Naruto ©Masashi Kishimoto
DxD ©Ichie Ishibumi
FGO(Game Ampasss! Dan herannya ane tetep betah main) and Other Fate series ©Kinoko Nasu
Ch 1 : Return of Heroes.
"Dimana ini? ". gumam Naruto membuka matanya ditengah kegelapan. "Ini... Lingkaran sihir pemanggilan servant? ". gumamnya melirik sebuah lingkaran sihir biru di bawah tubuhnya.
"Tapi.. Seharusnya dalam wujud ini aku tidak bisa dipanggil ke dalam perang cawan suci biasa, aku adalah Saver... Seharusnya sama seperti Grand yang tidak bisa dipanggil begitu saja". gumamnya memegangi kepalanya lalu bangkit.
"Tapi aku tidak merasakan keberadaan master manapun disekitar sini, sebenarnya apa yang terjadi? ". gumamnya berjalan kearah cahaya.
Tap! Tap! Tap! Tap!
Dum! Dentuman besar dilangit malam membuat Naruto mengalihkan pandangannya ke langit malam dimana ada sebuah cahaya terang yang terpencar menjadi banyak cahaya lainnya.
Deg! Deg! "Ukh! ". erangnya merasakan tekanan gravitasi disekitarnya yang tiba-tiba sangat memberat sehingga walaupun dapat berdiri, dia tidak bisa bergerak sedikitpun.
"Apa ini?! Hanya aku yang terpengaruh?! ". kaget Naruto melirik sebuah remasan kertas yang terbang karena hembusan angin.
Beberapa menit kemudian, tubuhnya kembali normal dan gravitasi aneh itu telah lenyap.
"Bagaimana mungkin? Tubuh ini seperti tubuh nyata, keberadaanku saat ini bukan semata Roh Pahlawan lagi, tapi memiliki tubuh nyata, bagaimana bisa hal ini terjadi? ". gumam Naruto terkejut merasakan tubuhnya sendiri.
"Sebaiknya aku berjaga, Seven Class Posession : Saber". gumamnya. Sring! Sebuah pedang emas muncul di tangannya dengan bilah tajam, namun punggung pedang itu agak bergerigi dan berlubang mirip seperti kunci.
Bwosh! Bwosh! Bwosh! "Api hitam?! ". kaget Naruto melihat beberapa beam api hitam berukuran kecil yang menuju kearahnya.
Tapi dengan mudah ia menghindarinya langsung menendang tembok dan melesat kearah sosok yang sedang melayang diatas gedung.
"Kau kan?! ". kaget Naruto dan sosok itu saat mereka telah mendekat. Tap! Tap! Naruto mendarat di belakang sosok itu dan membalikkan tubuhnya.
"Avenger... Edmond Dantes... ". gumam Naruto. "Bagaimana bisa kau disini? Saver? ". tanya pria berambut putih dengan kulit amat pucat itu.
"Kau sendiri, bagaimana bisa berakhir disini?". gumam Naruto heran. "Mana kutahu, seingatku aku sedang berada di Throne, sampai tiba-tiba aku tertarik oleh gravitasi aneh dan terjatuh dari langit dalam bentuk cahaya aneh". jelas Dantes.
"Tunggu dulu! Cahaya aneh?! Apa itu tadi?! ". kaget Naruto mengingat dentuman besar yang menyebarkan cahaya-cahaya dalam jumlah besar ke seluruh penjuru dunia.
"Jangan-jangan, cahaya-cahaya itu adalah Heroic Spirit?! Semuanya?! ". kaget Naruto. "Hoi-hoi, jangan membuatku takut, tidak banyak Heroic Spirit yang bisa akur kau tahu?". ucap Dantes berkeringat dingin.
"Aku juga memikirkannya, tapi, seharusnya aku bisa kembali ke Throne kapanpun aku mau, namun kali ini tidak bisa, bahkan hanya sekedar berkomunikasi dengan Alaya aku tidak bisa! Apa yang terjadi disini?! ". geram Naruto.
