Title : "HUG ME, PLEASE..."

Author : Desta Soo~

Cast :

- Do Kyungsoo

- Kim Jongin

- Do Minsoo

- Byun Baekhyun / Do Baekhyun

- Lu Han

Genre : Sad | Angst | Romance

Disclaimer : "Ini FF KaiSoo ke-2 Saya! Fanfict murni milik Saya yang Saya buat berdasar 'kan imajinasi Saya terhadap semua cast yang bersangkutan! So don't 'Copas' or 'Plagiat', please!"

Summary : "Bagaimana rasanya dipeluk Eomma? Bisakah aku merasakannya sekali lagi setelah tiga tahun terakhir? Hug Me, Please..."

.

.

.

.

SORRY FOR TYPO BECAUSE TYPO IS MY STYLE ! :P

.

.

.

NO SIDERS !

.

.

.

.

ENJOY !

.

.

.

*O* HAPPY READING *O*

.

.

.

.

.

SEOUL, 20th July 2014..

TIK TOK TIK TOK TIK TOK

Terdengar suara jarum jam dari sebuah jam nakas yang bergambar 'kan toko kartun pinguin biru menggunakan topi dan kacamata yang sedang mengedip 'kan sebelah matanya lucu, Pororo. Jam berukuran sedang itu saat ini sudah menunjukkan pukul 9.00 KTS, waktu yang cukup untuk dikatakan siang dengan sinar matahari yang sudah menerangi seluruh penjuru kota Seoul, Korea Selatan.

"Eughh.."

Terdengar sebuah lenguhan seseorang yang berada didalam kamar bernuansa sejuk dengan cat dinding yang berwarna biru muda yang menghiasi dinding-dinding kamar itu. Pemuda tersebut menaikkan selimutnya kala sinar sang surya masuk melalui celah-celah gorden yang berada tepat didepannya tanpa enggan membuka matanya.

CKLEK

Suara pintu kamar yang terbuka dan menampil 'kan sosok pria manis dengan jari-jari lentiknya yang masih memegang knop pintu berwarna emas itu.

"Hahh.. masih tidur rupanya" helaan nafas dan lanjutaan beberapa kata keluar dari bibir tipis pria dengan tinggi badan sekitar 174cm itu lalu berjalan memasuki kamar sang adik.

Do Baekhyun, pria dengan mata yang berhiaskan eyeliner itu menghela nafasnya lagi kala dirinya sudah sampai didepan ranjang dan memperhatikan tubuh mungil sang adik saat ini yang makin mengeratkan pegangannya pada selimut putih polosnya dengan mata yang masih terpejam.

"Sampai kapan kau akan seperti ini Do Kyungsoo!" serunya setelah beberapa menit mengamati wajah sang adik yang terlihat sangat polos saat mata bulatnya itu tertutup rapat.

Mendengar seseorang berujar dengan suara yang jelas, Do Kyungsoo -pemuda itu- membuka kedua bola matanya dan menatap sekilas sang tersangka yang menggangu mimpi indahnya tadi lalu memejamkan kembali mata bulat nan indahnya itu.

"Yak! Do Kyungsoo! Irrona palliwa! Bukankah hari ini kau berjanji akan menemani hyung bejalan-jalan eoh?" ucap Baekhyun sedikit tinggi karna melihat sang adik hanya menatapnya sekias lalu memejamkan matanya lagi.

"Aku masih ngantuk Baekkie hyung" ucapnya parau.

Baekhyun yang kesal dicueki seperti ini langsung saja menarik selimut yang tengah membalut tubuh adiknya itu lalu membuangnya kelantai. "Aku tidak menerima penolakan lagi Do Kyungsoo" ucapnya dingin.

Dua hari lalu Baekhyun mengajak Kyungsoo untuk menemaninya jalan-jalan tapi Kyungsoo menolak dan menjanjikan hari minggu akan menemaninya berjalan-jalan sampai Baekhyun puas, dan hari ini adalah hari minggu hari dimana Kyungsoo harus menepati janjinya itu pada hyung tersayangnya ini.

Mendengar suara sang kakak yang terkesan dingin, Kyungsoo pun duduk mengumpulakan sisa-sia nyawanya sesaat, lalu turun dari ranjang menuju kamar mandi yang terdapat didalam kamar setelah sebelumnya mengatakan pada sang kakak untuk bersiap-siap dan itu mampu membuat Baekhyun mengembangkan senyum manis yang terpatri diwajah cantiknya.

