Disclaimer © Masashi Kishimoto

Warning!
maybe Canon dan OOC, Ga-Je, DON'T LIKE DON'T READ.
UPDATE TAK MENENTU.
Genre:
Romance, angst/hurt/comfort (bisa berubah)

Summary : Tanggal 22 september, hari yang sangat berharga buat Shikamaru. Kenapa? Hah... Ya karena hari itu hari ulang tahunnya. Dan di ulang tahunnya yang ke 17 ini, dia di beri hadiah yang sangat berharga. Lain dari pada yang lain. Hadiah yang paling membuatnya bahagia saat ini. Hadiah apakah itu?

Pairing : ShikaIno
A/n:
Fic nie sy prsembhkn utk ULtah SI yg hampir barengan! Mreka memang jdoh!
Hehe, di nikmati aja yah!
Buat SHIKAINO LOVERS ^_^ !

(Sequel of I Do Care You)
Enjoy!

-Otanjoubi Omedetou Gozaimasu-

.
Setting setelah di serangnya Konoha oleh Pein.

"Hah... Hari ini melelahkan sekali." kata Ino yang sekarang sedang berjalan menuju rumahnya bersama Shikamaru dan Chouji.
Karena mereka baru saja menyelesaikan misi kelas C.

"Sudahlah Ino-chan, jangan banyak mengeluh. Sebentar lagi kau sampai di rumahmu kan? Lagipula sekarang sudah malam, jangan berisik. Nyam nyam." sahut Chouji yang berjalan di samping Ino.

"Hoamh... Mendokusai." kata siapa lagi? Kalau bukan sang ninja jenius kita.

"Akhirnya, sudah sampai. Aku duluan yah! Jaa-nee." sahut Ino tiba-tiba dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Shikamaru. Kau dan Ino sudah jadian kan?" tanya Chouji.

"Hah... Bisa di bilang begitu. Bisa di bilang belum. Memang kenapa?" tanya Shikamaru cuek bebek.

"Leh? Kok gitu? Jawabannya yang pasti dong." kata Chouji bersemangat.

"Hah... Sudahlah! Tak usah di pikirkan! Terlalu merepotkan. Hoamh..." sahut Shikamaru yang kini matanya sudah 5 watt. Mata sipit, semakin menyipit.

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

Beberapa hari kemudian

"Permisi, Yamanaka-san." kata seorang anbu yang tiba-tiba datang ke dalam toko bunga Yamanaka.

"Eh, iya. Ada misi lagi? Untuk siapa?" tanya Inoichi yang sedikit kaget dengan kedatangan sang anbu.

"Mm... Yang mendapat perintah Yamanaka Ino. Beliau di suruh godaime-sama ke kantor hokage secepatnya." sahut sang anbu.
Setelah mengatakan tujuannya datang sang anbu langsung menghilang di antara asap tebal.

"Hime!" teriak Inoichi.

"Ya, ayah! Ada apa sih? Ino kan lagi masak buat sarapan kita nanti." sahut Ino yang sekarang sudah sampai di tempat ayahnya.

"Kau di panggil Godaime-sama. Tadi ada anbu yang kemari. Cepatlah! Sepertinya ada hal yang penting." jelas Inoichi.

"Baiklah, aku siap-siap dulu ayah." kata Ino yang langsung pergi ke kamarnya.

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

"Baiklah, berhubung kalian sudah ada di sini. Aku akan menjelaskan misi yang akan aku berikan pada kalian." terdengar suara sang hokage ke lima yang berwibawa.

"Ayolah cepat baa-chan! Jangan banyak bicara! Aku sudah tidak sabar lagi! Sudah tiga minggu ini aku libur dari misi." sahut Naruto dengan semangatnya yang membara.

Kening Tsunade berkedut.

"Tenanglah sedikit Naruto." sahut Neji dingin.

"Diamlah kalian." kata Tsunade dengan penekanan suara yang... Menakutkan.

Menyebabkan Naruto yang berisik langsung diam.

