The Tears From Heaven 天国から涙

Author: Ah… *Sweat drop*

All: Kenapa?

Author: *Head bang*

All: *Sweat drop*

Author: Maafkan kesalahan saya… aturan tadi saya ngetik fanfic saya yang lain, malah ngerjain project lain…

Kaiba: Anda ketemu idenya pas lagi asik internetan dikelas tanpa guru.

Author: Hehe… habisnya tuh ide tiba-tiba aja muncul kayak jelangkung(?) sih~

All: *Double sweat drop*

Author: Siapa aja bacain disclaimer~

Yami: Disclaimer, semua yang ada disini bukan punya author kita, yang punya adalah Kazuki Takahashi, kalau misalnya ada beberapa adegan dari anime lain nyelip disini, artinya itu pemiliknya yang menciptakan.

Atem: Warning, Yaoi, angst yang gak bisa dibilang angst(?), OOC, typo, OC dan lain-lain.

Author: Oh ya, OC-nya Cuma satu, dan disini bakal ada beberapa mitoligi yang mungkin kurang jelas saya deskripsikannya/Plak/, terus, disini Yuugi gender bander! Hahaha! Pairing yang akan ada disini, pasti Puzzleshipping, Blindshipping, Puppyshipping, dan beberapa pairing lainnya~

Yugi: Nah, saatnya dimulai.


Chapter 1: Wheel of Destiny Starts Moving


"Hah…" anak laki-laki berambut jabrik tiga warna dan beberapa poninya mencuat keatas, serta warna mata crimsonnya itu, Nanashi Yami. Hanya bisa menghela nafas sambil melihat tumpukan kertas. "Bahkan kali ini juga bos masih suka memberi misi yang kelewat gampang"

"Jangan begitu Yami, meskipun misi ini gampang, kita tidak boleh lengah sedikitpun." Kata seseorang yang sangat mirip dengan anak laki-laki yang tadi, hanya saja warna kulitnya lebih hitam atau coklat gosong *Stabed* oke, kita tentukan sebagai warna coklat saja, Nanashi Atem.

"Aku bahkan tidak menyangka kita ini kembar Atem…" kata Yami sambil membuka kopernya.

"Jangan membahas hal yang tidak penting…" kata Atem.

"Baiklah…" secara malas, Yami mulai memakai jas kerja yang dipadu dengan kemeja warna biru muda garis-garis dan celana kerja panjang warna hitam.

"Target kita kali ini?" Tanya Atem yang sudah siap dengan kemeja putih, jas, celana dan dasi warna hitam yang dipasang longgar.

"Kalian berdua, kalau masih mau bertengkar aku akan menyelesaikan misi ini sendiri saja." Kata laki-laki berambut brunet dengan mata biru lazuli itu, Kaiba Seto. Hanya bisa kesal sambil melihat jam tangannya.

"Memang tidak gampang ya mempunyai dua kehidupan." Ejek Yami.

"Setidaknya aku bisa keluar dari pekerjaan ini tampa resiko dibunuh." Jawab Kaiba sinis.

"Kau lupa akan Jou? Kalau kau keluar dia akan dibunuh." Jawab Atem tenang.

"Makanya aku tak akan keluar dari pekerjaan ini sampai berhasil membunuh bos sialan itu." Kata Kaiba kesal.

"Kau tadi mengatakan kita akan telat, padahal kau membuat kita memperlambat pekerjaan kita." Sindir Yami.

"Kalian cepat masuk ke mobil!" kata Kaiba kesal, karena tugas ini diberikan kepadanya, yang artinya kalau dia gagal nyawa orang yang dia sayangi akan meninggal.

"Galak amat…" kata Yami cuek sambil membawa kopernya.

"Maaf ya Seto…" kata Atem sambil mendorong saudaranya itu agar lebih cepat menuruni tangga.

"Kita tak boleh sekalipun gagal, atau tidak, kita akan kehilangan segalanya…" kata Kaiba sambil menatap kedua sepupunya itu.


"... apa-apaan ini!" kata anak perempuan yang mempunyai 3 warna rambut dikuncir mata yang berwarna amethyst memakai kacamata yang mempunyai frame warna hitam, Mutou Yuugi

"Kenapa kau Yuugi?" Tanya anak laki-laki berambut blond dengan mata warna coklat madu, Jounoichi Katsuya.

"Kau tahu tidak Jou! Buku ini, buku tentang atlantis ini, baru dikeluarkan 10 tahun setelah mengirimkan proposal!" teriak Yuugi yang langsung di death glare oleh pengguna perpustakaan yang lain.