30 menit kemudian Kyungsoo keluar dari kamarnya yang telah kosong -karna Baekhyun sudah pergi tepat saat Kyungsoo memasuki kamar mandi- dan juga telah Ia rapikan kamarnya itu lalu berjalan menuju ruang tengan dimana sang kakak sudah siap untuk pergi.

"Kajja hyung" ucap Kyungsoo.

"Sebentar, kita pamitan dulu dengan eomma Soo-ya" ucap Baekhyun lalu menarik tangan Kyungsoo menuju halaman belakang rumah mereka yang mana menampakkan seorang wanita cantik yang sedang menyiram tanaman.

"Eomma" ucap Baekyun menghampiri sang eomma yang menatapnya penuh kasih Sayang sambil melepaskan pegangannya pada Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum saat melihat wanita yang berstatus sebagai eommanya itu tersenyum dengan Baekhyun yang berada didalam pelukkan hangatnya. "Kapan kau akan memelukku seperti itu lagi Eomma? Aku juga ingin merasakannya. Merasakan betapa hangatnya pelukan mu dan rasa kasih sayang mu padaku" ujar Kyungsoo dalam hati disertai senyum lirihnya.

"Soo-ya kemari, berpamitan-lah pada eomma sebelum kita keluar" ucap Baekhyun disertai gerakan tangan yang menyuruh Kyungsoo untuk mengahampiri mereka.

Kyungsoo berjalan dengan senyum yang menghiasi wajah imutnya, tetapi itu hanya sesaat setelah sepasang mata bulatnya melihat wajah sang eomma yang mengisaratkan untuk segera pergi dari hadapannya sekarang juga. Senyum secerah mataharinya itu saat ini luntur begitu saja disertai senyum lirihnya, pada sang eomma.

"Eomma, aku izin keluar menemani Baekhyun hyung untuk berjalan-jalan" ucapnya disertai tundukan kepalanya kepada sang eomma.

"Hati-hati ya Baekkie, kalau ada apa-apa langsung hubungi eomma. Arraseo!" ucap Do Minsoo -eomma mereka- pada Baekhyun seorang. Yah, hanya Baekhyun seorang tanpa sedikipun melirik anak bungsunya yang saat ini menundukkan kepalanya menahan rasak sesak didadanya sendiri, Kyungsoo.

"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu eomma, da~" pamit Baekhyun lalu mengahampiri sang adik dan berjalan keluar meninggalkan rumah minimalis itu.

.

.

.

****** HUG ME, PLEASE... ******

.

.

.

Hari minggu berlalu begitu cepat dan bergantikan hari senin, hari yang sangat sibuk dikota Seoul, tak terkecuali bagi pemuda tampan berkuli tan ini. Kim Jongin namanya.

"Hallo Sayang. Kau belum pergi 'kan? 10 menit lagi aku sampai dirumahmu" ucap Jongin sambil masuk kedalam mobil sport merahnya.

"Aku tidak menerima penolakan Owl!"

Setelah memutuskan panggilan secara sepihak pada 'kekasihnya' dan memakai kacamata hitam dihidungnya, Jongin melajukan mobil sport merahnya menembus jalanan seoul yang cukup padat tetapi karna kegesitannya dalam melajukan Gallardo Super Trofeo Jongin mampu sampai kurang dari 10 menit. Setelah sampai Jongin mengklason sebanyak dua kali bermaksud memberi kode agar sang kekasih hati keluar dari pagar rumah berwarna hitam yang membatasi arah pandangnya itu, dan tak lama setelah itu keluarlah seorang lelaki bertubuh mungil dengan mata bulatnya yang bergerak lucu disertai bibir berbentuk hatinya yang Ia cebikkan menandakan Ia sedang kesal saat ini.

Jongin tersenyum melihat tingkah kekasihnya ini ketika sedang kesal maupun merajuk. Bagi Jongin, apapun yang dilakukan oleh kekasihnya itu akan selalu menarik dimatanya meskipun Kyungsoo hanya duduk tanpa melakukan gerakan apapun selain bernafas.