"Ehem. Baiklah aku akan menjelaskan misi yang aku berikan pada kalian. Jadi, misi ini kelas A. Kalian akan pergi ke Otogakure. Untuk mengambil batu permata yang mempunyai nilai jual tinggi. Batu tersebut di ketahui ada di sebuah desa terpencil di Oto. Karena batu ini harga jualnya tinggi, pasti banyak ninja yang mengicar batu permata tersebut. Misi ini tidak boleh gagal, karena Konoha sedang butuh dana untuk pembangunan. Kalian tahu kan bagaimana keadaan desa kita? Jadi aku harap kalian dapat menyelesaikan misi ini dengan baik. Dan misi ini, aku masukkan ke misi kelas A. Dan aku mengangkat Shikamaru sebagai ketua tim kalian. Kalian mengerti?" jelas Tsunade.

"Mengerti." jawab mereka serempak.

"Baiklah!" Tsunade pun berdiri dari tempat duduknya.

"Hyuuga Neji, Uzumaki Naruto, Nara Shikamaru dan Yamanaka Ino! Kalian aku tugaskan untuk melaksanakan misi ini."

"Baik, Godaime-sama."

Dan mereka (Neji, Naruto, Shikamaru dan Ino) keluar dari kantor hokage.

Di depan kantor hokage.

"Baiklah, satu jam lagi kita berkumpul di gerbang Konoha." instruksi Shikamaru.

"Baiklah! Aku mau sarapan ramen dulu!" kata Naruto semangat.

"Semangatmu bagus Naruto. Asal jangan ceroboh saja saat menjalankan misi." kata Ino.

"Tenang Ino. Aku nggak akan ceroboh kok! Hehe." cengir Naruto.

"Terserahlah."

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

"Baiklah! Karena sudah berkumpul semua, aku akan menjelaskan strategi yang akan kita laksanakan pada misi ini. Dengarkan baik-baik." kata Shikamaru memberikan instruksi pada teman-temannya.

Yang hanya di balas anggukan oleh semua.

"Pertama! Yang ada di bagian depan adalah Neji. Karena dia punya byakugan dan itu dapat membantu kita mengetahui musuh yang menghadang. Dan di bagian kedua ada aku sendiri, karena aku dapat menginstruksikan kejadian dan mengantisipasinya. Dan yang di urutan ke tiga adalah Naruto, berhubung Naruto adalah tipe petarung jarak dekat. Jadi Naruto dapat dijadikan sebagai penyerang. Dan yang terakhir, Ino. Kau ada di urutan terakhir karena Ino adalah satu-satunya ninja medis di sini. Baiklah, kalian mengerti?" kata Shikamaru mengakhiri instruksinya.

"Mengerti."

"Baiklah, sekarang juga. Kita berangkat sesuai instruksi yang aku berikan." kata Shikamaru.

Dan mereka berempat pun berangkat menuju Oto.

Sudah dua hari ini mereka terus melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lain. Selama ini misi mereka berjalan lancar. Mungkin karena mereka belum memperebutkan batu permata tersebut.

Keesokan harinya mereka sampai di desa Otogakure. Mereka mulai menuju sebuah desa terpencil yang ada di sudut desa Otogakure.

"Sebaiknya kita menyamar saja. Sebagai penduduk desa sini. Dan sementara kita lepas identitas kita sebagai ninja Konoha." jelas Shikamaru di suatu tempat seperti padang rumput tempat mereka istirahat sejenak.

"Eh? Kenapa begitu?" tanya Ino.

"Iya, kenapa kita harus melepas ikat kepala ini?" tanya Naruto sambil memegang ikat kepalanya.

"Hah... Dengarkan dulu penjelasanku. Seperti yang di katakan Nona Tsunade sebelumnya. Pasti banyak ninja-ninja dari negara lain yang juga mengincar permata tersebut. Oleh karena itu, kita mencoba mengurangi resiko dan mengurangi kemungkinan bertarung. Kita gunakan saja strategi ini. Hitung-hitung menghemat tenaga dan cakra yang kita miliki. Aku dapat strategi seperti ini, karena saat pertama kita datang saja. Neji melihat begitu banyak ninja yang berniat mengambil permata itu. Ya kan Neji?" tanya Shikamaru.

"Yah, benar yang di katakan Shikamaru dan menurutku itu strategi bagus." jawab Neji.