"Aku tidak masalah kalau hanya dari ketujuh kelas yang muncul... Namun, bagian terburuknya.. ". ucap Naruto.
"Avenger... Roh seperti kami terkadang memiliki dendam luar biasa yang sulit dikendalikan". ucap Dantes.
"Dan terlebih lagi para Saver lain... Jika mereka sampai turun juga ke dunia ini bisa berbahaya, kekuatan mereka tidak main-main, aku hanyalah yang paling lemah dari mereka". ucap Naruto berkeringat dingin.
Groaaa! Groaa! "Apa itu? ". kaget Naruto menoleh kearah suara raungan itu berasal. "Wyvern? ". gumam Dantes.
"Kurasa aku tahu siapa pelakunya". ucap Dantes. "Jangan katakan, kalau dia ada disini... ". Gumam Naruto.
"Ayo, Saver". ucap Dantes melompat dengan tubuh berlumur api hitam. "Cih, kenapa ini selalu merepotkan saja?! Aku spesialis dalam menangani musuh raksasa, bukan kalian! ". ucap Naruto mengikuti Dantes.
"Hahahahah! Ada apa dengan kota mati ini? ". gumam seroang gadis berambut putih panjang dengan armor hitam legam yang sedikit panas, tangan kanannya mengacungkan pedang hitam seolah sedang memerintah dua Wyvern yang ada di depannya sedang tangan kirinya memegang sebuah bendera putih dengan tato naga berwarna hitam.
Dia sedang mengobrak-abrik sebuah toko namun seperti tidak ada orang di sekelilingnya, juga di seluruh penjuru kota itu.
"Hentikan itu, Avenger! ". ucap Dantes menembakkan dua laser api hitam kearah kedua Wyvern itu dan langsung membakarnya hingga lenyap.
"Kau? Edmond Dantes? Avenger lain yang bicara begitu pada Avenger sepertiku? ". ucap Gadis itu kesal. Sring! Sring! Sring! Tiga buah lingkaran emas muncul disekeliling gadis itu dan mengeluarkan rantai emas yang langsung menjeratnya.
"Apa-apaan ini?! Dantes?! ". geram gadis itu berusaha meloloskan diri namun ia tidak cukup kuat untuk melepaskannya. "Rantai ini... Gilgamesh?! ". gumam gadis itu terkejut mengingat seseorang yang pernah merantainya lalu tertawa hanya karena dia mirip dengan wanita yang sedang diburu olehnya.
"Maaf sekali, namun nama itu sudah tidak ada dalam Throne, dan sebagai penggantinya, akulah". ucap Naruto berjalan pelan dari belakang Dantes.
"Kau... Aura sihir besar ini, kemuliaan yang amat tinggi ini... Rasa tertekan ini... Tidak salah lagi, kau Servant kelas Saver". gumam gadis itu. "Apa yang sedang kau lakukan ini, Avenger... Jeanne D'Arc? ". ucap Naruto seolah bertanya tanpa menghiraukan 'sapaan' itu.
"Mana kutahu?! Aku tertarik kesini, dan aku sedang dalam mood untuk menghancurkan sesuatu! ". balas Jeanne kesal.
Sring! Bwosh! Sebuah pilar api raksasa tiba-tiba muncul di tengah kota.
"Apa itu? ". gumam Jeanne. "Entahlah... Itu bukan Roh Pahlawan... ". gumam Naruto. "Awas! ". Teriak Dantes melihat gelombang api besar menuju kearah mereka.
"Cih, Posession of Seven Class : Shielder! ". ucap Naruto keras. Sring! "Noble Phantasm : Great Canopy of III Omen! ". gumam Naruto. Sebuah cahaya keunguan muncul di depannya langsung berubah menjadi Canopy raksasa.
Bwosh! Seluruh api yang menuju kearah mereka diserap oleh sebuah kilatan emas yang merupakan inti dari Canopy itu.
"Huft... Tak kusangka, akan kugunakan seperti ini". gumam Naruto melenyapkan Canopynya. "Saver, itu tadi? ". gumam Jeanne kagum.