"Kau memang sudah selesai bacanya Yuugi?" Tanya Jou sweat drop.

"Tentu saja, aku sedang mencari bacaan ringan(?) dan menemukan buku ini." Kata Yuugi, memang tak salah kalau Yuugi suka membaca buku, dia mendapatkan beasiswa di universitas paling beken dikotanya yang khusus untuk orang kaya saja, itu karena kejeniusannya yang luar biasa.

"Ringan seperti ini ya…" lagi-lagi Jou cuma bisa cengo.

"… habisnya mau gimana lagi Jou, sejak kakekku meninggal 7 tahun yang lalu, aku harus terus mendapatkan beasiswa agar bisa sekolah. Sedangkan kau enak, hanya tinggal minta pacarmu saja." Kata Yuugi sambil menuju meja kasir untuk memberitahu akan meminjam beberapa buku yang bisa dibilang ukuran jumbo dengan halaman super tebal.

"Kau masih belum bisa melupakan kakekmu Yuugi?" Tanya Jou.

"Tentu saja…" kata Yuugi sambil mulai mengenang lagi kejadian malam dimana takdirnya berubah jauh. "aku lapar Jou, kau traktir aku makan di Burger World ya…" pinta Yuugi menggunakan puppy eyes dog.

"… baiklah, mana mungkin aku menolak untuk sahabatku!" kata Jou sambil memukul dadanya.

"Haha, terimakasih ya Jou." Kata Yuugi senang.


"Cih, mereka keras kepala." Kata Yami yang kini sedang menendang kepala beberapa penjaga.

"Kau sendiri yang mencari masalah!" kata Atem sambil mulai menembakkan peluru dari handgun-nya.

"Kalian terlalu lama!" kata Kaiba yang sudah cukup kesal, kini melemparkan bom granatnya kesekumpulan tentara yang ada disana.

"Thank you Seto, good job!" kata Yami sambil memberikan ancungan jempol.

"Kubunuh kau kalau sampai melakukan hal bodoh seperti tadi lagi." Kata Kaiba sambil mulai menyusuri lorong sempit.

"Kita mau coba alat barunya?" Tanya Atem.

"Aku duluan!" kata Yami.

"Kalau sampai misi ini gagal karena dirimu, aku bersumpah akan membuatmu memasuki neraka paling bawah dan membunuhmu dengan tanganku sendiri." Kata Kaiba sambil mengeluarkan dark aura.

"Kita gunakan bersama saja." Usul Atem.

"Siapa yang akan mengurusi sampah ini?" Tanya Yami sambil menembakkan peluru dari pistolnya.

"Aku saja, dan aku tak mau tahu kalau misi ini gagal karena kalian berdua. Nyawa kita semua terancam kalau gagal." Kata Atemu mengingatkan.

"Sejak awal aku tidak mau masuk ke organisasi ini." Kata Kaiba sambil mulai berlari ke arah ruangan sang target.

"Kau pikir aku juga ingin hah? Kalau saja waktu itu aku tidak dipaksa, sejak awal aku sudah menolak!" Yami ikut-ikutan.

"Kalian berdua tenanglah, sejak awal tidak ada satupun dari kita ingin masuk ke organisasi ini." Kata Atemu.

"… ini dia pintunya!" kata Yami sambil mulai mendorong 2 buah pintu yang berukiran kuno tetapi terkesan mewah.

"Aku terkejut karena kalian bisa masuk kesini." Kata target mereka bertiga yang sedang dengan angkuhnya meminum wine yang ada digelasnya.

"Kau tidak usah banyak omong Pandora." Kata Yami sambil mengancungkan pistolnya.

"Ups… lebih baik kalian hati-hati, soalnya aku tidak suka dengan benda seperti itu." Kata Pandora sambil tersenyum licik.

"Jangan bercanda, kau terus membunuh rakyat biasa untuk dijadikan objek penelitian mu, itu lebih buruk daripada kami!" kata Atemu kesal.

"Huh… kau tidak layak menjadi manusia, kau hanyalah anjing pengecut yang tidak berani turun kelapangan." Kata Kaiba ikut kesal.

"Hehe…" dan saat itu Pandora mulai menjetikkan jarinya, dan puluhan peluru diarahkan ke arah Yami.