"Baiklah, sekarang kita cari baju para penduduk. Entah itu kalian beli ataupun mencuri terserah kalian. Dan satu jam lagi, kalian harus sudah kembali ke tempat ini. Mengerti?" kata Shikamaru.

"Mengerti!"

Dan mereka pun berpencar mencari pakaian untuk alat penyamaran.

Dan hasilnya, bisa kita lihat satu jam kemudian...

"Bersikaplah seperti penduduk biasa. Kita mengambil rute hutan. Karena rute tersebut cukup aman untuk penduduk biasa seperti kita ini." kata Shikamaru yang sekarang memakai kaos oblong dengan celana pendek hitam. Dan membawa keranjang berisi daun teh yang sebenarnya untuk menyamarkan baju dan jaket jounin yang dia masukkan ke dalam keranjang teh tersebut.

"Yah." jawab Neji yang berpenampilan tak jauh beda dengan Shikamaru, hanya kaos coklat lengan pendek dan topi capil (opi yang biasanya di pakai para petani untuk bekerja) yang membedakannya.

"Hei! Yang benar saja! Aku harus memakai ini?" tanya Ino, yang memegang daster (baju terusan) besar yang mirip di pakai ibu-ibu.

"Sudahlah pakai saja. Ini hanya untuk sementara. Lagipula kau langsung memakainya juga bisa kan?" kata Shikamaru.
Ino hanya menghela nafas panjang dan memakai daster yang kedodoran itu.
Sedangkan Naruto? Penampilannya tak jauh berbeda dengan Neji, hanya saja dia memakai kaos kuning lengan panjang dan topi rajutan di kepalanya.
Mereka pun berangkat menuju ke sebuah desa terpencil di Oto yang kemungkinan besar di dalam desa tersebut terdapat ruangan rahasia (bisa di sebut juga ruang bawah tanah) yang tidak ada seorang pun yang tahu. Jadi, para ninja yang mengincar batu permata tersebut harus benar-benar teliti mencarinya.

"Baiklah, sekarang kita sudah sampai di desa ini. Desa Lindungan bumi," kata Shikamaru sambil menyeringai "kita coba mencarinya, pelan-pelan. Dan Neji,"

"Yah, aku sudah mengerti." sahut Neji yang sekarang sudah melompat ke dahan pohon yang paling tinggi.
"Byakugan!" suiinngg... Neji mengaktifkan byakugannya.
'Banyak sekali lorong rahasi di sini. Seperti labirin... Itu dia!' batin Neji, yang sepertinya menemukan permata yang mereka cari.

Tap tap tap.

"Aku sudah menemukannya. Benda itu ada di bawah laut. Jadi bukan di bawah tanah." kata Neji.

"Kau yakin permata itu ada di bawah laut?" tanya Ino.

"Yah, permata itu persis seperti yang ada di gambar." sahut Neji.

"Kita jalan sekarang. Sebelumnya kita harus lepas penyamaran ini." kata Shikamaru.
Beberapa saat kemudian...

"Yah, aku siap!" seru Naruto "kita menuju ke arah barat laut!"

"Salah Naruto! Yang betul arah barat!" sahut Ino.

"Eh? Benarkah?"

"Kau ini." gumam Shikamaru.

"Aku ralat! Kita menuju ke arah barat!" seru Naruto.

Tap tap tap tap

Mereka mulai berlari menuju ke arah barat. Seperti yang di katakan Naruto.

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

"Ini dia tempatnya, benda itu ada di dasar laut ini. Salah satu dari kita harus ada yang menyelam." kata Neji.

"Menyelam yah? Paling tidak ada dua orang yang mengambil. Tapi, apa kau tak salah permata Neji?" tanya Shikamaru.
Karena dari tadi dia merasakan ada hal yang ganjil di sini.

"Yah... Sepertinya benar, permata itu. Gambarnya sama." kata Neji sambil melihat lagi gambar permata itu.

"Oke, aku saja yang menyelam." kata Naruto sambil melepas semua bajunya kecuali boxer oranye.

Byurr...

"Aku akan menyusul Naruto." kata Neji.
Neji pun menyelam ke laut itu bersama Naruto karena hanya dia yang tahu letak di mana batu permata itu. Sedangkan Shikamaru diam berjongkok di pinggir pantai dan melihat -lebih tepatnya memperhatikan- lagi kertas yang di pegangnya.