"Posession of Seven Class, ini adalah skill milikku yang membuatku bisa dipanggil kedalam tujuh kelas dalam perang Holy Grail, namun ketujuh kelas itu bukan termasuk Berserker maupun Asasssin, dan tentu saja Noble Phantasm milikku saat menjadi ketujuh kelas itu semuanya berbeda". jelas Naruto.
"Dan saat aku dipanggil dalam wujud kekuatan penuhku, sebagai Saver maka aku bisa menggunakan Noble Phantasmku sendiri maupun dari ketujuh kelas itu". lanjutnya.
Sring! Setelahnya, tiga buah piramid berukuran amat besar dengan lambang mata di piramid tengah yang paling besar perlahan muncul.
"H-hoi, apa itu? ". ucap Jeanne berkeringat dingin. "I-itu... Bagaimana bisa? Aku sama sekali tidak merasakan keberadaan Roh Pahlawan selain diriku". ucap Naruto bingung. "Hoi, kurasa aku juga sama... Aku tidak merasakan keberadaanmu waktu menyerangmu tadi, dan kita baru melihat Jeanne saat dia mengeluarkan Wyvernnya, artinya mungkin kekuatan pendeteksi kita terhadap Roh Pahlawan selain kita, dimatikan". simpul Dantes.
"Bahkan bagiku yang merupakan Saver? ". Ucap Naruto. "Tapi tidak salah lagi, itu Noble Phantasm.. ". ucap Naruto serius.
"Serius? Piramid raksasa itu? Itu bukan Reality Marble? ". kaget Jeanne. "Tidak, itu bukan Reality Marble, tetapi.. Ramesseum Tentrys". ucap Naruto.
"Ramesseum Tentrys? ". ucap Dantes heran. "Ikuti aku, aku tahu siapa pemiliknya". ucap Naruto melompati beberapa gedung. "Hoi! Bagaimana denganku?! ". teriak Jeanne, karena tubuhnya masih terlilit rantai.
"Aku lupa, kau bisa meyusul kami". balas Naruto dari kejauhan. Klang! Klang! Seluruh rantai itu lepas dan lenyap menjadi serpihan cahaya.
"Cih, sialan dia itu... Datanglah, Wyvern! ". ucap Jeanne mengangkat benderanya. Sebuah lingkaran sihir hitam muncul di depannya dan mengeluarkan seekor Wyvern lalu dengan cepat ia naiki.
"Saver, ada yang aneh". ucap Dantes mengimbangi gerakan Naruto. "Kau benar, kota seluas ini... Sangat gelap dan tidak tanda kehidupan sama sekali". ucap Naruto melirik seluruh bagunan gedung bertingkat yang hitam kelam padahal malam belum terlalu malam.
Tap! Tap! Tap! Tap! Beberapa blok kemudian, mereka sampai di depan piramid super besar yang bahkan hampir menyentuh langit tersebut.
"Dimana pintu masuknya? ". tanya Dantes. "Jangan sembarangan, disini banyak sekali jebakan dan Divine Beast, sementara satu piramid lagi penuh dengan racun yang bahkan bisa meracuni Dewa". ucap Naruto.
"Ozymandias! Biarkan kami masuk ke dalam maha karyamu ini! ". teriak Naruto. "Saver? Temanku... Kuizinkan kau masuk, tapi tinggalkan dua servant kotor itu diluar". balas sebuah suara dari dalam piramid terbesar.
"Maaf Dantes, tapi dia ini memang orangnya sedikit sombong, aku ingin meminta pertolonganmu sebentar, berkelilinglah dan lihat apa ada yang lainnya". ucap Naruto.
"Tidak apa-apa, baiklah.. Kurasa piramid raksasa ini seharusnya cukup untuk menarik perhatian mereka". ucap Dantes. "Ayo, Dragon Witch! ". ucap Dantes menarik tangan Jeanne dan langsung membawanya pergi. "H-hoi! ". ucap Jeanne berusaha melepaskan diri namun dia sudah buruan tertarik lenyap dalam api hitam.
