Tittle : Nae Aegya
Disclaimer : Semua pemain milik diri mereka sendiri, Tuhan, dan orang tua mereka tentunya. Saya hanya meminjam nama, dan FF ini pastinya milikku.
Pair : Yunjae
Another Cast : Hangeng, Heechul, dan Changmin
Rated : T
Genre : Hurt/Comfort, Family
Warning : Yaoi, MPREG, OOC, Typo, Miss-Typo, dan lain-lain.
.
Don't Like YAOI or MPREG? Just get out by click the X button!
.
Di pagi hari yang cerah, di ruang makan sebuah rumah bergaya eropa, dua orang namja tengah memakan sarapan mereka. Salah seorang namja memakai pakaian khas orang kerja, dan yang seorang lagi masih memakai celana panjang dan kemeja yang belum dimasukkan juga beberapa belum dikancingkan.
Seorang namja tampan yang telah berpakaian rapih itu kini mulai membuka koran hariannya, lalu menyeruput kopi hitam yang biasa dikonsumsinya setiap pagi. Dan seorang namja cantik yang tadi pakaiannya masih belum rapih, kini masih memakan sarapannya yang hanya nasi dan sup miso, karena ia merasa tidak terlalu bernafsu untuk makan.
Namja cantik itu menghentikkan tangannya yang akan menyuapkan nasi lagi kemulut saat dirasa perutnya agak bergejolak. Ia memutuskan menghentikkan makannya, dan mulai meminum segelas besar susu yang mulai beberapa minggu yang lalu 'khusus' dikonsumsinya. Ia menatap 'suami'nya dengan perasaan bimbang, memutuskan dalam hatinya, memantapkan hatinya untuk memberitahu kekasih yang ia cintai tentang 'kabar' bahagia. Namja cantik itu menghela napas sebelum akhirnya mulai berdeham dan berbicara.
"Yun, A – aku hamil…"
Yunho menatap lekat pada seorang namja cantik yang duduk di kursi meja makan, tepat dihadapannya. Lalu tawa lah yang keluar dari bibir hatinya sebagai respon. "Jangan bercanda, Boo. Kau itu namja, lagipula kita sama-sama namja, dan kau bukan yeoja tentunya, aku telah memastikannya sendiri," tawa itu kembali bergema di dinding ruang makan rumah yang mereka tempati bersama selama 2 tahun ini sebagai 'suami' dan 'istri'.
Mata besar Jaejoong memanas, namun ia cukup sabar menahan air mata yang hampir tumpah itu. "Bukankah Eommaku pernah bilang kalau aku bisa hamil? Di dunia ini kan ada yang namanya keajaiban, Yun. Mungkin saja Tuhan memberikan suatu kejutan di keluarga kita…"
Yunho berhenti tertawa untuk menatap helaian poni Jaejoong, karena 'istri'nya kini tengah menunduk, "Tapi hal itu tidak masuk akal, Jae. Kau tahu kan aku bukan orang yang mudah percaya pada hal aneh seperti itu?"
Tes
Akhirnya air mata yang telah ditahannya tumpah seketika. Mendengar Yunho berkata 'aneh' ia merasa sedih dan entah kenapa merasa bahwa ucapan yang Yunho ucapkan ditujukan untuknya.
"Lagipula aku tidak suka anak kecil. Hal yang merepotkan. Itu lah kenapa aku memilihmu dari ratusan yeoja yang mengantri untukku di luar sana."
Jaejoong terisak sekali, namun Yunho tak mendengarnya, "Merepotkan?" ia berlirih.
Yunho mengangguk, "Ne, pekerjaanku bisa terganggu karena mereka merengek dan meminta macam-macam. Apalagi tangisannya saat aku tak mengiyakan permintaan mereka. Merepotkan."
Jaejoong semakin sakit hatinya mendengar penjelasan Yunho. Jadi karena Yunho tidak suka anak kecil, makanya ia menikahi seorang namja?
Yunho diam dan kembali menyeruput kopinya yang tinggal setengah, membiarkan Jaejoong yang menangis tanpa suara di depannya.
"A – pa kau tidak mencintai – ku?" ucapan Jaejoong nampak putus-putus ditengah tangisannya.
Yunho tertawa pelan, "Aku menyayangimu, Jae." Menyayangi? Apa hanya itu yang Yunho rasakan selama ini?