'gambar permata ini sepertinya berbeda, walaupun aku hanya melihatnya dua kali ini. Sepertinya ada yang berubah.' batin Shikamaru.

"Ada apa Shika?" tanya Ino yang sekarang juga berjongkok di samping Shikamaru.

"Ini jebakan!" kata Shikamaru yang berdiri tiba-tiba.

"Jebakan? Apa maksud-" kata-kata Ino terpotong saat dia mendengar suara tawa seseorang.

"Hahahaha, ternyata ninja konoha tolol semua yah? Tak ku sangka! Semudah ini kalian ku bohong," kata seorang ninja Amegakure "serang!"

Mendengar perintah dari pemimpin mereka, para ninja Amegakure itu menyerang Shikamaru dan Ino.

"Sial!" seru Shikamaru sambil melompat menghindar tapi beberapa saat kemudian dia menyerigai.

"Sekarang saatnya!" seru Shikamaru.

Tiba-tiba, tanpa sepengetahuan para ninja Amegakure. Ino (yang sebenarnya Naruto yang asli) merubah dirinya menjadi Naruto. Dan dari dalam air keluar dua bayangan Naruto (yang menyamar menjadi Neji dan Naruto)

"Seraangg!" seru para Naruto.

"Apa? Kenapa bisa begini?" kata salah satu ninja Amegakure "kalian! Jangan lengah!"

Sementara itu, di balik dahan pohon...

"Rencana Shikamaru berhasil!" kata Ino.

"Yah, benar. Seperti yang di targetkan Shikamaru sebelumnya." jawab Neji.

Flashback mode: ON

"Ini palsu." kata Shikamaru di balik pohon, saat mereka mau menuju ke pantai.

"Ya, aku tahu itu." kata Neji.

"Eh? Kalau kau tahu. Kenapa kau mengajak kita ke sana?" tanya Ino.

"Karena mereka punya batu permata yang asli." jawab Neji.

"Darimana kau tahu Neji?" tanya Naruto.

"Aku melihatnya, mereka ada tak jauh dari laut itu. Sepertinya mereka sedang menyusun rencana." jawab Neji.

"Begitu ya? Kalau begitu, kita yang akan menjebak mereka." kata Shikamaru sambil tersenyum.
'Bodoh sekali, kalau begini. Semuanya akan lebih mudah.' batin Shikamaru.

Flashback mode: OFF

Dua kagebunshin Naruto menyerang secara bersamaan dua ninja Amegakure sekaligus. Sedangkan Shikamaru mengaktifkan Kagemane No Jutsunya. Berusaha mengikat salah satu dari mereka, yang di ketahui membawa batu permata tersebut.

Buk... Buak...

Terjadi pertarungan antara Naruto dan dua ninja Amegakure. Satu sudah di kalahkan,
'tinggal satu lagi' batin Naruto.

"Rasengan!" seru Kagebunshin Naruto menyerang yang satu orang lagi.

Dan, KENA!

Boof... Sang kagebunshin hilang, tinggallah Naruto yang asli.

"Hahay! Berhasil." seru Naruto.

"Kagemaneku berhasil." kata Shikamaru.

"Bagus!" seru Neji dan keluar dari persembunyiannya.
Dan menuju ke ninja Amegakure tersebut.

"Sudah aku temukan!" kata Neji sambil memegang permata yang asli.
Shikamaru melepas ikatan Kagemanenya.

"Enam puluh empat pukulan suci." Neji mengaktifkan jurusnya.

"Argh..."

"Kita berhasil!" seru Naruto.

"Ini benar permata yang kita cari kan?" tanya Ino yang mengambil permata dari tangan Neji.

"Ya, itu permata yang asli. Aku sudah melihatnya. Semua ciri-ciri khusus permata yang kita cari. Ada disana." jelas Shikamaru.

"Baiklah, nih." kata Ino sambil menyerahkan permata tersebut ke Shikamaru.

"Sebaiknya kau saja yang menyimpannya. Menurutku lebih aman." kata Shikamaru.
Sedangkan Ino segera memasukkan permata itu ke kantong peralatan ninjanya.

