Naruto – Masashi Kishimoto

Mine – Kei Dysis

.

AU, OOC, Typo, etc.

.

5/11/2012

Happy reading!

-:-

"Jadi … bagaimana, Senpai?"

Hinata memandangi pemuda di hadapannya masih dengan perasaan kaget bercampur khawatir. Hinata sama sekali tak menyangka bahwa hanya karena sudah menolong adik kelasnya ini tadi pagi di halte bus, akan berakibat sebuah pernyataan cinta terlontar untuk dirinya.

Tampaknya dia adalah siswa baru yang belum tahu apa-apa, pikir Hinata kemudian semakin was-was. Dalam hati Hinata pun terus berdoa agar Sasuke tidak melihatnya sedang bersama pemuda ini di halaman belakang sekolah. Hinata tidak ingin ada korban lagi seperti sebelum-sebelumnya.

"Uhm, gomen ne," ucap Hinata akhirnya sebelum terlambat. "Tapi aku …."

Namun, perkataan Hinata langsung terhenti ketika menyadari ekspresi pemuda yang mengaku bernama Koiji Reita ini berubah, tampak seolah sedang melihat sosok iblis dari neraka terdalam. Keseluruhan tubuh Hinata seketika menegang. Organ jantungnya ikut bergemuruh kencang.

Tanpa perlu menoleh ke belakang, Hinata pun tahu bahwa Sasuke pasti kini tengah melangkah menuju ke arah mereka. Dan Hinata yakin, kedua mata obsidian kekasihnya itu sudah berubah menjadi semerah darah, walaupun hanya ia sendirilah yang bisa melihat perubahan warna itu. Perubahan yang terjadi setiap kali kekuatan Sharingan Sasuke diaktifkan. Kekuatan untuk membaca pikiran orang lain.

Lantas bisa Hinata rasakan sepasang tangan kini memeluk tubuhnya dari belakang dengan posesif, membuat gelenyar kecemasan dan keterkesiapan semakin merasuki diri Hinata.

"Sayang sekali, aku tidak bisa mengabulkan keinginanmu itu. Dia … sudah menjadi milikku," tandas Sasuke to the point dengan suara datar dan dingin.

Hinata pun hanya bisa diam tak berkutik. Membeku dalam keheningan. Dipandanginya Reita dengan tatapan bersalah dan meminta maaf.

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya pemuda itu berbalik badan dan melangkah menjauh dengan wajah pucat akibat pengaruh tatapan mematikan milik Sasuke. Tatapan yang acapkali diberikan kepada setiap pemuda yang berniat mendekati Hinata-nya.

"Hei," panggil Sasuke setelah kini hanya tinggal dirinya dan Hinata. "Bukankan sudah pernah kukatakan padamu untuk mengendalikan pesona yang kaumiliki?"

"A-aku tidak merasa memiliki pesona apa pun," kilah Hinata dengan suara gugup sembari berusaha melepas pelukan Sasuke. Bel istirahat sudah berbunyi dan Hinata tak mau terlambat masuk ke kelas. "Berjanjilah untuk tidak mencari masalah dengan anak itu, Sasuke-kun," lanjut Hinata kemudian, sungguh-sungguh.

Alih-alih membiarkan Hinata lepas, Sasuke justru semakin mengeratkan pelukannya. Salah satu ujung bibirnya kini sedikit terangkat, membentuk seringai iblis. Perlahan didekatinya telinga Hinata, lantas berbisik rendah, "Hanya ingin memastikan kau tetap menjadi milikku. Keberatan? Hmm?"

.:.

THEEND

.:.

THANKS! :)