Aku ingin bahagia.

Aku ingin dirinya.

Aku butuh dia untuk merasa bahagia.

Karna dialah sumber kebahagianku.

Dia mentari yang memberi kehangatan untuk hatiku yang beku.

Salahkah aku bila menginginkan dirinya?

..

.

AKU INGIN BAHAGIA

Pairing: TezuRyo / RyoTezu ?

Rating: K+ / T nantinya mungkin

Genre: Romance or Hurt/Comfort

Warning: OOC, Gaje, Ngaco, Miss Typo, Boys love etc.

Yang gak suka mending gak usah baca deh..

Hehehehe…

..

.

Saat seseorang merasa bahagia maka dia akan tersenyum. Saat dia merasakan kesedihan maka dia akan menunjukan raut muka sedih atau bahkan menangis. Manusia selalu memperlihatkan apa yang dia rasakan dalam raut mukanya, sepintar apapun menyembunyikan semua bakalan terlihat. Bukankah begitu?

Tapi mungkin semua ini tidak berlaku untuknya. Raut mukanya selalu sama, saat semua tertawa karena lelucon konyol raut mukanya sama sekali tidak berubah dan jangan berharap akan ada tawa yang meluncur dari bibirnya. Saat semua menangis karena kesal dengan kekalahan mereka, raut mukanya juga tidak berubah. Bahkan saat mereka menang dan menjadi juara, raut mukanya selalu sama. Tak pernah terlihat sedikitpun perubahan di raut wajahnya, seakan dia makhluk tanpa rasa. Tapi benarkah seperti itu? Benarkah dia makhluk tanpa rasa?

Saat ini, semua anggota regular tengah berkumpul di lapangan seperti biasa. Latihan dan latihan, meski mereka telah menjadi juara bukan berarti mereka tidak latihan kan? Di sela-sela latihan, terdengar suara canda yang begitu ceria diantara mereka. Suasana hati para regular Seigaku sedang senang.

Tapi tanpa mereka sadari, ada sosok yang memandang ke arah mereka dengan penuh kekesalan. Kesal? Benarkah itu sorot mata kesal? Sorot mata tajam dari sosok paling dihormati di klub, sosok paling tenang dan berwibawa. Dengan punggung setengah menyender ke tembok, tangan dilipat d depang, terlihat santai mungkin tapi bila melihat sorot matanya mungkin semua akan tau dia sedang merasa kesal.

"Ah… ternyata perasaan ini muncul kembali, kenapa aku harus merasakan sesak melihatnya akrab dengan yang lain?" Kembali dia melihat ke lapangan, dimana semua sedang berkumpul. Eh siapa dia? Yang sedang melihat maksudnya? Tentu saja Kunimitsu Tezuka, kapten klub tennis Seigaku. Dan sosok yang tengah dilihatnya, sekumpulan anggota regular, Fuji, Oishi, Momo, Kaido, Inui, Eiji, Takashi juga Ryoma. Tapi sebenarnya, yang dia lihat hanya satu sosok. Sosok yang entah sejak kapan selalu ada di dalam matanya. Seakan matanya tak pernah bisa lepas darinya. Sosok yang mengajarkannya apa arti kerinduan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Dan kini sosok itu tengah mengajarkannya tentang bagaimana bersikap saat merasa cemburu. Cemburu? Ya cemburu, saat ini dia tengah merasa cemburu. Bagaimana tidak, sosok yang diidamkannya tengah bercanda dengan yang lain. Tak hanya itu, sebuah tangan yang berasal dari tangan Momoshiro tengah merangkul pundaknya yang ramping. Siapapun akan merasa cemburu bukan jika orang yang kita sukai di rangkul oleh orang lain.

"Ternyata seorang Tezuka gemar melamun juga ya. Ah aku harus catat di buku penelitianku"

Satu suara itu membuyarkan segala lamunannya. Di tengoknya, kini dia tidak sendiri. Di sisinya telah ada salah satu regular kelas 3 yang gemar meneliti teman-temannya. Sadaharu Inui, sosok berkacamata yang gemar juga melakukan eksperimen minuman ini tengah menatapnya dengan tatapan penuh curiga.

"Apa yang kamu pikirkan, Kapten?" Sepertinya dia ingin mengorek alasan kenapa sosok seperti Tezuka bisa melamun hingga tanpa sadar dia dekatin tadi.

"Tak ada." Hanya itu yang bisa dia ucapkan, seraya melangkahkan kakinya memasuki ruang ganti. Memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, bukan karena pertanyaan yang di lontarkan oleh Inui. Dia pergi karena, dari sudut matanya terlihat Momo yang sedang memeluk pujaan hatinya. Teramat sakit yang dirasa hingga memutuskan untuk pergi dari tempatnya.

"Aneh!" Masih terdengar jelas kata yang di ucapkan Inui, tapi tak lagi dihiraukan. Dalam hatinya berkecamuk berbagai perasaan yang sulit untuk di katakan. Hingga sampai di dalam ruang ganti, dia terduduk lemas seakan tak berdaya.

"Mungkin jika mereka tahu yang sebenarnya, aku akan di anggap orang aneh. Ah tanpa mereka anggap pun aku juga merasa kalau aku ini memang aneh."

Ya, dia sedang tertekan dan dalam kondisi paling sulit dalam hidupnya. Bukan karena dia sedang menghadapi lawan yang tangguh, tapi ini lebih sulit dari pertandingan tennis, berlipat-lipat sulitnya.

Merasakan sesuatu yang di anggap salah, bahkan tak bisa mengatakan kepada siapapun adalah hal yang sulit. Memendam kekesalan juga kecemburuan tingkat tinggi, lebih sulit lagi. Dan yang pasti menghapuskan mimpi itu sangat amat sulit. Mimpi untuk mendapatkanya, meraihnya juga memilikinya adalah mimpi terindah juga sebuah angan yang mungkin takkan jadi kenyataan.

Entah sejak kapan dia merasakan perasaan yang baru pertama kali dia rasakan. Mungkn setelah pertandingan mereka, saat itu secara tidak sadar keberadaannya begitu sama dengan dia dulu. Menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya karna tidak mendapatkan lawan yang berarti. Ya mungkin sejak saat itu perasaan suka mulai tumbuh. Berawal dari keinginan untuk membuatnya mampu mengeluarkan kemampuan aslinya. Menjadikan dia perhatian lebih dari yang lain.

Ah, andai dia berjenis kelamin berbeda dengannya, mungkin semua ini tidak teramat sulit untukku.

Mungkin..

..

.

Akhrinya selesai juga chap pertamanya. Gimana? Jelekkah? Hehehehehe…. Bener-bener butuh saran neh untuk kelanjutannya.

Untuk selanjutnya mungkin akan lebih menceritakan pendekatan Tezuka, gimana? Ada yang mau kasih saran gak gimana Tezuka melakukan pendekatannya. Abisnya susah juga neh membayangkan Tezuka pdkt, hehehehehe….

Ditunggu ripiewnya ya.

Tq