Berjalan mendekati orang yang Ia sayangi itu Jongin berucap "Apa kau sedang menggodaku sekarang Sayang?" disertai dengan senyuman dibibir tebalnya.

"Aku 'kan sudah bilang tidak usah menjemputku hari ini karna aku ingin pergi bersama dengan Baekkie hyung" ucap sang kekasih dengan bibirnya yang Ia majukan beberapa senti kedepan.

Jongin terkekeh pelan melihat tingkah lucu namja didepannya ini, sedetik kemudian Jongin merengkuh tubuh mungil sang kekasih dalam sebuah pelukan dan tak lupa Ia juga memberikan kecupan sayang dipucuk kepala sang kekasih.

"Aku merindukanmu sayang. Itulah alasan utama aku menjemputmu karna bagiku satu hari tanpa melihat wajahmu itu sama saja dengan kehilangan separuh nafasku" ucapnya disertai dengan mengeratkan pelukannya sambil mengusap sayang punggung sang kekasih.

"Tapi 'kan kau hari ini ada kelas pagi Jongin, kau bisa terlambat jika menjemputku dulu" ujar sang kekasih tak mau kalah.

Jongin melepaskan pelukannya lalu menatap mata bulat sang kekasih yang sangat jernih seperti air di sungai Han. Mendekankan bibirnya pada kening sang kekasih, Jongin menyalurkan perasaan sayang yang teramat mendalamnya melalui kecupan dikeningnya.

"Kelasku tidak akan terlambat sayang jika aku hanya menjemputmu" ucap Jongin meyakinkan Kyungsoo -kekasihnya-. "Akan tetapi, jika aku tidak menjemputmu maka itu yang dapat membuatku terlambat pergi kuliah" tambahnya.

Kyungsoo yang tidak mengerti ucapan Jongin hanya mengeluarkan ekspresi 'O_O' andalannya kala Ia sedang bingung maupun tidak mengerti.

"Maksudmu?" tanya Kyungsoo masih dengan ekspresi andalannya 'O_O' sambil menatap Jongin

Jongin tersenyum lalu mengecup sekilas bibir Kyungsoo sebelum menjawab pertanyaan sang kekasih. "Jika aku tidak menjemputmu aku tidak mungkin bisa bangun pagi sayang, kau tahu sendiri 'kan pacarmu yang tampan ini jika sudah bertemu dengan bantal maka akan sangat sulit dipisahkan".

Kyungsoo hanya tersenyum mendengar penuturan sang kekasih yang terbilang 'terlampau jujur' itu. Yah itulah sifat seorang anak dari pewaris tunggal 'Kim Corp' perusahaan tekstil terbesar di Seoul -mungkin bisa dibilang di Korea.

"Jadi kau menganggap ku sebagai jam waker mu eoh? begitukah?" tanya Kyungsoo yang mulai mengeluarkan ekspresi 'pura-pura' marahnya.

"Aigoo.. Kau bertambah imut Soo-ya kalau seperti ini" ujar Jongin seraya mencubit gemas pipi Kyungsoo yang chubby itu. "Aku semakin mencintaimu Owl" lalu memeluk kekasihnya lagi.

"Kajja kita pergi aku takut kau terlambat Jongie" rengek Kyungsoo pada Jongin mau tak mau Jongin melepaskan pelukannya dan mempersilahkan Kyungsoo memasuki mobilnya, setelah menutup pintunya Ia menyusul masuk kedalam dan mengambil posisi dibelakang kemudi.

Setelah memastikan posisi Kyungsoo dan dirinya nyaman, Jongin 'pun melajukan mobil sportnya menembus jalanan kota yang ramai dengan berbagai macam jenis dan merk kendaraan dari berbagai perusahaan yang sedang berlalu lalang menuju sekolah mereka 'Kirin High School'.

"Kyungsoo-ya" ucap seorang namja bermata rusa setelah orang yang Ia tunggui dari tadi baru sampai diparkiran sekolah mereka.

Kyungsoo yang merasa namanya dipanggil 'pun menolehkan kepalanya kebelakang sesaat setelah Ia membuka pintu mobil Jongin dan keluar dari dalamnya.

"Ohh Luhan, Annyeong.." Sapa Kyungsoo ramah pada sahabatnya itu, Luhan.

"Anyeong Jongin" sapa Luhan juga.

"Annyeong Lu.." balas Jongin.

