Myocarditis
Chapter 1 : Don't Leave Me
"Gege jangan tinggalkan aku." ucap seorang namja dengan rambut blonde pendek. Mimik mukanya meyakinkan namja didepannya bahwa ia serius, sangat serius dengan apa yang ia ucapkan.
"Tidak Tao, aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Tapi aku harus melakukannya, paling tidak untuk sementara ini." jawab namja tinggi yang duduk dihadapan namja berambut blonde pendek tadi. Saat ini mereka sedang duduk berhadapan diruang tamu kecil dirumah sakit tempat namja tinggi tersebut dirawat.
"Tapi gege, kau harus berjanji padaku setelah kau sembuh kau akan kembali kepadaku, kepada kami semua."
"Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu yang aku sendiri tidak yakin bisa menepatinya atau tidak Tao, belum tentu juga aku akan sembuh."
Tao, namja berambut blonde pendek tersebut merasakan matanya memanas, dia tidak sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dia sayang, Kris -namja yang ada dihadapannya ini- sedang mengidap penyakit yang bisa dibilang parah.
"Jangan berkata seperti itu Kris-ge! Aku yakin kau akan sembuh!" bentaknya ke Kris. Ia sudah tidak sanggup lagi membendung air matanya, akhirnya ia biarkan air tersebut mengalir, mengalir membasahi pipinya. Sungguh ia tidak ingin hal seperti ini terjadi, dia tidak mau dan tidak akan pernah sanggup kehilangan orang yang paling disayanginya itu.
"Tenanglah Tao, jangan seperti ini." Kris bangkit dari tempat duduknya dan berpindah ketempat duduk disebelah Tao, memeluk namja yang ia sayang tersebut. Sungguh dia juga tidak sanggup melihat orang yang disayanginya tersebut menangis dan mengkhawatirkan dirinya. Tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menepuk-nepuk punggung Tao dan mengelus rambut belakangnya dengan penuh kasih sayang.
"Aku janji akan bertahan sebisaku melawan penyakit ini, aku janji. Aku masih ingin hidup Tao, aku masih ingin melihatmu, melihat member kita yang lain, dan juga fans kita. Aku akan berusaha untuk sembuh, oke? Jangan menangis lagi." Kris menangkupkan tangannya kekedua pipi Tao, mengelus pipinya dan menghapus air mata yang mengalir disana.
"Kau janji gege?" kedua tangan Tao terangkat dan menggenggam pergelangan tangan Kris.
"Aku janji Taozi-ku." Kris memberikan senyuman termanisnya kepada panda kesayangan itu, kemudian mendekatkan wajahnya kewajah Tao. Mengecup keningnya dan kedua matanya. Kris berhenti sejenak untuk memandang wajah Tao, kemudian ia mempertemukan bibirnnya dengan bibir Tao. Hanya kecupan singkat, tetapi Tao merasa seperti terbang kelangit yang tinggi. Kris mulai menjauhkan wajahnya dan menatap dalam kedua mata Tao.
"Kau percaya padaku kan Tao?" tanya Kris kepada Tao. Tao balas menatap dalam kedua mata Kris, setelah beberapa detik iapun menjawab pertanyaan Kris-nya dengan mengangguk sambil tersenyum. Kris yang melihatnya langsung tersenyum dan memeluk pandanya itu.
'Tuhan, jangan ambil aku dulu, aku masih ingin bersama dengan dia, bersama dengan memberku, bersama dengan fansku, aku menyayangi mereka Tuhan. Aku mohon kabulkanlah doaku untuk kali ini saja, sembuhkanlah aku dari penyakit ini.' Kris berucap dalam hati sambil memejamkan matanya, menikmati hangatnya tubuh Tao didalam dekapannya. Matanya memerah menahan tangis, tapi ia tidak boleh menangis sekarang, tidak didepan Tao-nya.
"Gege" Tao bersuara setelah sekian lama mereka berdiam diri berpelukan seperti itu.
"Hm?" Kris hanya berdehem menjawab panggilan Tao, sepertinya ia masih betah pada posisinya tadi.
"Aku mencintaimu ge." bisik Tao tepat ditelinga Kris, tetapi Kris masih tetap diam dan tidak merespon Tao.
"Gege, kenapa tidak menjawabnya?" Tao terlihat sedikit kesal pada Kris. Ayolah siapa yang tidak kesal jika pernyataan cintamu tidak direspon sama sekali oleh namjachingumu? Tetapi Kris tetap tidak merespon sama sekali, Tao merasa tubuh Kris memberat pada pelukannya.
"Gege?" Tao melepas pelukan mereka berdua dengan sedikit payah, dan betapa terkejutnya ia melihat Kris sudah tidak sadarkan diri.
"Gege?! Gege apa yang terjadi?! Gege bangun! Jangan membuatku panik!" Tao terus-menerus menggoyang-goyangkan tubuh Kris, menepuk-nepuk pipinya pelan agar ia terbangun, tetapi sekali lagi Kris tetap tidak merespon sama sekali. Tao beranjak dari tempatnya dan langsung menekan bel darurat yang ada diruangan tersebut berkali-kali. Air mata mulai turun lagi membasahi pipinya.
"Gege bertahanlah." Setelah ia menekan bel dengan brutal dia langsung kembali ketempat Kris dan memeluknya.
'Tuhan tolong jangan ambil Kris-gege, aku mencintainya Tuhan, jangan ambil dia secepat ini.' Tao menangis dalam diam, hingga beberapa saat kemudian dokter dan beberapa suster masuk kedalam ruangan setelah mengetuknya terlebih dahulu.
"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya salah satu suster tersebut dengan sedikit panik.
"Aku tak tau, Kris-gege tiba-tiba saja pingsan." Jawab Tao dengan gemetar dan air mata yang masih mengalir. Sementara dokter dan para suster tersebut membawa Kris ketempat tidur disitu dan memeriksanya, dan Tao dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan tersebut. Tapi sebelum meninggalkan ruangan tersebut Tao menghampiri sang dokter.
"Kumohon selamatkan Kris-gege, dokter." Ucap Tao memelas kepada dokter tersebut.
"Saya akan berusaha, Tao-ssi." Jawab dokter tersebut singkat, dan Tao pun hanya bisa pasrah dan menunggu dokter tersebut menangani Kris dari luar ruangan. Tangannya bertaut erat didepan dadanya. Ia terus-menerus berdoa didalam hati dengan air mata yang terus mengalir dan tubuh bergetar, mengharapkan keselamatan untuk orang yang paling disayangi –dicintai-nya tersebut.
TBC
Review?^^
