Capture 1
Cuaca yang cerah, suara kicauan burung nan merdu membuat suasana pagi ini begitu bersemangat, Matahari yang memancarkan sinar, menembus jendela kamar mengarah pada sesosok pria yang tengah bersiap dengan pakaian nya
Memakai kemeja biru muda, celana hitam, sepatu mengkilap,dan memakai jas tanpa dasi...
Pemuda itu Turun dari tangga dengan Aroma parfum yang khas membuat para pelayan wanita di rumah tersebut sejenak menghentikan seluruh pekerjaan nya untuk melihat sang pujaan hati berlalu di depan mereka...
Yaaahhhh terang saja, siapa yang tidak kenal dengan pemuda berwajah tampan, berambut hitam, sorot mata tajam seperti elang, walau tak memasang senyum ramah, pesona nya mampu membuat para wanita lupa mengambil nafas...terperangah akan ketampanan nya
Dialah uchiha Sasuke putra bungsu dari bangsawan terkenal dan sangat disegani uchiha fugaku dan uchiha mikoto. Ia juga merupakan pimpinan perusahaan "uchiha brother" yang bergerak di bidang otomotif
Ia melangkahkan kaki turun dari tangga mengarah ke ruang terbuka dimana terdapat taman yang terletak di tengahnya. langkah yang tegap, tubuh yang atletis terus berjalan menuju ke arah ruang makan dimana keluarga berkumpul untuk sarapan, semua sedang menunggu dirinya...
Ya memang terkesan tidak sopan,bahkan ayah dan ibu nya pun telah lebih dulu tiba di ruang makan, namun mereka semua memahami kondisi sasuke.
Apakah kau tidak bisa tidur lagi putra ku? tanya mikoto
Hmmm...jawab Sasuke singkat
Sasuke memang sudah sejak lama mengalami susah tidur, mimpi buruk dan semua itu dampak kejadian masa lalu yang membuatnya sangat trauma, hal ini juga turut membuat ibu Sasuke uchiha mikoto khawatir. keluarga bangsawan ini sudah mendatangkan dokter paling handal, namun belum juga berhasil...
Sasuke sangat membenci aroma obat-obatan, ia bahkan membuang obat tersebut. Sasuke memang anak yang keras kepala. orang tuanya sekali pun geleng kepala melihat tingkah laku putra nya tersebut
Dokter-dokter yang di panggil telah menyerah, tuan muda sasuke juga tidak menerima saran untuk menjalani terapi di rumah sakit, trauma masa lalu nya begitu dalam. semua usaha untuknya agar sembuh terasa sia-sia...dan sudah 3 tahun ini, ia juga tidak lagi ingin menerima pengobatan apa pun yang diberikan padanya, setiap ada dokter yang datang, ia selalu mencari berbagai cara dan alasan untuk menolaknya
fugaku memperhatikan putra nya tersebut sambil makan, entah apa yang ada di pikiran fugaku, namun terlukis gurat khawatir di wajahnya
"Selesai makan, datanglah keruangan ku, kami ingin berbicara dengan mu"
"Baik ayah"
Selesai sarapan, Sasuke bergegas menemui ayahnya di ruangan
"Tok...tok...tok..."
"Masuklah"
Sasuke masuk, ia melihat ayah dan ibu nya telah menunggu, kemudian ia duduk di samping sang ibu
"Ada apa memanggil ku kemari "
Sasuke melihat ayahnya dengan penuh tanda tanya, ia mengalihkan pandangan nya pada sang ibu,
" duduklah nak, dengarkan kami bicara"
setelah mengambil nafas cukup panjang, seolah memikirkan sesuatu, fugaku diam sejenak sambil menatap dalam mata penerusnya itu, kemudian ia menatap istrinya mikoto sambil mengangguk memberi isyarat tanda untuk mengatakan perihal tersebut kepada putranya dengan pelan ...
"Dengarkan ibu, dan jangan menolaknya dulu, ini semua Kami lakukan karena Kami sangat peduli pada mu,"
"Jika ini tentang pengobatan insomnia dan pengalaman masa lalu ku, ayah tidak perlu berlama-lama karena ayah sudah tau jawaban nya"jawab Sasuke
"Hal itu sudah berlalu Sasuke!!!, itu sudah terjadi 18 tahun lalu, lupakan itu semua, pikirkan masa depan mu" fugaku sedikit meninggikan intonasi suaranya
Mendengar suara fugaku yang mulai emosi, mikoto istrinya berusaha menjelaskan
"Ayah mu memiliki teman, dan ia punya seorang anak perempuan yang merupakan seorang tabib , ia menempuh pendidikan di cina, dan ia ju...