"Kajja Kyung kita kekelas, aku sangat merindukan mu" ucap Luhan hendak memeluk Kyungsoo.

Belum sempat Ia memeluk sang sahabat Luhan sudah merasakan tarikan pada lengan seragam sebelah kanannya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jongin.

"Kyungsoo itu pacar ku Luhan, hanya aku yang boleh merindukannya" ucap Jongin sengit.

Kyungsoo yang berada diantara dua sahabat yang sedang berebut akan dirinya itu melerai sebelum terjadinya perang adu mulut diantara kedua namja yang memiliki warna kulit yang kontras itu terjadi.

"Sudahlah sebaiknya kita masuk kelas sekarang, sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai" tegur Kyungsoo.

Mereka 'pun menuruti perkataan Kyungsoo dengan berjalan beriringan menuju kelas mereka yang hanya dipisahkan tiga ruangan, -Jongin kelas XII D, Kyungsoo dan Luhan berada di kelas XII A. Dan setelah itu pelajaran pertama 'pun dimulai.

Bel istirahar telah berbunyi beberapa menit yang lalu sehingga tidak ayal bagi tempat yang birisi banyak makanan yang disebut kantin ini dipenuhi oleh siswa-siswi berseragan 'Kirin Hgh School' yang telah memenuhi seluruh penjuru kantin.

Luhan dan Kyungsoo duduk dalam satu meja yang berhadapan menunggu Jongin yang sedang memesan 'kan makanan untuk mereka sambil berbicara memecah keheningan.

"Aku heran mengapa kau bisa betah berpacaran dengan Jongin yang sangat dingin seperti es itu, Kyung. Terlebih hubungan kalian sudah dua tahun berjalan saat ini" ucap Luhan dengan mata yang mengawasi gerak-gerik Jongin yang sedang mengantri memberli makanan untuk mereka tanpa ekspresi sama sekali.

Kyungsoo tersenyum mendengar ucapan Luhan.

"Aku juga heran mengapa kau bisa betah bersahabat dengan Jongin padahal hubungan persahabatan kalian sudah lebih dari lima tahun, apa kau tidak menyukai Jongin sedikit 'pun Lu?" tanya Kyungsoo

Luhan menatap tak percaya namja yang berada dihadapannya ini. 'Luhan menyukai Kim Jongin? tidak sama sekali' pkir Luhan dalam hati.

"Aku.. menyukai dia?" tunjuknya pada posisi Jongin. "Please Kyung! Apakah tidak ada orang lain yang harus ku nobatkan sebagai orang yang kusukai selain dia? Oh No!" ucap Luhan menggelengkan kepalanya.

"Why Not? Kau dan Jongin itu memiliki sifat yang sama bahkan hobby kalian 'pun sama-sama menari. Apa kau yakin tidak menyukainya barang sedikit 'pun Lu?" tanya Kyungsoo yang saat ini sudah memajukan wajahnya mendekat ke Luhan.

"Please No! Aku tidak menyukainya sama sekali Kyung! Saat pertama kali Jongin bercerita bahwa Ia menyukaimu saat itu juga aku berfikir dua kali untuk mendekatkan kalian, tapi jika sudah melihat tingkah Jongin yang selalu idiot didepan mu aku 'pun berfikir hanya kau satu-satunya orang yang mampu meluluhkan hati 'Pangeran Es Kirin' itu." ucap Luhan.

Kyungsoo hanya tersenyum mendengar ucapan Luhan. Kyungsoo tau Jongin sangat mencintainya tak ayal Jongin sering bertingkah konyol jika sudah ditinggalkan Luhan hanya berdua dengan dirinya diberbagai tempat yang mempertemukan mereka.

Tak lama kemudian Jongin datang dengan membawa makan yang menjadi pesanan mereka bertiga.

"Apa yang kalian bicarakan tadi? sepertinya serius sekali" ucap Jongin sambil duduk disamping kanan Kyungsoo.

"Aku bilang bahwa aku menyukai Kyungsoo" ujar Luhan acuh sambil memakan rotinya.

Jongin yang mendengar itu 'pun memberikan tatapan tajamnya pada namja yang saat ini berada didepannya. Kyungsoo yang melihat tatapan Jongin 'pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Aniya Jongin! Luhan hanya bercanda dengan ucapannya barusan. Cha~ makanlah sebentar lagi jam istirahat akan selesai" ujarnya seraya menyuapi Jongin roti isi daging yang Jongin beli tadi yang diterima dengan senang hati oleh Jongin.