"Masuk saja dari piramid kanan, para Sphinx lucuku akan berjaga di luar". ucap suara itu. Naruto mengangguk pelan lalu masuk ke gerbang kompleks piramid dan masuk ke piramid bagian kanan.
Dia tahu, kalau jalan tercepat adalah melalui piramid tengah yang terhubung langsung dengan ruang tahta, namun setiap jalan tercepat pasti memiliki resiko, disana ada ratusan jebakan berbahaya yang bahkan tidak bisa dinonaktifkan oleh Ozymandias sendiri karena itu adalah bagian dari Noble Phantasmnya.
Tap! Tap! Tap! Tap! "Seperti dulu, Divine Beast milikmu memang selalu menakutkan". ucap Naruto melirik tujuh Sphinx setinggi gedung tingkat tiga dengan tubuh berwarna cosmos dan salah satu dari ketujuh Sphinx itu malah beberapa meter lebih tinggi dari enam Sphinx lainnya.
Ditambah oleh puluhan Sphinx kecil seukuran Singa yang berjalan-jalan tak tentu arah di dalam ruangan emas dengan lantai marmer dan pilar-pilar indah itu.
Didalamnya bahkan ada beberpaa buah makam dan sarkofagus yang digunakan untuk memakamkan raja-raja Mesir kuno serta lukisan huruf-huruf pada zaman itu.
Sepuluh menit berlalu Naruto baru menemukan sebuah tangga naik yang menghubungkannya dengan ruang tahta.
Dengan santai ia menaiki tangga itu dan sampai di sebuah ruangan luas dengan lantai marmer bening serta pilar-pilar emas yang megah, itu juga termasuk hiasan-hiasan dalam jumlah besar yang ada disana, tidak bisa dipercaya kalau ini semua diwujudkan oleh Noble Phantasm.
"Yo, temanku... Lama tidak bertemu". ucap Seorang pria berkulit coklat eksotis dengan warna rambut yang senada. Ia memakai sebuah jubah putih dan celana hitam dengan tongkat yang ujungnya melengkung.
"Ozymandias, kau juga kemari yah?". ucap Naruto. "Ada banyak hal terjadi, aku sedang mengikuti perang Holy Grail di Universe lain, ah kalau tidak salah waktu itu aku hampir kalah dari Saber dan Archer". ucap Ozymandias.
"Saber? Archer? ". gumam Naruto. "Arthur dan satu lagi... Namanya? Arash? ". ucap Ozymandias. "Aku tidak berkomentar tetang pengguna Broken Phantasm selain diriku itu". ucap Naruto.
"Lalu kenapa kau menggunakan Ramesseum Tentrys di tempat seperti ini? ". tanya Naruto heran. "Kupikir aku bisa menarik perhatian Nictoris untuk kesini, tapi aku belum merasakannya... Tapi aku juga menemukan satu hal penting". ucap Ozymandias.
"Satu hal penting? ". tanya Naruto. "Mungkin hanya yang berada diluar Throne saja yang sadar akan hal ini, tapi saat aku tertarik kesini, menjadi cahaya diatas sana, aku melihat dunia ini seperti mati, memang penuh bangunan namun semuanya hitam, seperti tidak ada makhluk apapun di dunia ini". jelas Ozymandias.
"Begitu, aku juga merasakan hal yang sama". ucap Naruto. Krak! Suara tulang patah terdengar saat Ozymandias bangkit dari tahtanya.
"Ugh, seperti yang kau lihat, cahaya itu tadi menghantamkanku ke tanah dengan sangat keras, dan tulang punggungku hancur semua, jadi aku membuat piramid ini untuk menyembuhkan diriku". ucap Ozymandias. "Begitu, kau memang abadi disini, tidak peduli mau jantungmu dihancurkan, kepalamu ditebas, tubuhmu dilenyapkan, semua akan kembali terbentuk disini, walau sangat lama". ucap Naruto.
"Tapi... Jika dunia ini sepenuhnya sepi, maka hanya ada satu kemungkinan... Ini adalah dunia cermin". ucap Naruto.