"Hah... Ayo kita pulang. Aku sudah nggak tahan mau makan ramen!" seru Naruto.

"Hahaha, kau ini naruto ramen saja yang ada di otakmu." sahut Ino.
Sedangkan Neji dan Shikamaru hanya tersenyum tipis.

Dan mereka pun segera kembali ke Konoha.

Mereka tidak menyadari ada sekelompok ninja Kimigakure mengintai mereka.

"Hahaha, biarkan saja mereka tertawa sekarang."

"Ya, kita serang mereka nanti malam."

"Benar, kemungkinan kita menang lebih besar saat malam. Karena kemampuan salah satu dari mereka tidak akan berguna saat malam."

"Yah, kau benar. Kita tunggu sampai mereka lengah."

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

Malam harinya...

"Hah... Lelah sekali." ujar Naruto saat mereka beristirahat di pinggiran hutan.

"Sebaiknya kita cari perlengkapan dulu, sebelum istirahat." kata Shikamaru.

"Baiklah, aku akan mencari air. Sepertinya di dekat sini ada air." kata Ino.

"Oke, Aku akan mencari ikan. Dan Naruto mencari kayu bakar. Neji, kau tunggu di sini saja. Mempersiapkan tenda. Bagaimana?" ujar Shikamaru yang di jawab anggukan oleh teman-temannya "Baiklah, satu jam lagi kita kembali ke sini."

Dan mereka pun berpencar.

"Bukankah sebaiknya kau pergi mencari bahan makanan di hutan bersama Naruto Shikamaru?" kata Ino saat Shikamaru mulai berjalan di sampingnya.

"Hah... Kalau dengan Naruto tidak asyik kan?" kata Shikamaru dengan senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Eh? Apa maksud-" kata-kata Ino terpotong.
Karena Shikamaru tiba-tiba mendorongnya bersandar di salah satu pohon -menghimpitnya antara pohon dan Shikamaru sendiri-

"Seperti ini." ujar Shikamaru menyerigai dan mulai mendekatkan wajahnya ke ino.
10 cm...
8 cm...
5 cm...semakin mendekat, Ino mulai memejamkan matanya.
Tapi,
"Sebaiknya kita harus cepat. Kalau tidak, kita bisa di marahi Naruto." bisik Shikamaru di telinga Ino.

Shikamaru terkikik pelan.

Ino membuka matanya.

"Kau! Kurang ajar." seru Ino.

"Kau fikir aku mau ngapain? Hentai! Hahaha, wajahmu lucu sekali kalau memerah." kata Shikamaru sambil berlari menuju ke sungai.

Ino mengejarnya.

"Shika! Tunggu! Kau mmph."

Mendengar perkataan Ino barusan. Shikamaru menoleh dan mendapati Ino di -sandra- oleh seorang kunoichi Kimigakure.

"Hahaha, kalian bodoh sekali. Ternyata merebut permata ini dari tangan kalian mudah sekali ya!" ujar sang kunoichi yang sudah mendapatkan permata tersebut.

"Lepaskan dia! Kau sudah mendapatkan barang yang kau cari kan?" kata Shikamaru.

"Tak semudah itu bocah! Aku ingin sedikit bermain denganmu. Kau tidak akan membiarkan temanmu ini terluka kan?" kata sang Kunoichi.

'Sial, jadi mereka sudah merencanakan ini sebelumnya.' batin Shikamaru.

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

"Huah... Akhirnya tepkumpul juga kayu bakarnya," ujar Naruto "lebih baik aku istirahat saja dulu. Hah... Capeknya."

"Hahaha, kau tak akan bisa istirahat bocah!"

"Hei! Siapa kau? Aku baru saja mau istirahat. Kurang kerjaan ya? Menggangu saja." seru Naruto acuh.

Kening Shinobi Kimigakure itu berkedut menahan emosi.

"Hei! Dasar bocah! Awas kau! Rasakan ini." seru Shinobi Kimigakure tersebut. Sepertinya dia terpancing emosinya.

Duark... Pohon tempat Naruto bersandar hancur.

Shinobi Kimigakure itu memukul Naruto. Tapi Naruto berhasil menghindar.

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

"Lama sekali mereka." gumam Neji yang sudah selesai membangun tenda.