Mereka bertiga 'pun memakan makanan dengan beberapa obrolan yang tak ayal juga berupa ejekan dari Luhan pada Jongin maupun sebaliknya sampai bel pertanda istirahat selesai dan mereka kembali masuk kekelas masing-masing untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

.

.

.

****** HUG ME, PLEASE... ******

.

.

.

"Aku pulang" ucap Kyungsoo memasuki rumahnya.

Tak ada sahutan yang berarti lantas Kyungsoo masuk setelah menutup pintu dan menuju kamarnya disudut sebelah kanan rumah.

Setelah sampai dirumah Kyungsoo meletakkan tas punggunya diranjang lalu perlahan membuka kancing seragam sekolahnya.

TES

TES

Setetes demi setetes cairan berwarna merah mengalir dari hidung bangirnya, Kyungsoo menuju meja nakas guna mengambil tissue untuk menyumpal lubang hidungnya yang mengeluarkan darah.

"Ahh.. sepertinya aku terlalu kelelahan hari ini" ucap Kyungsoo masih dengan menekan-nekan hidungnya guna menghambat keluarnya cairan merah kental itu.

Setelah dirasa darah yang keluar berhenti, Kyungsoo buru-buru melepaskan seragamnya dan berganti dengan pakaian santai lalu keluar dari kamar mencari keberadaan sang eomma yang siapa tau memerlukan bantuannya.

Kyungsoo tersenyum melihat wanita itu yang terlihat sibuk didapur mereka sedang menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Perlu ku bantu eomma" ucapnya ramah.

Wanita yang dipanggil 'eomma' 'pun menolehkan kepalanya sebentar lalu menyibukkan dirinya lagi dengan berbagai macam jenis bumbu yang sedang Ia olah didepannya.

"Siapa yang kau panggi 'eomma' eoh? Aku bukan eomma mu, ingat itu!"

Ucapan yang berhasil menohok telak perasaan Kyungsoo yang sama sekali tidak dianggap anak oleh wanita didepannya ini ia dapatkan. Ucapan yang mampu menyadarkan Kyungsoo bahawa kehadirannya didunia ini tidak diinginkan terlebih oleh eommanya sendiri semenjak keadian beberapa tahun yang lalu, saat kejadian naas yang merenggut nyawa Appa tercintanya terjadi.

=== Fashback ===

Hari ini adalah hari kelulusan Kyungsoo dari sekolah menengah pertamanya dengan nilai yang sangat memuaskan. Sebagai anak berprestasi Kyungsoo meminta sang Appa untuk membelikannya mainan sebagai hadiah utamanya, sang Appa 'pun menyanggupinya lalu mengajak anak kesayangannya itu ke Departement Store yang terdapat dipusat kota Seoul dan tak lupa juga mengajak sang Istri ikut serta.

Setelah membeli beberapa mainan yang Kyungsoo inginkan mereka 'pun kembali menuju rumah mereka. Saat diperjalanan Kyungsoo membuka jendela sebelah kanan dimana posisinya duduk dan mengeluarkan tangan kanannya yang memegang sebuah robot berwarna merah seraya bergumam kecil mengungkapkan bahwa Ia sangat senang saat itu. Sang Appa yang melihat tingkah lucu anak bungsunya itu dari kaca spion dalam mobil hanya tersenyum sambil sesekali terkekeh pelan kala telinganya menangkap suara sang anak yang sedang bergumam lucu. Tanpa sengaja Kyungsoo menjatuhkan robotnya dan meminta sang Appa untuk berhenti melajukan mobil agar Ia bisa mengambil robotnya kembali.

Setelah sang Appa menepikan mobilnya, Kyungsoo langsung berlari mencapai posisi robotnya berada namun naas saat sedang berlari sebuah mobil truck melaju dengan kencang mengarah pada posisi Kyungsoo.

"Kyungsoo awas.." teriak sang Appa, dan...

BRAKKKKKKK

Tubuh itu terpental sekitar dua meter dari posisi semula dengan darah yang keluar dari kepala bagian belakang yang terbuka cukup lebar.