"Kau benar, itu juga hipotesisku.. Di dunia ini semua berbalik, bahkan antariksanya, aku melihatnya dari salah satu Cosmos Sphinx milikku, matahari disini berjalan berlawan arah dengan dunia nyata, begitu juga peredaran semua benda langit dan tulisan disini". jelas Ozymandias
"Memang setiap Universe memiliki dunia cermin mereka, namun masalahnya kita berada di universe mana". ucap Naruto.
"Entahlah, bahkan dengan meriam terkuat dari Dandera, aku tidak bisa memecahkan ruang dimensi, hanya ada sedikit Roh Pahlawan yang sanggup melakukannya". ucap Ozymandias.
"Kalau begitu, aku akan pergi untuk melihat, aku punya Noble Phantasm yang bisa menghancurkan ruang dengan men-dislokasikannya". ucap Naruto.
"Inginnya aku ikut, tapi keadaanku sedang tidak baik, butuh waktu sehari bagiku untuk sembuh dari kerusakan tubuh semacam ini". ucap Ozymandias.
"Tapi bagaimana bisa kita semua terpanggil seperti ini? Bukankah perlu katalis? ". gumam Ozymandias. "Tidak, ada sebuah benda yang dapat melakukannya, itu adalah benda berbahaya yang kusebut Final Grail, dan jika hipotesisku benar maka katalis pemanggilan kita adalah dunia ini... Kau tahu kan? Berapa banyak Roh Pahlawan yang hidup di dunia ini dahulu? ". ucap Naruto serius.
"H-hampir semua... Akan banyak sekali yang terpanggil kesini". ucap Ozymandias. "Benar, tapi Final Grail hanya bisa digunakan saat keseimbangan disebuah Universe mulai rusak, hanya mengirimkan Grand dan Saver tidak akan bisa, oleh karenanya... Kekuatan penuh dari Throne diperlukan... Bahkan Alaya tidak akan bisa menolaknya". ucap Naruto.
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan mencoba melihat di luar dunia cermin ini, aku harap tidak ada Noble Phantasm lain yang bisa menembus ruang selain milikku". ucap Naruto melangkah keluar. "Haah, aku akan memperketat penjagaan disekitar piramid, aku harap tidak ada tengkorak yang dengan liar masuk kesini lalu memenggal kepalaku hanya karena aku berkata kalau aku setingkat dengan Dewa". gumam Ozymandias berkeringat dingin.
Tap! Tap! Tap! Naruto melompat keatas dinding tinggi yang mengelilingi seluruh kompleks Ramesseum Tentrys itu.
Ia melihat belasa Cosmos Sphinx kecil yang sedang lalu lalang diluar gerbang dan di depan gerbang utama, ada Cosmos Sphinx dengan ukuran tiga tingkat gedung sedang duduk manis menanti orang yang cukup bodoh untuk menembus penjagaan dari seluruh Divine Beast itu.
Para Sphinx kecil itu memang tidak terlalu kuat, namun jumlahnya mengerikan.
"Sepertinya dia benar-benar trauma saat kepalanya dipenggal King Hassan dulu". ucap Naruto tertawa kecil.
"Posession of Seven Class : Saber". gumam Naruto. Sring! Sebuah pedang emas tadi muncul di genggamannya.
"Sudah lama sejak aku tidak menggunakannya". ucap Naruto. Ia menancapkan pedang seperti kunci itu ke udara kosong lalu memutarnya.
Klak! Pedang itu berhenti lalu masuk ke dalam lingkaran emas yang muncul di bawahnya. Lalu beberapa detik kemudian, sebuah pedang aneh keluar dari sana.
"Pedangku sebenarnya sebagai kelas Saber... Ea". gumam Naruto memegang pedang itu.
"Kita akan melihat-lihat keluar". ucap Naruto mengangkat Ea yang berputar kencang. Slash! Dalam satu kali tebasan, pecahan ruang tercipta disana, cukup besar untuk dilalui satu orang.
Dengan cepat menghilangkan Ea lalu melompat masuk kesana. Groaa! Slash!