"Ternyata kau termasuk orang yang tidak sabaran ya?"

"Siapa kau? Kimigakure. Mau apa kau? Oh, aku tahu. Kalian mau permata itu? Tapi sayang permb itu tak ada di tanganku." jawab Neji.

"Aku tahu. Permata itu tak ada di tanganmu. Aku hanya ingin sedikit bermain-main saja denganmu." balas Shinobi Kimigakure tersebut.

"Aku tidak punya waktu untuk meladeni kemauanmu." jawab Neji.

"Kau jangan banyak ngomong bocah. Rasakan ini."

"Byakugan!"

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

'aku harus mencari cara agar Ino bisa terlepas.' batin Shikamaru.

Shikamaru melempar kunai tapi dengan mudah serangan itu di hindari. Tiga kali berturut-turut seperti itu. Dan selalu dapat di hindari.

Sampai akhirnya Kunoichi itu ada di pinggir sungai dan saat itu juga Shikamaru tersenyum.

'kena kau' batin Shikamaru.

Syuutt

"Jurus kagemane-ku. Berhasil." kata Shikamaru sambil berdiri dan bergerak seakan-akan dialah yang melepas Ino.

Ino terlepas dan lari ke arah Shikamaru.

"Kenapa bisa jadi seperti ini?" kata sang Kunoichi.

"Kau lihat saja ke belakang. Ada bayangan refleksimu di air," kata Shikamaru sambil menengok ke belakang dan kembali "kau memang benar jurus kagemane-ku tidak akan berguna saat malam. Apalagi malam seperti ini. Awan menutupi bulan. Tapi asal kau tahu ada beberapa saat awan tidak lagi menutupi bulan. Seperti saat ini. Walaupun sekarang arah bulan di depanmu. Jadi bayanganmu ada di belakang. Kau sudah memprediksikan itu, aku tahu. Karena dari tadi gayamu menghindar selalu berhadapan denganku. Jadi kau dapat mengontrol bayanganmu. Tapi kau belum tahu kalau aku dapat mengikat bayangan di air."
Lalu Shikamaru dengan sigap bergerak seakan membuang semua senjatanya.

"Hah, bocah! Ini tak akan tahan lama kan? Seperti yang kau katakan barusan. Sepertinya lima menit lagi akan terlepas." kata sang Kunoichi.
Shikamaru hanya tersenyum menanggapi perkataan sang Kunoichi. Walaupun dalam hatinya dia resah dan pikirannya di gunakan untuk memikirkan strategi selanjutnya.

"Shika, bagaimana ini? Kalau kita terpecah seperti ini. Kita pasti kalah." sahut Ino cemas.

"Tenang saja, kita hanya mengulur-ulur waktu saja sampai bantuan datang. Tak lama lagi bantuan akan datang. Mengingat kita sudah mengirim surat pada Hokage dua hari yang lalu kan?" kata Shikamaru berusaha menenangkan.
Ino mengangguk.
Dan saat itu juga jurus Kagemane Shikamaru terlepas.

"Hahaha, benar kan? Hanya lima menit saja." kata sang Kunoichi.
Shikamaru langsung melepar kertas peledak padanya.
Dalam waktu yang bersaman Ino melempar shuriken. Dan tetap saja sia-sia karena semua serangan itu dapat dengan mudah di hindari.

"Hanya begini saja? Kalian sudah aku berikan kesempatan untuk menyerang. Sekarang, rasakan pembalasanku." ujar sang Kunoichi.

Dan Kunoichi tersebut menyerang Shikamaru dan Ino dengan menggunakan elemen tanah. Keluarlah batu-batu tajam dari dalam tanah. Dan dengan sukses di hindari oleh Ino, tapi sayang batu-batu itu melukai kaki Shikamaru.

"Kita harus terus menyerang. Apapun yang terjadi sampai bantuan datang." kata Shikamaru sambil memegangi kakinya.
Lalu Ino menggunakan benang bening yang di aliri cakra untuk mengikat Kunoichi Kimigakure tersebut. Dan berhasil mengikatnya.

"Berhasil." gumam Ino.
Shikamaru melepar kunai khusus penghisap cakra ke bayangan Kunoichi tersebut.