"Hahahaha! Kalian jangan sombong dulu! Meskipun kalian menghabiskan yang diluar, kalian belum membunuh kumpulan ace sniper ku." Kata Pandora sambil tertawa geli melihat jasad Yami.

"Masa?" Tanya Kaiba sambil mukanya dihiasi senyum mengejek.

"Aduh sakit… aku tak berpikir akan dihadiahi oleh banyak peluru seperti ini…" kata Yami yang berlumuran darah.

"Itukan gara-gara kau bermain-main." Kata Atem sambil tersenyum melihat muka Yami yang berlumuran darah.

"Ah… bajuku berlubang semua…" kata Yami sambil melihat bajunya yang penuh lubang.

"Kau… semuanya jangan gencar! Tembak dia lagi." Perintah Pandora agak panic.

"Hm… kalau begitu aku kembalikan semua peluru ini kepada kalian." Kata Yami sambil melempar peluru yang ada ditangannya kepada para sniper, peluru itu menembus badan semua sniper yang menyebabkan mereka semua tumbang.

"Nah tuan Pandora, kalau boleh tahu, berapa kombiinasi angkanya?" Tanya Kaiba memerintah.

"Kh… 302769…" jawab Pandora tidak rela.

"3… 0… 2… 7… 6….9… Bisa terbuka." Kata Atem yang sudah berhasil membuka brankas besi.

"Baiklah, kita akan ambil surat-suratnya." Kata Yami sambil pergi.

"Tunggu kita melupakan satu orang." Kata Kaiba sambil memandang Pandora sinis.

"Tolong bebaskan aku!" pinta Pandora.

"Kaiba kau dapat dia, asal jangan rusak otaknya, itu akan kita butuhkan." Kata Atem sambil mulai menghapus sidik jarinya disekitar brankas.

"Hii! Tunggu!" belum sempat Kaiba menembak jantungnya, ada peluru mengarah ke kepalanya Pandora dengan tepat.

"Siapa itu?" Tanya Kaiba sambil mulai melihat keluar.

"Dia langsung lari setelah menembakkan peluru ini." Kata Yami sambil melihat kepala Pandora yang kini sudah berlubang dan mengeluarkan darah.

"Kalau begini sih, gak bisa diteliti lagi." Kata Kaiba.

"Ya sudah, lebih baik kita cepat pergi dari sini, bisa-bisa bos malah ngamuk dan melempar tea kesukannya dengan sadis." Kata Atem yang berhasil mendinginkan suasana.


"Gi…"

"Yuugi!"

"Ah… ada apa Jou?" Tanya Yuugi yang sedari tadi melamun.

"Kau kenapa Yuugi, sepertinya kau kekurangan tidur." Tanya sahabatnya itu.

"Entah kenapa semalam aku bermimpi aneh." Kata Yuugi sambil mengucek matanya.

"Memang mimpi apa?" Tanya Jou.

"Hm… mimpinya itu seperti…" dan Yuugi mulai mengenang mimpinya lagi.


Flash Back

"Ini dimana?" tanyaku sambil melihat gedung yang dilapisi emas, saat itu pintu yang berukiran kuno itu terbuka."Apakah aku harus masuk?" tanyaku dan tiba-tiba adaa angin yang sedikit mendorongku maju ke arah pintu."Tampaknya jawabannya harus…" akupun memasuki gedung itu dan pintunya tertutup sendiri.

"Sebelah sini…" lalu tiba-tiba ada suara yang mengarah ke sebuah lorong.

"… itu siapa? Jawab?" tanyaku tetapi tidak ada jawaban.

"Kami sudah menunggumu, sebe…" tiba-tiba suara itu menghilang.

"Baiklah kalau kau ingin bermain…" kataku agak keras sambil menuju ke arah suara itu. "Tidak ada siapa-siapa…" kataku yang sudah sampai di tempat suara itu berasal, tetapi yang kutemukan hanya brankan yang menempel dengan dinding dan warnanya hampir menyerupai dindingnya, emas.

"Bukalah ini…" suara itu tiba-tiba muncul lagi.

"Um… bagaimana aku bisa membukanya kalau tidak tahu kombinasi angkanya…" kataku sambil memerhatikan brankas itu.

"Kau akan tahu, karena kau adalah 'itu' cukup ingat saja."

"Hm…" aku berusaha mencoba, kemudian aku berhasil. Entah mengapa setelah itu aku melupakannya.

"Selamat datang kembali…" lalu setelah itu aku terbangun dari mimpiku.