"Appa.." Teriak Kyungsoo lalu berlari menghampiri tubuh sang Appa yang semakin banyak mengeluarkan darah.

"Appa irronayo hikss.. Appa jangan pergi hikss maafkan Kyungsoo Appa.. Appa bangun.. hikss Appa.." tangisan Kyungsoo pecah kala matanya menatap wajah sang Appa yang sudah dipenuhi dengan darah segar yang mengalir dari berbagai luka yang terdapat dibagian wajahnya.

Minsoo masih mencerna apa yang terjadi barusan lalu mengambil langkah seribu menghampiri tubuh sang suami yang saat ini terbaring lemah dijalanan.

"Yeobo bangunlah.. Yak irronayo! jangan bercanda Minjoo-ahh" ucap Minsoo sambil menepuk-nepuk pipi sang suami.

"Appa.. hiks Appa irrona jebal,. irronayo Appa..." lirih Kyungsoo seraya menggoyangkan tubuh tak bernyawa sang Appa.

Perlahan air mata jatuh Minsoo jatuh setelah menggenggam tangan sang suami yang tidak bergerak barang sedikit 'pun utnuk memberi respon.

"Kenapa kau pergi eoh? Kenapa kau meinggalkan ku Minjoo-ya? wae? irronayo jebal jangan bercanda seperti ini Minjoo-ya ku mohon bangunlah Yeobo.. hikss bangun ku mohon"

Dan semenjak kejadian itu Minsoo tidak pernah menganggap Kyungsoo yang menurutnya sebagai alasan utamanya kehilang Minjoo sebagai anaknya lagi, dan Kyungsoo tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis sesegukan setiap kali mendengarkan bentakan sang eomma yang mengatakan bahwa Ia adalah 'pembunuh'.

=== Flashback off ===

"Bolehkan aku membantumu" ucap Kyungsoo masih ingin membantu sang eomma walaupun akan berakhir sama dengan tidak adanya tanggapan dari sang eomma.

"Apa kau tuli? Jika kau tidak tuli ku harap segera pergi dari sini setelah mendengar ucapan ku tadi" ucap eomma-nya ketus.

Kyungsoo menyerah, dia tidak ingin membuat mood sang eomma yang tadi terlihat sangat bagus menjadi buruk hanya karna sikap keras kepalanya yang sangat ingin membantu sang eomma. Perlahan Kyungsoo berbalik meninggalkan dapur menuju kamarnya lagi dengan langkah pelan disertai senyum lirih setelah sebelumnya mengucapkan kata 'Araseo' pada sang eomma.

Setibanya di kamar, Kyungsoo langsung merebahkan tubuh mungilnya diatas kasur dan memejamkan matanya sampai sang kakak Baekhyun memanggilnya untuk makan bersama.

.

.

.

****** HUG ME, PLEASE... ******

.

.

.

Jongin pergi ke toko coklat dimana Ia biasa membelikan sang kekasih makanan manis ini sebagai hadiah maupun oleh-oleh kala Ia sedang ingin bertemu dengan Kyungsoo saat hari libur seperti ini.

"Selamat datang Tuan ada yang bisa saya bantu ?" tanya seorang pelayan cantik pada Jongin.

"Aku ingin membeli coklat yang special untuk orang yang sepecial bagiku" ucap Jongin dengan mata yang dilapisi kacamata hitam itu seraya melihat berbagai macam bentuk dan rasa coklat yang tersedia di etalase yang dirasa cocok untuk Kyungsoo-nya.

"Hari ini toko Kami mempunyai menu spesial yang berhubungan dengan coklat, akan Saya tunjukkan pada Anda. Mari ikut Saya Tuan" ucap pelayan cantik itu ramah, dan Jongin 'pun mengekorinya dari belakang menuju sebuah etalase yang terlihat lebih indah dari pada etalase-etalase yang tersedia ditoko ini.

Mata Jongin memperhatikan satu persatu coklat dengan berbagai bentuk dan rasa itu sebelum pilihannya jatuh pada coklat dengan bentuk hati dan rasa strowberry yang berukuran sedang yang berada ditengah-tengah etalase.

Jongin tersenyum lalu berucap " Aku..."