Belum selesai mikoto menerangkan, Sasuke menyela pembicaraan ibu nya
"Maafkan aku ibu, aku sudah sangat nyaman dengan kondisi ku sekarang, biarkan seperti ini..permisi aku harus segera ke kantor" ujar Sasuke lalu meninggalkan ruangan ayah nya
Melihat putranya berlalu dan tidak menghiraukan permintaanya,fugaku hanya bisa menghela nafas sambil menyandarkan punggungnya di kursi
"Minum lah ini, jangan buat dirimu stress, aku akan bicara dengan nya kembali nanti "ujar mikoto sambil memberikan segelas teh hangat pada suaminya
Dalam perjalanan menuju perusahaan, Sasuke termenung kembali mengenang masa lalu nya
Flashback
"Kakak...kakak, kemarilah"
"Udara sangat dingin Sasuke, aku tidak kuat"
"Disini sangat menyenangkan kak, kau akan menyesal jika tidak menyentuh bulir es ini"
Yaaahhhh, dialah itachi...kakak kandung sasuke, mereka sangat akrab tak terpisahkan. Saat itu musim salju, udara sangat dingin, namun tidak bagi Sasuke yang sangat antusias melihat salju, ia terus merengek kepada kakak nya agar bisa bermain bersama.
Tidak ingin mengecewakan sang adik, itachi pun menggeser pintu kamar nya yang langsung berhadapan dengan taman yg terletak di tengah2 ruang terbuka, ia mendekati sang adik dan melihat keceriaan di wajah nya, tampak sasuke sangat menyukai musim salju ini
Udara berhembus membawa bulir2 es halus, menerpa tubuh nya dan sang adik, itachi mendudukkan tubuh nya di bangku taman, terasa sesak di dada nya, ia ingin memanggil Sasuke yang tengah asik bermain
"Saa...saaaa...suuuu" suara itachi tak lagi terdengar jelas,
Sesak di dadanya membuat tubuhnya keras, susah di gerakkan, ia pun sulit untuk bernafas, semakin ia berusaha untuk berteriak memanggil adik nya, semakin ia kehilangan oksigen, paru-paru nya serasa di ikat kencang, jantung nya terasa sakit, perlahan Tubuhnya mulai jatuh menyentuh dasar tanah yang telah tertutup oleh salju. dan pandanganya berubah menjadi gelap
"Tuan muda itachiiiiiiii, tuan mudaa" teriak pelayan
para pelayan segera menghampiri itachi dan membopong tubuhnya kedalam rumah...Sasuke yang melihat hal itu, terdiam, kaki nya seperti ditahan batu besar tak bisa bergerak, tubuhnya terasa kaku, menyamenyaksikan kakak tersayangnya itachi di bawa ke rumah dengan tangan yang masih terulur ke arah dirinya dengan mulut dan mata terbuka
"Kakak memanggil ku? kakak memanggil ku dari tadi? tapi aku tidak menghiraukan nya!" bathin Sasuke terus menyalahkan dirinya
"Tuan muda Sasuke, apa yang kau lakukan disini, ayah ibu mu segera ke rumah sakit membawa kakak mu"
"Aku ikut"
"Tidak tuan, tuan fugaku dan nyonya meminta ku untuk menjaga mu dirumah"
"Aku katakan aku ingin ikut, aku ingin menemani kakak ku, antar aku ke rumah sakit sekarang juga"ujar Sasuke dengan terisak membayangkan hal buruk terjadi pada kakak nya
"Tuan muda, sebaiknya tuan di rumah, tuan muda itachi akan baik2 saja tidak perlu ada yang di khawt...
"Aku ingin disamping kakak kuuuuuu" teriak Sasuke, wajah nya memerah penuh dengan amarah yang sebenarnya adalah wujud rasa bersalah
"Baik tuan"
Pelayang tersebut hanya bisa menurut, ia pun merasa tidak tega membiarkan anak kecil itu gelisah di rumah dan takut anak majikan nya itu melakukan hal yang tidak-tidak.
Sepanjang perjalanan Sasuke hanya bisa menangis segugukan, ia ingin segera cepat sampai ke rumah sakit menyusul orang tua nya yang sudah lebih dulu ke sana
Tiba di depan lobi rumah sakit, Sasuke langsung membuka pintu dan meloncat ke luar sebelum mobil berhenti sempurna
"Tuan, hati-hatiiiii...tunggu saya"
Pelayang tersebut bergegas turun dari mobil dan menyusul Sasuke
Disisi lain ayah dan ibu sedang menunggu di depan pintu ICU, disana sedang dilakukan tindakan pada itachi, terlihat perawat memasang oksigen kemudian membawa itachi masuk ke dalam ruangan satu lagi, untuk tindakan lebih lanjut
"Ayah ibu" teriak Sasuke
"Sasuke, mengapa engkau kemari?bukankah ibu meminta mu untuk tetap di rumah?
