[Koiwazurai - Lovestruck]

A Touken Ranbu fanfiction

Disclaimer: DMM + Nitroplus

UNLEASH YOUR IMAGINATION!

.

.

.

[Saika Side Story]

Cast:

Hanairono Akari – Akari [OC – Saniwa]

Yamanbagiri Kunihiro

.

.

.

Tentang sebuah perasaan menyenangkan sekaligus menyesakkan yang dialami seorang Yamanbagiri Kunihiro

Tentang seseorang yang tidak pernah luput dari Yamanbagiri Kunihiro

Tentang seorang Hanairono Akari di mata Yamanbagiri Kunihiro

.

.

.

Malam itu, semilir angin berhembus menerbangkan surai keemasannya. Manik aquamarinenya menerawang, sesekali mengedarkan pandangannya langit malam yang dipenuhi awan. Sesekali terdengar olehnya suara gemerisik dedaunan yang dimainkan angin. Pemuda pirang itu menghela napas. Ada sesuatu yang tidak beres terjadi padanya. Membuatnya yang tidak terbiasa berjalan mengitari pekarangan rumah pada malam hari akhir-akhir ini malah sering menghabiskan waktunya termenung di tempat itu.

Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya beberapa waktu ini. Ia heran dengan jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya, ia heran dengan sikapnya yang tiba-tiba salah tingkah, ia heran dengan rasa kesalnya terhadap rekannya yang lain saat bersama gadis itu, dan keheranan lain yang tidak dapat diungkapkannya.

Yamanbagiri meraih dada kirinya, merasakkan perasaan menyesakkan yang tidak kunjung hilang karena ia merasa selalu menunggu. Menunggu seseorang yang menurutnya belum tentu menyadari perasaannya. Pun setiap orang itu menanyakaan keadaannya, ia hanya menjawab, "aku baik-baik saja" yang sesungguhnya hanya sebuah kedok untuk tidak mengungkapkan keadaan yang sebenarnya tengah ia rasakan.

Sesungguhnya sikap baik orang itu terhadap semua orang selain dirinya merupakan salah satu hal yang begitu di sukainya, sekaligus melukainya. Egoiskah Yamanbagiri jika hanya dia sajalah yang ingin diperhatikan olehnya?

Bahkan orang itu membicarakan mengenai pria lain pada Yamanbagiri tanpa perasaan apapun—yang sebenarnya sesuatu yang hal yang membuat Yamanbagiri kesal. Namun yang orang itu tahu, ia senang berbicara mengenai semua hal padanya. Dalam keadaan itu, pria pirang ini hanya dapat menahan amarahnya yang bergejolak terlebih saat melihat wajah polos orang itu.

Yamanbagiri sempat memutuskan untuk melupakkan perasaannya. Tapi ia tidak bisa. Semakin ia berusaha untuk melupakannya, semakin dalam perasaan itu tumbuh di hatinya. Lantas salahkah ia memendam rasa pada gadis itu? Salahkah ia menginginkan gadis itu membalas perasaannya? Salahkah ia akhirnya benar-benar mencintai gadis itu? Saniwa-nya sendiri…

Hanairono Akari

.

.

.

Fin