Together © ardhan winchester
Hansel & Gretel © Brothers Grimm
I am not, in any way, take any profit from the story.


Gretel tertawa mendengar kalimat yang terlontar dari arah saudaranya. Bagaimana dia menduga bahwa alasan utama mengapa mereka bisa tersesat di dalam hutan bukanlah kecerobohan sang ibunda namun sebuah kesengajaan. Karena dua itu merepotkan, salah satu harus dihilangkan—namun tak mungkin memisahkan satu paket. Oleh sebab itu, keduanya sengaja ditinggalkan dalam hutan yang gelap.

Kekehan sang gadis terhenti, "Kalau begitu—"

Sebuah anggukan, dua senyum yang terulas di masing-masing wajah, dan sepuluh jemari yang saling bertaut. Tak ada lagi kata yang terucap saat mereka menggerakkan kaki dan melangkah pergi dari tempat ini; mereka tak butuh suara untuk saling berkomunikasi dan mengambil keputusan. Kepercayaan yang mengakar kuat dalam diri masing-masing sudah cukup untuk mengetahui pikiran yang lain.

Sekalipun Hansel salah, sekalipun imajinasi anak laki-laki itu terlampau muluk, dan mungkin kejadian mengerikan tersebut hanyalah sebuah kesalahan belaka; tak ada keraguan sedikitpun dalam tiap langkah yang mereka ambil. Eksistensi dari sebuah pemikiran bahwa mereka dapat terpisahkan satu saat nanti cukup kuat sebagai pendorong. Ketakutan kehilangan satu sama lain tak bisa dibiarkan begitu saja.

Mereka akan mencari tempat dimana tak ada lagi kemungkinan mereka akan terpisah.

Selamanya.