"Aku ingin bersama kakak Bu, semua ini salah ku"
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri nak, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah berdoa" ujar fugaku
Jarum jam terus berputar, raut wajah gelisah menunggu kabar itachi, terlihat Sasuke mengepal tangan dengan kuat, pria kecil itu tak henti menyalahkan dirinya. tiba-tiba suasana hening dipecahkan dengan suara pintu yang dibuka oleh tangan yang masih memakai sarung tangan
"Bagaimana dokter?bagaimana keadaan nya? Mikoto bertanya dengan wajah panik
Dengan menghela nafas panjang, dokter itu memegang tangan mikoto
"Kami sudah berusaha keras, namun Tuhan lebih sayang padanya, anak mu telah melawan penyakit nya dengan berani, biarkan ia tenang dalam tidur nya"
Mendengar hal tersebut, keringat mengalir di pelipis sasuke, ia meremas dadanya, sesak tiada Tara ia rasakan"
"Kaaaaaakkkkk, jangan tinggalkan akuuuuuu...ini salah ku, kakaaaakkkkk" teriakan sasuke menggetarkan seluruh orang yang hadir di sana, semua orang dapat merasakan yang dirasakan pria kecil itu
"Tidaaaaaaaakkkkkkkkkk" teriak mikoto histeris, tubuhnya terasa lemas, tulang nya bagaikan kehilangan sendi untuk terpaut satu sama lain, ia terduduk di lantai, air mata nya mengalir deras, ia tidak rela kehilangan itachi
Sementara fugaku, ia marah dan menarik kerah baju dokter tersebut
"Bagaimana ini bisa terjadi?anak ku adalah orang yang kuat!kau pasti salah, kau salah..." bentak fugaku
Ia bergegas pergi ke dalam, ketika membuka pintu ruangan tersebut, ia melihat tubuh anak sulungnya itu terbaring lemah, wajahnya pucat, sementara disisi nya peralatan medis sudah mulai di lepaskan dari tubuh itachi. ia menghampiri anaknya, diguncang kan badan itachi yang sudah tak bernyawa
"Bernafaslah nak,bernafaslah...kau adalah putra sulung ku, darah ku, penerus ku bernafaslahh" fugaku seakan tak percaya bahwa anaknya telah meninggal
Melihat tidak ada reaksi apapun, ia pun memeluk tubuh anaknya itu dengan erat
Menjadi saksi kejadian tersebut membuat Sasuke berubah menjadi anak yang pendiam, rasa bersalah yang terus menggelayuti dirinya, andai saja ia tidak mengajak kakak nya tersebut untuk bermain salju, ini semua tidak akan terjadi. ia berubah menjadi orang yang dingin, hatinya membeku sama seperti musim dimana peristiwa itu terjadi, Sasuke membangun tembok tinggi dan Kokoh di hatinya, keceriaan itu telah pudar. hal ini lah yang terus menghantui nya hingga saat ini.
Musim salju saat itu,merupakan musim terburuk dan tak terlupakan, musim dimana ia kehilangan saudaranya, itulah mengapa Sasuke yang dulu sangat menyukai salju,menjadi sangat membencinya
End flash back
"Tuan muda Sasuke, kita sudah tiba di kantor" ujar sopir pribadi Sasuke
Mengenang kembali masa kecil nya membuat ia Tidak sadar telah tiba di kantor dimana ia bekerja. ia segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gedung megah tersebut
Seperti biasa semua sorot mata tertuju padanya, disetiap sudut ruangan selalu terdapat beberapa wanita yang memasang senyum terbaiknya agar dapat melelehkan hati sang pemilik perusahaan, namun itu semua tidak bisa menembus hati Sasuke.
Langkahnya berjalan menuju ruangan berpintu silver, terdengar suara kaki yang mulai menyamakan langkah nya dengan langkah kaki Sasuke...
Ia datang menghampiri pria tampan itu sambil mengacak-acak rambut si mata elang
"Hai teme...mengapa wajah mu suram dan kusut sekali"
Dengan mendengus kesal, sasuke menjitak kepala pria berambut nanas it
"Pletaaakkkkk" ...kau ini, tidak bisa kah kau tidak menyentuh rambut ku,ujar Sasuke sambil merapikan rambut nya
"Aduuuhhhhh, ini sakit sekali" Naruto mengusap kepalanya kesakitan...
"Masuklah keruangan ku, ada yang harus kita bicarakan"
"Baiklah"
"Huufftttt, dia menyebalkan sekali pagi ini, sepertinya ia tidak menghibur diri semalam dengan wanita - wanitanya" gumam naruto
"Aku mendengar itu, musang!"
"Ooppsss maafkan aku hehehhe