"Men – cintaiku?" Jaejoong kembali bertanya dengan nada lirih.
Yunho menaruh cangkir kopinya yang telah kosong ke atas meja makan, lantas berdiri dari duduknya. Ia memegang bahu bergetar Jaejoong dengan erat, "Apa itu penting? Bukankah sejak kita menjalin hubungan aku selalu bilang aku menyayangimu?"
Jaejoong mendongak masih dengan air mata yang turun di kedua pipi putihnya, mata besarnya menatap mata musang Yunho yang kini menatapnya seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa. Tangan Jaejoong akan menggenggam tangan Yunho, sebelum namja tampan itu menarik dirinya.
"Aku berangkat duluan, ne. Kau bawa mobilmu saja hari ini. Karena seharian aku ada pertemuan dengan klien."
"Tapi Yun," Jaejoong berusaha menggapai lengan kekar kekasihnya. Namun Yunho berjalan mundur lalu mengambil tas kerjanya di kursi kosong meja makan.
"Berhentilah menangis. Jangan pernah membuat lelucon seperti tadi lagi, ne? aku tidak suka."
Jaejoong diam dan akan bangkit dari tempat duduknya, kalau saja Yunho tak menahan pundaknya agar tetap duduk di kursi.
"Habiskan dulu sarapanmu, baru berangkat. Aku pergi."
Dan kecupan di dahi Jaejoong yang biasa dilakukan suaminya itu tetap dilakukan Yunho. Sebelum akhirnya namja tampan itu melangkah pergi keluar rumah yang mereka tinggali bersama. Meninggalkan Jaejoong yang semakin menangis dengan suara-suara tertahan.
"Yunho tidak mencintaiku…" kata itu terus terulang dari bibirnya.
Jaejoong menghapus air matanya dengan sapu tangan tipis miliknya, lalu ia menatap foto pernikahannya dengan Jung Yunho dua tahun lalu. Namja cantik itu tersenyum tipis mengingatnya. Bagaimana ia bisa lupa, kalau Yunho tak pernah melafalkan kalimat cinta padanya?
"Aegya… Apa sebaiknya kita pergi dari sini? Appamu tidak mencintai Eomma… Dia juga membencimu nanti…"
Namja cantik itu tetap menangis dalam diam. Tangannya mengusap ujung taplak meja makan. Bibirnya bergerak kesana kemari karena menahan rengekan. Sebelah tangan yang menganggur ia gunakan untuk mengeluarkan sebuah amplop putih dengan nama dan alamat rumah sakit terkenal Seoul.
"Aku bahkan belum menyerahkan hasil pemeriksaan ini…"
Sepuluh menit ia terdiam dengan berbagai pertanyaan yang terus berkecamuk di pikirannya. Lalu ia menghapus air matanya kasar, dan berdiri dari duduknya cepat.
"Kita pergi saja dari sini, ne? Eomma mencintai Appamu, tapi Eomma lebih mencintaimu… Eomma hanya tak mau kau merasa dibenci Appamu nantinya…"
Setelah itu ia bergegas ke kamarnya, mengepak semua pakaian miliknya. Juga beberapa album foto yang terdapat fotonya juga foto Yunho. Agar nantinya ia bisa mengingat bahwa seseorang pernah 'menyayanginya'.
.
.
.
TOK TOK
"Changkhaman," suara lembut yeoja dan derap langkah yang terdengar semakin mendekat di balik pintu besar bercat putih itu.
CKLEK
Seorang yeoja cantik keluar dengan apron merah di pinggangnya. Ia menatap sang tamu lekat-lekat, lalu langsung menarik seorang namja cantik di depannya ke dalam pelukannya.
"Eomma bogoshippo…"
"Nado bogoshippoyo, Joongie…" yeoja itu melepaskan pelukannya dari Jaejoong. Lalu menarik namja cantik itu ke dalam rumah, membiarkan dua koper besar di depan pintu.
"Nugu, yeobo?" seorang namja perawakan setengah China keluar dari kamar dengan handuk yang tersampir di lehernya, tetesan air dari rambutnya membuatnya terkesan manly.
Jaejoong langsung menerjang tubuh tegap namja yang kini tersenyum lebar setelah melihat siapa yang datang kerumahnya di sore hari seperti ini.