"Aku ambil yang itu Aggashi" seru seseorang memotong ucapan Jongin. "Bungkus 'kan aku coklat berbentuk hari dengan rasa strowberry ini segera" ucap namja cantik itu seraya mendekati dengan etalase tersebut dan menunjuk kue yang Jongin ingin 'kan tadi.

"Yak! Mana boleh begitu! Aku duluan yang ingin membeli kue ini kenapa kau yang baru datang langsung main beli saja eohh?" ucap Jongin tak terima.

"Aigoo tuan, bukankan sudah jelas kalau aku yang memesan coklat ini terlebih dulu dari pada mu? jadi aku berhak membelinya. Kajja Aggashi bungkuskan aku coklat lezat ini, cepat" ucap Baekhyun -pria tadi- menyuruh pelayan toko itu.

"Tidak bisa! Kau tau sendiri 'kan kalu dari tadi aku sudah mengincar coklat ini? Jadi aku yang berhak mendapatkan coklat ini dari pada pria 'pendek' ini" ucap Jongin tak mau kalah.

"Mwo? Apa katamu tadi? Pendek? Hey 'hitam' jaga ucapan mu itu. Aku yang lebih dulu memesan coklat ini jadi aku yang berhak membawanya pulang" ucap Baekhyun tak kalah sengit.

Jongin melepaskan kacamata hitamnya lalu menatap mata Baekhyun yang dilapisi dengan eyeliner itu tajam.

DEEGGGGGG

"Tampan sekali pria ini" ucap Baekhyun dalam hati saat mata indahnya menangkap wajah asli Jongin yang sudah tidak memakai kacamata hitam lagi.

Jongin mendekati Baekhyun yang masih diam mematung memandangi wajah tampanya lalu berucap. "Biarkan aku mengambil coklat ini, oke?"

Baekhyun diam seribu bahasa saat wajahnya berada begitu dekat dengan wajah pria tan ini. "Ya ampun.. Mengapa ada wajah yang begitu tampan seperti ini? Rahangnya yang tegas, mata elangnya yang tajam, hidungnya yang mancung serta bibir tebalnya yang sexy itu.. Oh ya ampun, apa aku sudah jatuh cinta padanya?" tanya Baekhyun dalam hati setelah memahami lekukan indah yang terdapat diwajah Jongin.

"Diam aku anggap sebagai jawaban 'iya'" ucap Jongin menjauhkan lagi wajahnya. "Aggashi bungkuskan coklat ini untukku karna pria 'pendek' ini sudah memberikannya pada ku"

Dan pelayan itu 'pun mengambil coklat tersebut dan membungkuskannya untuk Jongin dan Jongin meninggalkan toko itu dengan coklat tadi yang berada ditangan kanannya setelah Ia membayar pada sang kasir dan meninggalkan Baekhyun yang masih diam pada posisi yang sama.

"Tuan, apa anda baik-baik saja" tanya si pelayan pada Baekhyun

Baekhyun tersadar dari lamunannya yang berisi tentang pemuda tan tadi lalu tersenyum sendiri dan menjawab 'Ya, Aku baik-baik saja' pada si pelayan, dan Baekhyun 'pun meninggalkan toko tersebut setelah membeli coklat dengan rasa stowberry yang berbeda bentuk dari yang tadi.

.

.

.

"Hallo Sayang.." ucap Jongin sesaat Ia telah sampai dicafe tempat pertama kali Ia berkencan dengan Kyungsoo. "Sudah lama menunggu Owl?" tanyanya setelah Ia mendudukan dirinya dikursi yang berhadapan dengan Kyungsoo.

Kyungsoo menggeleng. "Aku juga baru sampai Jongin. Ahh itu apa yang berada ditanganmu Jongin?" tanya Kyungsoo menatap kantong yang jongin bawa.

Jongin meletakkan kantong tersebut kepangkuannya lalu mengeluarkan isinya.

"coklat special untuk orang yang special pula bagi Kim Jongin" ucapnya sambil tersenyum.

Kyungsoo memerah mendengarnya lalu menerima kotak coklat tersebut dan membukanya.

"Wow.. coklat stowberry" serunya girang." Gomawo Jongin"

"Cheonmaneyo Sayang" balasnya seraya mengusap kepala Kyngsoo sayang.

"Kau ingin memesan apa Soo?" tanya Jongin seraya membuka buku menu.