"Apa itu tadi?! Ada aura kebencian yang masuk bersama Naruto ke pecahan ruang... ". gumam Ozymandias tersentak merasakan para Cosmos Sphinx miliknya yang masuk ke mode siaga penuh.
"Avenger? Tapi siapa? ". gumam Ozymandias. "Dua servant kotor itu masih disekeliling kota, ditambah aku melihat Archer dan Saber sedang kebingungan bersmaa beberapa Roh Pahlawan lain, kurasa mereka akan menuju kesini.. Aku harus bersiap". ucap Ozymandias kembali duduk di singgasananya dan memejamkan matanya untuk menguatkan seisi piramid. "Kuharap mereka tidak menyadari para kucingku yang kusebarkan di kota". lanjutnya.
Other place
"Ugh, kau tidak apa-apa? Archer? ". tanya seorang pira berambut pirang. "Ugh, aku tidak apa-apa, tapi apa yang terjadi? Barusan aku berniat menggunakan Stella". gumam pria berambut hitam dengan armor berwarna hijau itu bangkit sambil memegang busur merahnya.
"Entahlah, sekarang kita ada ditempat antah berantah, Ramesseum Tentrys memang ada disini, namun kurasa kita bukan berada dalam Holy Grail War lagi, aku merasakan hubunganku dengan masterku telah diputus". ucap pria itu.
"Ukh, benar, sebaiknya kita istirahat dulu, baru kita mencari informasi". ucap pria berambut hitam itu melangkah masuk ke sebuah minimarket. "Kau benar". balas temannya ikut melangkah masuk.
Other place
"Romaaaaa! ". teriak seorang pria berpakaian ala romawi kuno dengan armor gagah namun hanya memakai celana dalam untuk bawahannya, dia membawa tombak mirip kemoceng. "Umu, Pendiri... Kau benar, ini Roma, namun seperti mati". balas gadis bergaun merah disampingnya.
Other place
"Gawain, ini Britania masa depan bukan? ". ucap pria berambut merah panjang membuka matanya. "Sepertinya begitu, Tristan.. ". ucap seorang pria lain berambut ungu dengan armor ala abad pertengahan. "Kuharap King Arthur ada disini". ucap Gawain sedih.
Other place
"Di dunia ini semua manusia telah musnah, akan kubuat Eden disini! ". ucap seorang Caster duduk di atas Golem miliknya.
Other place
"Kau! Mozart! ". "Antonio Saileri! ".
Other place
"Hum, mengenang masa lalu heh? Musashi". ucap seorang samurai berpakaian ungu dengan pedangnya yang bersinar diterpa cahaya bulan. "Hum, lama tidak bertemu.. Kojiro". balas gadis berambut putih dengan kedua pedangnya.
Other place
"Everyone! Free Dick! Free Dick! ". ucap seoang Caster berambut putih yang berlarian kesana kemari. "Hoi tunggu Dickmaker Caster! ". teriak seorang pria berambut hitam panjang dengan wajah dewas mengejar pria tadi sambil membawa kipas.
Other place
"Ghaaaaa! Shinsengumi! ". teriak seorang pria besar dengan rambut hitam mengacungkan Matchlock dan Katananya kearah langit. "Kenapa lagi-lagi dia? ". gumam seorang gadis berambut merah muda pucat dengan satu katananya.
Other place (Canda, segini dulu buat prolognya, sebenarnya masih ada banyak).
To Be Continued.
Oke, Segini dulu buat prolognya, maaf kalo masih ada typo lagi (Rip English).
Tapi akan diperbaiki seiring fict ini berjalan, maaf karena menunggu lama soalnya fict yang dulu tidak lagi sesuai dengan kehendak author, terlalu kaku.
Jadi kali ini akan dibuat agak santai meski dalam susana serius.
Pair? Mungkin dari FGO sendiri atau DxD, harem boleh juga.
Oke, dimohon kritik dan sarannya untuk perkembangan fict ini yah(?) mao Flame boleh, asal bukan pake Fake Account.
Bye Next Chap.
