Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya

Two Way Street © soranamu

It's recommended to read the story while listening to the song I put its title below. It's so cheesy and pointless you might puke, but just give it a try, yeah?

.

Sore itu, Willem mendapati Kartika sedang duduk di tengah padang bunga dekat rumahnya. Lagi.

Seperti biasa, gadis itu duduk sambil memeluk lutut, sama sekali tak menghiraukan roknya yang nyaris tersingkap, menonton matahari bergerak perlahan menuju belahan lain dunia. Cahaya keemasan matahari sore menimpa rambut hitamnya sementara angin meniupkan kelopak-kelopak anemone ke udara.

Willem menyunggingkan senyum samar, mengagumi betapa cantik dan acuhnya Kartika. Seperti biasa.

"Kau tahu," Willem menempatkan dirinya di sisi Kartika, "aku sudah tidak kaget lagi melihatmu berkeliaran di sini."

"Apa boleh buat, Will," Kartika menoleh padanya, memamerkan cengiran lebar, "hanya tempat ini yang tak dipenuhi tulip. Kau tahu betapa lelahnya aku dengan tulip."

"Oke, itu agak menyakitkan."

Kartika terkekeh pelan, tahu bahwa Willem tidak benar-benar merasa tersinggung. Gadis itu meraih tangannya, menautkan jemari di sela jemarinya.

"Lagipula, bunga anemone punya arti yang sangat bagus."

Willem tidak menyahut, berusaha mengatasi sensasi familiar yang menggelitik perutnya ketika Kartika menyandarkan kepala di bahunya. Ia tahu benar apa yang gadis itu maksud, dan ia tak perlu lagi bertanya.

Mereka berdua kembali menyaksikan matahari terbenam dengan euforia tak beralasan menyesaki dada. Willem menggenggam tangan gadisnya erat dan Kartika memejamkan mata, tersenyum.

.

Note : bunga anemone punya banyak arti, tapi yang saya maksud di sini adalah anemone yang berarti 'cinta yang tidak luntur' :D dan, oh, judul fic diambil dari salah satu judul lagu Kimbra.

.

Flowers of the Field – Sky Sailing