End Flash Back


"Kau bisa membukanya tapi sekarang kau melupakannya?" Tanya Jou kebingungan.

"Begitulah, itu juga sempat membuatku heran, tapi aku sekarang merasa bahwa itu hanyalah mimpi saja." Kata Yuugi.

"Tapi aku merasa penasaran dengan apa yang dimaksud dengan 'itu', kira-kira kau tahu Yuugi?" Tanya Jou berpikir, mungkin ini aka nada gunanya untuk Kaiba.

"Entahlah. Daripada itu, ini sudah waktunya pulang Jou, kau ingin menemaniku ke perpustakaan kota?" Tanya Yuugi.

"Aku tak bisa, hari ini aku ada janji dengan Seto, dia baru pulang dari Uni Soviet. Tapi aku bisa mengantarmu kesana." Kata Jou.

"Apa tak merepotkan kau mengantarku?" Tanya Yuugi.

"Tak apa-apa lagipula kita searah." Kata Jou sambil mulai berjalan dengan Yugi untuk keluar kampus.

"Terimakasih ya Jou." Kata Yugi. tetapi tiba-tiba ada seseorang menghalanginya.

"Hey kau minggir dari jalan kami." Kata Jou melihat anak perempuan setinggi mereka yang memakai tudung atau jubah. Kemudian dia mulai membuka jubahnya, disitu terlihat dia memakai gaun putih yang sudah terbakar bagian bawahnya, sehingga memperlihatkan kerangka gaun, bagian dada yang agak terbuka sehingga menunjukkan sebuah luka bakar yang membentuk lambang, yang lebih tepatnya lambang setan(A/N: Biar lebih jelasnya silahkan buka Wikipedia, search tentang Gereja Setan), mukanya yang tidak terlihat seutuhnya, mempunyai luka bakar di pipi sebelah kirinya, dan memakai seperti semacam hiasan kepala di zaman romawi kuno.

"Kau…" katanya sambil mulai mengarahkan kepalanya ke arah Yuugi. "Kau harus melakukan sesuatu yang sangat tidak bisa kau bayangkan, temukan ke lima guardian yang akan menjagamu, salah satu di antaranya kembar, dan satu laginya akan berkhianat, tetapi kau tidak akan mengetahuinya. Kau harus mengumpulkan ke lima guardianmu untuk masuk ke tempat kau lahir, di situ kau akan menemukan banyak kebenaran tentang arti kau ada di dunia ini, jika kau tidak menuruti kata hatimu, kau akan makin terjatuh kedalam lubang kematian, jika kau menolak, maka dunia akan hancur. Semuanya tergantung padamu." Katanya sambil mulai pergi.

"Tu-tunggu!" belum sempat Yuugi mengejarnya, wanita itu sudah menghilang perlahan-lahan seperti api.

"Apa-apaan itu tadi?" Tanya Jou yang masih kagum.

"… entahlah Jou…" kata Yuugi sambil mulai berpikir.

"Lebih baik kau ke perpustakaannya sekarang saja Yuugi." Kata Jou mengusulkan.

"Kau benar Jou." Kata Yuugi sambil mulai berjalan ke arah perpustakaan kota. 'Rasanya aku pernah melihat lambang itu, tapi dimana?' pikr Yuugi.

"Oh Jou! Kau kenapa?" Tanya salah satu teman mereka berdua, Masaki Anzu.

"Tidak apa-apa, ngomong-ngomong Anzu, kau melihat perempuan aneh tadi tidak?" Tanya Jou memastikan.

"Tidak yang kulihat kalian hanya sedang melotot terkejut bercampur ketakutan." Kata Anzu.

"Ini… apa yang sebenarnya terjadi…" kata Yuugi agak ketakutan.

To Be Continued:


Preview: "Jadi ini berhubungan dengan dendam ratusan ribu tahun yang lalu?" "Hanya satu yang akan mengkhianati." "Kesempatannya hanya sekali." "Tinggal mencari Guardian terakhir."

Author: Selesai~

All: Ini kira-kira bakal jadi seperti apa…

Author: yang pasti full of battle.

All: Kenapa gak dibikin pure Yaoi.

Author: Soalnya kalau lagi puasa saya gak bisa nulis ini, jadi Yaoinya Cuma dikit dan dibatasi rating T.

All: Ho…

Auhtor: Dimohon kepada para Readers, jangan lupa untuk di R&R…

All: Soalnya author yang satu ini belum matang(?), jadi di mohon saran dan kritiknya.

Author: Ciao ciao