkin salah dengar, ia dengan jelas bisa mendengar suara ribut seseorang. Namun kini suasana Cafetaria itu hanya terdengar seperti biasanya.

"Ada apa?"

"Tidak, sebaiknya kita kembali kekampus."

.

.

Setelah menyelesaikan sarapannya Chanyeol dan Xiumin beranjak dari tempatnya dan membawa langkahnya keluar dari Cafetaria. Namun saat sudut mata Chanyeol melihat sekumpulan laki-laki tengah berjongkok, ia melangkah mundur dan menolehkan tatapannya kearah tiga laki-laki cantik itu. Sontak tatapan Chanyeol membuat ketiganya terkejut, saat Chanyeol hendak mengeluarkan suaranya tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik oleh Xiumin. Ketiga laki-laki itu menghela nafasnya lega dengan kepergian Chanyeol.

"Hampir saja dia akan membuat geger seluruh orang disini!" ucap Luhan dan dua laki-laki cantik itu menganggukan kepalanya.

-:-:-:-

Chanyeol kini tengah duduk dikursinya bersama Xiumin yang berada disamping laki-laki bertelinga lebar itu. Mata dan telinganya memang fokus menatap kearah dosen yang berdiri didepan sedang menjelaskan sebuah materi, namun sayang pikirannya melayang ketempat lain. Isi kepala Chanyeol saat ini hanya ada sosok yang dilihatnya, sosok laki-laki mungil yang cantik dan bersinar.

Tanpa Chanyeol sadari tiga orang laki-laki cantik itu tengah mengintipnya dibalik jendela kaca. Baekhyun dan Kyungsoo menatap kearah Chanyeol sedangkan Luhan ia hanya melipat kedua tangannya didepan dada dengan memainkan jari-jari tangannya dan lalu meniupnya.

"Ah, kenapa kita jadi seperti penguntit?" ucap Kyungsoo.

"Dimana kekasihmu, bukankah kau datang kemari untuk melihat kekasihmu?" tanya Luhan dan Baekhyun sontak langsung menghentakan kakinya.

"Hyung, dia bahkan sudah punya kekasih baru." ucap Baekhyun dengan menghentakan kakinya kesal. Luhan yang melihat kelakuan Baekhyun hanya memutar bolamatanya malas.

"Benarkah? kau bahkan baru satu minggu meninggalkannya."

"Uh, anak yang malang!" sahut Luhan dengan menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk kepala Baekhyun.

"Hyung!"

Saat Chanyeol menolehkan pandangannya ia tidak sengaja melihat tiga laki-laki cantik itu tengah berdiri dengan seseorang yang sedang menepuk-nepuk laki-laki cantik bersurai pirang sedangkan yang satunya hanya tertawa.

"Apa yang sedang mereka lakukan?" gumam Chanyeol.

.

.

Jam kuliahnya sudah usai sore ini, sebelum ia melangkah pulang Chanyeol hendak membawa langkahnya kearah taman kampus namun urung saat mata besarnya lagi-lagi melihat tiga laki-laki cantik tengah menguntit seseorang dan yang jadi korban penguntitan mereka tak lain dan tak bukan adalah Kris.

"Hyung, lihat mereka tertawa seperti itu dan apa-apaan tangan Kris memeluk erat pinggang laki-laki yang tidak lebih cantik dariku!"

Chanyeol lagi-lagi melihat hentakan kaki lucu itu, membuat laki-laki bertelinga lebar terkikik sendiri. Sedangkan dua laki-laki yang lainnya tampak menepuk-nepuk kepala yang bersurai pirang. Chanyeol akhirnya membawa langkahnya kearah mereka dan berbisik tepat dibalik punggung ketiganya.

"Kalian menguntit Kris?" sontak ketiganya langsung terkejut dengan bisikan lowbassnya Chanyeol. Ketiganya langsung menutup mulutnya dan saling pandang satusama lain.

"Astaga, kau benar-benar bisa melihat kami?" ucap Kyungsoo.

"Ish.. tentu aku bisa melihat kalian, karena aku tidak buta. Ah, dan tidak mungkin ada hantu dengan sosok seperti kau,kau dan kau." ucap Chanyeol dengan berkacak pinggang. Dan tangan Baekhyun sontak langsung menarik tangan Chanyeol dan membawanya untuk menyentuh dada kirinya.

"Tidak ada detakan kehidupan disini!" sontak Chanyeol langsung terdiam kaku sedangkan matanya langsung membola tidak percaya. Dan ketiganya kini menatap kearah Chanyeol dengan jarak yang sangat dekat. Mata besar itu tampak berkedip beberapa kali mencoba mencerna ucapan laki-laki bersurai pirang dan memastikan apa telinganya mendadak rusak. Tangan yang berada di dada kiri itu Chanyeol lepaskan dengan perlahan dan ia membalikan badannya meninggalkan tiga laki-laki itu.

"Sepertinya ini karena efek kurang tidur." gumam laki-laki itu. Sedangkan ketiga laki-laki cantik yang tengah berdiri dengan melipat kedua tangannya didada hanya menatap kepergian Chanyeol.

"Dia tidak hanya tinggi dan tampan tapi dia juga keren bisa melihat kita, kita bisa berteman dengannya?" tanya Kyungsoo dengan riang sontak Baekhyun dan Luhan yang mendengarnya hanya memutar bolamatanya.

"Tidak ada orang yang sudah mati berteman dengan manusia, Kyungsoo!" sahut Luhan dan langsung menghilang begitu saja dan setelah kepergian Luhan, Baekhyun melambaikan tangannya dan meninggalkan Kyungsoo seorang diri disana.

-:-:-:-

Setelah kepergian Baekhyun dan Luhan, Kyungsoo membawa langkah riangnya menelusuri jalanan seorang diri dengan bersiul. Tanpa terasa ia sampai disalahsatu halte bus yang cukup ramai oleh beberapa orang yang berseragam sekolah.

"Aku jadi merindukan sekolahku." namun mata bulatnya sontak langsung menatap salahsatu laki-laki yang berseragam sekolah tengah tertawa bersama laki-laki lain yang berdiri disampingnya. Dua laki-laki yang tampak kontras kulitnya itu membuat Kyungsoo membawa langkahnya mendekati keduanya.

.

.

.

.

.

TBC

Ini FF gaje banget ya? :D

Gimana kalo kita bisa lihat hantu secantik Baek, Lu, Kyung?

pasti bukan takut tapi malah pengen bawa mereka kekamar :D

Silahkan follow, fav dan mampir ke kotak review!

Jika ada vitamin buat bikin author semangat, nanti author lanjut!