Kyungsoo berseru 'sama 'kan saja dengan pesanan mu Jongie' lalu menikmati coklat yang Jongin belikan tadi. Jongin tersenyum lalu memanggil waiter guna menyampaikan pesanannya yang langsung dicatan sang waiter yang kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Apakah coklatnya enak Owl?" tanya Jongin yang dibalasi dengan anggukan semangat dari Kyungsoo yang membuatnya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu.

Tak lama kemudian datang waiter yang membawakan pesanan mereka dan menaruhnya diatas meja.

"Selamat menikmati Tuan" ucanya ramah lalu pergi meninggalkan meja bernomor 12 itu.

"Berhentilah dulu memakan coklatnya sayang, dan sekarang makanlah makanamu dulu" ucap Jongin saat matanya masih mendapati sang kekasih yang masih asik memakan coklatnya.

Kyungsoo mengerti lalu menyimpan sisa coklannya yang tinggal separuh disamping kirinnya dan mulai memakan makanan yang dipesan 'kan Jongin untuknya yang telah tersedia dihadapannya.

Kyungsoo dan Jongin memakan makanan mereka dalam diam karna itulah aturan yang ditetap 'kan Kyungsoo jika ingin makan berdua dengannya. Setelah selesai makan Jongin menatap Kyungsoo yang wajahnya kelihatan lebih pucat hari ini, setelah memastikan bahwa pandangannya tidak salah Jongin 'pun memberanikan diri mengusap pipi chubby Kyungsoo yang sekarang terlihat lebih tirusan.

"Apa kau makan dengan teratur eum? Kenapa wajah mu terlihat seperti orang sakit Owl?" tanya Jongin.

Kyungsoo menurun 'kan perlahan tangan Jongin dari pipinya seraya bergumam dia baik-baik saja. Jongin tidak ambil pusing jika memang itu yang dirasakan Kyungsoo jadi Jongin hanya tersenyum sambil menatap Kyungsoo.

Mereka terdiam cukup lama dengan Jongin yang masih memperhatikan gerak-gerik Kyungsoo yang terlihat masih sama seperti biasanya.

"Soo.. Apa kau percaya padaku bahwa aku sangat mencintaimu dan tidak ingin kehilangan mu, eum?" tanyanya lembut.

"Apa aku harus menjawabnya?" Kyungsoo balik bertanya.

"Tentu. Kau harus menjawabnya sayang"

"Aku yakin kau sangat mencintai ku Jongie, itu terlihat dari setiap sikap yang kau lakukan teradap ku yang seakan-akan kau sangat takut kehilanganku" ucap Kyungsoo PD sambil terkekeh.

Jongin tersenyum mendengarnya. "Itulah mengapa aku sangat mencintaimu Soo, aku takut kau akan meninggalkan ku dalam untuk waktu yang lama" ucap Jongin.

Kyungsoo yang mendengar itu 'pun berhenti terkekeh dan menatap Jongin serius. "Maksud mu Jongin?" tanyanya sedikit tidak mengerti.

"Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa sangat jauh dari mu Soo. Meskipun kita bertemu dan berada dalam satu tempat yang sama, tapi bagi ku kau tidak disisiku. Aku merasa kau akan pergi meninggalkan ku dalam waktu yang cukup lama, dan aku tidak ingin itu terjadi karna aku sangat teramat mencintaimu Soo. Berjanjilah pada ku bahwa kau akan tetap berada disisi ku sampai kapan 'pun, sayang.." ucap Jongin penuh harap.

Kyungsoo tersenyum -sedikit memaksa- lalu menggengam erat kedua tangan Jongin yang berada diatas meja menyalurkan keyakinan yang mendalam bahwa Ia akan selalu berada disisi Jongin sampai maut menjemputnya. Yahh... maut yang menjemput Kyungsoo terlebih dulu...

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue...

ADUH INI CERITA APAAN TJOBA ? *PASANG MUKPOL*

MAAF 'KAN SAYA JIKA CERITA KALI INI MENGECEWAKAN KALIAN.. FF SAYA YANG SATU INI 'TWOSHOOT' NE, JIKA YANG ME-REVIEW LEBIH DARI 15 ORANG MAKA SAYA AKAN FAST UPDATE KELANJUTAN FF INI :) SO...

MIND TO REVIEW READERS-NIM ? ^^

.

.

Desta Soo~