"Dengan begini kau bisa menguasai diri Kunoichi tersebut dengan mudah." kata Shikamaru.

"Ya," Ino menggerakkan tangannya menuju ke Kunoichi tersebut dan berteriak "shintensin!"

Syuut, Ino ambruk dan di tangkap Shikamaru.

Inner Ino POV

"Kau? Siapa kau?" kata Kunoichi Kimigakure itu.

"Hah, kau tak tahu jurusku kan?" tanyaku padanya "kau tidak akan bisa lepas dari jurusku ini."

"Oh ya? Kalau begitu kita bertarung dalam diriku saja. Satu lawan satu. Kelihatannya menarik."

Apa maksudnya? Aku tak mengerti.

"Cepat kau keluar!"

Gyaa... Apa ini? Cakranya kuat sekali.

Duagh...

Ukh...

End of Inner Ino POV.

"Ino!" seru Shikamaru di luar. Karena dia melihat darah segar keluar dari sudut bibir Ino.

'Tidak mungkin, cakranya... Cakranya sudah di hisap oleh kunai itu kan? Cakranya kuat sekali.' batin Shikamaru.

"Ino! Keluar! Percuma, kau akan kalah!" seru Shikamaru.

Dalam inner Ino.

'Tidak bisa, kalau aku keluar. Percuma, Kunoichi ini sangat berbahaya. Lebih baik aku lakukan ini. Meskipun cakraku semakin menipis.' batin inner Ino.

"Kenapa kau diam? Menunggu seranganku selanjutnya. Baiklah!"

Pukula Kunoichi itu berhasil di tangkis Ino.

"Diamlah, kau menurut saja." kata Ino sambil menyeringai.

Dia langsung memperbanyak cakranya dan tubuh Kunoichi tersebut di kuasai oleh Ino.

Ugh... Ohok...

Ino memuntahkan darah. Dengan berjalan sempoyongan. Dia menuju ke ujung sungai.

"Ino! Apa yang kau lakukan? Cepat kembali! Jangan bertindak ceroboh!" teriak Shikamaru yang masih menjaga raga Ino. Dia ingin sekali berlari dan mencegah Ino berbuat macam-macam. Tapi, karena kakinya yang terluka. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Ino tak menghiraukan Shikamaru. Dia tetap berjalan membawa raga Kunoichi itu sampai ke jurang air terjun.

"Ino! Cakramu tak cukup. Kembalilah, kita sudah banyak mengulur waktu! Bantuan sebentar lagi akan datang," seru Shikamaru yang mulai mengerti jalan fikiran Ino "kau harus kembali sekarang! Kalau tidak, kau tidak akan bisa kembali selamanya!"

'Ini satu-satunya jalan.' batin Ino.

Dan dengan mantap Ino menjatuhkan diri ke jurang tersebut.

"INO!"

'Kai'

'kai'

Kenapa tak bisa.

'kai'

'sial!'

Bruk bruak, raga Kunoichi tersebut mulai terluka karena terkena benturan batu ataupun tersayat ranting pohon. Begitu pula raga Ino. Shikamaru mulai khawatir langsung memeluk tubuh Ino yang ada di dekapannya. Tak terasa setetes air mata jatuh dari mata onyx nya

'Ku mohon, kembalilah' batin Shikamaru sambil melihat raga Ino yang ada di hadapannya dengan perasaan cemas.

Awan hitam mulai menyelimuti langit...

To Be Continue! ^_^

.0o0.0o0.0o0.0o0.0o0.

Huah. . . Alhamdulillah selesai juga. Masih ada tiga fic lagi yang tidak tahu bagaimana nasibnya. Hehe.

Kalau ada yang tak jelas dan pertanyaan tuangkan saja melalui ripiu

You're my life? Er. . . Blm ada niatan ngetik, hahaha di tunggu aja ya? .

Fic ini saya publish sekarang aja. Mumpung lagi liburan. Kalau nggak liburan nasibnya nanti kayak YAML.

Nasib... Nasib..

Oh ya,,,

تقبل الله مناومنكم صيمنا وصيمكم من الآعيدين والفائزين

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H Mohon Maaf Lahir&Batin...

Mohon di maafkan salah saya ya. . .

Baiklah, its time for. . .

R

E

V

I

E

W