"Bogoshippo Appa…"
Namja yang dipanggil 'Appa' itu memeluk balik tubuh yang lebih kecil dari tubuh tegapnya itu cepat-cepat, "Nado uri Joongie…"
"Lepaskan pelukanmu, yeobo. Uri Joongie tak bisa bernapas nanti," sang Eomma menggerutu setelah melihat suaminya yang terlalu bersemangat memeluk anak mereka.
Sang Appa atau namja bernama Hangeng itu kini melepaskan pelukannya dengan tertawa melihat istrinya yang berkacak pinggang. Lalu menggiring anak serta istrinya, Heechul, ke sofa ruang tamu.
"Jadi, apa yang membuatmu membawa banyak barang di sore hari ini? Dan kau pasti mengambil penerbangan siang dari Korea kesini," Hangeng memulai analisisnya yang mungkin terdengar akurat di telinga Jaejoong.
Belum sempat menjawab Appanya, Eommanya langsung bertanya.
"Lalu dimana suamimu, Joongie? Kenapa kau sendirian ke China? Kalian tidak sedang bertengkar kan?"
Jaejoong lalu menunduk dengan air mata yang perlaha turun lewat mata besarnya, "Yunho sedang kerja. Joongie sekarang hamil, Eomma, Appa…"
"Jinjja?" Heechul langsung tersenyum senang, tak menyadari air mata yang turun di pipi putih anaknya.
Hangeng pun tersenyum mendengar jika ia akan menjadi seorang Haraboji, namun senyumnya pudar perlahan saat mendengar isak tangis anaknya.
"Hiks, Appa…" Jaejoong langsung memeluk erat tubuh besar Hangeng yang kini bertatapan penuh tanya dengan Heechul.
"Wae? Kenapa kau menangis hm?" Hangeng melepaskan pelukan Jaejoong di pinggangnya.
Jaejoong masih menangis, namun sudah tidak sesunggukan seperti tadi.
Heechul menghapus sisa air mata di pipi anaknya, "Ceritakan pada kami, Joongie."
Dan Jaejoong mulai menceritakan kisah paginya dengan Yunho yang membuatnya sadar bahwa selama ini ia hanya disayangi, bukan dicintai.
"Yunho brengsek!" Hangeng mengepalkan tangan kanannya setelah berdiri dari duduknya. Ia merasa geram dengan kenyataan menantu yang selama ini ia anggap yang terbaik.
Tak berbeda jauh dengan Heechul yang memeluk Jaejoong, menenangkan anaknya yang kini bergumam tidak jelas, "Jung Yunho pabbo! Brengsek!" Eomma dari Jung Jaejoong itu menggerutu dengan sumpah serapah yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak suka bahkan bencinya pada menantunya.
"Jae, ceraikan Yunho . Appa akan menyuruh Changmin mengurus surat-suratnya dari sekarang," Hangeng mengeluarkan handphonenya lalu menghubungi seseorang agar datang ke rumahnya secepatnya walau keberadaan orang bernama Changmin kini di Korea.
"Malangnya uri Joongie…" Heechul kini ikutan meneteskan air matanya.
"Eomma…" Jaejoong kembali bersuara setelah tangisannya mereda. Namja cantik itu kini balik menghapus air mata yang akan jatuh dari wajah cantik sang Eomma.
"Yeobo, jangan menangis. Uri Joongie tidak suka," Hangeng memeluk tubuh bergetar istrinya dari belakang, karena kini Heechul memeluk Jaejoong lagi dari depan.
Jaejoong melepaskan dirinya dari pelukan itu, lalu tersenyum menatap wajah Eommanya yang kini menatapnya prihatin, "Uljimma Eomma…"
Heechul menghapus sisa air matanya dengan tangannya, ia menatap putra satu-satunya di depannya ini, "Kita besarkan anakmu bersama, jangan pernah anggap kau membesarkannya sendiri. Karena kami disini selalu ada untuk kalian," tangannya beralih pada perut rata Jaejoong.
Hangeng tersenyum, "Ne, kami semua peduli dan mencintaimu, Joongie."
"Gomawo Appa, Eomma…"
.
.
.
TBC
A/N : Mian lama ngga muncul, adik lagi sakit cacar, jadinya harus ngerawat selama orang tua kerja. Buat yang minta sequel Minhae, tenang aja, dibikinin kok... responnya ditunggu ne?
.
Review please\(-x-)/
.
Gomawo, 26/5/2013 9:00 PM
.
Griffo205
